927 1693 1 PB
927 1693 1 PB
Abstract
PT. Jati Lian Tourism is a company engaged in tourism. The company has been operating for a
long time and already has a customer service information system. One of the main systems is a
tourism information system. The company also operates other information systems besides the
tourism information system, so that one of the problems that arise is how to ensure
synchronization between systems to support business operations. To determine the extent of
the maturity level of the operating system, this study measures and evaluates the maturity level
of the system, organization, management and all governance. The measurement of the ability of
the tourism information system is carried out using the COBIT 5 Framework. The measurement
results show that the current goal of the company is targeted to have a maturity level at level 3,
where currently the company still has maturity at level 2. Greater efforts are needed for the
company management to improve maturity to a higher level.
Keywords: Maturity Level; Governance; Tourism; Cobit
Abstrak
PT. Jati Lian Tourism adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata. Perusahaan
telah beroperasi sejak lama dan telah memiliki sistem informasi pelayanan pelanggan. Salah
satu sistem utamanya adalah sistem informasi pariwisata. Perusahaan juga mengoperasikan
sistem informasi lain selain sistem informasi pariwisata, sehingga salah satu permasalahan
yang muncul adalah bagaimana memastikan terjalinnya sinkronisasi antar sistem dalam
mendukung operasi bisnis. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kematangan sistem yang
sedang beroperasi, penelitian ini melakukan pengukuran dan evaluasi tingkat kematangan
sistem, organisasi, manajemen dan semua tata kelola. Pengukuran kemampuan sistem
informasi pariwisata dilakukan menggunakan Framework COBIT 5. Hasil pengukuran
menunjukkan goal dari perusahaan saat ini ditargetkan memiliki tingkat kematangan pada level
3, dimana saat ini perusahaan masih mempunyai kematangan pada level 2. Diperlukan upaya
pembenahan yang lebih besar bagi pihak manajemen perusahaan untuk meningkatkan
kematangan menuju ke level yang lebih tinggi.
Kata kunci: Level Kematangan; Tata Kelola; Pariwisata; Cobit
1. Pendahuluan
Sektor pariwisata berperan sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya di Indonesia. Sektor pariwisata
merupakan salah satu sektor strategis yang harus dimanfaatkan untuk pembangunan
kepariwisataan sebagai bagian dari pembangunan Nasional. Pembangunan kepariwisataan
mempunyai tujuan akhir untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan
pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata
menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan
menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa [1]. Dengan demikian sektor pariwisata perlu
didukung oleh sarana dan prasarana, salah satu diantaranya adalah dukungan Sistem dan
teknologi Informasi.
PT. Jati Lian Pariwisata merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
pariwisata yang saat ini telah menggunakan sistem informasi agar operasional perusahaan
Evaluasi Sistem Informasi Pariwisata menggunakan Framework COBIT 5 (Yakob Jati Yulianto)
284 ◼ e-ISSN: 2685-0893
dapat berjalan dengan lancar. Sistem informasi internal perusahaan sering disebut juga
Enterprise Resource Planning (ERP). Adapun sistem utama yang digunakan berupa sistem
informasi pariwisata untuk mendukung kebutuhan bisnis perusahaan. Pada awal pemakaian
sistem informasi tidak ada masalah dan berjalan lancar. Namun, seiring dengan waktu terdapat
beberapa perubahan di dalam bisnis proses, sehingga mengakibatkan beberapa
permasalahan. Permasalahan utama yang ditemukan berupa ketidaksingkronan antar sistem
utama dengan sistem-sistem lain dalam mendukung operasi bisnis.
Sistem ERP Pariwisata yang dikembangkan secara internal oleh perusahaan [2] perlu
diukur kematangannya dengan menganalisis kesenjangan antara ekspektasi dan aktual. Hasil
pengukuran kematangan juga memberikan masukan agar pengelolaan sistem informasi
menjadi lebih baik dimasa mendatang. Evaluasi menggunakan Framework COBIT 5 dengan
pembahasan domain MEA (Monitor, Evaluate, Assess) [3], DSS (Deliver, Service, Support) [4],
BAI (Build, Acquire, Implement), APO (Align, Plan, Organise) dan EDM (Evaluate, Direct and
Monitor) [5] untuk menganalisa 5 domain COBIT. Hasil pengukuran dan Gap antara Actual dan
Goal dilakukan analisis. Sehingga perbaikan pengelolaan sistem informasi dengan Framework
COBIT dapat mencapai Goal yang ditetapkan oleh perusahaan Wisata Jati Lian.
Tujuan dari penelitian ini melakukan pengukuran dari hasil wawancara, kuisioner,
pengamatan dan survey untuk mendapatkan data. Data-data yang dihasilkan diproses sesuai
dengan Framework COBIT. Hasil perhitungannya menentukan tingkat kematangan pengelolaan
sistem informasi sesuai dengan Goal perusahaan.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini merupakan pelengkap dari penelitian-penelitian sejenis terdahulu, dimana
penelitian terdahulu merupakan masukan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Dari hasil penelitian sebelumnya pada table 1, penelitian hanya berfokus pada domain
EDM, DSS dan belum membahas mengenai sisi lain dari domain yang ada didalam COBIT 5.
Penelitian mengenai “Evaluasi Sistem Informasi COBIT, Studi Kasus pada perusahaan Wisata
Lian Jati membahas dengan menggabungkan 5 domain yaitu Domain MEA, BAI, APO, EDM
dan DSS. Reasearch Gap di penelitian-penelitian sebelumnya tidak mengintegrasikan
pembahasan domain lain. Pembahasan dengan Domain lain seperti APO (Align, Plan and
Organise), EDM (Evaluate, Direct and Monitor) belum dibahas. Keterbatasan pada penelitian ini
tidak membahas lebih lengkap pada semua domain. Kontribusi penelitian ini melengkapi dari
penelitian-penelitian sebelumnya dengan mengintegrasikan domain APO, domain MEA, domain
BAI, domain DSS dan domain EDM menjadi kesatuan evaluasi pengukuran menggunakan
Framework COBIT 5.
3. Metodologi
Dalam konteks perusahaan, tata kelola mengacu pada seperangkat aturan, proses, dan
tindakan yang dilakukan organisasi atau institusi untuk memutuskan rencananya dan
mengoperasikan. Organisasi atau institusi berperan dalam menetukan pencapaian tujuan.
Sementara Tata Kelola Teknology Informasi mengacu pada struktur dan proses organisasi
untuk memastikan bahwa Teknologi Informasi organisasi mendukung tujuan tata kelola.
Menurut Information Technology Governance Institute (ITGI) [11], Tata Kelola Teknologi
Informasi dapat diimplementasikan pada semua industri. Penyelarasan strategi Teknologi
Informasi dengan tujuan institusi dapat mendorong tata kelola yang lebih baik [12]. Alokasi
sumber daya yang efisien dan efektif dapat mencapai tujuan untuk pengukuran kinerja dan
mendapatkan gambaran umum.
COBIT didefinisikan sebagai Framework yang merancang dan membantu auditor [13]
[14]. Kesenjangan atau Gap, permasalahan teknis, manajemen dan pengguna harus
berkolaborasi mencari penyelesaian yang sebaik mungkin. Evolusi yang cukup lama dapat
menciptakan fondasi ideal dalam menerapkan Enterprise Information Technology Governance.
Institusi atau organisasi dapat membangun sistem dan prosedur kontrol dan manajemen
Teknologi Informasi yang baik sehingga pengembangan ini berguna untuk menyediakan
manajemen Teknologi Informasi.
Proses tata kelola menjamin bahwa tujuan perusahaan dapat dioptimalkan dengan
meninjau tuntutan [15], kondisi, dan opsi dari pemangku kepentingan. Wawancara dan
observasi dipilih karena memungkinkan untuk mengumpulkan data-data secara bersamaan.
Flowchart penelitian tersedia di Research Flowchart [16]. Data hasil observasi dikumpulkan
dengan mewawancarai responden sebanyak dua puluh orang. Yang pertama adalah kepala
sub bidang otomasi, sedangkan yang kedua dan ketiga adalah ahli institusi komputer.
Evaluasi Sistem Informasi Pariwisata menggunakan Framework COBIT 5 (Yakob Jati Yulianto)
286 ◼ e-ISSN: 2685-0893
Departemen teknologi informasi PT. Wisata Lian membagi operasional informasi teknologi
menjadi 3 bagian yaitu Helpdesk & Operasional yang mengurusi komplain atau keluhan dari
user pengguna dan jalannya operasional system aplikasi dan komputer perusahaan. Bagian
development application yang mengembangkan sistem baru, memaintenance system yang
bermasalah dan melakukan testing system untuk system yang akan dilaunching. Jika akan
melakukan launching system baru, bagian development sudah menyiapkan beberapa prosedur
atau SOP dan user manual termasuk melakukan pelatihan kepada user atau pengguna. Bagian
Network dan Security untuk pengembangan network dan melaukan maintenance jika terjadi
masalah. Security juga melakukan analisa terhadap trafik yang masuk maupun yang keluar.
1. Manager teknologi informasi bertugas sebagai kepala divisi Teknologi Informasi. Mengatur
jalannya operasional, mengatur resource yang ada di divisi IT. Mewakili perusahaan untuk
urusan teknologi informasi dengan eksternal, seperti mengatur urusan kontrak-kontrak
dengan pemasok, tentunya juga atas persetujuan top managemen. Dalam tugas sehari-
hari dibantu dengan Assisten Manager. Untuk kelancaran dibantu dengan Supervisor
Operasional dan Supervisor Development.
2. Supervisor operasional bertugas sebagai pengatur jalannya operasional divisi Teknologi
Informasi. Kerusakan jaringan komputer, kerusakan komputer, mengatasi komplain dari
pengguna jika ada masalah sistem. Tugas lain adalah membuat Standar Operasional
Prosedur (SOP) untuk jarangan dan perangkat keras. Melakukan evaluasi terhadap kinerja
jaringan dan pengukuran kapasitas lalu lintas data.
Evaluasi Sistem Informasi Pariwisata menggunakan Framework COBIT 5 (Yakob Jati Yulianto)
288 ◼ e-ISSN: 2685-0893
Tingkat kemampuan DSS05 sebesar 2,47 dan masih jauh dari Goals yang telah ditetapkan
sebesar 3,5. Ini menunjukan masih terjadi beberapa yang tidak sesuai dengan peraturan
manage service pada bidang keamanan.
3) APO7 (Manage Information Technology Human Resources)
Mengelola kepegawaian merupakan strategi dalam menciptakan stabilitas system yang
ada di perusahaan. Dalam pengukuran menggunakan Framework COBIT, perlu dilakukan
untuk melihat indikator pengelolaan kepegawaian berjalan dengan baik. Kepegawaian
sangat penting untuk dikeloal dengan baik, karena merupakan aset perusahan non fisik.
Jika pegawai yang ada diperusahaan sering ganti, maka terdapat indikator tidak puas
dengan lingkungan bekerja. Kepegawaian mencakup baik internal maupun sumber daya
eksternal. Dari hasil pengukuran dapat didapat nilai sebesar 2,97 dari Goals tingkat
kemampuan sebesar 3. Terjadi Gap antara Goals dan Current sebesar 0,03. Dapat
diartikan bahwa perusahaan mempunyai prosedur baku yang formal. Tertulis didalam SOP
dan disosialisasikan ke seluruh karyawan baik internal maupun eksternal.
4) APO10 (Manage Supplier)
Mengelola pemasok sangatlah penting dalam operasional sehari-hari, hal sangat penting,
karena untuk menjaga keberlangsungan system Enterprise Resource Planning. Pemasok
yang bersifat melakukan supporting ke system, haruslah memenuhi standar yang
diperlukan. Hubungan antara perusahaan dan pemasok harus seringkali dilakukan
maintenance, dan juga pada periode tertentu dilakukan evaluasi terhadap kontrak,
sehingga perusahaan mendapatakan layanan dari pemsok yang terbaik. Dari hasil
pengukuran dapat didapat nilai level 2,49 dari Goals level 3. Dapat diartikan bahwa
perusahaan mempunyai tata kelola APO10 (Manage Support). Mempunyai Gap 0,51 dan
masih bagus karena sudah mendekati level 3. Dokumen lengkap tertulis didalam SOP dan
disosialisasikan ke seluruh karyawan baik internal maupun eksternal.
5) BAI05 (Manage Organisational Change Enablement)
Pengukuran terhadap perubahan organisasi akan menambah dampak positif jika berhasil
melewati fase permasalahan. Oleh sebab itu jika organisasi akan melakukan perubahan
maka dipersiapkan untuk pengamanan system, sehingga operasional perusahaan tidak
terjadi gangguan yang cukup berarti. Persiapan dari top management serta komitmen kuat
dari management juga faktor kelancaran adanya perubahan. Dengan demikian semua
perubahan dapat diantisipasi dalam penerapannya. Dari hasil pengukuran dapat didapat
nilai level 2,85 dari Goals level 3. Dapat diartikan bahwa perusahaan mempunyai tata
kelola BAI5 (Manage Organisational Change Enablement). Mempunyai Gap 0,15. Masih
dapat ditingkatkan ke level 3 dan memerlukan action seperti: Keinginan pemangku
kepentingan untuk memahami perubahan. Tim pelaksana dengan skill teknis yang bagus
akan menciptakan perubahan yang besar.
6) BAI06 (Manage Changes)
Mengelola perubahan merupakan domain yang selalu terjadi mengingat perubahan adalah
strategi perbaikan system operasionalnya. Perubahan sangat mungkin terjadi, mengingat
sekarang ini SOP juga harus disusun kembali untuk menghasilkan perbaikan. Dari hasil
pengukuran dapat didapat nilai level 2,66 dari Goals level 3. Dapat diartikan bahwa
perusahaan mempunyai tata kelola BAI6 (Manage Change). Mempunyai Gap 0,34. Masih
dapat ditingkatkan ke level 3.
7) MEA01 (Monitor, evaluate, assess performance and conformance)
Melakukan monitoring, evaluasi dan penilaian kinerja dan kesesuaian. Mengumpulkan,
memvalidasi, dan mengevaluasi tujuan dan metrik bisnis, Teknologi Informasi, dan proses.
Pantau bahwa proses bekerja melawan kinerja dan kesesuaian tujuan dan metrik yang
disepakati dan memberikan pelaporan yang sistematis dan tepat waktu. Memberikan
transparansi kinerja dan kesesuaian dan mendorong pencapaian tujuan. Dari hasil
pengukuran dapat didapat nilai level 2,87 dari Goals level 3. Dapat diartikan bahwa
perusahaan mempunyai tata kelola BAI6 (Manage Change). Mempunyai Gap 0,13. Masih
dapat ditingkatkan ke level 3
8) MEA02 (Monitor, evaluate, assess the system of internal control)
Terus memantau dan mengevaluasi lingkungan pengendalian, termasuk penilaian mandiri
dan tinjauan jaminan independen. Memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasi
kekurangan dan ketidakefisienan pengendalian dan untuk memulai tindakan perbaikan.
Merencanakan, mengatur dan memelihara standar untuk penilaian pengendalian internal
dan kegiatan jaminan. Memperoleh transparansi bagi pemangku kepentingan utama
tentang kecukupan sistem pengendalian internal dan dengan demikian memberikan
kepercayaan dalam operasi, keyakinan dalam pencapaian tujuan perusahaan dan
pemahaman yang memadai tentang risiko residual. Dari hasil pengukuran dapat didapat
nilai level 2,68 dari Goals level 3. Dapat diartikan bahwa perusahaan mempunyai tata
kelola BAI6 (Manage Change). Mempunyai Gap 0,33. Masih dapat ditingkatkan ke level 3
9) EDM02 (Ensure benefits delivery)
Mengoptimalkan kontribusi nilai bisnis dari proses bisnis, layanan Teknologi Informasi, dan
aset Teknologi Informasi yang dihasilkan dari investasi dibuat oleh Teknologi Informasi
dengan biaya yang dapat diterima. Semua pengeluaran untuk investasi di Teknologi
Informasi terkendali dan sesuai dengan kebutuhan bisnis proses. Dari hasil pengukuran
dapat didapat nilai level 2,89 dari Goals level 3. Dapat diartikan bahwa perusahaan
mempunyai tata kelola EDM02 (Ensure benefits delivery). Mempunyai Gap 0,11. Masih
dapat ditingkatkan ke level 3 dan memerlukan action seperti: Keinginan pemangku
kepentingan untuk memahami perubahan. Tim pelaksana dengan skill teknis yang bagus
akan menciptakan perubahan yang besar.
10) EDM03 (Ensure risk optimisation)
Selera dan toleransi risiko perusahaan sebaiknya dipahami, didefinisikan dan
dikomunikasikan, dan risiko terhadap nilai perusahaan yang terkait dengan penggunaan
Teknologi Informasi diidentifikasi dan dikelola. Pastikan bahwa risiko perusahaan terkait
Teknologi Informasi tidak melebihi selera risiko dan toleransi risiko, dampak risiko
Teknologi Informasi terhadap nilai perusahaan adalah diidentifikasi dan dikelola, dan
potensi kegagalan kepatuhan diminimalkan. Dari hasil pengukuran dapat didapat nilai level
2,76 dari Goals level 3. Dapat diartikan bahwa perusahaan mempunyai tata kelola EDM03
(Ensure risk optimisation). Mempunyai Gap 0,24. Masih dapat ditingkatkan ke level 3
dan memerlukan action seperti: Keinginan pemangku kepentingan untuk memahami
perubahan.
Evaluasi Sistem Informasi Pariwisata menggunakan Framework COBIT 5 (Yakob Jati Yulianto)
290 ◼ e-ISSN: 2685-0893
pengukuran evaluasi dengan Goals, dinamakan GAP. Hasil tingkat kematangannya setelah
diukur mendekati level 3 (Established process) dan sudah terjadi kemajuan dari tingkat
kematangan tata kelola dengan Framework COBIT 5.
5. Kesimpulan
Hasil evaluasi dengan Framework COBIT, sistem informasi perusahaan Wisata Jati Lian
pada domain APO07 dan APO10. Hasil evaluasi 2,97 dengan domain APO07 dan evaluasi 2,49
dengan domain APO10. Metode pengukuran menggunakan Framework COBIT 5 pada domain
DSS01 dan DSS05. Tingkat kemampuan untuk pengukuran domain DSS01 sebesar 2,99 dan
domain DSS05 sebesar 2,59. Evaluasi menggunakan Framework COBIT 5 pada domain BAI05
sebesar 2,85 dan domain BAI06 sebesar 2,66. Evaluasi menggunakan Framework COBIT 5
pada domain MEA01 sebesar 2,87 dan domain MEA02 sebesar 2,68. Evaluasi menggunakan
Framework COBIT 5 pada domain EDM02 sebesar 2,89 dan domain EDM03 sebesar 2,76.
Tingkat kemampuan hasil evaluasi pengelolaan sistem informasi Enterprise Resource
Planning Wisata Jati Lian, membuktikan bahwa penerapan proses telah mendekati tingkat yag
ditargetkan yaitu sebesar 3 (Established process).
Daftar Referensi
[1] A.P. Yakup. “Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia”. Thesis, Universitas Airlangga, 2019, tersedia pada:
http://repository.unair.ac.id/id/eprint/86231
[2] W. Setyawan, “Enterprise Resource Palnning (ERP) Solusi Sistem Informasi Terintegrasi,”
J. Teknol. Inf. Din., vol. X, pp. 150–159, 2005.
[3] S. R. Widayanto, Suprapto, and A. Rachmadi, “Evaluasi Manajemen Teknologi Informasi
Menggunakan Framework COBIT 5 Domain Monitoring , Evaluate , and Assess pada
PT.PLN (Persero) Kantor Pusat,” J. Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 3, no. 7,
pp. 6956–6964, 2019.
[4] A. Nuratmojo, E. Darwiyanto, S. T. Mt, G. Agung, A. Wisudiawan, and S. Kom, “Penerapan
COBIT 5 Domain DSS ( Deliver , Service , Support ) untuk Audit Infrastruktur Teknologi
Informasi FMS PT Grand Indonesia Application COBIT 5 DSS ( Deliver , Service , and
Support ) Domain for Information Technology Infrastructure Audit FMS PT Gra,” e-
Proceeding Eng., vol. 2, no. 2, pp. 6499–6506, 2018.
[5] A. K. Setiawan and J. F. Andry, “Pengukuran Performa Tata Kelola Teknologi Informasi
pada Perpustakaan Nasional Menggunakan Framework COBIT 5,” Jutei, vol. 3, no. 1, pp.
53–63, 2019.
[6] R. A. Septiana Rohman, Nadiyasari Aghita, “Analisa Tata Kelola Teknologi Informasi
Untuk Meningkatkan Destinasi Pariwisata Di Lombok (Studi Kasus Di Dinas Pariwisata
Prov. NTB) Menggunakan Framework COBIT 5,” Jtika, vol. 2, no. 1, pp. 57–66, 2020.
[7] D. Zenaa, G. M. A. Sasmitaa, A. A. Ngurah, and H. Susilaa, “Audit Tata Kelola Teknologi
Informasi Pada Dinas Xyz Menggunakan Framework Cobit 5,” Ojs.Unud.Ac.Id, vol. 2, no.
1, pp. 392–404, 2021,
[8] J. A. I. Belegur, C. Rudianto, and M. Sitokdana, “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon Menggunakan Framework Cobit 5.0 pada
Domain Monitor, Evaluate And Asses (MEA),” Aiti, vol. 15, no. 2, pp. 107–114, 2018
[9] R. Wajhillah, A. Wibowo, and A. Riyanto, “Pengukuran Indikator Pengembangan
Ekowisata dan Kualitas Perangkat Lunak Sistem Informasi,” J. Pariwisata, vol. 5, no. 3, pp.
232–238, 2018.
[10] K. Triantini and Y. D. Rahayu, “Pengukuran Maturity Level Layanan Kepariwisataan
Disparporahub Kabupaten Bondowoso Dengan COBIT 4.1 dan Structural Equation
Model,” JUSTINDO (Jurnal Sist. dan Teknologi Informasi Indonesia, pp. 67–74, 2018,
[11] Muthmainnah, “Model Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi ( It Governance )
Pada Proses Pengelolaan Data Di Universitas Malikussaleh Lhokseumawe,” Techsi, vol.
6, pp. 117–131, 2015.
[12] A. K. Setiawan and J. Fernandes Andry, “IT Governance Evaluation using Cobit 5
Framework on The National Library,” J. Sist. Inf., vol. 15, no. 10–17, pp. 10–17, 2019.
[13] ISACA, COBIT ® Process Assessment Model (PAM): Using COBIT ® 5. Rolling
Meadows, IL 60008 USA: ISACA, 2013.
[14] S. Fajarwati, S. Sarmini, and Y. Septiana, “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi
Evaluasi Sistem Informasi Pariwisata menggunakan Framework COBIT 5 (Yakob Jati Yulianto)
292 ◼ e-ISSN: 2685-0893
Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 5,” JUITA J. Inform., vol. 6, no. 2, p. 73, 2018.
[15] F. Ajismanto, “Analisis Domain Proses COBIT Framework 5 Pada Sistem Informasi
Worksheet (Studi Kasus: Perguruan Tinggi STMIK, Politeknik Palcomtech),” CogITo
Smart J., vol. 3, no. 2, p. 207, 2018.
[16] S.P.A. Lasminiasih, M. Akbar, Andriansyah dan R. B. Utomo, “Perancangan Sistem
Informasi Kredit Mikro Mahasiswa Berbasis Web,” J. Sist. Inf., vol. 8, no. 1, pp. 2355–
4614, 2016.
[17] W. Wella, “Audit Sistem Informasi Menggunakan Cobit 5.0 Domain DSS pada PT
Erajaya Swasembada, Tbk,” Ultim. InfoSys J. Ilmu Sist. Inf., vol. 7, no. 1, pp. 38–44,
2016.
[18] G. Aerts, K. Cauwelier, S. de Pape, S. Jacobs, and S. Vanhondeghem, “An inside-out
perspective on stakeholder management in university technology transfer offices,”
Technol. Forecast. Soc. Change, no. 175, p. 121291, 2021,
[19] S. Aboabdo, A. Aldhoiena, and H. Al-Amrib, “Implementing Enterprise Resource
Planning ERP System in a Large Construction Company in KSA,” Procedia Comput.
Sci., vol. 164, pp. 463–470, 2019.
[20] I. M. Y. Adigunaa, G. M. A. Sasmita, and I. M. S. Putra, “Pengukuran Capability Level
Menggunakan COBIT 5 (Studi Kasus: Pada Dinas XYZ),” Ojs.Unud.Ac.Id, vol. 2, no. 1,
2021.
[21] A. Al Rasyid, “Analisis Audit Sistem Informasi Berbasis COBIT 5 Pada Domain (DSS)
(Studi Kasus : SIM-BL di Unit CDC PT Telkom Pusat.Tbk),” Telkom Eng. Sch. Telkom
Univ., 2015.
[22] J.A.I. Belegur, C. Rudianto & M. Sitokdana. “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon Menggunakan Framework Cobit 5.0
pada Domain Monitor, Evaluate and Asses (MEA)”. Aiti, vol. 15, no. 2, pp. 107-114, 2018