B.
N
o
Batas Maksimum
Penggunaan
1.
Sakarin
(300-700 x manis gula)
2.
Siklamat
(30-80 x manis gula)
5. Pengemulsi/Pengental
Fungsi:
Menimbulkan emulsi pada pangan.
Mengubah sifat tekstur dan keawetan. Menghasilkan
produk yang kental.
Klasifikasi:
A. Alami : diekstrak dari sumber nabati atau hewani
Contoh: Garam empedu, fosfolipid, kholesterol dan
Saponin
B. Sintetik (buatan)
Contoh: Ester sukrosa, monoester gliserol, ester
sorbitan, ester
komplek(laktat, tartrat dll)
Keamanan Pangan
telah menjadi
Keprihatinan Dunia
The 1992 FAO/WHO International Conference on Nutrition
Keamanan Pangan
telah menjadi
Keprihatinan Dunia
The 1992 FAO/WHO International Conference on Nutrition
Keamanan Pangan
telah menjadi
Keprihatinan Dunia
The 1992 FAO/WHO International Conference on Nutrition
Ketidaktahuan? Ketidakpedulian?
Pewarna dilarang?
Rhodamin B, Methanil Yellow?
15
(2)
Pangan Aman
(3)
BAHAYA FISIK
BEBAS BAHAYA
16
Bahaya Kimia
Racun Alami
Cemaran dari luar
BAHAYA KIMIAWI
Keracunan Dari Bahan Alam, mis : Racun Singkong
Racun Yang Diproduksi Oleh Mikroba
MIKOTOKSIN : racun yang diproduksi kapang
Aflatoksin, deoksinivalenol, ergot
alkaloid,patulin, sterigmatosistin, zearolenon.
Okratoksin A
Keracunan Logam Berat
Asap Kendaraan & Limbah
Keracunan Nitrit
Residu Pestisida
Penggunaan BT Yang Dilarang
Pewarna Tekstil atau
BT yang dilarang lainnya
18
Balai Besar POM Di Banjarmasin
BT YG SERING DISALAH-GUNAKAN
Formalin
Boraks
Rhodamin B (merah)
Metanyl Yellow (kuning jingga)
19
Fast Red E
Fast Yellow AB
Guinea Green B*
Orange G
Orange GGN
Orange RN
Orchid and Orcein
Butter Yellow*
Black 7984
Burn Umber
Indanthrene Blue RS
Magenta*
Metanil Yellow*
Orange G
Orange GGN
Orange RN
Orchid and Orcein
Chrysoidine*
Crysoine
Citrus Red No. 2*
Chocolate Brown FB
Oil Orange SS*
Oil Orange XO*
Oil Orange AB*
Oil Yellow OB*
Rhodamin B*
Sudan I*
Scarlet GN
20
Violet 6B
METANIL
YELLOW
PEWARNA
TERLARANG karena
BERBAHAYA, tapi
banyak digunakan
RHODAMIN
B
21
BAHAN BERBAHAYA:
PEWARNA NON PANGAN
Penyalahgunaan pewarna non pangan
pada pangan: minuman, sirup, kerupuk,
mie basah, terasi, aneka jajanan dll
Efek negatif pada kesehatan akan muncul
setelah beberapa tahun, kecuali jika
terpapar dalam jumlah banyak
22
25
26
Bahaya Formalin
Bahaya akut :
Iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah,
rasa terbakar, sakit perut dan pusing
Ciri-ciri
Mie basah
Tahu
Jenis pangan
Bakso
Ikan segar
Ikan asin
Ciri ciri
- Tidak rusak sampai 5 hari pada suhu kamar
(25oC)
- Teksturnya sangat kenyal,mengkilat
- Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar
(25oC)
- Warna insang merah tua dan tidak cemerlang,
pucat
- Jika ikan dibelah, bagian dalamnya sudah
agak hancur
- Bau menyengat, bau formalin
-Tidak rusak sampai > 1 bulan pada suhu
kamar (25oC)
-Bersih cerah
-Tidak berbau khas ikan asin
-Tidak dihinggapi lalat
29
Bahan Berbahaya :
BORAKS(PIJER,BLENG)
Disalahgunakan untuk bakso, mie basah,
pisang molen, lemper, buras, siomay,
lontong, ketupat, pangsit,dll
Digunakan sebagai pengenyal dan
pengawet
lebih kompak (kenyal) teksturnya dan
memperbaiki penampakan
Boraks digunakan untuk industri
deterjen, antiseptik dan pembunuh kuman38
Baso
Lontong
Kerupuk
40
Program
Program stategik
stategik apa
apa yang
yang diperlukan
diperlukan
untuk
untuk mengendalikan
mengendalikan masalah
masalah
keamanan
keamanan pangan
pangan dan
dan keamanan
keamanan
bahan
bahan kimia
kimia di
di Indonesia?
Indonesia?
DEPTAN
DKP, DEPIND,
DEPDAG, DEPKES
BADAN POM
PEMDA
LABORATORIUM
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
UU No 7/1996 Pangan
PP No. 69/1999 L&I Pangan
PP No. 28/2004 KMG Pangan
43
WHO, 1996
Educated and
Knowledgeable
Public
Good Practices by
Primary Producers
and Distributors
Advice for
Industry/Trade
Discriminating and
Selective
Consumers
Quality Assurance
and Control of
Processed Food
Consumer
Education
Appropriate
Processes and
Technology
Information
Gathering and
Research
Community
Participation
Trained Managers
and Food Handler
Provision of
Health-Related
Services
Active Consumer
Groups
Informative
Labelling and
Consumer
Education
GOVERNMENT
CONSUMER
INDUSTRY/TRADE
44
KEMAMPUAN
DALAM BIDANG
PENGAWASAN
KEAMANAN
PANGAN DAN
BAHAN
BERBAHAYA
MENINGKAT
PELAKSANAAN
PROGRAM
PENGAWASAN
KEAMANAN
PANGAN DAN
BAHAN
BERBAHAYA
LEBIH EFEKTIF,
EFISIEN, DAN
BERKELANJUTAN
PERATURAN
PERUNDANGUNDANGAN DI
BIDANG MUTU
DAN KEAMANAN
PANGAN SERTA
BAHAN
BERBAHAYA
LEBIH LENGKAP
DAN
TERSOSIALISASI
SECARA LUAS
KESADARAN
PRODUSEN,
IMPORTIR,
DISTRIBUTOR,
DAN RITEL
TERHADAP
KEAMANAN
PANGAN DAN
BAHAN
BERBAHAYA
MENINGKAT
KESADARAN
KONSUMEN
TERHADAP
KEAMANAN
PANGAN DAN
BAHAN
BERBAHAYA
MENINGKAT
Jenis Sampel
Jumlah
Sampel
Hasil Uji
TMS
KETERANGAN
1.
Pangan Industri
Lokal (MD)
599
44
7,35
2.
Pangan Import
(ML)
76
5,80
E=2 F=2
3.
Home Industri
( SP / P-IRT)
203
98
4.
Tidak Terdaftar
141
39
5.
Jajan Pasar
101
46
6.
Garam Berjodium
114
25
A=Pewarna
B = Pemanis
C = Pengawet
D = Borax
E = Kdr Air
H= Kapang/Kamir
I = Salmonella J = S.Aureus
MS
TMS
44
(57.89%)
32
(42.11%)
32
42%
44
58%
MS
TMS
16
15
16
14
12
9
10
8
6
4
4
2
siklamat
rhodamin B
boraks
ALT
MPN Coliform
2
0
Jenis TMS
48
47
18%
MS
TMS
217
(82.20%)
47
(17.80%)
18
17
MS
TMS
217
82%
16
14
12 12
12
10
10
8
6
4
sakarin
siklamat
benzoat
rhodamin B
auramin
boraks
ALT
KK
MPN Coliform
Jenis TMS
49
BAHAYA KIMIA
AMANKAN
AMANKAN PANGAN
PANGAN
dan
dan
BEBASKAN
BEBASKAN PRODUK
PRODUK
dari
dari
BAHAN
BAHAN
BERBAHAYA
BERBAHAYA
BAHAYA FISIK
BEBAS BAHAYA
50