Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS DURAI
Jalan Kapten Mukhtar, Kecamatan Durai 29663
No HP 081376940113 email : puskesmas.durai@yahoo.co.id

PERATURAN KEPALA UPT PUSKESMAS DURAI


NOMOR : 046/SK/PKM.C/2023

TENTANG
PELAYANAN KLINIS TENTANG PENGKAJIAN, RENCANA ASUHAN,
PEMBERIAN ASUHAN DAN PENDIDIKAN PASIEN/KELUARGA.
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPT PUSKESMAS DURAI,

Menimbang: a bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai


. kebutuhan pasien;
b bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu
. dan keselamatan pasien;
c bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
. kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan
pasien maka perlu disusun kebijakan pelayanan klinis di
Puskesmas Durai;
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 04 Tahun


2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2019 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri dan Tempat Praktik
Manidri Dokter Gigi;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN KEPALA UPT PUSKESMAS DURAI TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS DURAI.
KESATU : Anggota Tim Audit Internal Pada Puskesmas Durai dan Uraian
Tugas Sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
KEDUA : Kebijakan pelayanan klinis di UPT Puskesmas Durai,
sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari surat keputusan ini;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/ perubahan sebagaimana mestinya sesuai
ketentuan.

Ditetapkan di : Durai,
Pada tanggal : 03 Januari 2023
KEPALA UPT PUSKESMAS DURAI,

MAIMUN

Lampiran
PERATURAN KEPALA UPT PUSKESMAS
DURAI TENTANG PELAYANAN KLINIS
TENTANG PENGKAJIAN, RENCANA
ASUHAN, PEMBERIAN ASUHAN KLINIS,
DAN PENDIDIKAN PASIEN/KELUARGA
DI UPT PUSKESMAS DURAI
Nomor : 046/SK/PKM.C/2023
Tanggal : 03 Januari 2023

PENGKAJIAN, RENCANA ASUHAN PEMBERIAN ASUHAN KLINIS,


DAN PENDIDIKAN PASIEN/KELUARGA DI UPT PUSKESMAS DURAI

1. Penapisan (skrining) dilakukan sejak awal dari penerimaan pasien


untuk memilah pasien sesuai dengan kemungkinan penularan infeksi,
kebutuhan pasien dan kondisi kegawatan yang dipandu dengan
prosedur skrining yang dibakukan
2. Proses kajian pasien merupakan proses yang berkesinambungan dan
dinamis, baik untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap. Proses
kajian pasien menentukan efektivitas asuhan yang akan dilakukan
3. Kajian pasien meliputi:

a. Mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi fisik,


pskologis, status sosial dan riwayat penyakit. Untuk mendapatkan
data dan informasi tersebut dilakukan Anamnesa (data subyektif
=S), pemeriksaan fisik dan penunjang (data objektif =O)
b. Analisis data dan informasi yang diperoleh yang menghasilkan
masalah, kondisi dan diagnosis untuk mengidentifikasi kebutuhan
pasien (Assesmen atau Analisis = A)
c. Membuat rencana asuhan (Perencanaan Asuhan = P), yaitu
menyusun solusi untuk mengatasi masalah atau memenuhi
kebutuhan pasien
4. Pada saat pasien pertama kali diterima, dilakukan kajian awal untuk
selanjutnya dilakukan kajian ulang secara berkesinambungan baik
pada pasien rawat jalan maupun rawat inap sesuai dengan
perkembangan kondisi kesehatannya

-3-
5. Kajian awal dilakukan oleh tenaga medis, keperawatan/kebidanan,
dan disiplin yang lain meliputi: status fisik/neurologis/mental,
psikososiospiritual, ekonomi, riwayat kesehatan, riwayat alergi,
asesmen nyeri, asesmen resiko jatuh, asesmen fungsional (gangguan
fungsi tubuh), asesmen risiko gizi, kebutuhan edukasi dan rencana
pemulangan.
6. Pada saat kajian awal perlu diperhatikan juga apakah pasien
mengalami kesakitan atau nyeri. Nyeri adalah bentuk pengalaman
sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan
dengan adanya kerusakan jaringan atau cenderung akan terjadi
kerusakan jaringan.
7. Kajian pasien dan penetapan diagnosis hanya boleh dilakukan oleh
tenaga professional yang kompeten. Tenaga professional yang
kompeten adalah tenaga yang dalam melaksanakan tugas profesinya
dipandu oleh standard an kode etik profesi, dan mempunyai
kompetensi sesuai dengan pendidikan dan pelatihan yang dimiliki,
dibuktikan dengan sertifikat kompetensi.
8. Proses kajian tersebut dapat dilakukan secara individual atau jika
diperlukan oleh tim kesehatan antar profesi yang terdiri dari dokter,
dokter gigi, perawat, bidan dan tenaga kesehatan pemberi asuhan
yang lain sesuai dengan kebutuhan pasien. Jika dalam pemberian
asuhan diperlukan tim kesehatan, maka harus dilakukan koordinasi
dalam penyusunan rencana asuhan terpadu.
9. Pasien mempunyai hal untuk mengambil keputusan terhadap asuhan
yang akan diperoleh
10. Pasien/keluarga diberi peluang untuk bekerja sama dalam menyusun
rencana asuhan klinis yang akan dilakukan
11. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan
dalam bentuk diagnose dan asuhan yang akan diberikan, dengan
memperhatikan kebutuhan biologis, psikologis,
social, spiritual serta memperhatikan nilai-nilai budaya yang dimiliki
pasien, dan mencakup kominikasi, informasi dan edukasi pada pasien
dan keluarga
12. Perubahan rencana asuhan ditentukan berdasarkan hasil kajian lanjut
sesuai dengan perubahan kebutuhan pasien
13. Tenaga medis dapat memberikan pelimpahan wewenang untuk
melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi tertentu kepada
perawat, bidan atau tenaga kesehatan pemberi asuhan yang lain
secara tertulis. Pelimpahan wewenang tersebut hanya dapat
dilakukan dalam keadaan tenaga medis tidak berada di
tempat, dan/atau karena keterbatasan ketersediaan tenaga medis.
14. Pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan medis tersebut
dilakukan dengan ketentuan:
a. Tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kemampuan dan
keterampilan yang telah dimiliki oleh penerima pelimpahan
b. Pelaksanaan tidakan yang dilimpahkan tetap di bawah
pengawasan pemberi pelimpahan
c. Pemberi pelimpahan tetap bertanggungjawab atas tindakan
yang dilimpahkan sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dengan
pelimpahan yang diberikan
d. Tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk mengambil keputusan
klinis sebagai dasar pelaksanaan tindakan
e. Tindakan yang dilimpahkan tidak bersifat terus-menerus
15. Asuhan pasien diberikan oleh tenaga sesuai kompetensi lulusan
dengan kejelasan rincian wewenang menurut peraturan perundang-
undangan.
16. Pada kondisi tertentu misalnya kasus penyakit Tuberculosis dengan
malnutrisi maka perlu penanganan secara terpadu dari dokter,
nutrisionis dan penanggung jawab program TB, pasien memerlukan
asuhan terpadu yang meliputi asuhan medis, asuhan keperawatan,
asuhan gizi, dan asuhan kesehatan yang lain, sesuai kebutuhan
pasien.

KEPALA UPT PUSKESMAS DURAI

MAIMUN

-5-

Anda mungkin juga menyukai