PANJANG IKATAN
Panjang ikatan adalah jarak antara dua buah atom
yang saling berikatan atau jarak rata-rata antar dua buah inti yang berikatan kovalen. rA = d, rA = jari-jari kovalen A
Panjang ikatan dapat diukur dengan cara: Difraksi elektron Difraksi sinar X Studi dari spektra (spektrum) Gabungan dari ketiga cara diatas
Faktor-faktor yang menentukan panjang ikatan: jari-jari kovalen, keelektronegatifan, energi ikatan dan orde ikatan.
Jari-jari kovalen adalah setengah dari jarak antara dua inti atom homonuklear yang berikatan kovalen atau setengah dari jarak ikatan antara dua atom yang sama.
rA = dA
rA-B = rA + rB
Keterangan: rA-B = panjang ikatan AB rA rB
= jari-jari
contoh :
Panjang ikatan C-C merupakan jumlah jari-jari kovalen kedua atom C. Dengan demikian jika atom C mempunyai jari-jari kovalen 0,77 Ao, maka panjang ikatan C-C dapat diperoleh dengan cara berikut: rC-C = r C + r C = 0,77 + 0,77 = 1,54
atom C dan atom Cl. Apabila jari-jari kovalen atom C dan Cl adalah berturut-turut 0,77 dan 0,99 Ao, maka panjang ikatan C-Cl adalah: rC-Cl = rC + rCl = 0,77 + 0,99 = 1,76
perhitungan lebih besar, 1,76. Persamaan di atas hanya berlaku untuk dua atom yang berikatan dengan perbedaan keelektronigatifan nol. Jari-jari kovalen merupakan setengah dari jarak inti kedua atom yang berikatan.
Keelektronegatifan Ikatan yang dibentuk dari atom-atom yang memiliki perbedaan keelektronegatifan, rumus Pauling dan Huggins tidak dapat diterapkan, karena selalu lebih pendek daripada jumlah jari-jari atom pembentuknya. Hal ini terjadi karena adanya kontraksi akibat perbedaan keelektronegatifan polaritas.
Contoh : Panjang ikatan C-N dengan jari-jari kovalen dan N berturut-turut 0,77 dan 0,75 Ao adalah sebagai berikut: rC-N = rC + rN = 0,77 + 0,75 = 1,52
Data observasi rC-N = 1,47 . Artinya data observasi lebih pendek
Hal ini dapat dilihat pada panjang ikatan C-O dengan jari-jari kovalen
kontraksinya merupakan selisih antara data observasi dengan hasil perhitungan, yakni 0.09 rC-O = rC + rO = 0,77 + 0,74 = 1,51 Data pengamatan rC-O = 1,24.
Jadi, nilai kontraksinya merupakan selisih antara data observasi
Schumacher dan Stevenson rA B = rA + rB 0,09 XA XB Keterangan : rA-B = panjang ikatan rA = jari-jari kovalen A rB = jari-jari kovalen B XA XB= Keelektronegatifan A dan B
Contoh Hitung panjang ikatan C-Cl dimana jari-jari kovalen atom C dan Cl adalah masing-masing 0,77 dan 0,99 dan keelektronegatifan C dan Cl adalah berturut-turut 2,5 dan 3,0. rC-Cl = rC + rCl 0,0 9 XC XCl rC-Cl = 0,77 + 0,99 0,09 XC XCl = 0,77 + 0,99 0,09 2,5 3,0 = 1,67 0,09 (0,5) = 1,715 = 1,72
ikatan
rAB
= rA + rB
Contoh Hitung panjang C-Cl jika diketahui energi ikatan C-Cl = 77 kkal rC-Cl = rC + rCl - 1/2 Iog EC-Cl =1,22 +1,44 log 77 =1,72 Ao
Orde Ikatan
Orde ikatan menunjukkan jumlah ikatan
Ikatan tunggal C-C ; rC-C = 1,54 A, artinya ikatan
mempunyai orde ikatan = 1 Ikatan rangkap dua C=C ; rC-C = 1,33 A, yang berarti bahwa ikatan ini berorde ikatan dua Pada umumnya, ikatan rangkap lebih kecil dari pada ikatan tunggal, jika terjadi resonansi maka orde ikatan berada diantara 1 dan 2.
Contoh:
panjang ikatan, yang menyatakan bahwa hubungan empiris antara orde ikatan dengan panjang ikatan ternyata tidak linier rAB = r1 [3(y 1)(r1 r2)/(2y 1)]
keterangan : rAB = panjang ikatan r1, r2 = Panjang ikatan tunggal dan panjang ikatan rangkap y = Orde ikatan