Anda di halaman 1dari 14

SLEEP APNEA AND SLEEP

DISORDERS

OLEH :
KUEPOYOS HECKLY
MELISA E. SUMARAUW
VERONICA J. GIRSANG
GRAYS N. PONGMARI
SUPERVISOR PEMBIMBING
DR. O. C. P. PELEALU, SPTHT-KL

Obstructive Sleep Apnea (OSA)


Didefinisikan

dengan
pernapasan (apneu,
pernapasan tambahan)

lima atau lebih


hipopneu, atau

gejala
usaha

Mendengkur mempengaruhi setidaknya 40% pria

dan 20% wanita, dan sering menyertai gangguan


pernapasan saat tidur
2% dari wanita dan 4% pria yang berusia lebih dari
50 tahun memiliki gejala apneu di saat tidur yang
obstruktif

OSA yang tidak di obati telah terbukti menjadi


faktor risiko independen untuk:
resistensi insulin,
penyakit refluks gastroesofagus,
kecelakaan kendaraan bermotor,
penurunan perhatian, memori kerja, dan fungsi
eksekutif

Gejala OSA
mendengkur keras,
gelisah saat tidur
rasa mengantuk berlebihan di siang hari

Diagnosis
polisomnografi (PSG) diperlukan untuk diagnosis

dan dianggap sebagai gold standar untuk diagnosis


dari OSA

Patogenesis
Obesitas, hipertrofi jaringan lunak, dan karakteristik

kraniofasial kolaps obstruksi

Penatalaksanaan
Partial midline glosektomi (PMG)
lingualplasti
ablasi dasar lidah dengan frekuensi radio merupakan

prosedur yang telah dikembangkan untuk mengatasi


jatuhnya bagian retrolingual atau penyempitan yang
terjadi pada OSA
Uvulopalatolaringoplasti (UPPP) merupakan
prosedur bedah yang paling umum dilakukan untuk
OSA

Pembedahan daerah hipofaring terdiri dari prosedur

yang dirancang untuk mencegah jatuhnya lidah saat


tidur sehingga menutupi jalan napas.

Klasifikasi gangguan tidur


1. Insomnia
Defenisi kesulitan dengan inisiasi tidur
pemeliharaan, konsolidasi, atau kualitas; dimana
hal-hal tersebut terjadi berulang-ulang dan
menyebabkan disfungsi pada siang hari meskipun
memiliki kesempatan yang adekuat untuk tidur.
Gejala kelelahan atau malaise, gangguan kognitif,
gangguan suasana hati atau mudah marah, kantuk
disiang hari, kurangnya motivasi atau energi , nyeri
kepala, ketegangan otot, gejala gastrointestinal

Kesimpulan
Mayoritas pasien yang dirujuk ke ahli THT biasanya

memiliki gangguan tidur terkait dengan pernafasan,


juga mungkin juga menderita gangguan tidur
lainnya termasuk kebersihan tidur yang tidak
memadai, insomnia, gangguan ritme sikardian dan
gangguan gerakan anggota gerak tubuh.

2. Hipersomnia Sentral
Gangguan ini ditandai dengan kantuk berlebihan
disiang hari .
3. Gangguan irama tidur sirkadian
ketika pola bangun-tidur seseorang berubah
menjadi tidak sesuai dengan waktu setempat, yang
kemudian menetap dan terjadi berulang kali, yang
menyebabkan rasa kantuk berlebihan di siang hari
atau insomnia dan mengakibatkan gangguan fungsi.

4. Parasomnia
gerakan yang tidak diinginkan atau fenomena
subjektif yang terjadi, baik di saat mau tertidur,
selama tertidur, ataupun di saat bangun.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai