Pendahuluan
Diare akut masih merupakan penyebab terjadinya kematian dan kesakitan pada anak.
Menejemen penangan berupa : pemberian cairan dan elektrolit, antibiotik dan terapi nutrisi.
Pada negara berkembang, perhatian lebih terhadap terapi nutrisi sangatlah penting dalam
mencegah lama nya diare akut dan mengurangi risiko diare menetap.
Intervensi
Setelah diterima data & riwayat medis, BB diukur dengan skala keakurasian 10 gram.
Pedoman penilaian dehidrasi dan terapi rehidrasi oral berdasarkan pedoman WHO. Pada fase
awal rehidrasi / fase dimana jam pertama pada :
1.
Rehidrasi ringan diberikan cairan pengganti 50 ml / kgBB
2.
Rehidrasi sedang diberikan cairan pengganti 100 ml / kgBB.
Setelah fase rehidrasi, maka diberikan terapi rumatan / maintenance dimana menerima SF
bebas laktosa / SF mengandung laktosa sebanyak 100 ml / kgBB.
Orang tua telah dijelaskan mengenai kegawatan diare dan diminta untuk mengamati
konsistensi tinja selama di rumah serta melaporkan hasil perkembangan BAB anak.
Kunjungan ke-2 7 hari setelah kunjungan pertama bertujuan mengevaluasi hingga bebas dari
diare
Hasil : Durasi bebas diare (P=0,047) dan jenis dehidrasi (P=0,02) terdapat perbedaan yang berarti
antara intervensi Susu formula bebas laktosa (SFBL) dibandingkan Susu formula dengan
laktosa (SFL).
Diskusi
Menejemen diare akut meliputi :
1. Mengenalkan asupan makanan selama sakit
2. Menggunakan susu formula yang tepat sesuai dengan terapi
3. Mencampur diet makanan dengan kandungan makanan pokok
4. Menggunakan suplement mikronutrien yang tepat
Penulis menemukan pengurangan waktu signifikan pada diare akut anak dengan SF bebas
laktosa dibandingkan SF dengan laktosa tetapi tidak ada perubahan signifikan BB pasca
terapi.
Penelitian berlawanan oleh brown dan colleagues menunjukkan secara meta analisis dari 29
kontrol randomisasi, kebanyakan anak dengan diare akut dapat sukses menyusu ASI tanpa
dilakukan pengenceran dan diberikan secara rutin.
Kesimpulan meta analisis ini tidak perlu rutin diberikan SF bebas laktosa terutama saat oral
rehidrasi cairan (ORC) dan pada awal menyusui.
Penelitian ini tidak mengubah efek dari diare berat, derajat malnutrisi dan usia dini (< 1 thn)
pada pasien
Sampai saat ini penulis masih membandingkan manfaat zinc, bakteri probiotik, SF bebas
laktosa dan kombinasi lainnya untuk mengobati diare akut
Karena penelitian ini meninjau ulang dalam waktu jangka pendek, maka tidak dapat
ditemukan faktor yang mendasari seperti asidosis serta cairan dan elektrolit secara tidak
langsung mempengaruhi diet bebas laktosa selama terjadinya diare.
Hasil : Durasi bebas diare menunjukkan SFBL memiliki durasi bebas lebih singkat dibandingkan
SFL. Terdapat perbedaan yang berarti diantara keduanya.
Hasil : Perubahan peningkatan berat badan pasca konsumsi SFBL lebih meningkat dibandingkan
SFL. Tidak terdapat perbedaan yang berarti diantara keduanya.
Kesimpulan
SF bebas laktosa lebih efektif daripada SF dengan laktosa dalam mengatasi diare.
SF bebas laktosa pada anak dengan diare akut lebih cepat mengurangi diare dan mngurangi
insidensi angka kematian dan kesakitan.