Anda di halaman 1dari 15

Lactose Free Compared with Lactose

Containing Formula in Dietary Management


of Acute Childhood Diarrhea
Mustika Zeinia Malinda(1102010188)
Pembimbing : dr. Argo Pribadi Sp. A M.Kes

Susu Formula Bebas Laktosa dibandingkan Susu


Formula Mengandung Laktosa dalam Menejemen Diet
pada Diare Akut Anak
Abstrak
Objektif : Penulis mengevaluasi efek susu formula (SF) bebas laktosa dlm penanganan diare
akut. Terdapat laporan penggunaan Susu formula (SF) bebas laktosa bermanfaat dalam
memperpendek durasi diare dan meningkatkan berat badan (BB).
Metode : kasus kontrol, Pasien usia 1-24 bulan, mengalami diare akut tanpa pendarahan (<2
minggu). Kriteria selain itu tidak termasuk di evaluasi.
Hasil : Pasien anak : 32 laki2 dan 39 perempuan. Analisis multivarian menunjukan pasien
mendapatkan SF bebas laktosa mengatasi diare secara lebih cepat dibandingkan kontrol.
Kesimpulan : pemberian SF bebas laktosa pada anak dengan diare akut lebih cepat mengatasi
diare sehingga dpt mngurangi insidensi angka kematian dan kesakitan

Pendahuluan
Diare akut masih merupakan penyebab terjadinya kematian dan kesakitan pada anak.
Menejemen penangan berupa : pemberian cairan dan elektrolit, antibiotik dan terapi nutrisi.
Pada negara berkembang, perhatian lebih terhadap terapi nutrisi sangatlah penting dalam
mencegah lama nya diare akut dan mengurangi risiko diare menetap.

Metoda dan Partisipan


Kasus kontrol di klinik anak Negara Iran diambil dari bulan Januari 2009 hingga Agustus
2009.
Pasien l usia 1-24 bulan, mengalami diare akut tanpa pendarahan (<2 minggu).
Kriteria anak yg tidak termasuk dalam penelitian :
BAB yg berlendir dan berdarah,
malnutrisi berat (perbandingan BB / usia <60% dan / atau perbandingan BB / PB < 70%),
dehidrasi berat,
muntah berat,
riwayat dalam terapi antibiotik.
Penelitian ini sebelumnya telah dilakukan inform consent kepada semua orang tua yang
anaknya dijadikan pasien dan telah menjelaskan maksut dan prosedur penelitian.

Intervensi
Setelah diterima data & riwayat medis, BB diukur dengan skala keakurasian 10 gram.
Pedoman penilaian dehidrasi dan terapi rehidrasi oral berdasarkan pedoman WHO. Pada fase
awal rehidrasi / fase dimana jam pertama pada :
1.
Rehidrasi ringan diberikan cairan pengganti 50 ml / kgBB
2.
Rehidrasi sedang diberikan cairan pengganti 100 ml / kgBB.
Setelah fase rehidrasi, maka diberikan terapi rumatan / maintenance dimana menerima SF
bebas laktosa / SF mengandung laktosa sebanyak 100 ml / kgBB.
Orang tua telah dijelaskan mengenai kegawatan diare dan diminta untuk mengamati
konsistensi tinja selama di rumah serta melaporkan hasil perkembangan BAB anak.
Kunjungan ke-2 7 hari setelah kunjungan pertama bertujuan mengevaluasi hingga bebas dari
diare

Analisis Statistik dan Hasil


Hasil dinilai dari setelah 7 hari intervensi dengan bebasnya diare dan peningkatan BB.
Penulis menggunakan analisis T-test berpasangan (parametrik) dan Tes chi-square
(parametrik) dalam mengevaluasi data dengan acuan nilai sampel P < 0.05 merupakan
perbedaan yg signifikan.
Akan tetapi data distribusi ternyata tidak sesuai diterapkan, sehingga penulis menggunakan tes
non parametrik yakni menggunakan test Mann Whitney.

Hal yang ditemukan


Pasien anak terdiri 32 laki2 dan 39 perempuan dengan rata2 usia 7,1 3,7 bulan.
Terdapat 3 grup yg tidak berpartisipasi dalam penilaian ulang, 2 grup yg sama tampilan dan
karakter nya tetapi berbeda dalam intervensi dalam waktu terjadinya diare (nilai P = 0,047)
dan dehidrasi yg lebih berat (nilai P = 0,015).
Setelah terapi diberikan, pasien yang menerima SF bebas laktosa lebih cepat mengatasi diare
dibandingkan kontrol.

Perbandingan karakteristik SF bebas laktosa dibandingkan SF laktosa

Hasil : Durasi bebas diare (P=0,047) dan jenis dehidrasi (P=0,02) terdapat perbedaan yang berarti
antara intervensi Susu formula bebas laktosa (SFBL) dibandingkan Susu formula dengan
laktosa (SFL).

Diskusi
Menejemen diare akut meliputi :
1. Mengenalkan asupan makanan selama sakit
2. Menggunakan susu formula yang tepat sesuai dengan terapi
3. Mencampur diet makanan dengan kandungan makanan pokok
4. Menggunakan suplement mikronutrien yang tepat
Penulis menemukan pengurangan waktu signifikan pada diare akut anak dengan SF bebas
laktosa dibandingkan SF dengan laktosa tetapi tidak ada perubahan signifikan BB pasca
terapi.

Penelitian berlawanan oleh brown dan colleagues menunjukkan secara meta analisis dari 29
kontrol randomisasi, kebanyakan anak dengan diare akut dapat sukses menyusu ASI tanpa
dilakukan pengenceran dan diberikan secara rutin.
Kesimpulan meta analisis ini tidak perlu rutin diberikan SF bebas laktosa terutama saat oral
rehidrasi cairan (ORC) dan pada awal menyusui.
Penelitian ini tidak mengubah efek dari diare berat, derajat malnutrisi dan usia dini (< 1 thn)
pada pasien

Sampai saat ini penulis masih membandingkan manfaat zinc, bakteri probiotik, SF bebas
laktosa dan kombinasi lainnya untuk mengobati diare akut
Karena penelitian ini meninjau ulang dalam waktu jangka pendek, maka tidak dapat
ditemukan faktor yang mendasari seperti asidosis serta cairan dan elektrolit secara tidak
langsung mempengaruhi diet bebas laktosa selama terjadinya diare.

Perbandingan SF bebas laktosa dibandingkan SF laktosa terhadap


lamanya durasi bebas diare

Hasil : Durasi bebas diare menunjukkan SFBL memiliki durasi bebas lebih singkat dibandingkan
SFL. Terdapat perbedaan yang berarti diantara keduanya.

Perbandingan SF bebas laktosa dibandingkan SF laktosa terhadap


perubahan kenaikan berat badan

Hasil : Perubahan peningkatan berat badan pasca konsumsi SFBL lebih meningkat dibandingkan
SFL. Tidak terdapat perbedaan yang berarti diantara keduanya.

Kesimpulan
SF bebas laktosa lebih efektif daripada SF dengan laktosa dalam mengatasi diare.
SF bebas laktosa pada anak dengan diare akut lebih cepat mengurangi diare dan mngurangi
insidensi angka kematian dan kesakitan.

Anda mungkin juga menyukai