Anda di halaman 1dari 19

PERANCANGAN

FILTER ANALOG

Filter: suatu alat yang memiliki fungsi untuk


melewatkan frekuensi tertentu. Filter analog berarti
filter yang melewatkan sinyal analog dan pengolahan
sinyalnya juga dilakukan secara analog

Filter analog banyak digunakan dalam sistem


komunikasi, misalnya pada up-down converter, untuk
merancang duplekser, filter sinyal audio, filter RF, filter
SSB, dsb.

Berdasarkan

daerah frekuensi yang


dilewatkan, filter analog dibagi menjadi
1. LPF (Low Pass Filter)
2. BPF (Band Pass Filter)
3. HPF (High Pass Filter)
4. BSF/BRF (Band Stop Filter/ Band
Reject Filter)

Frequency-Selective Filters

Ideal lowpass filter


1,
w wc
jw
H lp e
0, wc w

sin wc n
hlp n
, n
n
H e
jw

1
2

wc

wc

2
4

Frequency-Selective Filters
Ideal highpass filter
0,
H hp e

jw

w wc

1, wc w

sin wc n
hhp n n
, n
n
H e jw

1
2

wc

wc

2
5

Frequency-Selective Filters
Ideal bandpass filter

H bp e

jw

1, wc1 w wc2

0, others
H e jw

wc2

wc1

wc1

wc2

Frequency-Selective Filters
Ideal bandstop filter
0, wc1 w wc2
H bs e
1, others
jw

H e jw

wc2

wc1

wc1

wc2

Berdasarkan

bentuk

respon

frekuensi

terhadap gain:
1. Filter Bessel (Maximally Flat Time
Delay)
2. Filter Butterworth (maximally flat)
3. Filter Chebyshev (Tchebycheff)
4. Filter Cauer (Eliptic)

Berdasarkan sifat penguatannya, filter bisa


diklasifikasikan:
Filter

Komponen penyusunnya: penguat, kapasitor dan


resistor.
Keuntungan: ukuran yang lebih kecil, ringan, lebih
murah dan lebih fleksibel dalam perancangannya.
Kekurangan: kebutuhan catu daya eksternal, lebih
sensitif terhadap perubahan lingkungan, dan memiliki
frekuensi kerja yang tidak terlalu tinggi (hanya sampai
ratusan MHz).

Filter

aktif : bersifat menguatkan

pasif : bersifat tidak menguatkan

Komponen penyusunnya : induktor, kapasitor dan


resistor.
Kelebihan: dapat digunakan untuk frekuensi tinggi.
Kekurangan: dimensi lebih besar daripada Filter aktif
10

Langkah umum merancang Filter:


Dari spesifikasi,
lakukan normalisasi
dan cari orde filter

Tentukan Filter
Ternormalisasi
(prototype)

Denormalisasi
(Pen-skalaan)

Tentukan spesifikasi filter: penguatan, frekuensi cut-off, frekuensi


stop band, ripple.
Lakukan Normalisasi frekuensi, kemudian tentukan orde filter
dengan bantuan kurva Redaman vs frekuensi ternormalisasi
Tentukan prototype filter LPF dengan bantuan Tabel orde filter dan
harga komponen
Jika yang dirancang adalah filter HPF dan BPF/BSF Narrowband,
lakukan konversi dari prototype LPF ke prototype HPF/BPF/BSF
Lakukan denormalisasi untuk mendapatkan harga-harga komponen
yang sebenarnya
11

Model Filter Ternormalisasi


( prototype )

Bertujuan memudahkan analisis dan perhitungan dalam


merancang suatu filter
Bila LPF ternormalisasi sudah dibuat, maka dapat
dirancang LPF, HPF, BPF maupun BSF riil yaitu pada
frekuensi yang sebenarnya dengan transformasi
tertentu.
Untuk mengaplikasikan prototype ternormalisasi pada
suatu harga frekuensi tertentu (frekuensi sesungguhnya)
diperlukan denormalisasi/penskalaan dengan aturan
yang
ditentukan,
karenanya
prototype
LPF
ternormalisasi ini dirancang saat frekuensi C = 1 rad/s.

12

LPF pasif Butterworth ternormalisasi

Respon magnituda kuadrat LPF Butterworth


| H j | 2
N

2N

Grafik respon LPF Butterworth


| H(j ) |
Filter ini memiliki orde N,
(N Integer) dan jika N 0 dB
semakin besar maka respon -3 dB
filter mendekati respon
filter ideal

= frekuensi redaman yg
diinginkan
C = frekuensi cutt off 3 dB.

Orde filter ini ditentukan oleh


jumlah komponen penyimpan
energi

N=4
N=3
N=2

1
C

13

LPF Butterworth ini memiliki respon flat pada daerah


passband maupun stopband.

Dari Persamaan Filter tersebut, untuk mengetahui


redaman perdekade (persepuluh kali) setelah frekuensi
cut off, dilakukan pendekatan sebagai berikut:

| HN

1
j |
20 N log 10
2N
1 10
2

dB 20 N dB / dec

Jadi setelah frekuensi cut off-nya, filter Butterworth ini


memiliki respon meredam mendekati 20N dB/ dekade.

14

Posisi pole-pole pada bidang s (s-plane)


ditentukan dengan menyelesaikan persamaan
berikut.

1
| H N s | | H N s | . | H N s |
1 2 N
2

2 s 2

N 2N
1 1 s

Dengan membuat harga denominator fungsi tersebut


pada harga 0, pole akan diperoleh:
1
N
s 1 2 N
(N

genap )

s K 1 (k / N )

K 0,1,2 ,..., 2 N 1

(N

ganjil )

s K 1 ( / 2 N k / N )

K 0,1, 2 ,..., 2 N 1

atau
( 2 K 1)

s K sin

( 2 K 1)
2N

j cos

2N

K 1, 2 ,3,..., N
15

Posisi pole-pole dari fungsi HN(s) dan HN(-s) ini


ditunjukkan pada gambar berikut ini
pole-pole H(-s)

pole-pole H(-s)

N=2
pole-pole H(s)

N=3
pole-pole H(s)

yaitu berada pada titik-titik dengan jari-jari = 1. Jarak


antara dua buah pole adalah /N radian.

Pole-pole dari fungsi HN(-s) terletak disebelah kanan


sumbu vertikal (disebut Right Half Plane Poles),
sedangkan pole-pole dari fungsi HN(s) terletak disebelah
kiri sumbu vertikal (disebut Left Half Plane Poles)
16

18

19

Anda mungkin juga menyukai