Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang Bahan Alam Telah Dimanfaatkan Manusia Sejak Zaman Prasejarah Untuk
Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang Bahan Alam Telah Dimanfaatkan Manusia Sejak Zaman Prasejarah Untuk
PENDAHULUAN
Bambu adalah bahan alam yang banyak dijadikan bahan baku pembuatan Kriya
di berbagai negara, begitu pula di Indonesia. Potensi dari kriya bambuSangat besar
mengingat masyarakat saat ini mulai kembali pada bahan-bahan Alam demi
kelestarian lingkungan. Salah satu produk berbahan dasar bambuYang cukup
menarik adalah kriya Spun Bambu (dibaca: spʌn) yang lebih Dikenal masyarakat
dengan nama bambu pilin atau bambu coil.
1
Berbeda Dengan kriya bambu lainnya, kriya bambu tersebut dapat dibentuk
lebih Dinamis baik datar ataupun lengkung yang membentuk kesan serat kayu yang
Dapat dijadikan berbagai macam model dan perlengkapan rumah tangga.
1.2.Rumusan Masalah
1.3. Permasalahan
2
BAB II
PEMBAHASAN
seni rupa merupakan karya seni yang dibuat seniman untuk mengekspresikan
perasaannya. Karya seni ini dapat berwujud kerajinan tangan yang dibuat dari
berbagai macam bahan. Pembahasan lengkap mengenai benda prakarya dijelaskan
dalam buku berjudul Buku Saku Pandu Bermutu yang ditulis oleh Rumisih, M.Pd.
(2022: 169).
Dikutip dari dalam buku tersebut bahwa benda kerajinan tangan adalah
merupakan karya seni yang mengutamakan ketrampilan tangan sebagai media
dalam membuat benda-benda yang memiliki nilai fungsi dan seni.Kerajinan dapat
meliputi pembuatan berbagai jenis kerajinan dari tanah liat atau seni keramik,
membuat anyaman dari berbagai jenis bahan, seni dekorasi, seni melipat, dan
lainnya.
Contoh prakarya dari bahan alam antara lain prakarya dari daun kering,
prakarya dari biji-bijian, prakarya dari kulit buah jeruk, patung batu, mangkuk dari
3
kayu, pajangan dari tanah liat, lampu hias dari bambu, dan masih banyak lagi
lainnya.
(a).Tanah liat
Prakarya yang terbuat dari bahan tanah liat biasa dikenal Orang dengan
kerajinan keramik. Asal kata keramik adalah Keramos (bahasa Yunani) yang artinya
benda pecah belah yangTerbentuk
dari tanah liat dan telah mengalami
prosesPembakaran. Dalam
pembuatan keramik, tanah liat
memiliki sifatPlastis sehingga
mudah dibentuk. Setelah itu, dapat
dibakar Dalam tingkat pembakaran
suhu 600oC sampai 1.300oC sesuai
Jenis tanah liatnya sehingga tanah
liat menjadi keras, padat, dan
Kedap air.
4
yang kental akan Corak budaya yang membedakannya dengan keramik
China,Jepang atau Eropa.
Hasil karya tanah liat dikeringkan dengan cara diangin-Anginkan. Jika sudah
kering, karya dapat dibakar menggunakanTungku keramik, dengan bahan bakar
yang bervariasi seperti gas,Kayu, minyak tanah atau listrik. Keramik yang dibentuk
sudah Dapat diberi dekorasi pada saat setengah kering atau saat sudah Mengalami
pembakaran pertama (bisque).
Dekorasi bertujuan Agar keramik tampak lebih indah dan kuat. Keramik dari
tanah Liat bakaran tinggi, dapat dihias dengan pewarna glasir. GlasirAdalah lapisan
keras yang berkilap pada lapisan produk keramik.Jika menggunakan pewarna
glasur, keramik harus dibakar secara Khusus, yaitu dibakar dua kali, pertama
pembakaran bisquit Hingga 900oC, lalu diglasir dan dibakar kembali hingga suhu
1.200o-1.300oC.
(b).Serat Alam
5
Namun, ada juga yang menggunakan teknik tempel atau jahit.Adapun proses
persiapan pembuatan bahan baku yang digunakan biasanya dengan cara
dikeringkan secara alami
menggunakan sinar matahari langsung.
Namun, untuk menghindari jamur,
bahan serat alam harus direndam
dahulu dalam waktu tertentu dengan
larutan natrium benzoat atau zat Lain
yang dapat mengawetkan serat alam.
Bahan baku serat yang biasa digunakan yaitu eceng gondok,Agel dan pandan.
Tetapi yang paling banyak digunakan oleh para Pengrajin yaitu serat pandan dan
eceng gondok, sementara serat Agel masih sulit didapat dan belum begitu banyak
diketahui.Salah satu contoh serat mentah menjadi bahan baku kerajinan Anyaman
setengah jadi yaitu serat pandan.
(4).Direndam
(5).Dijemur
(6).Dikeringkan
Menganyam adalah Salah satu seni tradisi tertua di dunia. Konon kegiatan itu
ditiru Manusia dari cara burung menjalin ranting-ranting menjadi Bentuk yang
kuat.
(c).Ragam Hias
Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan Menjadi pola yang
diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan Atau seni. Karya ini dapat berupa
7
tenunan, tulisan pada kain(misalnya batik),
songket, ukiran, atau pahatan pada
kayu/batu.Ragam hias dapat distilisasi
(stilir) sehingga bentuknya Bervariasi.
Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk dasar yang samaNamun dengan
variasi yang khas untuk setiap daerah. Dalam Karya kerajinan atau seni Nusantara
tradisional, sering kali Terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi
ragamHias.
Terdapat ragam hias asli Nusantara, yang biasanya Merupakan stilisasi dari
bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk manusia), dan ada pula ragam hias
adaptasi pengaruh Budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia.
Penerapan ragam hias pada bahan kayu sudah banyak Dijumpai di berbagai
daerah di Indonesia, salah satunya daerah Riau. Pemanfaatan kayu sebagai benda
seni sudah sejak lama Ada. Kayu biasanya diolah terlebih dahulu menjadi benda-
benda Seni tertentu kemudian diberi sentuhan ragam hias. Ragam hias Yang
digunakan biasanya diambil dari unsur flora, fauna, Geometris, dan bentuk-bentuk
figuratif.
8
2.Ragam hias prakarya kayu dari Riau
Peran ragam hias sebagai identitas budaya, memiliki nilai implisit (simbolik)
yang ada hubungannya dengan pandangan hidup dari Masyarakat. Nilai tersebut
mengacu pada sifat-sifat asal dari Setiap benda atau makluk yang dijadikan motif
yang dipadukan dengan nilai-nilai luhur dalam agama Islam. Oleh karena itu
Penempatan ragam hias harus berpedoman pada nilai simbolik Ragam hias dan
kegunaan produk, dengan demikian dalam Penerapannya harus mengikuti pattern
(pola) yang ada,Terutama hubungan antara makna simbolik ragam hias Tradisional
dengan produk kerajinan yang dibuat.
Karena Penempatan ragam hias yang tidak sesuai dengan produk yang Akan
diberi dekorasi, akan mengurangi nilai secara inplisit pada Produk itu sendiri.
Contoh, produk tepak sirih sebagai hasil Produk budaya masyarakat Melayu Riau
yang digunakan untuk Tempat daun sirih, gambir, pinang dan gunting untuk
Dipersembahkan kepada tamu pada rangkaian upacara adat Tradisi dalam
penyambutan tamu, akan berubah maknanya Secara implisit jika pada produk
tersebut ditempakan ragam hias Naga berjuang.
9
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
seni rupa merupakan karya seni yang dibuat seniman untuk mengekspresikan
perasaannya. Karya seni ini dapat berwujud kerajinan tangan yang dibuat dari
berbagai macam bahan.
Prakarya yang terbuat dari bahan tanah liat biasa dikenal Orang dengan
kerajinan keramik. Asal kata keramik adalah Keramos (bahasa Yunani) yang artinya
benda pecah belah yangTerbentuk dari tanah liat dan telah mengalami
prosesPembakaran. Dalam pembuatan keramik, tanah liat memiliki sifatPlastis
sehingga mudah dibentuk. Setelah itu, dapat dibakar Dalam tingkat pembakaran
suhu 600oC sampai 1.300oC sesuai Jenis tanah liatnya sehingga tanah liat menjadi
keras, padat, dan Kedap air.
Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan Menjadi pola yang
diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan Atau seni. Karya ini dapat berupa
tenunan, tulisan pada kain(misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada
kayu/batu.Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehingga bentuknya Bervariasi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Iswidayati, Sri. .2006. Pengantar Estetika. Semarang : Jurusan Seni Rupa Fakultas
11
12