Hipothyroid
Tim Pediatrik
Anamnesa
Identitas pasien :
Nama :An. A
Umur : 2 tahun
Pemeriksaan Fisik
Ku : CM BB : 8,6 kg
Nadi
: 102 x/menit
Respirasi : 24 x/min,
SpO2
: 99% dengan udara bebas
Suhu
: 36,7 C
Jalan napas : sulit dinilai
Thoraks: bentuk & gerak simetris
pulmo: rhonki -/-, wheezing -/-, suara napas vesikular
cor : normal, murmur (-)
Abdomen : distensi (-), tidak tegang, BU (-)
Extrimitas : akral hangat, udem (-),
Laboratorium
Hb
Ht
(3/8)
Leuko
Tr
SGOT SGPT
13,4
41
15.90
0
435.00
0
46
18
PT
INR
aPTT
Na
Ca
GDS
14,1
1,06 31,6
135
4,9
5,4
109
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen Thoraks :
3/8
Bronchopneumonia
bilateral,
kardiomegali
dengan corakan
bronchovascular
bertambah
Rencana Anestesi
Preoperatif
Informed consent tentang tindakan anestesi
umum, puasa preoperatif dan manajemen nyeri
pasca operasi dan ruang rawat pasca operasi.
Puasa mulai pukul 03.00
IVFD RL 30cc/jam
Obat Na-L thyroxin dilanjutkan
Pre Induksi
Pasien diberikan oksigenasi
Dipasang monitor tekanan darah, EKG, SpO2 dan
Temp
Radiant warmer,
Induksi
Diberikan preoksigenasi, diberikan fentanyl 15 mcg lalu
diberikan propofol 20 mg, dibuka sevoflurane 4vol%,
setelah pasien tertidur. Jalan napas dikuasai diberikan
atracurium 4 mg. kemudian Dilakukan intubasi dengan ETT
no 4.
Maintenance dengan sevoflurane 2-3 vol%. O2:Air=50:50%.
Post operatif
Analgetik post op dengan
paracetamol 4x150 dan kaltrofen
supp 25 mg
Hipotiroidisme
Spektrum gambaran klinik hipotiroidisme sangat
lebar, mulai dari keluhan cepat lelah atau mudah
lupa sampai gangguan kesadaran berat (koma
miksedema). Gejala yang sering dikeluhkan cepat
lelah, tidak tahan dingin, berat badan naik,
konstipasi, gangguan siklus haid dan kejang otot
Selain pengaruhnya yang dominan pada sistem
kardiovaskular, hipotiroidisme juga mempengaruhi
pemberian obat-obat anestesi akibat peningkatan
atau penurunan bersihan dan volume distribusi obat
pada kondisi hipometabolisme