Anda di halaman 1dari 28

Batu Saluran Kemih

Rela Esa Indra

Definisi
Osteoarthritis adalah suatu penyakit
kronis, penyakit sendi ditandai dengan
perubahan degeneratif pada tulang
kartilago, menisci, ligamen, dan jaringan
synovial

Diagnosis Osteoarthritis : Pencitraan


Diagnosis Osteoarthritis
pada:

Tulang kartilago
Menisci
Ligamen
Jaringan sinovial

ditandai dengan perubahan degeneratif

Pencitraan
Pencitraan untuk mendiagnosis Osteoarthritis :

Radiograf
MRI
USG
OCT (Optical Coherence Tomography)

Tulang
Subkondral
Radiografer
1.

Untuk mengevaluasi pelebaran ruang sendi

2. Standar untuk mendiagnosis radiograf OA, KellgrenLawrence (KL) :

Grade 1 : tidak diketahui adanya ruang sendi yang


menyempit dan mungkin terdapat lipping dari osteoft

Grade 2 : adanya osteoft dan mungkin penyempitan


ruang sendi pada anteroposterior kronis secara
radiologi

Grade 3 : ada beberapa osteoft, terjadi penyempitan


ruang sendi, sklerosis, deformitas tulang

Grade 4 : ada osteoft yang jelas, dengan penyempitan


ruang sendi, sklerosis yang parah dan deformitas
tulang

Radiograf

Tingkat keparahan pada bantalan anteroposterior secara radiograf dari pasien dengan
penyempitan ruang sendi dan pembentukan osteoft yang bermakna dengan Osteoarthritis sisi
medial bilateral pada lutut. Penyempitan ruang sendi lebih besar di lutut kanan (tanda panah)
dibandingkan dengan lutut kiri.

Diperbesar dari sendi lutut kanan. Pada tanda panah menunjukkan penyempitan ruang sendi sisi
medial. Pembentukan osteoft dapat dilihat pada femur dan tibia.

MRI
Perubahan struktur tulang subkondral yang penting untuk
dicatat dalam perkembangan OA dan lebih baik divisualisasikan
menggunakan MRI

Edema pada sumsum tulang dan lesi pada sumsum tulang digambarkan pada
femur sisi medial pada lemak T2 yang terlihat pada MRI

Tibia sisi medial terdapat plateau pada lemak (yang ditengah) yang terlihat pada
MRI

Artikuler dari tulang rawan (kartilago)


MRI untuk mempelajari artikuler tulang rawan, seperti degenerasi sebagai
ciri khas dari progresiftas penyakit OA.
MRI menyediakan kontras yang baik untuk mengetahui teknik pencitraan :

1. Morfologi MRI
2. Fisiologis MRI

Morfologi MRI
Morfologi tulang rawan memberi informasi :

1. Tentang ukuran jaringan dan struktur yang lengkap.


2. Banyak bentuk gambaran dari celah dan titik pusat

atau trauma pada

tulang rawan yang difus.

Gambaran dari difus di tulang rawan bagian lutut (patella) secara in vivo menggunakan teknik DESS.
(3A) menggunakan kadar difus terendah. (3B) menggunakan kadar difus yang tinggi. Kedua teknik
gambaran diatas mampu resolusi tinggi, sinyal yang tinggi untuk membandingkan bunyi dan
kemampuan untuk menghitung kadar difus cairan. Tulang rawan (pada Panah) dan cairan sendi (panah
putus-putus) yang dapat dilihat pada kedua gambar. Gambar dimuat oleh Ernesto Staroswiecki.

Anatomi

Ginjal merupakan organ yang


berbentuk seperti kacang, terdapat
sepasang (masing-masing satu di
sebelah kanan dan kiri vertebra)
dan posisinya retroperitoneal.

Ureter merupakan saluran sepanjang


25-30 cm yang membawa hasil
penyaringan ginjal (fltrasi, reabsorpsi,
sekresi) dari pelvis renalis menuju
vesica urinaria

Vesica urinaria, sering


juga disebut kandung
kemih atau buli-buli,
merupakan tempat untuk
menampung urine yang
berasal dari ginjal melalui
ureter, untuk selanjutnya
diteruskan ke uretra dan
lingkungan eksternal
tubuh melalui mekanisme
relaksasi sphincter

Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju lingkungan luar

Etiologi

gangguan aliran urin


gangguan metabolik
infeksi saluran kemih
dehidrasi, dan
keadaan-keadaan lain yang masih belum
terungkap (idiopatik)

faktor yang mempermudah terjadinya batu


saluran kemih pada seseorang
Intrinsik
1. Herediter (keturunan)
2. Umur
3. Jenis kelamin
. Ekstrinsik
1.
2.
3.
4.
5.

Geograf
klim dan temperatur
Asupan air
Diet
Pekerjaan

Epidemiologi
Batu saluran kemih sering terjadi di negara yang mulai
berkembang

Patogenesis

4thSymCARD 2014

Komposisi batu

1. Batu Kalsium
Batu jenis ini dijumpai lebih dari 80% batu saluran kemih, baik
yang berikatan dengan oksalat maupun fosfat.
Etiologi :
Hiperkalsiuri
Hiperoksaluri
Hiperorikosuria
2. Batu Struvit
Batu ini disebut juga batu infeksi karena pembentukannya
disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab
adalah
kuman
golongan
pemecah
urea
atau
urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan
mengubah pH urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi
amoniak
3. Batu asam urat
Faktor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah :
urine yang terlalu asam (pH urine < 6)
volume urine yang jumlahnya sedikit (< 2 liter/hari) atau
dehidrasi
hiperurikosuri atau kadar asam urat yang tinggi. Batu asam
urat bentuknya halus dan bulat,
4. Batu jenis lain
Batu sistin , batu xanthin, batu triamteren, dan batu silikat
sangat jarang dijumpai. Batu sistin didapatkan karena kelainan
metabolisme sistin, yaitu kelainan absorpsi sistin di mukosa usus.
Batu xantin terbentuk karena penyakit bawaan berupa defsiensi
enzim xanthin oksidase.

Manifestasi Klinis
1. Batu di piala ginjal
. Menyebabkan rasa sakit
yang dalam dan terusmenerus di aea
kostovertebral
. Nyeri yang berasal dari
daerah renal menyebar
secara anterior dan pada
wanita mendekati kandung
kemih sedangkan pada pria
mendekati testis
. Dapat dijumpai hematuria
dan piuria
. Kolik renal : bila nyeri
mendadak menjadi akut,
disertai nyeri tekan
diseluruh area
kostovertebral, dan muncul
mual muntah

2. Batu yang terjebak


pada ureter
Menyebabkan
gelombang nyeri yang
luar biasa, akut dan
kolik yang menyebar
ke paha dan genetalia.
Sering merasa ingin
berkemih, namun
hanya sedikit urin yang
keluar, dan biasanya
mengandung darah
akibat aksi abrasi batu

Diagnosis
1.
2.
3.
4.
5.

Anamnesa
Pemeriksaan fsik
Pemeriksaan radiologik
Laboratorium
Renogram

Diagnosis Banding
Kolik ginjal dan ureter

kemungkinan

kolik
saluran cerna, kandung
empedu, atau apendisitis akut. Selain itu pada
perempuan perlu juga dipertimbangkan adneksitis
Hematuria

keganasan

apalagi bila hematuria terjadi tanpa


nyeri. Selain itu, perlu juga diingat bahwa batu
saluran
kemih
yang
bertahun-tahun
dapat
menyebabkan terjadinya tumor yang umumnya
karsinoma epidermoid, akibat rangsangan dan
inflamasi

Pemeriksaan Penunjang

Foto Polos Abdomen


Pielograf Intra Vena (PIV)
Ultrasonograf
Pemeriksaan Mikroskopik Urin, untuk mencari hematuria dan Kristal.
Renogram, dapat diindikasikan pada batu staghorn untuk menilai fungsi ginjal.
Analisis batu, untuk mengetahui asal terbentuknya.
Kultur urin, untuk mecari adanya infeksi sekunder.
DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat, urat, protein, fosfatase alkali serum.

Klasifikasi Batu
Batu Ginjal dan Batu Ureter
Batu terbentuk pada tubuli ginjal kemudian berada
di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal, dan bahkan
bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginja

Batu Buli Buli


Batu buli buli atau vesicolitiasis sering terjadi pada
pasien yang menderita gangguan miksi atau
terdapat benda asing di buli buli. Gangguang miksi
terjadi pada pasien-pasien hiperplasia prostat, dll
Batu Uretra
Batu uretra biasanya berasal dari batu ginjal/uretra
yang turun ke buli-buli kemudian masuk ke uretra.
Batu uretra yang merupakan batu primer
terbentuk di uretra sangat jarang, kecuali jika
terbentuk didalam divertikel uretra

Penatalaksanaan

1.konservatif

2.ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)


3.tindakan endourologi
a) PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)

4. Bedah Terbuka

b) Litotripsi
c) ureteroskopi atau ureterorenoskopi
d) ekstraksi Dormia
(mengeluarkan batu ureter
dengan menjaringnya melalui alat
keranjang Dormia).
5. Pemasangan Stent

Pencegahan
Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urin 2-3
liter per hari.
Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu.
Aktivitas harian yang cukup.
Pemberian medikamentosa.
Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah:
Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
Rendah oksalat.
Rendah garam, karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri.
Rendah purin.
Diet rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada pasien yang menderita
hiperkalsiuri tipe II.

Prognosis
Prognosis batu ginjal tergantung dari faktorfaktor ukuran batu, letak batu, dan adanya
infeksi serta obstruksi
Makin besar ukuran suatu batu, makin buruk
prognosisnya.

Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi


dapat mempermudah terjadinya infeksi.

Makin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi karena


faktor obstruksi akan dapat menyebabkan penurunan fungsi
ginjal

Daftar pustaka
Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4thed. US: Saunders; 2006.
Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Hlmn 378. Balai Penerbit FKUI : Jakarta; 2001.
http://medicastore.com/penyakit/90/Batu_Saluran_Kemih.html . akses tanggal 29 April 2016.
Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi. edisi ketiga. Sagung seto: Jakarta; 2011.
Sjamsuhidayat. De jong, wim. Buku ajar ilmu Bedah. Hlmn 1024-1034. EGC : Jakarta.
Rasyad, Syahriar, dkk. Radiologi Diagnostik, Ed.4, Balai Penerbit FKUI: Jakarta;1998.
Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. EGC: Jakarta; 2001.
Shires, Schwartz. Intisari prinsip prinsip ilmu bedah. ed-6. EGC : Jakarta. 588-589
http://www.aku.edu/akuh/health_awarness/pdf/Stones-in-the-Urinary-Tract.pdf . akses tanggal 29 April

2016.
Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5 thed. US: FA Davis Company; 2007.
Van de Graaf KM. Human anatomy. 6thed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001.
https://www.youtube.com/watch?v=r6SAgoVl918 akses tanggal 30 April 2016

4thSymCARD 2014

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai