Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SURYA ADI SAPUTRA

KELAS : VI.B (ENAM)


GURU PEMBIMBING : Hj. NILAWATI, S.Pd.

SEKOLAH DASAR NEGERI 34 TALANG KELAPA


TAHUN PELAJARAN 2017-2018
Cerita Pendek 1

Murid Nakal, Kepala Sekolah dan Pemilik Kebun

Seorang murid sekolah yang sangat nakal dan sering membolos dari sekolah, suatu saat
berencana untuk mengambil dan memetik buah-buahan dari suatu kebun tanpa sepengetahuan
pemiliknya.

Pemilik kebun ini, di setiap musim panen, selalu membanggakan hasil panennya yang
sangat baik. Pada musim semi, dia bisa menunjukkan bunga-bunga yang mekar pada pohonnya
dan di musim gugur dia bisa memetik apelnya yang telah ranum.

Suatu hari, pemilik kebun ini melihat murid sekolah ini dengan sembarangan memanjat
pohon buah dan menjatuhkan buah-buahan yang telah masak maupun belum masak. Murid nakal
ini bahkan mematahkan dahan-dahan pohon, dan melakukan begitu banyak kerusakan sehingga
pemilik kebun ini mengirimkan laporan berisikan keluhan kepada kepala sekolah di mana anak
tersebut bersekolah. Kepala sekolah ini datang segera ke kebun tersebut dan membawa murid-
murid yang lain di belakangnya. Kepala sekolah ini ingin memarahi dan menghukum murid
nakal tersebut dan memberikan contoh kepada murid lainnya bahwa setiap perbuatan yang nakal,
akan mendapatkan hukuman. Tetapi apa yang terjadi? rencana kepala sekolah tersebut menjadi
berantakan dan malah memperparah keadaan, karena saat murid-murid yang lain melihat pohon
apel yang telah ranum, mereka langsung menyerbu ke kebun dan memanjat pohon serta memetik
buah apel dari pohon.

Tindakan yang dianggap bijaksana, belum tentu bijak.


Cerita Pendek 2

Hidup Si Lumut

Di sebuah halaman belakang, di sekolah yang kecil, terdapat sepetak paving dengan
lumut di atasnya. Setiap istirahat tiba, selalu ada dua anak yang mengamati lumut tersebut. Anak
yang pertama bernama Atul, dan anak yang kedua bernama Isma.

Atul adalah seorang anak dari keluarga pekebun dan Isma berasal dari keluarga Islami.
Setiap hari, ketika mereka mengamati lumut itu, mereka selalu berdebat.
“Lumut seperti ini harus dibasmi! Mereka selalu mengganggu tanaman-tanaman bapakku.
Mengotori tembok pembatas kebun, dan membuat halaman belakang rumahku menjadi kotor dan
licin” kata Atul berapi-api seraya hendak mencabutnya. “Jangan!! Lumut ini adalah makhluk
ciptaan Allah SWT. Kita tidak boleh mengganggunya. Mereka juga berhak hidup” kata Isma
mencegah perbuatan Atul. “Tapi aku melihat Bapakku selalu membasminya. Kata bapakku
seperti ini harus dihilangkan kalau kita tak ingin dirugikan” Atul tetap bersikekeuh dengan
pendapatnya. Tak ayal lagi, mereka mulai terlibat dalam pertengkaran kecil.

Untunglah, sebelum pertengkaran mereka membesar, pak Abdi, guru mereka datang
menghampiri. Mereka meminta pendapat kepada beliau. Atul pun menceritakan permasalahan
mereka kepada pak Abdi. Setelah mendengar permasalahan mereka, pak Abdi pun diam sejenak.
Beliau menatap kedua muridnya yang sedang berselisih tersebut.

“Anak-anak…” pak Abdi mulai angkat bicara. “Allah SWT menciptakan bermacam-
macam makhluk di dunia ini. Ada makhluk hidup dan makhluk mati. Setiap makhluk hidup
berhak untuk hidup, namun ada temaptnya sendiri-sendiri. Lumut yang ada di rumah Atul jelas
mengganggu, maka boleh dibersihkan. Tapi apakah lumut ini mengganggu kalian?” tanya pak
Abdi kepada Atul dan Isma. Atul dan Isma diam memikirkan pertanyaan pak Abdi. Setelah
beberapa saat kemudian, mereka menjawab bersamaan.“Tidak, pak. Lumut ini tidak
mengganggu kami” Pak Abdi pun tersenyum. “Berarti lumut ini tak perlu dibasmi sementara ini,
Karena mereka berhak untuk hidup. Namun bila lumut ini mulai mengganggu dan mengotori
halaman belakang sekolah kita, kita harus membersihkannya” jelas pak Abdi. Mereka pun
mengangguk faham.

“Nah, sekarang tak perlu ada yang diperdebatkan lagi. Kalian harus bermaaf-maafan dan
berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Kita harus hidup secara damai dengan sesama” kata pak
Abdi mengakhiri nasehat beliau. Sejak saat itu, Atul dan Isma tetap mengamati lumut yang ada
di paving belakang sekolah itu. Namun tak pernah terdengar lagi perdebatan di antara mereka.

END

Anda mungkin juga menyukai