Anda di halaman 1dari 5

Praktikum Nutrisi Blok 12 (Respiratory System)

Disusun oleh: Nurul Ramadhani Umareta 04101401057 B1 Instruktur: dr. Syarif Husin

Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang 2012

I.

Dasar Teori Penyakit saluran nafas akut dan kronik merupakan risiko terjadinya malnutrisi. Malnutrisi pada COPD khususnya empisema dan infeksi berisiko terjadinya penurunan BB, TB, TLBK, LOLA, Creatinine/height indexs. Malnutrisi pada COPD: Tinggi REE, meningkatnya upaya bernafas, asupan rendah, berefek terhadap terapi. Penurunan BB berkorelasi penurunan spirometri. COPD: Kegagalan ventilasi, dengan dukungan nutrisi yang tepat dapat memberikan perbaikan klinis. Gangguan ventilasi: terjadi defisiensi protein dan energi. Vitamin C,E, Beta karoten dan Se berkorelasi terhadap kesehatan paru. Oksidan seperti rokok dan polutan lainnya berdampak pada proses inflamasi. Karotenoid, lutein berkorelasi terhadap kekuatan FEV dan FEV 1. Asupan yang rendah Vitamin C dan A berkorelasi terhadap berkurangnya FEV dan FEV 1. Rokok berhubungan dengan kadar antioksidan seperti Vitamin C, E, beta karoten dan Se. Metanalisis: ada hubungan merokok dengan tinggi asupan kalori, total fat, saturated fat, koleseterol dan alkohol serta rendah antioksidan dan serat dibanding yang tidak merokok. Turnover Vitamin C 35 mg/hr lebih besar pada perokok.

Dampak penyakit paru terhadap gizi: Asupan makanan rendah Anorexia Kehilangan BB

Yang Akhirnya MEMPENGARUHI STATUS GIZI

Ventilasi : Metabolisme rate meningkat, level oksigen jaringan turun kompensasinya peningkatan ventilasi. Fungsi respirasi: BB menurunkan kekuatan otot pernafasan dan diafragma fungsinya ikut menurun. Malnutrisi: berkurangnya fungsi diafragma, otot intercostal, katabolise membuat berkurangnya kapasitas inspirasi. Metabolisme, O2 Konsumsi dan CO2 produksi: Total energi dan makronutrien O2 dan CO2. Asupan Energi: Metabolisme meningkat (hipermetabolik) berpengaruh pada O2 dan CO2. Karbohidrat/Lemak: Respiratory quotient (RQ) rasio mol produksi CO2 dan mol O2 konsumsi Karbohidrat RQ= 1. Fat = 0,7, Protein = 0,8 Hipopospatemia: Komplikasi dari gagal pernafasan ( pembentukan ATP kurang). Fungsi Imun: Malnutrisi kemampuan menekan bakteri terganggu. Penurunan Cell mediated immunity dan produksi Ig memudahkan terjadinya infeksi. Tujuan penatalaksanaan:

1. Mengendalikan anoreksia. 2. Memperbaiki fungsi paru. 3. Mengendalikan penurunan BB II. Tujuan Mampu menetapkan dukungan nutrisi pada penyakit saluran pernafasan. Mampu memberikan edukasi nutrisi untuk pencegahan dan promotif terhadap penyakit saluran pernafasan. III. Alat dan bahan 1. Alat tulis

IV.

Kasus Tuan B, 45 tahun, 42 kg, menderita TB paru, sudah 2 bulan di pulangkan. Tidak sesak lagi. Masih mengkonsumsi OST selama 6 bulan. Tentukan status gizi Status metabolic Kebutuhan kalori Makronutrien dan mikronutrien yang dianjurkan Edukasi

V.

Hasil dan pembahasan 1. Status Gizi: BMI= BB/ (TB dalam M)2 =42/(1,6)2= 16,406 underweight berat 2. Status Metabolik: Karena tuan B sudah tidak sesak lagi. Maka status metabolik nya pada fase pemulihan. 3. Kebutuhan kalori: Fase pemulihan: 35-50 kalori kkal/KgBB/hari : 1470-2100 kkal yang dibutuhkan tuan B per hari nya. 4. Makronutrien Karbohidrat : 50%= 735-1050 kkal= 179-256 gr Lemak Protein : 30%= 441- 630 kkal= 49-70 gr : 20%= 294-420 kkal= 73,5- 105 gr

Karena tuan B sudah tidak sesak lagi maka diberikan makronutrien sesuai fase pemulihan. Untuk meningkatkan berat badan nya karena dia underweight berat, maka karbohidratnya harus ditingkatkan dan lemaknya bisa diturunkan. Agar berat badan nya naik. 5. Mikronutrien Vitamin B6, B1, B12 untuk membantu pembentukan energy

Mineral P, K, Ca, Mg, omega 3 memperkuat otot pada saat ekspirasi dan isnpirasi . memperkuat pembentukan ATP. Vitamin C, E dan Se Untuk kesehatan paru, membentengi dari sel- sel radikal bebas Vitamin A Beta karoten Menambah kekuatan saat respirasi

6. Edukasi Bentuk makanan lunak Porsi kecil dan sering Istirahat sesudah makan Motivasi penderita mengkonsumsi mikronutrien sesuai anjuran Motivasi penderita untuk mengkonsumsi mikronutrien yang dianjurkan Motivasi penderita agar meminum OAT secara teratur dan minimal selama 6 bulan. ( diberitahu efek samping obatnya bagaimana dan penanganannya suapaya pasien mengerti dan bisa teratur minum obatnya) VI. Kesimpulan Tuan B pada kasus ini sudah 2 bulan dipulangkan dan sudah tidak sesak lagi, jadi masuk dalam tahap pemulihan. Karena status gizinya underweight berat maka kita harus meningktkan berat badan nya dengan meningkatkan konsumsi karbohidratnya. Agar pengobatan berhasil pasien harus taat mengkonsumsi makanan sesuai yang dianjurkan dan minum OAT minimal selama 6 bulan. Oleh karena itu pasien harus dimonitoring dan di evaluasi agar pengobatan berhasil.

Anda mungkin juga menyukai