Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional

Volume 2 Article 1
Issue 2 JKSKN Volume 2 No 2 2019

7-1-2019

Indonesia Sebagai Negara Kepulauan


Thomas Sunaryo
Universitas Indonesia, thomass@gmail.com

Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn

Part of the Defense and Security Studies Commons, Other Social and Behavioral Sciences Commons,
Peace and Conflict Studies Commons, and the Terrorism Studies Commons

Recommended Citation
Sunaryo, Thomas (2019) "Indonesia Sebagai Negara Kepulauan," Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan
Nasional: Vol. 2: Iss. 2, Article 1.
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/1

This Article is brought to you for free and open access by the School of Strategic and Global Studies at UI Scholars
Hub. It has been accepted for inclusion in Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional by an authorized editor of UI
Scholars Hub.
Sunaryo: Indonesia Sebagai Negara Kepulauan
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2, No.2, 2019

Indonesia Sebagai Negara Kepulauan


Thomas Sunaryo1

Abstract

Indonesia's persistent struggle through the Juanda declaration has succeeded in obtaining juridical recognition regarding
the boundary of Indonesia as an intact archipelago in the UN III Convention on the International Sea Law (UNCLOS)
1982, although the United States as a superpower country does not admit it. Nevertheless, in International forum, The
Unitary State The Republic of Indonesia (NKRI) has had territorial sovereignty and additional zones, Exclusive Economic
Zone (ZEE) in a national sphere with all its natural wealth content belonging to the nation in the dimension of Nusantara.
This paper intends to show that the Republic of Indonesia ia an arcipelagic country characterized by an archipelago with
territory and rights stipulated in law.

Keywords: Juanda declaration, UNCLOS 1982, ZEE, Insight Nusantara.

Copyright © 2019 Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Universitas Indonesia. All rights reserved

1
Dosen Program Studi Kajian Ketahanan Nasional, SKSG Universitas Indonesia
103

Published by UI Scholars Hub, 2023 1


Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2 [2023], Iss. 2, Art. 1
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2, No.2, 2019

1. Pendahuluan wilayah laut Natuna Utara, memasuki Zona


Setiap bangsa mempunyai cita-cita Ekonomi Eklusif (ZEE) Indonesia, memiliki
menjadi tujuan nasionalnya. Cita-cita bangsa landasan hukum yang kuat berdasarkan
Indonesia tertuang dalam pembukaan Undang- UNCLOS.
undang Dasar 1945, yaitu membentuk suatu Dengan latar belakang yang
pemerintahan yang: “melindungi segenap dikemukakan diatas, maka tulisan ini adalah
bangsa Indonesia dan tumah darah Indonesia, untuk memberikan gambaran kedaulatan
Memajukan kesejahteraan umum, Indonesia.
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang 2. Metode Penelitian
berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi Metode penulisan yang digunakan
dan dan keadilan sosial. adalah menggunakan pendekatan deskriptif,
Dalam usaha mewujudkan cita-cita itu multi-disliner yang bertolak dari pemikiran
bangsa dan negara Indonesia secara nasional yang telah dikembangkan serta digabungkan
mempunyai cara pandang yang menyeluruh dengan pendapat para ahli untuk kemudian
untuk menyelenggarakan dan menjamin dilakukan pembahasan dan ditarik kesimpulan.
kepentingan nasional yang disebut dengan Wawancara dilakukan dengan sejumlah
Wawasan Nusantara. Gagasan Wawasan perwira yang mengikuti program Pascasarjana
Nusantara adalah suatu gagasan historis Ilmu Hukum (konsentrasi pada hukum laut)
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia yang diselenggarakan di Mabes TNI Angkatan
berdasarkan Pancasila, yang merupakan suatu Laut, bekerja sama dengan Proram Studi
konsepsi negara Indonesia tentang jati diri Magister Ilmu Hukum, Universitas Pancasila.
bangsa dan lingkungannya yang menjadi Wawancara juga dilakukan dengan Komandan
pedoman dan landasan perjuangan untuk Marinir TNI AL Wilayah Barat.
tercapainya tujuan nasional (Lemhanas, 1989). Dalam kesempatan ini penulis dapat
Salah satu penerapan yang paling nyata memperoleh dokumen-dokumen berkaitan
dari penerapan Wawasan Nusantara, adalah di dengan masalah kelautan.
wilayah geografi. Dengan diterimanya
konsepsi wilayah Nusantara (sebagai bagian 3. Tonggak Sejarah Wilayah Kelautan
dari Wawasan Nusantara) di forum Indonesia
internasional yang tertuang dalam Konvensi Prof. Harsja W. Bachtiar secara
PBB III tentang Hukum Laut Internasional, historis menjelaskan bahwa sebelum nama
yaitu United National Convention on the Law Indonesia tercipta, tidak ada nama pribumi
of the Sea yang juga disebut UNCLOS 1982, yang mengacu pada keseluruhan kepulauan
maka terjaminlah integrasi teritorial “Laut kita, meskipun kebanyakan pulau mempunai
Nusantara” yang semula dianggap laut nama sendiri, seperti pulau Sumatera yang
“bebas” menjadi bagian dari wilayah terkenal dengan nama Andalas atau Pulau
kedaulatan Indonesia. Perca, pulau Jawa, pulau Kalimantan, pulau
Kendatipun teritorial laut yang secara Sulawesi, pulau Bali dan sebagainya. Pulau
yuridis menjadi wilayah kedaulatan Indonesia Irian sebagai keseluruhan juga belum ada
telah diakui secara internasional, namun namanya.
seringkali terjadi pelanggaran di laut yang Dalam sejarah kuno, terutama dalam
menyadi wilayah kedaulatan Negara Kesatuan masa kejayaan kerajaan Majapahit, ada
Republik Indonesia (NKRI). Diantaranya, digunakan nama “Nusantara”, akan tetapi
belum lama ini oleh sejumah kapal nelayan nama Nusantara mengacu pada sekalian pulau
Tiongkok, bahkan dikawal oleh kapal penjaga di kepulauan kita di luar pulau Jawa sendiri.
pantai negara itu yang diduga mencuri ikan di Orang-orang asing yang berasal dari
104

https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/1 2
Sunaryo: Indonesia Sebagai Negara Kepulauan
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2, No.2, 2019

Eropa menggunakan nama yang terkait “Indonesia” ini adalah sejumlah pemuda dari
dengan India atau Melayu, sehingga dalam kepulauan kita yang memperoleh kesempatan
bahasa Inggris kepulauan kita dinamakan the belajar di perguruan tinggi di Belanda, di
Indian Islands, Island India, the Indies, the mana mereka mendengar nama tersebut,
East Indies, atau the Dutch East Indies. khususnya dari kuliah-kuliah tentang hukum
Mereka juga menggunakan nama Malay adat, yaitu sebagaimana disampaikan oleh
Archipelago, the Malayan Islands, atau Prof. Dr. C Snouck Hugronye dan Prof. Dr. C.
Malaysia, nama-nama yang terkait dengan van Vollenhoven, dan kuliah-kuliah tentang
Melayu. bahasa Indonesia sebagaimana disampaikan
Nama “Indonesia” dicipta oleh oleh Prof. Dr. H. Kern.
seseorang yang bernama James Richardson Pemuda-pemuda yang mulai
Logan, seorang ahli antropologi memperjuangkan persatuan dan kesatuan
berkebangsaan Inggris yang tinggal dan penduduk di kepulauan kita ini segera
bekerja di Singapura. Logan, yang mengkaji mengambil alih nama “Indonesia” yang telah
penduduk dan kebudayaan-kebudayaan yang mulai digunakan oleh di kalangan ahli hukum
terbentang luas antara benua Asia dan benua adat dan ilmu bahassa di Belanda dan
Australia serta lautanHindia dan lautan Teduh beberapa negara Eropa lain dan memberi
(Pasifik), menghadapi masalah dalam menulis makna politik pada nama ini. Nama
tentang penduduk dan kebudayaan di “Indonesia” tidak lagi menjadi sekedar nama
kepulauan ini, sasaran perhatian ilmiahnya, yang digunakan di kalangan para ilmuwan
karena pada waktu itu tidak ada nama yang untuk keperluan ilmu pengetahuan, melainkan
melambangkan keseluruhan kepulauan ini, menjadi suatu nama suatu kesatuan sosial
penduduknya maupun kebudayaannya. yang baru, suatu kesatuan politik yang baru,
Mengikuti nama-nama yang diberikan pada suatu bangsa baru (Bachtiar, 1994).
rumpun-rumpun pulau di lautan Teduh, Sebelum kemerdekaan, batas wilayah
seperti Polynesia (banyak pulau), Mikronesia “Indonesia” yang masih merupakan jajahan
(pulau-pulau kecil) dan Melanesia (pulau- pemerintah Hindia Belanda, dinyatakan dalam
pulau hitam), iapun mengusulkan agar Hukum Laut Internasional yang termaktub
kepulauan ini, serta penduduk dan dalam Territoriale Zee en Maritime Zee
kebudayaannya dinamakan Indonesia. (TZMKO) 1939. Dalam hukum laut
Usul Logan ini tercantum dengan internasional ini keutuhan teritorial seuatu
huruf kecil pada catatan kaki karya tulisannya negara kepulauan menjadi bagian yang
yang berjudul “The Ethnology of the Indian terpisah sendiri-sendiri, dengan batas 3 mil
Archipelago” (Ilmu Bangsa-bangsa Kepulauan laut dari pantai. Dengan begitu, kapal-kapal
Hindia), yan dimuat dalam Journal of the asing bisa melewati kedalam wilayah suatu
Indian Archipelago and Eastern Asia, yang negara kepulauan, oleh karena laut di luar 12
terbit di Singapura pada tahun 1850. Oplag mil dari pantai, menjadi wilayah internasional.
majalah keilmuan ini amat kecil dan boleh sebagaimana terlihat dalam Gambar 1.
dikatakan dibaca hanya hanya para ahli
antropologi dan peminat pengkajian bangsa-
bangsa Asia. Sebelum diketahui oleh orang-
orang kita sendiri, nama “Indonesia” telah
beredar dikalangan ahli ilmu pengetahuan di
Eropa yang mengkaji bangsa-bangsa dan
kebudayaan di kawasan tanah air kita.
Mungkin sekali orang-orang kita yang Gambar.1. Wilayah Indonesia Berdasarkan TZMKO
pertama-tama mendengar tentang nama 1939 (Sumber: Basrie 1995).

105

Published by UI Scholars Hub, 2023 3


Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2 [2023], Iss. 2, Art. 1
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2, No.2, 2019

Bagi Indonesia sebagai negara segala isi dan kekayaannya merupakan suatu
kepulauan, laut mempunyai fungsi yang vital, wilayah, wadah, ruang lingkupdan kesatuan
yakni (1) untuk menjamin integritas teritorial: matra seluruh bangsa, serta menjadi modal
(2) sebagai sarana penghubung, dan (3) dan milik bersama bangsa. Yang dimaksud
kepentingkan hankam dalam arti military dengan kesatuan wilayah dan kesatuan matra
security. adalah daratan, lautan dan dirgantara nasional
Setelah kemerdekaan, prjuangan dalam sebagai ruang hidup, ruang gerak dengan
rangka memberikan jaminan terhadap segala potensi kekayaan alamnya untuk
kedaulatan Negara Kesatuan Republik didayagunakan bagi kesejahteraan dan
Indonesia (NKRI) untuk memujudkan cita-cita keamanan bangsa dan Negara Kesatuan RI
kemerdekaan yang tertuang dalam Pembukaan (kokohnya Ketahanan Nasional).
UUD 1945, pemerintah RI yang pada waktu Pemerintah Indonesia juga menyatakan
itu dipimpin oleh Perdana Menteri Juanda bahwa lalu lintas damai di perairan pedalaman
pada tanggal 13 Desember 1957 (laut teritorial Indonesia) bagi kapal asing
mengeluarkan deklarasi yang disebut dijamin, dan pendirian Indonesia
Deklarasi Juanda, menyatakan: dikemukakan dalam konferensi intenasional
a. Bahwa bentuk geografi Indonesia mengenai hukum laut internasional.
sebagai suatu negara kepulauan Pengakuan eksistensi kedaulatan Indonesia
mempunyai sifat dan corak tersendiri. sebagai Negara Kepulauan tidak didapat
b. Bahwa menurut sejarah sejak dengan mudah, tetapi dicapai melalui
dulunkala kepulauan Indonesia perjuangan yang panjang dan gigih (de facto
merupakan suatu kesatuan. & de jure).
c. Bahwa batas laut teritorial yang
termaktub dalam Territoriale Zee en 4. Pengertian Negara Kepulauan
Maritieme Kringen Ordonantie 1939 Pengertian negara kepulauan
memecah keutuhan teritorial (Archipelagic State) berdasarkan UNCLOS
Indonesia, karena membagi wilayah 1982 (Ariticle 46) adalah: Gugusan pulau,
daratan Indonesia dalam bagian-bagian termasuk bagian pulau, perairan diantaranya &
terpisah dengan teriotialnya sendiri- wujud alamiah yang berhubungan erat satu
sendiri. sama lain. Merupakan satu kesatuan geografi,
Untuk memperkuat kedudukan ekonomi & politik yang hakiki, Atau secara
hukumnya, Deklarasi Juanda dipertegas historis merupakan kesatuan wilayah (batas
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti lingkaran).
Undang-undang (PERPU) No. 4 Tahun 1960 Cara penarikan batas laut wilayah tidak
yang diikuti dengan peraturan pelaksanaan lagi didasarkan pada garis pasang surut (low
mengenai lalu lintas damai kendaraan laut water line), tetapi didassarkan pada garis lurus
asing dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) (straight base line) yang diukur dari garis yang
No.8 Tahun 1962. Dengan berlakunya menghubungkan titik-titik ujung yang terluar
PERPU No.4 Tahun 1960, yang menyatakan dari pada pulau-pulau atau bagian pulau yang
bahwa laut wilayah lebarnya 12 mil diukur termasuk ke dalam wilayah negara (point to
dari garis pangkal lurus (straight base line) point theory), sebagaimana dapat dilihat pada
dan bahwa semua kepulauan dan laut yang Gambar 2.
terletak diantaranya arus dianggap sebagai
kesatuan bulat.
Kesatuan yang bulat ini banyak
mengacu pada dimensi Wawasan Nusantara,
bahwa kebulatan wilayah nasional dengan
106

https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/1 4
Sunaryo: Indonesia Sebagai Negara Kepulauan
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2, No.2, 2019

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Landas


Kontingen, Laut Bebas, Kawasan, Riset
Ilmiah Kelautan, Pelestarian Lingkungan Laut
dan lain-lain telah mendapat pengaturan yang
seksama (I Made Pasek Diantha, 1994).
Sebagai gambaran keseluruhan isi
pokok dalam UNCLOS 1982 secara keseluran
terdiri dari 17 Bab, 320 Pasal, dengan rincian
sebagai berikut:
Gambar 2. Laut Negara Kepulauan
1. Bab I, tentang Pendahuluan terdiri dari
(Sumber: Basrie, 1995) 1 pasal.
2. Bab II, tentang Laut Teritorial dan
Adapun batas laut (maritime Zona Tambahan, terdiri dari 32 pasal.
boundairies) berdasarkan UNCLOS 1982, 3. Bab III, tentang Selat Yang Digunakan
dapat dilihat pada Gambar 3, sebagai berikut: Untuk Pelayaran Internasional, tediri
dari 12 pasal.
4. Bab IV, tentang Negara Kepulauan,
terdiri dari 9 pasal.
5. Bab V, tentang Zona Ekonomi
Ekslusif, terdiri dari 21 pasal.
6. Bab VI, tentang Landas Kontingen,
terdiri dari 10 pasal,
7. Bab VII, tentang Laut Lepas, terdiri
dari 55 pasal.
8. Bab VIII, tentang Regim Pulau terdiri
Gambar 3. Laut berdasarkan UNCLOS 1982 dari 1 pasal.
(Sumber: Diolah dari Basrie, 1995 dan Koers 1983) 9. Bab IX, tentag Laut Tertutup atau
Setengah Tertutup, terdiri dari 12
Perjuangan yang gigih melalui
pasal.
Deklarasi Juanda telah membawa pengakuan
10. Bab X, tentang Hak Negara Tak
terhadap batas wilayah negara kepulauan
Berpantai Untuk Masuk Ke Dalam dan
dalam satu kesatuan dalam Konvensi PBB III
Ke Luar Laut Serta Kebebasan
tentang Hukum Laut Internasional (UNCLOS)
Melakukan Transit, terdiri dari 10
di Jamaica, tahun 1982, sekaligus eksistensi
pasal.
Indonesia sebagai negara kepulauan.
11. Bab XI, tentang Kawasan, terdiri dari
Hampir seluruh peserta konvensi
59 pasal.
menandatangai Hukum Laut Internasional
12. Bab XII, tentang Perlindungan dan
yang baru kecuali Amerika Serikat, dan tiga
Pelestarian Laut, terdiri dari 46 pasal.
negara lain.
13. Bab XIII, tentang Riset Ilmiah
UNCLOS 1982 dikatakan sebagai Kelautan, terdiri dari 28 pasal.
Hukum Laut Internasional yang paling baru,
14. Bab XIV, tentang Pengembangan Dan
menyeluruh dan modern, menggantikan
Alih Teknologi Kelautan, terdiri dari
Konvensi terdahulu yang sama yaitu Konvensi
13 pasal.
Jenewa tahun 1958. Dikatakan menyeluruh,
15. Bab XV, tentang Penyelesaian
karena karena seluruh aspek hukum laut diatur
Sengketa, terdiri dari 21 pasal.
didalamnya sehingga tidak ada satupun hukum
16. Bab XVI, Ketentuan Umum, terdiri
laut yang terlewatkan, misalnya ketentuan
dari 5 pasal.
mulai dari Laut Teritorial, Negara Kepulauan,
107

Published by UI Scholars Hub, 2023 5


Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2 [2023], Iss. 2, Art. 1
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2, No.2, 2019

17. Bab XVII, tentang Ketentuan Penutup, PBB terhadap Eksistensi Indonesia sebagai
terdiri dari 16 pasal. negara kepulauan, yakni dengan ditetapkannya
UNCLOS 1982 (Indonesia sebagai negara
Selain itu, UNCLOS 1982 dilengkapi kepulauan terbesar di dunia, melampaui
dengan 9 Lampiran berturut-turut tentang: negara-negara kepulauan yang lain yakni
Jenis Ikan Bermigrasi Jauh; Komisi Tentang Filipina, Jepang dan Selandia Baru).
Batas-Batas Landas Kontinen; Persyaratan Status hukum kedaulatan negara atas
Dasar Untuk Propekting, Eksplorasi dan kepulauan pada Negara Kepulauan (Legal
Eksploitasi; Aggaran Dasar Perusahaan, Status of Archipelagic State) berdasarkan
Konsiliasi; Status Mahkamah Internasional UNCLOS 1982, meliputi:
Hukum Laut; Arbitrasi Khusus; dan 1. Kedaulatan penuh (complete &
Partisipasi Organisasi Internasional. exclusive sovereignty), yaitu wilayah
(Departemen Luar Negeri, Direktorat daratan sampai dengan Laut Teritorial
Perjanjian Internasional Internasional, 1987). & Ruang Udara diatasnya.
Hukum Laut Internasional dikukuhkan 2. Hak berdaulat (sovereign right) yaitu
dengan UU No. 5 Tahun 1983. Setelah melaui Zona tambahan, ZEE & Landaas
perjuangan panjang baik melaui forum Kontinen serta Pengelolaan sumber
internasional, maupun bilateral dalam bentuk daya alamnya.
perjanjian perbatasan dengan negara-negara
tetangga, penerapan Wawasan Nusantara Berdasarkan Database Perserikatan
dimensi kewilayahan telah menghasilkan Bangsa-Bangsa per 21 April 2010, terdapat 20
Indonesia diakui sebagai Negara Kepulauan, Negara Kepulauan yang telah diakui, yaitu:
ditambah pengakuan Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia. Luas Indonesia menjadi: Luas No Nama Negara No Nama Negara
Daratan 2.027.087 km2, Luas Lautan 1 Antigua & 11 Marshall Island
3.166.163 km2 (termasuk luas landas Barmuda
kontingen 2.200.000 km2. ditambah luas Luas 2 The Bahamas 12 Papua New
Zona Ekonomi Ekslusif + 1.577.300 mil Guinea
persegi. 3 Cape Verde 13 Philippines
Tanpa perjuangan Deklarasi Juanda 4 Comorosa 14 Saint Vincent &
tahun 1957 yang berhasil, maka Indonesia the Grenadine
hanya berdaulat atas pulau-pulau dan perairan 5 Dominican 15 Sao Tome &
seluas tiga mil laut dari garis pantai tiap pulau. Republik Principe
Sebelum Deklarasi Juanda, total wilayah 6 Fiji 16 Seychelles
daratan dan perairan Indonesia hanya seluas + 7 Indonesia 17 Solomon Island
2.027.087 kilometer persegi. Pulau-pulau 8 Jamaica 18 Trinidad &
Indonesia dipisahkan oleh laut bebas (laut Tobago
internasional). 9 Kiribati 19 Tuvalu
Pertambahan luas ruang hidup tesebut 10 Maldives 20 Vanuatu.
diatas menghasilkan sumberdaya alam yang
cukup besar untuk kesejahteraan rakyat Tabel 1: Negara Kepulauan berdasarkan PBB
Indonesia, mengingat bahwa minyak, gas
bumi, dan mineral lainnya banyak yang berada
di dasar laut, baik lepas pantai (off shore) 5. NKRI Sebagai Negara Kepulauan
maupun di dalam laut. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Perjuangan yang gigih melaui adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Deklarasi Juanda telah membawa pengakuan Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan
108

https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/1 6
Sunaryo: Indonesia Sebagai Negara Kepulauan
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2, No.2, 2019

hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang 6. Sumber Daya Alam Kepulauan Natuna


(UUD 1945 Pasal 25A). Pembangunan Nasional adalah suatu
proses kegiatan seluruh bangsa Indonesia untuk
Pengakuan Eksistensi Indonesia Sebagai
mewujudkan kondisi kehidupan nasional
Negara Kepulauan dapat digambarkan pada sedemikian rupa, hingga mampu menghadapi
ampak lingkungan dan mampu
Gambar 4.
mengembangkan sistem kehidupan nasional
(Lemhanas, 1989).
Pemerintah Kabupaten Natuna
menyebutkan jumlah cadangan migas di ladang
gas Blok D-Alpha merupakan kekayaan paling
fenomenal dengan mencapai 222 triliun kaki
kubik.
Hal itu dipaparkan dalam Rencana
Strategis Dinas Pertambangan dan Energi
Gambar 4. Wilayah Indonesia Sebagai Negara
Kepulauan. (Sumber: MPR.RI 2012)
Kabupaten Natuna 2012-2016, menjelaskan
bahwa wilayah tersebut kaya dengan sumber
Landasan hukum terkait Indonesia daya alam, terutama bahan galian, macam
sebagai negara kepulauan dapat dilihat pada minyak dan gas bumi. Luas kabupaten itu
Gambar 5. sebagai berikut: adalah 264.198 kilometer persegi dengan 154
pulau. Sumur minyak yang ada di wilayah
Natuna adalah 227 sumur dengan 153 sumur
eksplorasi, 34 sumur dalam tahap kajian, dan
40 sumur dalam tahap pembangunan.

Gambar 5. Landasan Hukum Indonesia


Sebagai Negara Kepulauan
(Sumber: Diolah dari Basrie 1995 dan beberapa
Undang-undang)
Sementara perkembangan luas wilayah
Indonesia sejak kemerdekaan dapat dilihat Gambar 6. Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
sebagaimana dalam table dibawah ini: (Sumber: Kompas, 12 Februari 2020).

Negara memang harus senantiasa hadir


di ZEE segaligus memberikan rasa aman bagi
nelayan-nelayan lokal dari kejarankapal-kapal
asing yang menyusup dengan tonase yang lebih
besar. Di laut Cina Selatan senantiasa berotensi
tinggi terhadap ketegangan di laut ZEE laut
Natuna Utara, karena potensi sumber daya
Gambar 6. Tabel Luas Wilayah Indonesia Sejak 17
alamnya, terutama kandungan migas yang
Agustus 1945 s/d UNCLOS 1982 besar, selama masih ada pihak-pihak yang abai
(Sumber: Diolah dari Basrie 1995 dan Koers, 1983) dengan UNCLOS 1982.
109

Published by UI Scholars Hub, 2023 7


Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2 [2023], Iss. 2, Art. 1
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2, No.2, 2019

Ketegangan yang paling mungkin untuk aksesbilitas infrastruktur dan transportasi,


berkembang menjadi konflik yang dapat komunikasi, control, dan proteksi, untuk
menyebabkan instabilitas kawasan laut Cina mencegah disparitas disegala bidang ideologi,
Selatan adalah klaim teritorial beberapa negara politik, ekonomi, sosial-budaya, dan hankam,
atas kepulauan Spratly dan Paracel (Sutanto, yang berpotensi menjadi hambatan
1996). (fragmentasi) sekaligus peluang, melalui
langkah-langkah konkrit, untuk mesujudkan
7. Implikasi Sebagai Negara Kepulauan ketahanan sosial yang berpangkal pada
Terbesar kesejahteraan dan keamanan, guna
Indonesia mempunyai 12 pulau terluar mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang
(terdepan) yang berbatasan dengan dengan termaktub dalam Mukadimah UUD 1945.
negara lain, yaitu: Sebagai Negara Kepulauan terbesar di
1. Pulau Rondo, Kota Sabang, Aceh. dunia membawa konsekuensi:
Berbatasan dengan lndia. 1. Menuntut kesungguhan terhadap
2. Pulau Sekatung, Kabupaten Natuna, Pengelolaan atas wilayah yang luas.
Kepulauan Riau. Ber¬batasan dengan Saat ini masih banyak pulau yang belum
Vietnam. diberdayakan.
3. Pulau Nipah, Kota Batam, Kepulauan 2. Kemampuan untuk menjaga dan
Riau. Berbatasan dengan Singapura. melindungi wilayah kedaulatan
4. Pulau Berhala, Kabupaten Serdang (kombinasi antara kesejahteraan &
Bedagai, Sumatera Utara. Berbatasan kemanan).
dengan Malaysia. 3. Laut harus dipandang sebagai
5. Pulau Marore, Kabupaten Sangihe, pemersatu, bukan sebagai pemisah.
Sulawesi Utara. Ber¬batasan dengan 4. Transformasi cara pandang terhadap
Filipina. geopolitik sebagai negara kepulauan
6. Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan terbesar dengan posisi strategis (posisi-
Talaud, Sulawesi Utara. Berbatasan silang) sehingga memberi manfaat
dengan Filipina sebesar-besarnya.
7. Pulau Marampit, Kabupaten Talaud, 5. Kultur masyarakat yang masih
Sulawesi Utara. Berbatasan dengan berorientasi kontinental (daratan)
Filipina. sangat bertentangan dengan
8. Pulau Batek, Kabupaten Kupang, Nusa karekteristik negara kepulauan. Kultur
Tenggara Timur. Berbatasan dengan negara maritim dengan jiwa bahari
Timor Leste. harus ditubuhkan.
9. Pulau Dana, Kabupaten Ku¬pang, Nusa 6. Sebagai negara kepulauan sangat kaya
Tenggara Timur. Berbatasan dengan akan sumber daya alam tertama di laut,
Australia. namun sumber daya kelautan masih
10. Pulau Fani, Kabupaten Sorong, Papua sangat minim dikelola, terutama di zona
Barat. Berbatasan dengan Palau. tambahan ZEE, Landas Kontinen, Laut
11. Pulau Fanildo, Kabupaten Biak Numfor, Bebas & Dasar Laut Dalam.
Papua. Berbatasan dengan Palau. 7. Penegasan Batas Wilayah harus menjadi
12. Pulau Bras, Kabupaten Biak Numfor, prioritas.
Papua. Berbatasan dengan Palau.
NKRI sebagai Archipelagic State
terbesar di dunia, pengelolaannya jauh lebih
kompleks daripada Continental State. Oleh
karena itu memerlukan perhatian khusus
110

https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/1 8
Sunaryo: Indonesia Sebagai Negara Kepulauan
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2, No.2, 2019

Daftar Pustaka Sutanto, (1996) Pengaruh Peningkatan


Kekuatan RRC di Laut Cina Selatan
Bactiar, Harsja W. (1994) “Integrasi Nasional” Terhadap Stabilitas Asia Tenggara.
dalam Wawasan Kebangsaan Monografi Seri No.MI.32.96,
Indonesia, Gagasan dan Pemikiran Monografi Sekoah Staf dan Komando.
Badan Komunikasi Penghayata Bumi Cipulir.
Kesatuan Bangsa. Jakarta: Bakom PKB
Pusat. Media
Basrie, Chaidir. (1995) Wawasan Nusantara: Kompas, 19 Februari 2020. “Membangun
Wawasan Nasional Indonesiaut. Penjaga Pantai RI”,
Jakarta: Lembaga Institut Humaniora. Lembaga Ketahaan Nasional (Lemhanas, 1989)
Diantha, I Made Pasek (1994). “Menemukan Tolok Ukur Kondisi Ketahanan
Asas-Asas Hukum Internasional Yang Nasional. Jakarta: PT. Aries Lima.
Termuat Dalam Konvensi PBB III Majelis Permusyawaratan Rakyat Repulik
Tentang Hukum Laut Internasional Indonesia, (2012) Materi Sosialisasi
(UNCLOS 1982), dalam Hukum Dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dan
Teori dan Praktek. Majalah Ilmiah Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Fakultas Hukum Universitas Udayana. Republik Indonesia. Sekretariat Jenderal
Koers AW, (1983) The United Nation MPR.RI.
Convention On The Law of The Sea, An Rencana Strategis Dinas Pertambangan dan
Overview, In a Seminar at Jakarta 22-27 Energi Kabupaten Natuna 2012-2016.
Agustus 1983.

111

Published by UI Scholars Hub, 2023 9

Anda mungkin juga menyukai