Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS PERBANDINGAN METODE ALTMAN (Z-SCORE) DAN METODE

ZMIJEWSKI (X-SCORE) UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS


PADA PT. BATU ANUGERAH MINERAL RESOURCES BANJARBARU.
(PERIODE 2012 2014)

O LEH : M U H A M M A D FA D H ILLA H
N P M : 1211 32202 8870
JU R U S A N A K U N TA N S I
S EK O LA H TIN G G I ILM U EK O N O M I PA N C A S ETIA
B A N JA R M A S IN
2016

LATAR
Selama sepuluh G
tahun terakhir, Indonesia telah mengalami pertumbuhan luar
BELAKAN
biasa di sektor pertambangan batubara yang belum pernah terjadi sebelumnya,
dengan meningkatnya produksi dan ekspor batubara sebesar lima kali lipat
antara tahun 2000 dan 2012.

Sepanjang tahun 2014 sektor pertambangan benar-benar diuji. Harga komoditi


tambang yang melemah sejak harga tertinggi di Februari 2011 tidak pernah
mereda. Pelemahan terjadi terus sampai sekarang bahkan tercatan sudah
melemah hingga 48%.

Dampak dari berkurangnya produktivitas ini para penambang batubara mulai


menghentikan kegiatan dan mulai beralih kepada aktivitas lain seperti
perkebunan dan pertanian. Beberapa penambang ada yang memilih
beristirahat. Karuan saja dengan kondisi pertambangan yang masih lesu itu,
perusahaan pun mulai merasakan kerugian yang besar.

Langkah efisiensi yang dilakukan dengan menekan berbagai komponen


pengeluaran seperti mengurangi nisbah kupas (stripping ratio), melakukan
efesiensi logistik, mengutamakan pada proyek-proyek yang mendesak sehingga
bisa lebih fokus dalam berproduksi. Sebenarnya kinerja tambang yang sulit ini
selain dipengaruhi oleh factor pelemahan harga juga dipengaruhi oleh kebijakan
larangan ekspor yang diterapkan pemerintah. Selain itu pelemahan nilai tukar
rupiah, harga minyak internasional yang masih bertahan di level rendah juga
turut berdampak pada kinerja emiten tambang. Dengan kinerja yang masih
melempem itu, diperkirakan tahun 2015 dan 2016 industri pertambangan masih
gelap. Pertambangan masih menjadi sektor yang kurang menguntungkan

RUM USAN
M
ASALAH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
1. BAGAIMANA
BATU BARA PT. BATU ANUGRAH MINERAL RESOURCES PERIODE
2012 2014 ?

2. BAGAIMANA PENENTUAN GEJALAN FINANCIAL DISTRESS


DENGAN METODE ZSCORE DAN XSCORE PADA PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN PT. BATU ANUGRAH MINERAL RESOURCES
PERIODE 2012 2014 ?

3. APA PERBEDAAN DARI HASIL PENENTUAN GEJALA FINANCIAL


DISTRESS DENGAN METODE Z-SCORE DAN X-SCORE?

TUJUAN
1.
MENGETAHUI
PEN
ELITIANKINERJA

KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN


BATU BARA PT. BATU ANUGRAH MINERAL RESOURCES PERIODE 2012
20154

2. MENGETAHUI PENENTUAN GEJALAN FINANCIAL DISTRESS DENGAN


METODE ZSCORE DAN XSCORE PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
PT. BATU ANUGRAH MINERAL RESOURCES PERIODE 2012 2014

3. MENGETAHUI PENYEBAB PERBEDAAN DARI HASIL PENENTUAN


GEJALA FINANCIAL DISTRESS DENGAN METODE Z-SCORE DAN XSCORE

M AN FAAT
PEN
TIAN
AspekELI
akademis

: agar penulis pada khususnya pada


lingkungan akademis pada umumnya dapat memperoleh
pemahaman mendalam mengenai analisis kebangkrutan
pada suatu perusahaan dan penerapan Metode Altman ZScore dan Metode Zmijewski X-Score

Aspek Pengembangan : ilmu pengetahuan hasil penelitian

ini dapat dipergunakan sebagai bahan referensi untuk


pengembangan penelitian selanjutnya.
Aspek Praktis : dapat dijadikan bahan pertimbangan dan

masukan bagi manajemen perusahaan agar dapat


mengambil langkah dan keputusan yang tepat guna
melakukan persiapan dan perbaikan demi kemajuan
perusahaan tersebut serta memberikan gambaran dan
harapan yang mantap terhadap nilai masa depan
perusahaan.

BAB II
LAN D ASAN TEO RI

1. Financial distress
a. Menurut Darsono dan Anshari, 2005 dalam Kartikawati, 2008.
b. Menurut Platt dan Platt, 2002 dalam Iramani 2007.
2. Laporan keuangan
3. Analisis laporan keuangan
4. Metode dan teknik analisis
5. Keterbatasan analisis ratio keuangan
6. Analisis ratio keuangan
7. Tujuan analisis ratio keuangan
8. Ratio dalam laporan keuangan
9. Pengertian kebangkrutan (menurut pasal 1 butir 1 UU.NO.37 Tahun
2004)
10. Penyebab kebangkrutan
11. Prediksi kebangkrutan
12. Model prediksi kebangkrutan
a. Z-Score
b. X-Score

PEN ELITIAN TERD AH ULU


Peneliti Terdahulu

Hasil

Edward I. Altman
(1968)

Menemukan bahwa rasio-rasio tertentu terutama rasio


likuiditas dan leverage, memberikan sumbangan terbesar
dalam
rangka
mendeteksi
dan
memprediksikan
kebangkrutan perusahaan.

Ningrum (2008)

Ladhifa(2012)

Hasil penelitian diketahui bahwa kinerja keuangan


perusahaan-perusahaan
yang
bergerak
dibidang
telekomunikasi
semuanya
dalam
kondisi
rawan
kebangkrutan
atau
sedang
mengalami
kesulitan
keuangan (financial distress). Diantaranya ditandai
dengan adanya indikasi kesulitan likuiditas atau cash
shortage. Selain itu tidak dibagikannya deviden kepada
para pemegang saham juga menjadi pertanda bahwa
kinerja perusahaan sudah mulai tidak stabil.
Hasil penelitian model Zmijewski menunjukkan 1
perusahaan berpotensi bangkrut selama tiga tahun yaitu
PT Siwani Makmur, Tbk, sedangkan 6 perusahaan yang
lain dikatagorikan rawan. Model Altman menunjukkan 3
perusahaan berada dalam kondisi kebangkrutan yaitu PT
Alam Karya Unggul, Tbk, PT Titan Kimia Nusantara, Tbk
dan PT Siwani Makmur, Tbk, dan 4 perusahaan yang lain
berada dalam kondisi rawan.

KERAN G KA BERPIKIR

ANALISIS PERBANDINGAN METODE ALTMAN (Z-SCORE)

DAN METODE ZMIJEWSKI (X-SCORE)

BAB III
JEN IS PEN ELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif dengan pendekatan


studi kasus.. Menurut Sugiyono (2011:34) penelitian komparatif adalah
penelitian yang membandingkan keberadaan satu variable atau lebih
pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda.

JEN IS D AN SUM BER


Data
DJenis
ATA
Data yang digunakan dalam

penelitian ini berdasarkan


sifatnya adalah data kuantitatif, berupa laporan keuangan
perusahaan pertambangan batubara periode 20132015.
Sumber Data
Data yang digunakan berdasarkan sumbernya ialah data
sekunder, yaitu data yang telah tersedia dan dikumpulkan
oleh pihak lain, dalam penelitian ini, peneliti akan
menggunakan data-data yang telah tersedia di perusahaan,
dengan cara menganalisis data-data tertulis.

TEKN IK PEN G UM PULAN D ATA

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan metode dokumentasi,


yaitu dengan cara melihat dan atau mengambil langsung, dokumendokumen, arsip-arsip serta catatan-catatan lainnya. Dalam teknik ini,
penulis mendapatkan data yang berisi laporan keuangan perusahaan serta
gambaran umum perusahaan.

D EFIN ISIO PERASIO N AL


VARI
ABEL
Keterangan
Z-Score dan X-Score

BAB IV H ASIL D AN PEM BAH ASAN


Ringkasan Laporan Keuangan Periode
2012-2014
2012

2013

2014

Rp 17,230,338,837

Rp 25,618,975,784

Rp 156,014,806,279

Rp 22,700,211,840

Rp 57,125,245,954

Rp 238,030,110,560

Liabilitas Lancar

Rp

6,590,201,085

Rp 34,400,879,166

Rp 166,533,815,431

Total Liabilitas

Rp

6,724,561,029

Rp 40,915,612,971

Rp 208,134,982,031

Modal Kerja

Rp 15,975,650,811

Rp 16,209,632,983

Rp

Penjualan

Rp 84,752,603,276

Rp 22,720,054,185

Rp 186,406,990,852

EBIT

Rp

854,524,829

Rp

404,698,912

Rp

18,273,730,999

Laba Bersih

Rp

638,972,653

Rp

233,982,172

Rp

13,685,495,546

Aset Lancar
Total Aset

29,895,128,529

M etode Zm ijew ski(X-Score)

2012

2013

2014

-4.3

-4.3

-4.3

-4.3

-4.5

-4.5

-4.5

-4.5

X1

0.02815

0.00410

0.05898

5.7

5.7

5.7

5.7

X2

0.29623

0.71624

0.87441

-0.004

-0.004

-0.004

-0.004

X3

2.61454

0.74472

0.93684

X-SCORE

-2.74862

-0.23886

0.41498

Sumber : Data
diolah

Kriteria M etode Zm ijew ski


Nilai Batas Atas dan Batas Bawah

Kriteria

>-0.96120

Berpotensi Bangkrut

<-0.75376

Sehat

-0.96120 s/d -0.75376

Rawan Bangkrut

Penerapan Metode Zmijewski (X-score)


PT. Batu Anugrah Mineral Resources.
2012

2013

2014

X-SCORE

-2.74862

-0.23881

0.41498

BATAS ATAS

-0.75376

-0.75376

-0.75376

BATAS BAWAH

-0.96120

-0.96120

-0.96120

PREDIKSI

BANGKRUT

SEHAT

SEHAT

M etode Altm an (Z-Score)


Kriteria Metode Altman
Kriteria

Dengan Nilai Buku

Tidak Bangkrut Jika Z >

2,90

Bangkrut Jika Z <

1,20

Daerah Rawan

1,20 2,90

Tahun 2012
Z-score :
=
1,2(0,70377)+1,4(0,02815)+3,3(0,03764)+0,6(2,37572)+1(3,73356)
= 0,844524+0,03941+0,124212+1,425426+3,73356
= 6,167132

Tahun 2013
Z-score :
=1,2(0,28376)+1,4(0,00410)+3,3(0,00708)+0,6(0,396
17)+1(0,39772)
= 0,340512+0,005726+0,023364+0,237702+0,78312
= 1,005024

Tahun 2014
Z-score :
=1,2(0,12559)+1,4(0,05749)+3,3(0,07677)+0,6(0,143
63)+1 (0,78312)
= 0,15072+0,08050+0,253341+0,086178+0,78312
= 1,353859

Penerapan M odelA ltm an (Z-Score) PT. B atu


A nugrah M ineralR esources.

Nilai Z-Score
Kriteria

2012

2013

2014

6,167132

1,005024

1,353859

Berpotensi

Rawan

Bangkrut

Bangkrut

Sehat

TabelPerbandingan X-Score dan Z-Score


Model Kebangkrutan
No

Perusahaan

Tahun
Zmijewski

Nilai

Altman

Nilai

-2.74862

Sehat

6,167132

PT. Batu
Anugrah
Mineral

2012

Berpotensi
Bangkrut

Resources
PT. Batu
Anugrah
Mineral

2013

Sehat

-0.23881

2014

Sehat

0.41498

Berpotensi
Bangkrut

1,005024

Resources
PT. Batu
Anugrah
Mineral
Resources

Rawan
Bangkrut

1,353859

Bab V Kesim pulan dan Saran

Kesimpulan

Kondisi keuangan perusahaan pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014
mengalami peningkatan dihampir setiap komponen laporan keuangan, akan
tetapi juga terjadi penurunan pada aspek penjualan, laba sebelum pajak dan
laba bersih pada tahun 2013, dan meningkat kembali ditahun 2014. Dalam
aspek aset lancar, total aset, liabiitas lancar, total liabilitas dan modal kerja
terjadi peningkatan disetiap tahunnya. Penurunan di tahun 2013 terjadi
dikarenakan kondisi keuangan Negara yang tidak stabil sehingga berpengaruh
pada keuangan perusahaan.

Gejala Financial Distress dengan metode zmijewski PT. Batu Anugrah Mineral
Resources masuk dalam kriteria berpotensi bangkrut pada tahun 2012 dan
masuk dalam katagori sehat pada tahun 2013 dan tahun 2014. Dengan
metode altman, gejala financial distress pada PT. Batu Anugrah Mineral
Resources masuk dalam katagori berpotensi bangkrut pada tahun 2013 dan
tahun 2014 dalam area abu-abu, sedangkan ditahun 2012 masuk dalam
katagori sehat.

Perbedaan dari hasil penentuan gejala financial distress melalui metode zscore dan x-score pada PT. BAMR:
Ditahun 2012 metode x-score memperlihatkan gejala financial distress
pada perusahaan dengan mengkategorikan perusahaan pada titik
berpotensi bangkrut. Sedangkan dengan metode z-score perusahaan aman
dari gejala financial distress karena masuk dalam kategori sehat.
Ditahun 2013, tidak terdapat gejala financial distress pada metode x-score,
karena perusahaan dikatakan sehat. Sedangkan dengan metode z-score

Saran

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
peneliti mencoba untuk memberikan saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan atas kinerja perusahaan-perusahaan dalam industri
pertambangan batubara dan lainnya.

Dalam menilai probabilitas kesulitan keuangan atau kebangkrutan perusahaan


sebaiknya pihak manajemen, investor maupun kreditur memperhatikan beberapa
indikasi-indikasi kesulitan keuangan seperti yang telah diperlihatkan oleh model Altman
dan model Zmijewski.Perusahaan harus melakukan manajemen yang baik terutama
terhadap kemampuannya dalam mendapatkan keuantungan karena kedua model
memfokuskan pada indikator tersebut dengan memberikan bobot(koefisien) yang besar
dalam persamaannya untuk menilai kinerja keuangan.

Dengan mengacu pada aplikasi kedua model yang digunakan maka bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dalam kaitannya dengan keakuratan penilaian kondisi perusahaan
seperti investor, hendaknya tetap mengkombinasikan penggunaan model-model
kebangkrutan.

Kombinasi model-model kebangkrutan sebaiknya tetap menggunakan model Zmijewski


dikarenakan model Zmijewski lebih hati-hati (konservatisme) dalam menilai suatu
kondisi perusahaan. Hasil penerapan model Zmijewski lebih banyak mengkatagorikan
perusahaan mengalami gejala financial distress dibandingkan dari hasil penerapan
model Altman. Perbedaan hasil dikarenakan model Zmijewski memperhitungkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih, sedangkan model Altman
hanya memperhitungkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan EBIT. Altman
tidak memperhitungkan seberapa besar biaya pajak dan bunga pinjaman yang
ditanggung perusahaan, padahal kedua biaya tersebut merupakan satu kesatuan
dengan pengeluaran yang lain yang ditanggung oleh perusahaan.,

Anda mungkin juga menyukai