Anda di halaman 1dari 13

PERANCANGAN FILTER BUTTERWORTH LOLOS TINGGI (HIGH

PASS FILTER) MENGGUNAKAN SOFTWARE LTSPICE

LAPORAN TUGAS BESAR ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI

Disusun sebagai syarat mata kuliah Elektronika Telekomunikasi

di Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

Disusun oleh :

FARAZ SONIA HANDRIANTI

1101154477

TT-40-01

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS TELKOM

BANDUNG

2019
BAB I
KONSEP DASAR

1.1. Teori Filter

Filter adalah suatu sistem atau rangkaian yang digunakan untuk menyeleksi
tegangan output bedasarkan frekuensi tertentu yaitu frekuensi yang diterima
(diloloskan) atau frekuensi yang ditolak (diredamkan). Frekuensi pemisah antara
frekuensi yang diinginkan dan yang tidak diinginkan disebut frekuensi cut-off.
Dimana besarnya frekuensi cut-off adalah 0,707 volt dari tegangan maximum yang
diinginkan atau nilainya sama saat redaman mencapai nilai -3dB.

Filter digolongkan dalam dua bagian, yaitu:

1. Filter menurut komponen penyusun rangkaiannya :


a. Filter pasif; merupakan filter yang komponennya terdiri dari resistor, kapasitor
dan induktor.
b. Filter aktif; merupakan filter yang komponennya terdiri dari penguat
operasional (Op-Amp), resistor dan kapasitor.
c. Selain itu masih ada lagi seperti filter Surface Acaustic Wave (SAW), filter-
filter elektromagnetik dan filter kristal piezoelektrik.

2. Filter berdasarkan batas frekuensi yang ingin dilewatkannya :


a. LPF (Low Pass Filter); berfungsi meloloskan frekuensi dibawah frekuensi cut-
off dan meredam semua frekuensi di atasnya, dengan cara memperlemah
tegangan keluaran untuk semua frekuensi diatas frekuensi cut-off dan tetap
untuk tegangan dibawah frekuensi cut-off.
b. HPF (High Pass Filter); berfungsi meloloskan frekuensi diatas frekuensi cut-
off dan meredam semua frekuensi di dibawahnya, dengan cara memperlemah
tegangan keluaran untuk semua frekuensi dibawah frekuensi cut-off dan tetap
untuk tegangan diatas frekuensi cut-off.
c. BPF (Band Pass Filter); berfungsi meloloskan frekuensi diantara frekuensi
cut-off bawah dan frekuensi cut-off atas dan meredam semua frekuensi
diluarnya. Selisih antara frekuensi cut-off atas dan frekuensi cut-off bawah
disebut dengan Bandwith (BW). Dari selisih ini band pass filter dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu Wideband dan Narrowband. Penjelasan
selengkapnya baca buku referensi lainnya.
d. BSF (Band Stop Filter); berfungsi meredam frekuensi diantara frekuensi cut-
off bawah dan frekuensi cut-off atas dan meloloskan semua frekuensi lainnya.
Oleh karena itu BSF merupakan kebalikan dari BPF. Dari selisih ini band pass
filter dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu Wideband dan Narrowband.
Penjelasan selengkapnya baca buku referensi lainnya.

Pada tugas besar ini akan merancang filter pasif jenis high pass filter (HPF).

1.2. Passive-High Pass Filter

Seperti penjelasan sebelumnya, rangkaian filter pasif HPF akan meloloskan


frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi cut-offnya. Filter ini memiliki tegangan
output dari DC (0Hz), sampai ke titik cut-off tertentu (ƒc) frekuensi. Frekuensi cut-
off dapat dicari melalui persamaan sebagai berikut:

1
𝑓𝑐 = ;
2𝜋𝑅𝐶

Rangkaian filter pasif HPF terdiri dari rangkaian RC, dimana untuk
menghitungnya dapat memanfaatkan rangkaian pembagi tegangan.

Gambar 1.1 Rangkaian dasar filter high pass filter (HPF) beserta grafik respon
frekuensi.

Perhitungan rumus tegangn output rangkaian filter pasif HPF adalah sebagai
berikut

𝑅
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 1 × 𝑉𝑖𝑛 ,
⁄𝑗𝜔𝐶+𝑅
Setelah diketahui nilai tegangan outputnya, selanjutnya dapat dicari nilai
penguatannya melalui persamaan rums sebagai berikut:

𝑉𝑜𝑢𝑡
𝐺 = 20 𝑙𝑜𝑔
𝑉𝑖𝑛

Pemanfaatan filter pasif HPF digunakan dalam audio amplifier sebagai


kapasitor coupling antara dua tahap penguat audio dan dalam sistem speaker untuk
mengarahkan sinyal frekuensi tinggi untuk speaker kecil "tweeter" tipe sementara
memblokir sinyal bass yang lebih rendah atau juga digunakan sebagai filter untuk
mengurangi noise frekuensi rendah atau "gemuruh" distorsi jenis. Bila digunakan
seperti ini di aplikasi audio pass filter tinggi kadang-kadang disebut "berpotongan
rendah", atau "bass memotong" filter. Vout tegangan output tergantung pada
konstanta waktu dan frekuensi dari sinyal input seperti yang terlihat sebelumnya.
BAB II
HASIL PERHITUNGAN RUMUS KOMPONEN RANGKAIAN

2.1. Skema Perancangan Rangkaian Filter Pasif HPF

Pada tugas besar ini dirancang filter pasif jenis HPF dengan spesifikasi filter
yang didapat melalui hasil perhitungan rumus sebagai berikut:

Spesifikasi Nilai
RL 100 Ω
RS 50 Ω
Atenuasi 60 dB
Frekuensi cut-off 150 MHz
Frekuensi Atenuasi 50 MHz
F Ratio 3
RS/RL 0,5
Orde Filter N 7

1. Grafik Respon Frekuensi

Gambar 2.1. Grafik respon frekuensi perancangan filter pasif HPF.

2. Menentukan Rasio Frekuensi Filter (frekuensi ternormalisasi)


𝐹𝐵𝑊3𝑑𝐵 150 𝑀𝐻𝑧
= =3
𝐹𝐵𝑊60𝑑𝐵 50 𝑀𝐻𝑧
3. Orde Filter

Gambar 2.2. Grafik Orde Filter Butterworth.

Bedasarkan grafik filter butterworth, untuk menentukan orde filter, pilih


nilai n yang berada diperpotongan garis antara sumbu rasio frekuensi filter dengan
sumbu atenuasi paling minimum -60 dB. Sehingga nilai orde filter yang menyentuh
perpotongan sumbu rasio frekuensi dan nilai atenuasi dibawah -60 dB yaitu pada
saat garis n = 7
Setelah nilai orde filter didapat, maka diperlukan menghitung perbandingan
nilai Rs dan Rl.
𝑅𝑠 50Ω
= = 0,5; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑜𝑟𝑑𝑒 𝑁 = 7
𝑅𝑙 100Ω
4. Prototype Filter LPF dan Transformasi HPF

5. Denormalisasi

Nilai orde filter, perbandingan Rs dam Rl yang telah didapat akan digunakan
untuk membaca tabel komponen filter Butterworth, sehingga didapat nilai awal
komponen sebagai berikut:

Gambar 2.3. Tabel komponen filter butterworth.


Untuk mengetahui rangkaian HPFnya, maka dilakukan transformasi
rangkaian dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
1 1
𝐶𝑛′𝐻𝑃𝐹 = ; 𝐿𝑛′𝐻𝑃𝐹 =
𝐿𝑛𝐿𝑃𝐹 𝐶𝑛𝐿𝑃𝐹

Komponen LPF Transformasi ke HPF

C1 2,824 L1’ 2,083

L2 0,439 C2’ 2,824

C3 2,273 L3’ 0,439

L4 0,751 C4’ 1,331

C5 3,553 L5’ 0,281

L6 0,951 C6’ 1,051

C7 3,064 L7’ 0,326

Setelah itu dimasukan untuk menghitung nilai komponen denormalisasi


menggunakan persamaan berikut:
𝑅𝐿 𝐿𝑛′ 𝐶𝑛′
𝐿𝑛 = ; 𝐶𝑛 =
2𝜋 × 𝐹𝑐 𝑅𝐿 × 2𝜋 × 𝐹𝑐

Nilai Komponen Filter HPF

L1’ 221,013 nH

C2’ 29,963 pF

L3’ 46,579 nH

C4’ 14,122 pF

L5’ 29,815 nH

C6’ 11,151 pF

L7’ 34,589 nH
BAB III
SIMULASI DAN HASIL RANGKAIAN FILTER DENGAN LTSPICE

3.1. Rangkaian Filter Pasif HPF pada LTSpice Sebelum Optimasi

Gambar 3.1 Rangkaian filter pasif Butterworrth HPF beserta nilai komponen
pada software LTSpice.

3.2. Hasil Simulasi dan Analisis Penentuan Frekuensi Cut-off

Gambar 3.2 Garis 2; nilai magnitude sebagai tegangan output maksimum, Garis
1; nilai magnitude yang diturunkan sebesar 3 dB dari tegangan output maksimum
rangkaian filter.
Gambar 3.3 Keterangan nilai dari plot garis 1 dan 2.

Pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3, rangkaian filter menghasilkan grafik
respon frekuensi untuk filter HPF butterworth. Proses analisis rangkaian filter untuk
menentukan frekuensi cut-off, dipilih nilai magnitude 19,922 dB sebagai nilai
tegangan maksimum. Selanjutnya, untuk mengetahui tercapainya frekuensi cut-off,
penulis menurunkan nilai magnitude sekitar 3 dB yaitu 16,908 dB. Nilai 3 dB
merupakan kondisi setengah daya dari daya maksimum filter, dimana kondisi ini
merupakan batas minimum untuk meloloskan frekuensi oleh filter.

Pada saat nilai magnitude diturunkan sebesar 3 dB, sumbu frekuensi


menunjukan di titik 149,723 MHz. Bedasarkan Gambar 3.3, hal ini membuktikan
bahwa frekuensi cut-off telah mendekati perhitungan matematis spesifikasi
perancangan awal dengan bandwidth yang tercapai yaitu 50,276 MHz.
3.3. Hasil Simulasi dan Analisis Penentuan Frekuensi Stop Band

Gambar 3.4 Garis 2; nilai magnitude pada frekuensi cut-off. Garis 1; nilai
magnitude pada frekuensi stop band sesuai perhitungan matematis perancangan
awal.

Gambar 3.5 Keterangan nilai dari plot garis 1 dan garis 2.

Gambar 3.4 dan Gambar 3.5 merupakan proses analisis rangkaian filter untuk
menentukan tercapainya nilai atenuasi. Frekuensi atenuasi pada perancangan ini
yaitu 50 MHz, sehingga dipilih titik 50,071 MHz pada sumbu frekuensi sebagai
frekuensi atenuasi dengan garis 1, didapatkan nilai magnitude -46,756 dB.
Selanjutnya, untuk mengetahui tercapainya nilai atenuasi, penulis membuat garis 2
yang diarahkan ke nilai magnitude frekuensi cut-off yang telah dicapai sebelumnya,
yaitu 149,723 MHz dan nilai magnitude 16,908 dB.

Bedasarkan Gambar 3.5, dilakukan perbandingan nilai magnitude frekuensi


cut-off dengan frekuensi atenuasi. Hasil yang diperoleh membuktikan bahwa pada
rentang frekuensi di titik 50,071 MHz dan 149,723 MHz berhasil diperoleh nilai
magnitude 63,664 dB. Hal ini membuktikan bahwa rangkaian filter ini dapat
bekerja dengan baik karena nilai magnitude untuk kondisi atenuasi telah mencapai
spesifikasi dan perhitungan perancangan awal.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh bedasarkan proses perhitungan dan


simulasi perancangan filter yang telah dilakukan, rangkaian filter yang
dihasilkan dapat digunakan karena performansi yang diperoleh telah mencapai
spesifikasi dari perhitungan awal yaitu frekuensi cut-off 149,723 MHz,
bandwidth 3 dB sebesar 50,276 MHz dan frekuensi atenuasi 50,071 MHz
dengan perbandingan magnitude 63,644 dB.

Frekuensi cut-off yang didapatkan hampir memenuhi spesifikasi. Hal ini


disebabkan oleh proses perhitungan orde filter. Hal ini bisa dipengaruhi oleh
nilai komponen-komponen pada rangkaian. Nilai komponen ini diperoleh dari
grafik orde filter LPF butterworth normalisasi. Garis orde yang melintasi titik
perpotongan antara sumbu perbandingan frekuensi dengan nilai atenuasi
minimum 60 dB adalah orde N = 7, namun garis ini tidak tepat mengenai 60 dB.

4.2. Saran

Untuk tugas besar selanjutnya, dapat dilakukan analisis rangkaian yang


berbeda seperti jenis filter Chebyshev dengan tipe frekuensi lolos yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai