STROKE ISKEMIK
IDENTITAS PASIEN :
Nama : Isroyah
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Suku bangsa : Jawa
Alamat :Gg. Tawon sampali
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum
Kesadaran : Komposmentis , GCS
= 15 (E4 M6 V5)
Kooperatif
: Kooperatif
Tekanan darah : 180/100 mmHg
Frekuensi nadi
: 92 x/menit
Frekuensi nafas: 28 x/menit
Suhu
: 36,0C
Status Internus
Keadaan Regional
Kepala: Tidak ada kelainan
Rambut : hitam bercampur uban, tidak
mudah rontok.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
Kulit: tidak ada kelainan.
KGB : tidak ada pembesaran.
Telinga : Otorrhea (-), Tinnitus (-)
Hidung : Septum Deviasi (-), Rinorrhea (-)
Tenggorokan : Tonsil T1-T1 tidak hiperemis.
Leher : JVP 5-2 cm H2O
Thorak
Paru :
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Fremitus tactil dan vokal simetris kanan dan
kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung:
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung kiri
: 1 jari medial LMCS RIC
V
Batas jantung kanan : LSD
Batas jantung atas
: RIC II
Auskultasi
: regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
Inspeksi: Soepel, simetris, datar
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+ ) normal
Korpus vertebrae:
Inspeksi : deformitas (-)
Palpasi : gibus (-)
Status Neurologikus:
Tanda rangsangan selaput otak:
Kaku kuduk : (-)
Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II : (-)
Tanda Kernig : (-)
Pemeriksaan laboratorium
Darah Rutin:
Hb
: 13,1 gr/dl
Leukosit
: 11.000/mm3
Trombosit
: 231.000/mm3
Hematokrit
: 37,0%
Kimia darah
: Gula darah sewaktu
:
505 mg/dl
Terapi :
Head up 300
02 2-4 L/i via nasal kanul
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ranitidine 1 gr/12 jam
Inj. Piracetam 1 gr/8 jam
Nevedipin 5 mg 1x1 tab
Captropil 25 mg 2x1 tab
Alprazolam 0,5 mg 1x1 tab (malam) jika
sulit tidur
DEFINISI STROKE
Epedemiologi
Faktor Resiko
Klasifikasi Stroke
I. Berdasarkan
Patologi anatomi
dan Penyebabnya :
1.Stroke Iskemik: 2. Stroke
Hemorragik:
a.Transient Ischemic
Attack (TIA)
a.Perdarahan
Intraserebral
b.Trombosis Cerebri
b.Perdarahan
c.Emboli Cerebri
Subarakhnoid
II. Berdasarkan
stadium/pertimban
gan waktu
a. TIA
b. Stroke-in-Evolution
c. Completed Stroke
III. Berdasarkan
Sistem Pembuluh
Darah
1. Sistem Karotis
2.
SistemVertebroBasi
ler
Stroke Iskemik
Stroke
iskemik
terjadi
akibat
menurunnya tekanan perfusi otak
regional. Keadaan ini disebabkan
oleh sumbatan atau pecahnya salah
satu pembuluh darah otak di daerah
sumbatan atau tertutupnya darah
otak baik sebagian atau seluruh
lumen pembuluh darah otak.
Stary
I
lesion:
permukaan
endotel
mengekspresikan suatu molekul adhesi yaitu
molekul selektin E dan selektin P, menarik lebih
banyak lagi sel polimorfonuklear dan monosit pada
ruang subendotel
Stary II lesion: makrofag mulai memfagosit
sejumlah besar LDL (fatty streak)
Stary III lesion: karena proses terusberlanjut
makrofag pada akhirnya berubah menjadi sel foam
(foamcell).
Stary IV lesion: akumulasi lipid diruang ekstrasel
dan mulai bersatu untuk membentuk suatu inti lipid
Ventricular
or
septal
aneurysm
Cardiomyopathies leading to stagnation of
blood flow.
Gejala Klinik
Diagnosis
Penatalaksanaan
Suportif:
Bebaskan jalan napas dan usahakan
ventilasi adekuat, bila perlu berikan O 2
1-2 lt/mnt, sampai hasil gas darah
Cairan infus: asering, ringer laktat, NaCl
0,9%
TD diturunkan: bila MABP > 140 mmHg
atau TD sistolik > 220 mmHg atau
TDdiastolik > 120 mmHg
Medikamentosa:
Antiedema (diuretic-osmotik)
Manitol 20%: 1-2 gr/kgBB/30/6 jam
Trombolisis:
Recombinant tissue-type plasminogen
activator (rt-PA), diberikan dalam 3 jam
sejak onset stroke, dosis 0,9 mg/kgBB/IV
(maksimum 90 mg), 10% bolus/90%
drip dalam 60 menit.
Obat hemoreologik:
Antiagregasi eritrosit : pentoxifyllin
Rehabilitasi medik:
Bladder training
Fisioterapi pasif sedini mungkin
Fisioterapi aktif
Gizi:
Diet rendah
kolesterol/lemak/purin/garam
Prognosis
Banyak penderita yang mengalami kesembuhan dan
kembali menjalankan fungsinormalnya.Penderita
lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan menatal
dan tidak mampu bergerak, berbicara atau makan
secara normal.
Sekitar 50% penderita yang mengalami kelumpuhan
separuh badan dan gejala berat lainnya, bisa kembali
memenuhi kebutuhan dasarnyasendiri.Mereka bisa
berfikir dengan jernih dan berjalan dengan baik,
meskipun penggunaanlengan atau tungkai yang
terkena agak terbatas.
Sekitar 20% penderita meninggal di rumah sakit.
TERIMAKASIH