Anda di halaman 1dari 21

STANDAR PELAYANAN MEDIK

HERBAL
Kepmenkes RI, No.121/Menkes/SK/II/2008

DRS. AKHMAD YANIE, M.SI.,APT


KABID FARMASI & LITBANG
DINAS KESEHATAN PROVINSI KALSEL

OUTLINE
I. PENDAHULUAN
II. STANDAR PENYELENGGARAAN
PELAYANAN MEDIK HERBAL
III. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
IV. PENCATATAN DAN PELAPORAN
V. PENUTUP

I.PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengobatan herbal : bahan baku obat herbal
terstandar (herbal medicine) merupakan salah
satu bentuk PKA
Salah satu PKA yang banyak diminati
masyarakat
Pengobatan dengan herbal sejak lama telah
banyak dimanfaatkan masyarakat
Sampai saat ini telah ada 31 obat herbal
terstandar dan 6 fitofarmaka
Contoh fitofarmaka : stimuno, Nodiar.
Rheumeneer, Tensigard, X-gra, LIvitens

Pengertian
Standar : ukuran tertentu yang dipakai sebagai
patokan
Standar Pelayanan : pedoman yang harus
dipatuhi dan dipergunakan sebagai pegangan
dalam memberikan pelayanan kepada
msyarakat
Pelayanan Medik : upaya kesehatan kepda
perorangan, meliputi : promotif, preventif, kuatif
dan tehabilitatif
Pelayanan pengobatan komplementer-Alternatif :
bukan pengobatan kedokteran modern, dengan
kata lain = pengobatan non konvensional

Pengertian (2)
Pengobatan herbal : pengobatan yg
menggunakan bahan yang berasal dari
tanaman atau bagian dari tanaman, bisa
berupa daun, akar, biji2an dll atau ekstraknya
yg mengandung bahan yg berkhasiat untuk
tubuh dan digunakan untuk pencegahan,
penyembuhan atau peningkatan kesehatan
Obat herbal terstandar : sediaan obat bahan
alam yg telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik
dan bahan bakunya telah distandarisasi

Pengertian (3)
Fitofarmaka : sediaan obat bahan alam yg telah
diuji praklinik dan uji klinik, bahan dan produk
jadinya telah distandarisasi
Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang
Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT) : organisasi
seminat yang menghimpun anggota IDI yang
berminat dalam kesehatan tradisional timur
terutama bidang akupuntur dan herbal
Pendidikan terstruktur : pendidikan yang
terencana, dilaksanakan sesuai dengan metode
ajar yang ada, dengan melakukan pembinaan
dan pengawasan sesuai dgan target yang akan
dicapai

II. STANDAR PENYELENGGARAAN PELAYANAN


MEDIK HERBAL

I. Standar Institusi Pelayanan Medik Herbal


1. SDM
1) Standar Kompetensi
2) Standar Ketenagaan
3) Standar Perilaku
2. Sarana dan Peralatan
1) Sarana
2) Peralatan
II. Standar Pelayanan Medik Herbal

1. SDM
1) Standar Kompetensi : kemampuan minimal yg
harus dimiliki oleh dokter meliputi
pengetahuan, ketrampilan dan perilaku, untuk
dapat melakukan pekerjaan secara efektif
dalam bidang herbal, dan mendapat sertifikasi
dari kolegium klinik
) Harus memperoleh rekomendasi dari PDPKT
) Salah satu model pendidikan herbal ini :
kursus terakreditasi 40 JPL @ 45 menit dengan
10 SKP IDI, dengan peserta dr, drg, dr spesialis
dengan pendidikan pengobatan herbal dasar.
Sarana : RS kelas A, B, C, D dan puskesmas

1.SDM (2)
2) Standar Ketenagaan
Pelayanan medik herbal : dr, drg, dokter
spesialis dengan pendidikan pengobatan
herbal dasar yang mempunyai sertifikat
kompetensi herbal
Pelaksana utama : dr, drg, sedang tenaga
kesehatan lainnya membantu
pelaksanaannya
Bila tidak menggunakan obat jadi tetapi
meracik sendiri perlu didampingi minimal
Asisten Apoteker

1. SDM (3)
3) Standar Perilaku
i. Jadikan pelayanan pasien sebagai perhatian
utama
ii. Layani tiap pasien dengan sopan dan penuh
perhatian
iii. Hargai hak pribadi dan kehormatan pasien
iv. Dengarkan dan perhatikan keluhan pasien
v. Berikan informasi kepada pasien sesuai
tingkat pemahamannya
vi. Berikan hak kepada pasien untuk ikut terlibat
pada pengambilan keputusan dalam melayani
mereka

1. SDM (4)
3) Standar Perilaku
vii. Jaga pengetahuan profesi & tingkatkan
ketrampilan
Viii.Sadari batas komptensi profesi
ix. Jujur dan dapat dipercaya
x.
Menghormati dan menjaga rahasia informasi
xi. Pastikan keyakinan pribadi tidak mempengaruhi
pelayanan pasien
xii.Bertindak cepat dan tepat
xiii.Bekerja sesuai kompetensi dan kewenangannya
xiv.Kerjasama tim memberikan pelayanan prima

2. Sarana dan Peralatan


Standar ruangan pelayanan medik herbal adalah :
1) Ruang pemeriksaan pasien :
i. Tempat tidur pemeriksaan
ii. Meja dan kursi
iii. Alat diagnostik
iv. Penerangan & ventilasi yang memadai
1) Ruang penyediaan obat herbal
i. Ruang peracikan
ii. Tempat penyimpanan bahan obat herbal
iii. Penerangan dan ventilasi yang memadai
iv. Wastafel dan air yang cukup dan berkualitas
v. Tempat sampah

2. Sarana dan Peralatan


Persyaratan umum : memenuhi sterilisasi,
penyimpanan, keamanan, pemeiliharaan
rutin dan kalibrasi
Bahan dan peralatan minimal :
1) Bahan herbal terstandar
2) Timbangan atau neraca
3) Meja peracikan
4) Mortar dan stamfer (pastel)
5) Kertas puyer dan kapsul kosong
6) Botol/pot plastik dan kantong plastik obat

II. Standar Pelayanan Medik Herbal


1. Melakukan anamnesis
2. Melakukan pemeriksaan
1) Pemeriksaan fisik
2) Pemeriksaan penunjang
3. Menegakkan diagnosa
4. Memperoleh informed consent dari pasien
5. Pemberian obat herbal (pasien dewasa)
6. Pemberian terapi sesuai hasil diagnosa
7. Penggunaan pengobatan herbal dilakukan
dengan tanaman berkhasiat yang sudah
dipakai di beberapa RS dan PDPKT

II. Standar Pelayanan Medik Herbal (2)


8. Perhatian dalam pemberian obat herbal :
i. Tidak mengkombinasikan dengan obat kimia,
kecuali obat herbal sebagai komplemen
ii. Mencatat hasil pelayanan: kejadian/perubahan
dan efek samping yg terjadi
iii. Mencatat dosis, cara pemberian, bentuk
sediaan
iv. Perlu penjelasan obat yang diracik sendiri dari
bahan baku sampai produk jadinya
v. Rujukan : ke fasyankes yang lebih mampu,
apabila terjadi kasus yang tidak dapat ditangani

III. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


1. Pembinaan :
) Dilaksanakan Kemenkes RI, Dinas
Kesehatan Provinsi/Kab./Kota, Balai POM
serta organisasi profesi terkait sesuai tugas
dan fungsi masing-masing
) Administrasi pelayanan dilaksanakan sesuai
format pencatatan dan pelaporan yang
berlaku
2. Pengawasan :
1) Pengawasan internal : pembina masing2
2) Pengawasan eksternal

IV. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Format pencatatan dan pelaporan
serta alur pelaporan mengikuti
aturan yang ditetapkan Kadinkes
Prov/Kab./Kota dan disesuaikan
kebutuhan dinkes masing2
Pelaporan disampaikan ke dinkes
setempat dengan tembusan
organisasi profesi terkait
Pencatatan berupa rekam medik
dilaksanakan sesuai ketentuan yang
berlaku

V. PENUTUP
Standar ini acuan dalam upaya
penyelenggaraan pelayanan medik herbal
sebagai bagian dari pengobatan
komplementer Alternatif yang aman,
efektif, terjangkau, serta bermanfaat
Standar ini diharapkan dapat membuat
penyelenggaraan pelayanan medik herbal
yang telah berjalan selama ini dapat
memberi rasa aman bagi pelaksana dan
masyarakat sebagai pengguna jasa
pelayanan tersebut

LAMPIRAN
1. Data jenis tanaman berkhasiat obat
yang digunakan PDPKT
2. Data jenis tanaman berkhasiat obat
yang digunakan di Poli RSSA Malang
3. Data jenis tanaman berkhasiat obat
yang digunakan diPoli RSUD Dr.
Soetomo Surabaya

KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)


Patient Safety : 7 standar dan 7 langkah
7 Standar Keselamatan Pasien :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan
pelayanan
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja
5. Peran kepemimpinan
6. Mendidik staf
7. Komunikasi

KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)


7 Langkah keselamatan pasien :
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan
pasien
2. Pimpin dan dukung staf
3. Intergrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien

Anda mungkin juga menyukai