Anda di halaman 1dari 19

PENGAWASAN DAN

PENGEMBANGAN
PELAYANAN KESEHATAN
TRADISIONAL RAMUAN

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


Pembinaan dan pengawasan
dilaksanakan secara berjenjang dari
tingkat pusat sampai ke puskesmas
melibatkan lintas sektor terkait
antara lain Kementrian Pendidikan
Nasional,Kementrian
Pertanian,Badan POM, Sentra P3T
dan asosiasi pengobat tradisional
ramuan

Lanjutan
A. Pembinaan
1. Pembinaan dan pengawasan diarahkan dlm rangka
meningkatkan mutu,manfaat dan faktor keamanan
dlm pelayanan kesehatan tradisional ramuan
2. Dalam pelaksanaan tugas utk memberikan
pembinaan,Kepala Dinas kab/kota menggunakan
pendekatan dgn pola pembinaan sebagai berikut
a. Pola toleransi,yaitu pembinaan terhadap semua
jenis pelayanan kesehatan tradisional yg diakuti
keberadaannya di masyarakat, pembinaan
diarahkan pd pengurangan dampak negatif.

Lanjutan
b. Pola integrasi,yaitu pembinaan terhadap
pelayanan kesehatan tradisional yg secara
rasional terbukti aman,bermanfaat dan
mempunyai kesesuaian kesesuaian dgn hakekat
ilmu kedokteran,dapat merupakan bagian
intrgral dari pelayanan kesehatan
c. Pola tersendiri,yaitu pembinaan terhadap
pelayanan kesehatan tradisional yg secara
rasional terbukti aman,bermanfaat dan dapat
dipertanggungjawabkan,memiliki kaidah
sendiri,dan dapat berkembang secara tersendiri

Lanjutan
3.Untuk dapat mengarahkan pelayanan kesehatan
tradisional kedalam tiga pola pembinaan
tersebut,perlu tahapan pembinaan sbb:
a.Tahap Informatif
Menjaring semua jenis pelayanan kesehatan
tradisional ramuan yg keberadaannya diakui
oleh masyarakat,termasuk yg belum secara
rasional terbukti bermanfaat

Lanjutan
b.Tahap formatif
Pelayanan kesehatan tradisional ramuan
dapat dibuktikan secara rasional mekanisme
pengobatannya. Pada tahap ini dapat dilakukan
pelayanan kesehatanuji coba dlm jaringan
c.Tahap normatif
Pelayanan kesehatan tradisional ramuan
telah secara rasional terbukti aman,bermanfaat
dan dapat dipertanggungjawabkan

Lanjutan
4. Dinas kesehatan kabupaten/kota mempunyai tugas
dan tanggungjawab:
a. Inventarisasi dan mengolah data pengobat
tradisiional ramuan diwilayah kerjanya
b. Membina pengobat tradisional ramuan di wilayah
kerja antara lain melalui frum saraseran,KIE
kultural,pelatihan,pertemuan dan mengikut sertakan
organisasi profesi pengobatan tradisional dan
Lembega Swadaya Masyarakat
c. Pemberian Surat Terdaftar Pengobat Tradisio
Pengobat Tradisional(STPT) atau Surat Izin Pengobat
Tradisional(SIPT)

Lanjutan
d. Pemberian surat rekomendasi dlm rangka
perizinan sarana pelayanan kesehatan
tradisional
e. Memfasilitasi pengobat tradisional ramuan
dalam memberikan pelayanan kesehatan
tradisional ramuan yg aman,bermanfaat dan
dapat dipertanggungjawabkan
f. Memfasilitasi pengobat tradisional ramuan
utk berperan aktif dlm mengembangkan self
care(pengobatan sendiri) dgn cara tradisional

Lanjutan
g. Menjalin kemitraan dlm rangka
optimalisasi peran asosiasi pengobat
tradisional ramuan
h. Pemantauan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tradisional
ramuan
i. Pencatatan dan pelaporan

Lanjutan
5. Sentra Pengembangan dan Penerapan
Pengobatan Tradisional(SP3T)dan/atau
instansi/institusi yg terkait sangat
berperan dlm mengembangkang
model/bentuk intervensi,pendidikan dan
pelatihan bagi pengobat tradisional
ramuan serta penelitian obat tradisional
sebelum diterapkan secara luas di
masyarakat

Lanjutan
6.Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab
a. Membantu dinas kesehatan kab/kota dlm
melaksanakan inventarisasi pengobat tradisional di
wilayah kerjanya
b. Membantu dinas kesehatan kab/kota dlm membina
pengobat tradisional di wilayah kerja antara lain
melalui forum sarasehan,KIE kultural,pelatihan dan
pertemuan
c. Membina dan mengembangkan self care(pengobatan
mandiri) bagi masyarakat di wilayah kerja
d. Pembinaan dan pemantauan terhadap pelayanan
kesehatan tradisional ramuan

Lanjutan
B. Pengawasan
Dalam rangka pengawasan,dinas kesehatan kab/kota
dapat melakukan tindakan administratif terhadap
pengobat tradisional ramuan yg melaksanakan kegiatan
tdk sesuai dgn ketentuan yg berlaku,yg diatur dgn cara:
1. Memberi teguran lisan
2. Mengirim teguran tertulis
3. Memerintahkan pengobat tradisional ramuan utk
melakukan penghentian sementara kegiatanramuan
4. Melaksanakan pencabutan STPT atan SIPT
5. Larangan melakukan pekerjaan sebagai pengobat
tradisional

Lanjutan
C. Peranan Lintas Sektor,Asosiasi Pengobat Tradisional
Ramuan dan Perguruan Tinggi
1, Sektor Pendidikan
a. Merumuskan kebijakan dlm pembinaan dan
pengembangan lembaga kursus dan pelatihan yg
menghasilkan pengobat tradisional ramuan
b. Membentuk konsorsium dan Lembaga Sertifikasi
Kompetensi(LSK) pengobat tradisional ramuan
c. Memfasilitasi penyusunan Standar Kompetensi lulusan
(SKL),Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK) dan Pedoman
uji kompetensi pengobat tradisional ramuan
d. Bersama dgn asosiasi pengobat tradisional ramuan
mengadakan uji kompetensi

Lanjutan
2. Sektor Pertanian
Merumuskan sistem dan pola
pembinaan,pengembangan budidaya tanaman
obat sampai dgn pengolahan pascapanen.
3. Badan Pengawas Obat dan Makanan
a. Merumuskan kebijakan
pembinaan,pengembangan dan pengawasan
obat tradisional dan industri obat tradisional
b. Merumuskan kebijakan pengembangan obat asli
indonesia
c. Monitoring efek samping obat tradisional

Lanjutan
4. Asosiasi pengobat tradisional ramuan
a. Membina pengobat tradisional ramuan yg menjadi
anggotanya
b. Memberikan sanksi kepada anggota bila melakukan
pelanggaran
c. Menjaga citra profesi dan mutu pelayanan
d. Memberikan surat rekomemdasi kepada anggotanya dlm
rangka registrasi/perizinan ke dinas kesehatan kab/kota
e. Meningkatkan kompetensi anggotanya
f. Ikut berperan dalam penilaian pengobat tradisional
ramuan asing sejenis yg akan bekerja di Indonesia
sebagai konsultan

Lanjutan
5. Perguruan Tinggi
Memberikan informasi dan alih teknologi terkait
dgn pengembangan ilmu kesehatan tradisional
ramuan
6. Sentra Pengembangan dan Penerapan
Pengobatan Tradisional (SP3T)
Melakukan penapisan
( pengkajian/penelitian,pengujian), pendidikan
dan pelatihan,serta pelayanan kesehatan
tradisional ramuan

Lanjutan
D. Pemantauan dan Evaluasi
1. Pemantauan dilakukan secara berjenjang dan
berkala minimal 3 bulan sekali oleh Dinas
Kesehatan kab/kota dan Puskesmas setempat
2. Evaluasi dilakukan secara berkala 3 bulan sekali
oleh Dinas Kesehatan kab/kota dan Puskesmas
setempat
3. Pengobat tradisional wajib melaporkan
kegiatannya tiap 3 bulan kepada Kepala Dinas
Kesehatan kab/kota dgn tembusan kepada
Kepala Puskesmas setempat

Lanjutan
4. Laporan sebagaimana dimaksud pada nomor 3
meliputi: jumlah dan jenis kelamin pasien
berdasarkan kelompok umur(pasien baru dan
lama),jenis keluhan/ganguan kesehatan,cara
pelayanan tradisional ramuan
5. Hasil laporan pelayanan kesehatan tradisional
ramuan disampaikan kepada Dinas Kesehatan
Provinsi dilaporkan ke Kementrian Kesehatan
cq.Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan
Tradisional,Alternatif dan Komplementer setiap
6 bulan sekali

TERIMA KASIH

DIREKTORAT BINA KESEHATAN


KOMUNITAS

19

Anda mungkin juga menyukai