Anda di halaman 1dari 41

ACUTE CORONARY

SYNDROME
Adam
Hakim
Gusti Rury
Prabandari
Maretha
Fitriana C.
M. Aulia
Rahman
Rina
Septiani
Anatomi Arteri Koroner
Adalah pembuluh darah yang memperdarahi otot jantung,
terdiri dari 2 cabang yang keluar dari sinus valsava. Yang
merupakan cabang pertama dari aorta.
Right Coronary
Artery (RCA)
Pengertian penyakit jantung jantung
koroner
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu penyakit kronis akibat pengerasan
(atherosklerosis) dinding pembuluh darah arteri jantung (koroner).
Bila arteri koroner
sama sekali
tertutup (block)
oleh gumpalan
darah, maka
daerah otot
jantung yang
disuplai ini akan
mati.
Faktor Resiko Penyakit Jantung
Koroner
A. Faktor Mayor adalah faktor yang
tidak dapat diubah :
Keturunan
Jenis kelamin
Usia

B. Faktor Minor adalah faktor yang
dapat diubah :
Kenaikan kadar homosistein, protein C-
reaktif dan fibrinogen
Konsumsi alkohol yang berlebihan
Riwayat adanya penyakit jantung dalam
keluarga
Makanan berlemak tinggi dan
berkabohidrat tinggi
Hiperlipoproteinemia
Hipertensi
Obesitas
Status postmenopausal
Banyak duduk dan tidak bergerak
Rokok
Stres
Diabetes

Etiologi Peny. Jantung Koroner
Patofisiologi atherosklerosis
Tahap 2:
Fibrous plaque
ACS
Tahap-Tahap Terjadi Trombus
Trombus :
terbentuknya
sebuah
gumpalan
dalam lumen
dari pembuluh
darah yang
menyumbat
pembuluh
darah dalam
sistem sirkulasi.

Acute Coronary Syndrome
ACS merupakan manifestasi PJK
akibat atherotrombosis.
Atherotrombosis terdiri dari
atherosclerosis dan trombosis.
Acute Coronary Syndrome
(ACS)
Adalah suatu keadaan darurat medis dan
membutuhkan pertolongan ke rumah sakit segera,
merupakan keadaan darurat jantung dengan manifestasi
klinis rasa tidak enak didada atau gejala lain sebagai
akibat iskemia miokardium.
Letak Perbedaan
Letak perbedaan antara angina tak stabil, infark Non-elevasi ST dan
dengan elevasi ST adalah dari jenis trombus yang menyertainya
Angina tak stabil dengan trombus mural
Non-elevasi ST dengan thrombus inkomplet/nonklusif
Elevasi ST adalah trobus komplet/oklusif
Diagnosis ACS
gejala klinis nyeri dada spesifik (angina
pectoris)
gambaran EKG (elektrokardiogram)
evaluasi biokimia dari enzim jantung
Gejala klinis nyeri dada spesifik (angina
pectoris)

adalah gangguan yang timbul , infark,
kejang-kejang atau takhikardi tertentu
sebagai akibat hipoxia otot jantung pada
pembebanan fisik atau emosional dan
disebabkan oleh penciutan arteri
jantung, anemia hebat dan penciutan
aorta.
Sifat-Sifat Angina
Perjalanan : Leher, lengan kiri, mandibula, gigi,
punggung, dan dapat juga lengan kanan
Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat
Faktor pencetus : Latihan fisik, stres emosi, udara
dingin, dan sesudah makan
Gejala yang menyertai: Mual, muntah, sulit bernafas,
keringat dingin, dan lemas
Lokasi : Substermal (dibawah tulang dada),
retrostermal (belakang tulang dada), dan prekordial
Sifat Nyeri : Rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar,
ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan
dipelintir

Jenis-Jenis Angina Pectoris
Angina of effort (angina stabil kronik)
Angina tidak stabil atau angina
crescendo
Angina variant atau angina prinzmetal
Presentasi klinis angina pectoris
Unstable angina
Non-ST segment elevasi miokard infark
(NSTEMI)
ST segment elevasi miokard infark (STEMI)
ST segment elevasi
miokard infark (STEMI)
Unstable Angina
Gejala nyeri saat istirahat
Terdapat peningkatan serum troponin
Perubahan EKG: elevasi segmen ST
tidak hadir, mungkin ada segmen ST
normal atau depresi atau gelombang T
inversi

Diagnosis ekg
Gambaran EKG Normal
STEMI (ST ELEVASI
MIOKARD INFARK)
Non-ST segmen
elevasi miokard infark
(NSTEMI)
ST Deppression

Up Slopping
Horizontal
Down Slopping

T Inveted
Q Pathologist
ST Deppresion
Up Slopping Horizontal Down Slopping
T Inverted
Q Pathologist
Lokasi Infark Berdasarkan Letak
Perubahan Gambaran EKG
akut anterior infark

Akut inferior infark

Akut Lateral Infark

Petanda biokimia (enzim jantung)
Pengujian laboratoris yang bisa terlihat
adalah jumlah sel darah putih yang meningkat
dan tingkat sedimentasi eritrosit berubah
dalam tingkat elektrolit yang naik dan
peningkatan kadar gula darah.

Mioglobin
Dapat dideteksi satu
jam setelah infark
dan mencapai
puncak dalam 4-8
jam.
Creatinine
Kinase (CK)
Meningkat setelah
3-8 jam bila ada
infark miokard dan
mencapai puncak
dalam 10-36 jam
dan kembali
normal dalam 3-4
hari.
Latic
dehydrogenase
(LDH)
Meningkat setelah
24-48 jam bila ada
infark miokard
mencapai puncak
3-6 hari dan
kembali normal
dalam 8-14 hari
Pemeriksaan enzim jantung
yang lain yaitu



Berat-Ringannya ACS
Kelas I : Serangan baru, yaitu kurang dari 2
bulan progresif,berat, dengan nyeri pada
waktu istirahat, atau aktivitas sangat ringan,
terjadi >2kali per hari.
Kelas II : Sub-akut, yakni sakit dada antara 48
jam sampai dengan 1 bulan pada waktu
istirahat
Kelas III : Akut, yakni kurang dari 48 jam




Klinis

Kelas A : Sekunder, dicetuskan oleh hal-hal di
luar koroner, seperti anemia, infeksi, demam,
hipotensi, takiaritmia, tirotoksikosis, dan
hipoksia karena gagal napas.
Kelas B : Primer
Kelas C : Setelah Infark (dalam 2 minggu ACS)

Intensitas Terapi
Belum pernah diiobati
Dengan Anti-angina (penghambat beta
adrenergik, nitrat dan antagonis kalsium)
Antiangina dan nitroliserin intravena
Klasifikasi Derajat Nyeri
Pencegahan Syndrome Coroner Acut
Merubah gaya hidup
Mengkonsumsi makanan sehat
Mengontrol kadar kolesterol darah
Mengontrol kadar gula darah
Stop merokok
Berolahraga secara teratur
Mencegah obesitas / kegemukan
Menghindari stress
Obat pada penderita Syndrome
Coroner Acute
Pasien dengan penyakit jantung koroner yang
diketahui harus diberikan saran yang jelas tentang cara
menghitung sendiri mengobati dengan trinitrat gliseril
untuk meringankan gejala angina mereka:
Dosis awal harus diambil pada onset gejala.
Jika perlu, dua dosis lebih lanjut harus diambil pada
lima menit interval.
Jika gejala tidak diselesaikan dalam waktu lima menit
mengambil dosis ketiga (15 menit).
Secara total dari timbulnya gejala) layanan medis
darurat harus dihubungi.

Prinsip penatalaksanaan SKA adalah
mengembalikan aliran darah koroner
dengan trombolitik/ PTCA primer untuk
menyelamatkan jantung dari infark miokard,
membatasi luasnya infark miokard, dan
mempertahankan fungsi jantung.
penanganan segera mulai
sejak di luar rumah sakit
sampai di rumah sakit.
Tenggang waktu antara mulai
keluhan-diagnosis dini sampai
dengan mulai terapi reperfusi sudah
harus terlaksana sebelum 4-6 jam
Pasien yang telah ditetapkan sebagai penderita APTS/NSTEMI harus istirahat di ICCU
dengan pemantauan EKG kontinyu untuk mendeteksi iskemia dan aritmia. Oksigen
diberikan pada pasien dengan sianosis atau distres pernapasan.
Dilakukan pemantauan EKG kontinyu
untuk mendeteksi iskemia dan aritmia.
TINDAKAN
UMUM

Tata Laksana
Sebelum Ke
Rumah Sakit


Dalam menghadapi pasien-pasien nyeri dada dengan
kemungkinan penyebabnya kelainan jantung, langkah yang
diambil atau tingkatan dari tata laksana pasien sebelum
masuk rumah sakit tergantung ketepatan diagnosis,
kemampuan dan fasilitas pelayanan kesehatan maupun
ambulan yang ada.

Bagi orang awam
mengenali gejala
serangan
jantung,segeralah
dibawa ke rumah
sakit
Petugas kesehatan/ dokter umum di klinik. Mengenali
gejala sindrom koroner akut dan pemeriksaan EKG
bila ada. Tirah baring dan pemberian oksigen 2-4
liter/menit. Memberikan aspirin 160 325 mg tablet
kunyah bila tidak ada riwayat alergi aspirin. Berikan
preparat nitrat sublingual misalnya isosorbid dinitrat
5 mg diulang setiap 5 15 menit sampai 3 kali. Bila
memungkinkan pasang jalur infus. Segera kirim ke
rumah sakit terdekat dengan fasilitas ICCU (Intensive
Coronary Care Unit) yang memadai dengan
pemasangan oksigen dan didampingi
dokter/paramedik yang terlatih.
Manajemen dalam 10 menit pertama harus
selesai dilaksanakan adalah:
Pemeriksaan klinis dan penilaian rekaman EKG 12
sadapan.
Periksa enzim jantung CK/CKMB atau
CKMB/Tropononin.
Perikan segera: 02, infus NaCl 0,9% atau dekstrosa
5%.
Pasang monitoring EKG secara continiue.
Pemberian obat

Segera pindahkan ke
Ruang Rawat Intensif
Koroner (ICCU).

Prosedur :
1. Pasang monitor 24 jam
2. Tirah baring
3. Pemberian oksigen 3-4L/menit
4. Pemberian nitrat

Tatalaksana di
Unit Gawat
Darurat


Manajemen pelaksanaan ACS di UGD adalah
sebagai berikut :
Pemeriksaan klinis dan penilaian rekaman EKG 12
sadapan.
Periksa enzim jantung CK/CKMB atau
CKMB/Tropononin.
Perikan segera: 02, infus NaCl 0,9% atau
dekstrosa 5%.
Pasang monitoring EKG secara continiue.
Pemberian obat
Segera pindahkan ke Ruang Rawat Intensif
Koroner (ICCU).

Anda mungkin juga menyukai