OUTLINE
I. PENDAHULUAN
II. PEMAHAMAN SINERGI PELAYANAN
MEDIK PENGOBATAN
KOMPLEMENTER-ALTERNATIF
III. PENYELENGGARAAN SINERGI
YANMED PENGOBATAN
KOMPLEMENTER-ALTERNATIF
IV. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
V. PENUTUP
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengobatan konvensional dan pengobatan non
konvensional
Pengobatan non konvensional = pengobatan
tradisional = pengobatan komplementeralternatif
Kompleksitas yanmed di RS dan kaidah2 litbang
utk pengobatan tradisional (batantra)
Sinergi awal menuju integrasi yanmed ke sistem
pelayanan kesehatan, meliputi : kebijakan
penyelenggaraan, obat dan peralatan yg
digunakan dan kebijakan pembiayaan
Pengertian
Pengobatan konvensional = kedokteran barat
(kedokteran modern) = pengobatan ilmiah
(scientific medicine) atau biomedicine
Pelayanan medik pengobatan komplementer
alternatif = upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yg diperoleh melalui penddkan
terstruktur dgn kualitas, keamanan, & efektifitas
tinggi yg belum diterima kedokteran konvensional
Sinergi pelayanan = penggabungan metode
pengobatan non konvensional dgn konvensional
yg memberikan manfaat/khasiat lebih baik
dibandingkan dengan manfaat satu jenis
pengobatan saja
Pengertian
Integrasi pelayanan = penyatuan sebagian atau
seluruh aspek pelayanan medik pengobatan
komplementer-alternatif pd pelayanan kesehatan
di semua tingkatan fasyankes, termasuk aspek
regulasi, pembiayaan, serta kebijakan mengenai
penyelenggaraan pelayanan & obat yg digunakan
Integrasi ada 3 menurut WHO :
1. Integrasi penuh : Cina, Korea, Vietnam
2. Integrasi inklusif : AS, Jerman,Inggris,Australia,
Indonesia, Jepang, India, UEA, Sri Langka
3. Integrasi toleransi : Italia
Dasar Hukum
1. UU No.23 Tahun 1992 dan direvisi menjadi UU No.36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. UU No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
3. UU No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
4. Permenkes RI, No.1109/Menkes/Per/IX/2007 Tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alternatif
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
5. Kepmenkes RI, No.0584/Menkes/SK/VI/1995 Tentang
Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan
Tradisional (SP3T)
6. Kepmenkes RI, No.772/Menkes/SK/VI/1999 Tentang
Konsorsium Pelayanan Medik
7. Kepmenkes RI, No.131.Menkes/SK/II/2004 Tentang
Sistem Kesehatan Nasional
2. Teori Trinity
Kedokteran modern masih tetap merupakan pilar
dalam menopang penyembuhan penyakit
terutama yang akut
Untuk menyikapi hidup yang sehat bukan
sekedar berorientasi pada penyakit maka banyak
hal2 di luar kedokteran modern yang tak kalah
pentingnya
Teori ini mengemukakan bahwa kesehatan dapat
dicapai dengan tidak meninggalkan kedokteran
modern berdasarkan ilmu dan teknologi tetapi
disertai kondisi spiritual dan emosional yang
optimal serta menjalani hidup berdasarkan
prinsip alami
3. Diagram Venn
Ilmu kedokteran modern telah
mencapai kemajuan pesat, tetapi
masih banyak yang belum diketahui
dan dapat ditangani
Pengobatan komplementer sebagai
pelengkap kedokteran modern atau
Pengobatan alternatif sebagai pilihan
lain pengobatan yang belum
diketahui dan belum dapat ditangani
kedokteran modern
V. PENUTUP
Tidak semua masalah kesehatan
dapat diatasi dengan pelayanan
kedokteran modern
Kebutuhan dan tuntutan masyarakat
akan Pengobatan KomplementerAlternatif (PKA) yang berkualitas
cenderung meningkat
Dengan penerapan sinergi pelayanan
medik PKA sebagai langkah awal
menuju tercapainya integrasi
pelayanan medik PKA di fasyankes