Anda di halaman 1dari 10

◼ 283

Jutisi: Jurnal Ilmiah Teknik Informatika dan Sistem Informasi


Jl. Ahmad Yani, K.M. 33,5 - Kampus STMIK Banjarbaru
Loktabat – Banjarbaru (Tlp. 0511 4782881), e-mail: puslit.stmikbjb@gmail.com
e-ISSN: 2685-0893
p-ISSN: 2089-3787

Evaluasi Sistem Informasi Pariwisata menggunakan


Framework COBIT 5 (Studi Kasus: Jati Lian Tourism)
Yakob Jati Yulianto1*, Richardus Eko Indrajit2, Handri Santoso3, Erick Dazki4
Magister Teknologi Informasi, Universitas Pradita
Jl. Gading Serpong Boulevard No.1 Curug Sangereng, Tangerang, Indonesia
*e-mail Corresponding Author: yakob.jati@student.pradita.ac.id

Abstract
PT. Jati Lian Tourism is a company engaged in tourism. The company has been operating for a
long time and already has a customer service information system. One of the main systems is a
tourism information system. The company also operates other information systems besides the
tourism information system, so that one of the problems that arise is how to ensure
synchronization between systems to support business operations. To determine the extent of
the maturity level of the operating system, this study measures and evaluates the maturity level
of the system, organization, management and all governance. The measurement of the ability of
the tourism information system is carried out using the COBIT 5 Framework. The measurement
results show that the current goal of the company is targeted to have a maturity level at level 3,
where currently the company still has maturity at level 2. Greater efforts are needed for the
company management to improve maturity to a higher level.
Keywords: Maturity Level; Governance; Tourism; Cobit

Abstrak
PT. Jati Lian Tourism adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata. Perusahaan
telah beroperasi sejak lama dan telah memiliki sistem informasi pelayanan pelanggan. Salah
satu sistem utamanya adalah sistem informasi pariwisata. Perusahaan juga mengoperasikan
sistem informasi lain selain sistem informasi pariwisata, sehingga salah satu permasalahan
yang muncul adalah bagaimana memastikan terjalinnya sinkronisasi antar sistem dalam
mendukung operasi bisnis. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kematangan sistem yang
sedang beroperasi, penelitian ini melakukan pengukuran dan evaluasi tingkat kematangan
sistem, organisasi, manajemen dan semua tata kelola. Pengukuran kemampuan sistem
informasi pariwisata dilakukan menggunakan Framework COBIT 5. Hasil pengukuran
menunjukkan goal dari perusahaan saat ini ditargetkan memiliki tingkat kematangan pada level
3, dimana saat ini perusahaan masih mempunyai kematangan pada level 2. Diperlukan upaya
pembenahan yang lebih besar bagi pihak manajemen perusahaan untuk meningkatkan
kematangan menuju ke level yang lebih tinggi.
Kata kunci: Level Kematangan; Tata Kelola; Pariwisata; Cobit

1. Pendahuluan
Sektor pariwisata berperan sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya di Indonesia. Sektor pariwisata
merupakan salah satu sektor strategis yang harus dimanfaatkan untuk pembangunan
kepariwisataan sebagai bagian dari pembangunan Nasional. Pembangunan kepariwisataan
mempunyai tujuan akhir untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan
pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata
menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan
menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa [1]. Dengan demikian sektor pariwisata perlu
didukung oleh sarana dan prasarana, salah satu diantaranya adalah dukungan Sistem dan
teknologi Informasi.
PT. Jati Lian Pariwisata merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
pariwisata yang saat ini telah menggunakan sistem informasi agar operasional perusahaan

Evaluasi Sistem Informasi Pariwisata menggunakan Framework COBIT 5 (Yakob Jati Yulianto)
284 ◼ e-ISSN: 2685-0893

dapat berjalan dengan lancar. Sistem informasi internal perusahaan sering disebut juga
Enterprise Resource Planning (ERP). Adapun sistem utama yang digunakan berupa sistem
informasi pariwisata untuk mendukung kebutuhan bisnis perusahaan. Pada awal pemakaian
sistem informasi tidak ada masalah dan berjalan lancar. Namun, seiring dengan waktu terdapat
beberapa perubahan di dalam bisnis proses, sehingga mengakibatkan beberapa
permasalahan. Permasalahan utama yang ditemukan berupa ketidaksingkronan antar sistem
utama dengan sistem-sistem lain dalam mendukung operasi bisnis.
Sistem ERP Pariwisata yang dikembangkan secara internal oleh perusahaan [2] perlu
diukur kematangannya dengan menganalisis kesenjangan antara ekspektasi dan aktual. Hasil
pengukuran kematangan juga memberikan masukan agar pengelolaan sistem informasi
menjadi lebih baik dimasa mendatang. Evaluasi menggunakan Framework COBIT 5 dengan
pembahasan domain MEA (Monitor, Evaluate, Assess) [3], DSS (Deliver, Service, Support) [4],
BAI (Build, Acquire, Implement), APO (Align, Plan, Organise) dan EDM (Evaluate, Direct and
Monitor) [5] untuk menganalisa 5 domain COBIT. Hasil pengukuran dan Gap antara Actual dan
Goal dilakukan analisis. Sehingga perbaikan pengelolaan sistem informasi dengan Framework
COBIT dapat mencapai Goal yang ditetapkan oleh perusahaan Wisata Jati Lian.
Tujuan dari penelitian ini melakukan pengukuran dari hasil wawancara, kuisioner,
pengamatan dan survey untuk mendapatkan data. Data-data yang dihasilkan diproses sesuai
dengan Framework COBIT. Hasil perhitungannya menentukan tingkat kematangan pengelolaan
sistem informasi sesuai dengan Goal perusahaan.

2. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini merupakan pelengkap dari penelitian-penelitian sejenis terdahulu, dimana
penelitian terdahulu merupakan masukan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Tabel 1. Penelitian-penelitian yang membahas COBIT 5

No Riset Kelebihan Kekurangan


1 Analisa sistem informasi pariwisata di Pembahasan dengan Pembahasan
lombak, Nusa Tenggara Barat domain APO01 dan domain lain belum
menggunakan COBIT 5 [6] APO04, evaluasi ini dilakukan.
meningkatkan level
kematangan level 3.
2 Audit sistem informsi Dinas Pariwisata Pembahasan COBIT Pembahasan
Kabupaten X [7] 5, dengan domain domain MEA belum
EDM, domain BAI, dibahas.
domain APO, domain
DSS
3 Evaluasi Sistem Informasi pada Dinas Pembahasan tata Pembahasan
Pariwisata dan Kebudayaan Kota kelola dengan domain lain belum
Ambon [8] Framework COBIT 5 dibahas.
membahas mengenai
domain MEA 01,
MEA 02 dan MEA 03
4 Pengukuran Indikator Pengembangan Pembahasan tata Pembahasan
Sistem Informasi Ekowisata [9] kelola COBIT 5 domain lain belum
dilakukan, sehingga
pembahasan masih
bersifat umum.
5 Pengukuran sistem informasi Pembahasan tata Pembahasan
Kepariwisataan Kabupaten Bondowoso kelola COBIT 4.1, domain lain seperti
[10] dibahas pada domain MEA dan EDM
PO-8, AI-4, DS-1, belum dibahas.
DS-2, DS-7, DS-8,
DS-10, DS-13

Jutisi: Vol. 11, No. 2, Agustus 2022: 283-292


Jutisi e-ISSN: 2685-0893 ◼ 285

Dari hasil penelitian sebelumnya pada table 1, penelitian hanya berfokus pada domain
EDM, DSS dan belum membahas mengenai sisi lain dari domain yang ada didalam COBIT 5.
Penelitian mengenai “Evaluasi Sistem Informasi COBIT, Studi Kasus pada perusahaan Wisata
Lian Jati membahas dengan menggabungkan 5 domain yaitu Domain MEA, BAI, APO, EDM
dan DSS. Reasearch Gap di penelitian-penelitian sebelumnya tidak mengintegrasikan
pembahasan domain lain. Pembahasan dengan Domain lain seperti APO (Align, Plan and
Organise), EDM (Evaluate, Direct and Monitor) belum dibahas. Keterbatasan pada penelitian ini
tidak membahas lebih lengkap pada semua domain. Kontribusi penelitian ini melengkapi dari
penelitian-penelitian sebelumnya dengan mengintegrasikan domain APO, domain MEA, domain
BAI, domain DSS dan domain EDM menjadi kesatuan evaluasi pengukuran menggunakan
Framework COBIT 5.

3. Metodologi
Dalam konteks perusahaan, tata kelola mengacu pada seperangkat aturan, proses, dan
tindakan yang dilakukan organisasi atau institusi untuk memutuskan rencananya dan
mengoperasikan. Organisasi atau institusi berperan dalam menetukan pencapaian tujuan.
Sementara Tata Kelola Teknology Informasi mengacu pada struktur dan proses organisasi
untuk memastikan bahwa Teknologi Informasi organisasi mendukung tujuan tata kelola.
Menurut Information Technology Governance Institute (ITGI) [11], Tata Kelola Teknologi
Informasi dapat diimplementasikan pada semua industri. Penyelarasan strategi Teknologi
Informasi dengan tujuan institusi dapat mendorong tata kelola yang lebih baik [12]. Alokasi
sumber daya yang efisien dan efektif dapat mencapai tujuan untuk pengukuran kinerja dan
mendapatkan gambaran umum.
COBIT didefinisikan sebagai Framework yang merancang dan membantu auditor [13]
[14]. Kesenjangan atau Gap, permasalahan teknis, manajemen dan pengguna harus
berkolaborasi mencari penyelesaian yang sebaik mungkin. Evolusi yang cukup lama dapat
menciptakan fondasi ideal dalam menerapkan Enterprise Information Technology Governance.
Institusi atau organisasi dapat membangun sistem dan prosedur kontrol dan manajemen
Teknologi Informasi yang baik sehingga pengembangan ini berguna untuk menyediakan
manajemen Teknologi Informasi.
Proses tata kelola menjamin bahwa tujuan perusahaan dapat dioptimalkan dengan
meninjau tuntutan [15], kondisi, dan opsi dari pemangku kepentingan. Wawancara dan
observasi dipilih karena memungkinkan untuk mengumpulkan data-data secara bersamaan.
Flowchart penelitian tersedia di Research Flowchart [16]. Data hasil observasi dikumpulkan
dengan mewawancarai responden sebanyak dua puluh orang. Yang pertama adalah kepala
sub bidang otomasi, sedangkan yang kedua dan ketiga adalah ahli institusi komputer.

Gambar 1. Metode yang diusulkan


Gambar 1, menunjukan usulan pengelolaan system informasi di Wisata Lian Jati.
Laporan sebagai hasil akhir dari observasi dan wawancara diproses dan dihitung berdasarkan
pada model tingkat kemampuan COBIT 5 [17] seperti yang terlihat pada Tabel 1 Model Tingkat
Kemampuan COBIT 5.
Meeting Stakeholder [18], digunakan untuk membuat target tata kelola untuk mencapai
tingkat kematangan yang akan ditetapkan. Hal membuat teknologi informasi perusahaan akan
meningkat dalam melaksanakan pelayanannya. Oleh sebab itu, meeting yang dihasilkan juga

Evaluasi Sistem Informasi Pariwisata menggunakan Framework COBIT 5 (Yakob Jati Yulianto)
286 ◼ e-ISSN: 2685-0893

merupakan ketetapan dalam melaksanakan evaluasi tingkat kematangan sesuai dengan


Framework COBIT.
Company Survey, survey sangat penting dilakukan, data-data survey akan dilakukan
perhitungan untuk menentukan tingkat kematangan. Pertanyaan didalam survey juga dilakukan
sesuai dengan yang akan dilakukan pengukuran. Misal APO07 yang mengukur tentang staf
yang melakukan pekerjaan di Informasi teknologi, memberikan pertanyaan dengan melakukan
tugas sehari-hari didalam pekerjaan Informasi Teknologi. Standard Operation Procedure (SOP)
dijalankan dengan benar atau hanya sebatas pelengkap dokumen. Hasilnya akan sangat
berbeda jika melakukan pelayanan IT dengan melaksanakan sesuai SOP daripada hanya
sekedar membuat dokumen SOP untuk pelengkap dokumen.
Survey Result, setelah melaksanakan survey, kemudian dilakukan pengukuran hasil
survey. Hasil pengukuran tersebut akan menentukan tingkat kematangan dalam mengelola
sistem informasi dengan benar.
Analisa Maturity Level, Hasil dari pengukuran dilakukan analisa terkit dengan tingkat
kematangan tata kelola Informasi Teknologi. Termasuk memberikan saran untuk meningkatkan
tata kelola Informasi Teknologi.
Perusahaan Wisata Jati Lian, mendirikan departemen teknologi informasi untuk
melayani teknologi informasi kepada seluruh kegiatan operasioanl perusahaan. Departemen ini
bertugas yang untuk memaksimalkan layanan IT kepada seluruh staeholder perusahaan. Pada
gambar 2 merupakan struktur departemen Informasi Teknologi.

Gambar 2. Struktur organisasi di Divisi Information Technology

Departemen teknologi informasi PT. Wisata Lian membagi operasional informasi teknologi
menjadi 3 bagian yaitu Helpdesk & Operasional yang mengurusi komplain atau keluhan dari
user pengguna dan jalannya operasional system aplikasi dan komputer perusahaan. Bagian
development application yang mengembangkan sistem baru, memaintenance system yang
bermasalah dan melakukan testing system untuk system yang akan dilaunching. Jika akan
melakukan launching system baru, bagian development sudah menyiapkan beberapa prosedur
atau SOP dan user manual termasuk melakukan pelatihan kepada user atau pengguna. Bagian
Network dan Security untuk pengembangan network dan melaukan maintenance jika terjadi
masalah. Security juga melakukan analisa terhadap trafik yang masuk maupun yang keluar.
1. Manager teknologi informasi bertugas sebagai kepala divisi Teknologi Informasi. Mengatur
jalannya operasional, mengatur resource yang ada di divisi IT. Mewakili perusahaan untuk
urusan teknologi informasi dengan eksternal, seperti mengatur urusan kontrak-kontrak
dengan pemasok, tentunya juga atas persetujuan top managemen. Dalam tugas sehari-
hari dibantu dengan Assisten Manager. Untuk kelancaran dibantu dengan Supervisor
Operasional dan Supervisor Development.
2. Supervisor operasional bertugas sebagai pengatur jalannya operasional divisi Teknologi
Informasi. Kerusakan jaringan komputer, kerusakan komputer, mengatasi komplain dari
pengguna jika ada masalah sistem. Tugas lain adalah membuat Standar Operasional
Prosedur (SOP) untuk jarangan dan perangkat keras. Melakukan evaluasi terhadap kinerja
jaringan dan pengukuran kapasitas lalu lintas data.

Jutisi: Vol. 11, No. 2, Agustus 2022: 283-292


Jutisi e-ISSN: 2685-0893 ◼ 287

3. Supervisor development teknologi informasi bertugas mengembangkan system baru,


memelihara sistem (backup database, restore database). Supervisor development dalam
tugas sehari-hari dibantu oleh beberapa programmer dan beberapa unit testing system
aplikasi, sehingga produktifitas nya dapat mengembangkan system yang lebih baik dan
memenuhi kebutuhan user dalam mendukung operasional perusahaan. Tugas lain adalah
membuat Standar Operasional Prosedur untuk system aplikasi dan melakukan evaluasi
dan perbaikan prosedur jika terjadi temuan-temuan atau kendala dilapangan.
4. Supervisor Network & Security, bertugas untuk memaintenance network dan
mengembangkan network. Security menganalisa semua trafik yang keluar dan yang
masuk, terutama untuk trafik yang anomali. Semua didokumentasikan di dalam prosedure
standar (SOP) network dan security.
5. Staf teknologi informasi terdapat dua bagian yaitu untuk melayani operasional dan untuk
development dan testing system. Staf teknologi informasi operasional menjalankan tugas
operasional mempunyai kemampuan di bidang jaringan komputer, termasuk mempunyai
skil perbaikan hardware komputer jika mengalami kerusakan. Staf teknologi development
mempunyai skill dan kemampuan pemrograman dan database. Staf network dan security
juga harus mempunyai skil atau kemampuan network dan security.

4. Hasil dan Pembahasan


Tahap identifikasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP) [19], pengelompokkan
Enterprise Goals didasarkan pedoman pada COBIT 5. Tujuannya untuk meningkatkan integrasi
data pada sistem informasi internal sistem perusahaan. Tahapan identifikasi sistem informasi,
Related Goals menyelaraskan dengan Enterprise Resource Planning Goals yang telah dipilih
sebelumnya.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, terdapat tiga kelompok domain yaitu EDM,
DSS, APO, MEA dan BAI. Kelompk domain yang digunakan seperti DSS01, DSS05, APO07,
APO10, MEA01, MEA02, EDM02, EDM03, BAI5 dan BAI6. Hasil pengukuran tingkat
kematangan [20], ditemukan permasalahan didalam sistem informasi Enterprise Resource
Planning:
1) DSS01 (Manage Operations)
Kegiatan operasional layanan perlu dilakukan kordinasi agar mendapatkan hasil maksimal
dalam mensupport kegiatan operasional perusahaan. Pembuatan SOP dilakukan agar
jalannya operasional tidak melenceng dari aturan yang sudah ditetapkan baik oleh top
management maupun oleh management divisi IT perusahaan. Dalam hal inlah pentingnya
dilakukan kordinasi supaya antara top management denga divisi management dapat
menjalankan secara baik dan benar. Keputusan top management dilaksanakan oleh
management divisi IT. Dari hasil pengukuran mendapatkan nilai level 2,99 dan nilai level
yang diharapkan adalah 3. Masih terjadi Gap sebesar 0,01, dimana perlukan lakukan
adalah peningkatan layanan atau Manage Service yang lebih bagus lagi. Level 2,99 sudah
bagus dimana level ini sudah mencapai Established Process.
2) DSS05 (Manage Security Services)
Mengelola system keamanan dengan melakukan manage service keamanan harus
mendapatkan perhatian khusus, meningat system keaman sangat diperlukan untuk
melindungi aset perangkat keras, sistem operasi dan data perusahaan. Saat ini aset
perusahaan selain berbentuk fisik dan infrastruktur, ada juga aset yang berupa Data atau
database. Karena data saat ini jika security terdapat vulnerability atau celah keamanan,
maka dapat dipastikan mengganggu jaringan, server atau data bisa dilakukan pencurian.
Karena itu manage security harus dipastikan selalu menggunakan SOP yang benar, dan
tidak mengandalkan device security seperti Intrusion Detection System atau Intrusin
Prevension System. Tetapi harus selalu memonitor traffic atau lalu lintas data dengan
cermat. Termasuk dalam analisa serangan. Dari hasil pengukuran mendapatkan nilai level
2,47 dan nilai level yang diharapkan adalah 3,5. Masih terjadi Gap sebesar 1,03, dimana
perlukan lakukan adalah peningkatan manage securty service yang lebih bagus lagi.

Evaluasi Sistem Informasi Pariwisata menggunakan Framework COBIT 5 (Yakob Jati Yulianto)
288 ◼ e-ISSN: 2685-0893

Tingkat kemampuan DSS05 sebesar 2,47 dan masih jauh dari Goals yang telah ditetapkan
sebesar 3,5. Ini menunjukan masih terjadi beberapa yang tidak sesuai dengan peraturan
manage service pada bidang keamanan.
3) APO7 (Manage Information Technology Human Resources)
Mengelola kepegawaian merupakan strategi dalam menciptakan stabilitas system yang
ada di perusahaan. Dalam pengukuran menggunakan Framework COBIT, perlu dilakukan
untuk melihat indikator pengelolaan kepegawaian berjalan dengan baik. Kepegawaian
sangat penting untuk dikeloal dengan baik, karena merupakan aset perusahan non fisik.
Jika pegawai yang ada diperusahaan sering ganti, maka terdapat indikator tidak puas
dengan lingkungan bekerja. Kepegawaian mencakup baik internal maupun sumber daya
eksternal. Dari hasil pengukuran dapat didapat nilai sebesar 2,97 dari Goals tingkat
kemampuan sebesar 3. Terjadi Gap antara Goals dan Current sebesar 0,03. Dapat
diartikan bahwa perusahaan mempunyai prosedur baku yang formal. Tertulis didalam SOP
dan disosialisasikan ke seluruh karyawan baik internal maupun eksternal.
4) APO10 (Manage Supplier)
Mengelola pemasok sangatlah penting dalam operasional sehari-hari, hal sangat penting,
karena untuk menjaga keberlangsungan system Enterprise Resource Planning. Pemasok
yang bersifat melakukan supporting ke system, haruslah memenuhi standar yang
diperlukan. Hubungan antara perusahaan dan pemasok harus seringkali dilakukan
maintenance, dan juga pada periode tertentu dilakukan evaluasi terhadap kontrak,
sehingga perusahaan mendapatakan layanan dari pemsok yang terbaik. Dari hasil
pengukuran dapat didapat nilai level 2,49 dari Goals level 3. Dapat diartikan bahwa
perusahaan mempunyai tata kelola APO10 (Manage Support). Mempunyai Gap 0,51 dan
masih bagus karena sudah mendekati level 3. Dokumen lengkap tertulis didalam SOP dan
disosialisasikan ke seluruh karyawan baik internal maupun eksternal.
5) BAI05 (Manage Organisational Change Enablement)
Pengukuran terhadap perubahan organisasi akan menambah dampak positif jika berhasil
melewati fase permasalahan. Oleh sebab itu jika organisasi akan melakukan perubahan
maka dipersiapkan untuk pengamanan system, sehingga operasional perusahaan tidak
terjadi gangguan yang cukup berarti. Persiapan dari top management serta komitmen kuat
dari management juga faktor kelancaran adanya perubahan. Dengan demikian semua
perubahan dapat diantisipasi dalam penerapannya. Dari hasil pengukuran dapat didapat
nilai level 2,85 dari Goals level 3. Dapat diartikan bahwa perusahaan mempunyai tata
kelola BAI5 (Manage Organisational Change Enablement). Mempunyai Gap 0,15. Masih
dapat ditingkatkan ke level 3 dan memerlukan action seperti: Keinginan pemangku
kepentingan untuk memahami perubahan. Tim pelaksana dengan skill teknis yang bagus
akan menciptakan perubahan yang besar.
6) BAI06 (Manage Changes)
Mengelola perubahan merupakan domain yang selalu terjadi mengingat perubahan adalah
strategi perbaikan system operasionalnya. Perubahan sangat mungkin terjadi, mengingat
sekarang ini SOP juga harus disusun kembali untuk menghasilkan perbaikan. Dari hasil
pengukuran dapat didapat nilai level 2,66 dari Goals level 3. Dapat diartikan bahwa
perusahaan mempunyai tata kelola BAI6 (Manage Change). Mempunyai Gap 0,34. Masih
dapat ditingkatkan ke level 3.
7) MEA01 (Monitor, evaluate, assess performance and conformance)
Melakukan monitoring, evaluasi dan penilaian kinerja dan kesesuaian. Mengumpulkan,
memvalidasi, dan mengevaluasi tujuan dan metrik bisnis, Teknologi Informasi, dan proses.
Pantau bahwa proses bekerja melawan kinerja dan kesesuaian tujuan dan metrik yang
disepakati dan memberikan pelaporan yang sistematis dan tepat waktu. Memberikan
transparansi kinerja dan kesesuaian dan mendorong pencapaian tujuan. Dari hasil

Jutisi: Vol. 11, No. 2, Agustus 2022: 283-292


Jutisi e-ISSN: 2685-0893 ◼ 289

pengukuran dapat didapat nilai level 2,87 dari Goals level 3. Dapat diartikan bahwa
perusahaan mempunyai tata kelola BAI6 (Manage Change). Mempunyai Gap 0,13. Masih
dapat ditingkatkan ke level 3
8) MEA02 (Monitor, evaluate, assess the system of internal control)
Terus memantau dan mengevaluasi lingkungan pengendalian, termasuk penilaian mandiri
dan tinjauan jaminan independen. Memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasi
kekurangan dan ketidakefisienan pengendalian dan untuk memulai tindakan perbaikan.
Merencanakan, mengatur dan memelihara standar untuk penilaian pengendalian internal
dan kegiatan jaminan. Memperoleh transparansi bagi pemangku kepentingan utama
tentang kecukupan sistem pengendalian internal dan dengan demikian memberikan
kepercayaan dalam operasi, keyakinan dalam pencapaian tujuan perusahaan dan
pemahaman yang memadai tentang risiko residual. Dari hasil pengukuran dapat didapat
nilai level 2,68 dari Goals level 3. Dapat diartikan bahwa perusahaan mempunyai tata
kelola BAI6 (Manage Change). Mempunyai Gap 0,33. Masih dapat ditingkatkan ke level 3
9) EDM02 (Ensure benefits delivery)
Mengoptimalkan kontribusi nilai bisnis dari proses bisnis, layanan Teknologi Informasi, dan
aset Teknologi Informasi yang dihasilkan dari investasi dibuat oleh Teknologi Informasi
dengan biaya yang dapat diterima. Semua pengeluaran untuk investasi di Teknologi
Informasi terkendali dan sesuai dengan kebutuhan bisnis proses. Dari hasil pengukuran
dapat didapat nilai level 2,89 dari Goals level 3. Dapat diartikan bahwa perusahaan
mempunyai tata kelola EDM02 (Ensure benefits delivery). Mempunyai Gap 0,11. Masih
dapat ditingkatkan ke level 3 dan memerlukan action seperti: Keinginan pemangku
kepentingan untuk memahami perubahan. Tim pelaksana dengan skill teknis yang bagus
akan menciptakan perubahan yang besar.
10) EDM03 (Ensure risk optimisation)
Selera dan toleransi risiko perusahaan sebaiknya dipahami, didefinisikan dan
dikomunikasikan, dan risiko terhadap nilai perusahaan yang terkait dengan penggunaan
Teknologi Informasi diidentifikasi dan dikelola. Pastikan bahwa risiko perusahaan terkait
Teknologi Informasi tidak melebihi selera risiko dan toleransi risiko, dampak risiko
Teknologi Informasi terhadap nilai perusahaan adalah diidentifikasi dan dikelola, dan
potensi kegagalan kepatuhan diminimalkan. Dari hasil pengukuran dapat didapat nilai level
2,76 dari Goals level 3. Dapat diartikan bahwa perusahaan mempunyai tata kelola EDM03
(Ensure risk optimisation). Mempunyai Gap 0,24. Masih dapat ditingkatkan ke level 3
dan memerlukan action seperti: Keinginan pemangku kepentingan untuk memahami
perubahan.

Tabel 2. Pengukuran tingkat kematangan

Kode Keterangan Level Goals GAP


Manage Information Technology Human
APO07 2,97 3 0,03
Resources
APO10 Manage Supplier 2,49 3 0,51
BAI05 Manage Organisational Change Enablement 2,85 3 0,15
BAI06 Manage Changes 2,66 3 0,34
DSS01 Manage Service Requests and Incidents 2,99 3 0,01
DSS05 Manage Security Services 2,59 3 0,41
Monitor, evaluate, assess performance and
MEA01 2,87 3 0,13
conformance

Evaluasi Sistem Informasi Pariwisata menggunakan Framework COBIT 5 (Yakob Jati Yulianto)
290 ◼ e-ISSN: 2685-0893

Monitor, evaluate, assess the system of


MEA02 2,68 3 0,32
internal control
EDM02 Ensure benefits delivery 2,89 3 0,11
EDM03 Ensure risk optimisation 2,76 3 0,24

Gambar 3. Grafik Level Current dan Goals

Evaluasi dari sistem informasi menggunakan COBIT 5, merupakan strategi untuk


mengelola kematangan dari suatu framework yang telah digunakan saat ini. PT. Mentari
Primajaabadi saat ini telah menjalankan system aplikasi Enterprise Resource Planning untuk
mensupport kegiatan operasional sehari-hari di industri tapioka. Management menginginkan
tingkat kemampuan system dalam mendukung operasional teknologi informasi industri tapioka.
Tingkat kemampuan ini ditarget menjadi tingkatan keempat, dari sebelumnya sudah
mendapatkan peringkat ketiga. Sejalan dengan [21], menjadi suatu hal wajar apabila
management menginginkan pelayanan Informasi Teknologimenjadi lebih baik dari waktu ke
waktu. Hambatan jelas ada, namun apabila tidak diupayakan solusi penyelesaian maka
hambatan akan menjadikan masalah. Hasil evaluasi pengukuran pengelolaan mencapai hasil
tingkat ke 2 (Managed process), sedangkan Goals mengharapkan di tingkatan ke 3
(Established process). Oleh sebab itu diperlukan langkah-langkah untuk mendapatkan
peringkat COBIT yang ke 4 (Predictable) dan menjadi semakin matang dalam mengelola
Sistem Enterprise Resource Planning Pariwisata Jati Lian, sebagaimana temuan pada
penelitian terdahulu yang sejenis [22]:
1. SOP Manage Service Requests and Incidents, Manage Security Services, Manage
Operation.
2. Log backup data server dan log-log yang penting lainnya.
3. Planning audit independen bertujuan untuk memberikan evaluasi yang objective
terhadapa semua infrastructure teknologi informasi.
4. Monitoring, Evaluasi dan Laporan untuk semua infrastruktur teknologi informasi.
5. Dokumen-dokumen tata kelola tentang teknologi informasi.
6. Monitoring, Evaluasi dan Laporan tentang keamanan fasilitas teknologi informasi.
Penghitungan dalam mengukur hasil tingkatan digunakan dengan membuat survey
berupa pertanyaan-pertanyaan kepada user. Dari hasil menjawab pertanyaan maka dilakukan
perhitungan yang sekaligus digunakan untuk nilai dari domain COBIT. Setelah hasil evaluasi
stau domain sudah selesai maka dilanjutkan membandingkan dengan Goals yang ingin dicapai.
Pada gambar 3 terlihat antara capaian dengan Goals yang diinginkan. Jarak antara perhitungan

Jutisi: Vol. 11, No. 2, Agustus 2022: 283-292


Jutisi e-ISSN: 2685-0893 ◼ 291

pengukuran evaluasi dengan Goals, dinamakan GAP. Hasil tingkat kematangannya setelah
diukur mendekati level 3 (Established process) dan sudah terjadi kemajuan dari tingkat
kematangan tata kelola dengan Framework COBIT 5.

5. Kesimpulan
Hasil evaluasi dengan Framework COBIT, sistem informasi perusahaan Wisata Jati Lian
pada domain APO07 dan APO10. Hasil evaluasi 2,97 dengan domain APO07 dan evaluasi 2,49
dengan domain APO10. Metode pengukuran menggunakan Framework COBIT 5 pada domain
DSS01 dan DSS05. Tingkat kemampuan untuk pengukuran domain DSS01 sebesar 2,99 dan
domain DSS05 sebesar 2,59. Evaluasi menggunakan Framework COBIT 5 pada domain BAI05
sebesar 2,85 dan domain BAI06 sebesar 2,66. Evaluasi menggunakan Framework COBIT 5
pada domain MEA01 sebesar 2,87 dan domain MEA02 sebesar 2,68. Evaluasi menggunakan
Framework COBIT 5 pada domain EDM02 sebesar 2,89 dan domain EDM03 sebesar 2,76.
Tingkat kemampuan hasil evaluasi pengelolaan sistem informasi Enterprise Resource
Planning Wisata Jati Lian, membuktikan bahwa penerapan proses telah mendekati tingkat yag
ditargetkan yaitu sebesar 3 (Established process).

Daftar Referensi
[1] A.P. Yakup. “Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia”. Thesis, Universitas Airlangga, 2019, tersedia pada:
http://repository.unair.ac.id/id/eprint/86231
[2] W. Setyawan, “Enterprise Resource Palnning (ERP) Solusi Sistem Informasi Terintegrasi,”
J. Teknol. Inf. Din., vol. X, pp. 150–159, 2005.
[3] S. R. Widayanto, Suprapto, and A. Rachmadi, “Evaluasi Manajemen Teknologi Informasi
Menggunakan Framework COBIT 5 Domain Monitoring , Evaluate , and Assess pada
PT.PLN (Persero) Kantor Pusat,” J. Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 3, no. 7,
pp. 6956–6964, 2019.
[4] A. Nuratmojo, E. Darwiyanto, S. T. Mt, G. Agung, A. Wisudiawan, and S. Kom, “Penerapan
COBIT 5 Domain DSS ( Deliver , Service , Support ) untuk Audit Infrastruktur Teknologi
Informasi FMS PT Grand Indonesia Application COBIT 5 DSS ( Deliver , Service , and
Support ) Domain for Information Technology Infrastructure Audit FMS PT Gra,” e-
Proceeding Eng., vol. 2, no. 2, pp. 6499–6506, 2018.
[5] A. K. Setiawan and J. F. Andry, “Pengukuran Performa Tata Kelola Teknologi Informasi
pada Perpustakaan Nasional Menggunakan Framework COBIT 5,” Jutei, vol. 3, no. 1, pp.
53–63, 2019.
[6] R. A. Septiana Rohman, Nadiyasari Aghita, “Analisa Tata Kelola Teknologi Informasi
Untuk Meningkatkan Destinasi Pariwisata Di Lombok (Studi Kasus Di Dinas Pariwisata
Prov. NTB) Menggunakan Framework COBIT 5,” Jtika, vol. 2, no. 1, pp. 57–66, 2020.
[7] D. Zenaa, G. M. A. Sasmitaa, A. A. Ngurah, and H. Susilaa, “Audit Tata Kelola Teknologi
Informasi Pada Dinas Xyz Menggunakan Framework Cobit 5,” Ojs.Unud.Ac.Id, vol. 2, no.
1, pp. 392–404, 2021,
[8] J. A. I. Belegur, C. Rudianto, and M. Sitokdana, “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon Menggunakan Framework Cobit 5.0 pada
Domain Monitor, Evaluate And Asses (MEA),” Aiti, vol. 15, no. 2, pp. 107–114, 2018
[9] R. Wajhillah, A. Wibowo, and A. Riyanto, “Pengukuran Indikator Pengembangan
Ekowisata dan Kualitas Perangkat Lunak Sistem Informasi,” J. Pariwisata, vol. 5, no. 3, pp.
232–238, 2018.
[10] K. Triantini and Y. D. Rahayu, “Pengukuran Maturity Level Layanan Kepariwisataan
Disparporahub Kabupaten Bondowoso Dengan COBIT 4.1 dan Structural Equation
Model,” JUSTINDO (Jurnal Sist. dan Teknologi Informasi Indonesia, pp. 67–74, 2018,
[11] Muthmainnah, “Model Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi ( It Governance )
Pada Proses Pengelolaan Data Di Universitas Malikussaleh Lhokseumawe,” Techsi, vol.
6, pp. 117–131, 2015.
[12] A. K. Setiawan and J. Fernandes Andry, “IT Governance Evaluation using Cobit 5
Framework on The National Library,” J. Sist. Inf., vol. 15, no. 10–17, pp. 10–17, 2019.
[13] ISACA, COBIT ® Process Assessment Model (PAM): Using COBIT ® 5. Rolling
Meadows, IL 60008 USA: ISACA, 2013.
[14] S. Fajarwati, S. Sarmini, and Y. Septiana, “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi

Evaluasi Sistem Informasi Pariwisata menggunakan Framework COBIT 5 (Yakob Jati Yulianto)
292 ◼ e-ISSN: 2685-0893

Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 5,” JUITA J. Inform., vol. 6, no. 2, p. 73, 2018.
[15] F. Ajismanto, “Analisis Domain Proses COBIT Framework 5 Pada Sistem Informasi
Worksheet (Studi Kasus: Perguruan Tinggi STMIK, Politeknik Palcomtech),” CogITo
Smart J., vol. 3, no. 2, p. 207, 2018.
[16] S.P.A. Lasminiasih, M. Akbar, Andriansyah dan R. B. Utomo, “Perancangan Sistem
Informasi Kredit Mikro Mahasiswa Berbasis Web,” J. Sist. Inf., vol. 8, no. 1, pp. 2355–
4614, 2016.
[17] W. Wella, “Audit Sistem Informasi Menggunakan Cobit 5.0 Domain DSS pada PT
Erajaya Swasembada, Tbk,” Ultim. InfoSys J. Ilmu Sist. Inf., vol. 7, no. 1, pp. 38–44,
2016.
[18] G. Aerts, K. Cauwelier, S. de Pape, S. Jacobs, and S. Vanhondeghem, “An inside-out
perspective on stakeholder management in university technology transfer offices,”
Technol. Forecast. Soc. Change, no. 175, p. 121291, 2021,
[19] S. Aboabdo, A. Aldhoiena, and H. Al-Amrib, “Implementing Enterprise Resource
Planning ERP System in a Large Construction Company in KSA,” Procedia Comput.
Sci., vol. 164, pp. 463–470, 2019.
[20] I. M. Y. Adigunaa, G. M. A. Sasmita, and I. M. S. Putra, “Pengukuran Capability Level
Menggunakan COBIT 5 (Studi Kasus: Pada Dinas XYZ),” Ojs.Unud.Ac.Id, vol. 2, no. 1,
2021.
[21] A. Al Rasyid, “Analisis Audit Sistem Informasi Berbasis COBIT 5 Pada Domain (DSS)
(Studi Kasus : SIM-BL di Unit CDC PT Telkom Pusat.Tbk),” Telkom Eng. Sch. Telkom
Univ., 2015.
[22] J.A.I. Belegur, C. Rudianto & M. Sitokdana. “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon Menggunakan Framework Cobit 5.0
pada Domain Monitor, Evaluate and Asses (MEA)”. Aiti, vol. 15, no. 2, pp. 107-114, 2018

Jutisi: Vol. 11, No. 2, Agustus 2022: 283-292

Anda mungkin juga menyukai