Anda di halaman 1dari 74

KIMIA FISIKA

11/28/16

Kode M. Kuliah
: TKD 2126
Status M. Kuliah : Wajib
Jml SKS
: 3 sks
Waktu Pertemuan : (150 mnt)
Dosen
: DR.Fajril Akbar,
MSi.

TOPIK

Larutan Non-Elektrolit & Larutan Elektrolit


Kinetika Reaksi I
Kinetika Reaksi II
Elektrokimia dan Sel Elektrokimia
Energi Bebas Gibbs & Kesetimbangan
Kimia

Kesetimbangan Fasa dan Diagram Fasa

Pengantar Kimia Koloid &Kimia


Permukaan
2

Refere
nsi
Bird,
T.,(1987) , Physical Chemistry, Alih

1.

3.

bahasa Kwee Ie Tjien, Cet. I, Gramedia,


Jakarta
2.
Alberty, R.A., dan Daniels, F., (1983),
Kimia Fisika , Erlangga, Jakarta,
Sukarjo, (1985), Kimia Fisika , Penerbit
Bina Aksara, Yokjakarta
4.
Dogra, S.K., and Dogra, S., (1984),
Physical Chem. Through Problems, Wiley
Eastern Limited.

Penilaian :

Tugas
Kuis
UTS
UAS
Absen

Persyaratan Ujian

11/28/16

LARUTAN

Larutan adalah campuran homogen yang


terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat
terlarut atau solut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak dalam larutan disebut
pelarut atau solvent.
Larutan yang umum dijumpai adalah padatan
dalam cairan, seperti garam atau gula dalam
air.
Gas dalam cairan, misalnya CO2 atau O2 dalam
air. Cairan dalam cairan lain, atau gas larut
dalam gas lain. Ada juga larutan padat,
misalnya aloi dan mineral.

11/28/16

Peristiwa Pelarutan

Pada proses pelarutan,


tarikan antar partikel
komponen murni
terpecah dan tergantikan
dengan tarikan antara
pelarut dengan zat
terlarut.
Molekul komponenkomponen larutan
berinteraksi langsung
dalam keadaan
tercampur

Ion natrium tersolvasi oleh molekul-molekul air


11/28/16

Bila interaksi antarmolekul komponenkomponen larutan sama besar dengan


interaksi antarmolekul komponen-komponen
tersebut pada keadaan murni, terbentuklah
suatu idealisasi yang disebut larutan ideal
Ciri lain larutan ideal adalah : volumenya
merupakan penjumlahan tepat volume
komponen-komponen penyusunnya.
Pada larutan non-ideal, penjumlahan volume
zat terlarut murni dan pelarut murni tidaklah
sama dengan volume larutan.
11/28/16

Larutan Ideal
Larutan A gaya intermolekuler

Larutan B gaya intermolekuler

Larutan ideal A & B


kecenderungan dari dua macam
molekul A & B di dalamnya untuk
melepaskan diri tidak berubah.
11/28/16

Suatu larutan dikatakan bersifat ideal : jika


larutan tersebut mengikuti hukum RAOULT
pada seluruh kisaran komposisi dari sistem
tersebut.
Definisi Hukum Raoult :
Tekanan uap parsial dari sebuah komponen di dalam
campuran adalah sama dengan tekanan uap komponen
tersebut dalam keadaan murni pada suhu tertentu
dikalikan dengan fraksi molnya dalam campuran tsb.

Persamaan untuk campuran dari larutan A dan


B adalah :
.... 1

PA dan PB : tekanan uap parsial dari komponen A dan B


xA dan xB adalah fraksi mol A dan B.

10

Po adalah tekanan uap dari A dan B


apabila keduanya berada dalam keadaan
terpisah (dalam larutan murni)

Tekanan uap total dari sebuah campuran


adalah sama dengan jumlah dari tekanan
parsial masing-masing gas.
.... 2

.... 3

11/28/16

11

Pada campuran biner, tekanan uap total dapat juga


dinyatakan sebagai :

P = po2 + (po1 po2) x1

.... 4

Tekanan uap total dapat juga dinyatakan dalam batasanbatasan komposisi uap dari komponen-komponen tersebut

po1 po2
P = -------------------------po1 + (po2 po1)y1

.... 5

po1x1
y1 = -----------------------po2(1-x1) + po1x1

.... 6

11/28/16

12

Variasi tekanan uap total dengan


perubahan komposisi cair dan fase uap
dapat digambarkan sebagai berikut :

p20

p2o

p1o

p10

P1
0

plot Pi terhadap komposisi cair (x)


11/28/16

P1
0

plot Pi terhadap komposisi uap ( y)


13

Contoh 1 :
Campuran 2 mol methanol dan 1 mol etanol pada suhu
tertentu dianggap bersifat ideal. Tekanan uap methanol
murni pada suhu ini 81 kPa dan etanol murni 45 kPa.
Pada campuran ini, ada 3 mol molekul. 2 mol dari total
3 mol ini adalah metanol sehingga fraksi mol metanol
adalah 2/3, dan fraksi mol etanol adalah 1/3.
Tekanan uap parsial metanol dan etanol dengan
menggunakan hukum Raoult jika dianggap campuran
methanol dan etanol ini adalah campuran ideal :

Maka :
11/28/16

14

Contoh 2 :
40 g cairan A dan 70 g cairan B dicampur . Jika keduanya
merupakan larutan ideal, hitung komposisi uapnya, bila
p0A = 200 mmHg, p0B = 700 mmHg, MA = 56 g mol-1
MB = 90 g mol-1

Penyelesaian
Gunakan persamaan (5) dan (6) untuk menyelesaikan contoh
ini
40 g
nA = ---------------- = 0,714 mol (mol = berat/Mr)
56 g mol-1
70 g
nB = ---------------- = 0,778 mol
90 g mol-1
11/28/16

15

0,714 mol
xA = --------------- = 0,479 (Total mol = 0,714 + 0,778 = 1,492 )
1,492 mol
0,778 mol
xB = ----------------- = 0,521
1,492 mol

XA = fraksi mol A
XB = fraksi mol B

po1x1
y1 = ------------------------....
6
-----------------------po2(1-x1) + po1x1

(200 mmHg)(0,479)
yA = ----------------------------------------------------------- = 0,208
(700) mmHg)(0,52) + (200 mmHg)(0,479)
yB = 1 0,208 = 0,792
11/28/16

16

Kebanyakan gas menjadi kurang larut dalam


cairan jika temperatur meningkat. (Mengapa?)

Pada temperatur konstan, kelarutan (S) gas


proporsional terhadap tekanan gas (P gas)
dalam kesetimbangan dengan larutan.
S = k Pgas
(Pgas > = S >)

Nilai k tergantung pada jenis gas dan solven.


Pengaruh tekanan terhadap kelarutan gas
dikenal sebagai Henrys law.

11/28/16

17

Hukum Henry
. 7
f2 = K2x2
Bentuk umum hukum Henry
T konstan
f2 = fugasitas zat terlarut
x2 = fraksi mol zat terlarut
K2 = konstanta Henry
Untuk larutan encer, hukum Henry;

f2

n1
= K2 ----n2
= K2 m2

.. 8

m2 = molaritas zat terlarut

Hukum Henry dapat juga dinyatakan sebagai :

P2 = K2 X2
11/28/16

. 9
18

Hukum Raoult , juga dapat didefinisikan sebagai :


fugasitas dari tiap komponen dalam larutan sama
dengan hasil kali fugasitasnya dalam keadaan
murni dengan fraksi mol nya dalam larutan tersebut

f i xi f i

.... 10

fi = fugasitas
xi = fraksi mol
f i = fugasitas zat murni

Potensial kimia dari tiap komponen dalam larutan

i RT ln xi
o
i

11/28/16

.... 11

19

Persamaan Duhem-Gibb
Jika temperatur dan tekanan dijaga konstan, potensial
kimia dari senyawa-senyawa dalam larutan tidak
bervariasi secara bebas dengan perubahan komposisi
Potensial tersebut dihubungkan dengan persamaan;

ni di = 0

.12

Persamaan Duhem-Gibb pada campuran biner :

n1d1 + n2d2 = 0

11/28/16

.13

20

ENTALPI LARUTAN
Pembentukan larutan dapat digambarkan dalam 3
langkah:
1. Pergerakan molekul-molekul solven saling menjauh
untuk memberi ruang pada molekul solut. H1 > 0
(endotermis)
2. Pemisahan molekul-molekul solut untuk menuju ke
dalam larutan. H2 > 0 (endotermis)
3. Pencampuran molekul-molekul solut dan solven yang
telah saling terpisah untuk bercampur secara acak. H3
< 0 (eksotermis)
Hsoln

11/28/16

= H 1 + H2 + H 3
21

Diagram Entalpi Pelarutan

11/28/16

22

Suatu larutan ideal terbentuk jika semua


gaya antar molekul seimbang, Hsoln = 0.
Jika gaya antar molekul solut-solven lebih kuat
dari gaya antar molekul yang lain, Hsoln < 0.
Jika gaya antar molekul solut-solven lebih
lemah dari gaya antar molekul yang lain,
Hsoln > 0.
Jika gaya antar molekul solut-solven jauh lebih
lemah dari gaya antar molekul yang lain, solut
tidak terlarut ke dalam solven.
Energi yang dilepaskan oleh interaksi solutsolven tidak cukup besar untuk memisahkan
partikel solut atau partikel solven.

11/28/16

23

Syarat larutan ideal :

Semua gaya tarik-menarik harus identik


A -A =AB
B -B =A-B
Pada pencampuran tidak terjadi efek
kalor
H mix = 0
Pada pencampuran tidak terjadi
perubahan volum
V mix = 0

11/28/16

24

Dalam fasa uap, berlaku Hukum Dalton


Pi = Xi . Pt
Dengan :
Pi = tekanan uap di atas larutan
Xi = fraksi mol uap I
Pt = tekanan total

11/28/16

25

Contoh campuran ideal


Sebenarnya tidak ada campuran yang
bisa dibilang ideal. Tapi beberapa
campuran larutan kondisinya benarbenar mendekati keadaan yang ideal.
*
*
*

hexane dan heptane


benzene dan toluen
propan-1-ol dan
propan-2-ol

11/28/16

26

Larutan non ideal

Larutan non ideal adalah larutan


yang tidak mengikuti Hukum Raoult

11/28/16

27

Simpangan negatif
Syarat :

Gaya tarik A-B > A-A

A-B > B-B

Kalor pencampuran, Hmix < 0


Perubahan volum, Vmix < 0

Contoh :
CHCl3 dan CH3COOH, terjadi ikatan
hidrogen sehingga Pi < Pi, ideal
11/28/16

28

Simpangan positif
Syarat :

Gaya tarik A-B < A-A


A-B < B-B
Kalor pencampuran, Hmix > 0
Perubahan volum, Vmix > 0

Contoh : eter dan CCl4, gaya intermolekul


melemah jika dicampurkan komponen
polar dan non polar, sehingga Pi > Pi, ideal
11/28/16

29

Contoh soal
Suatu campuran A-B dengan komposisi
masing-masing 0.5 pada suhu 16.7C
dimana tekanan uap murni A = 45.16
mmHg dan B = 16.2 mmHg.
Hitung :
(a) tekanan parsial masing-masing senyawa
(b) tekanan total campuran
(c) fraksi mol uap A dan B

11/28/16

30

Jawab :
Ramalan fisis :
Fraksi mol uap A > fraksi mol A dlm fasa
cair (0.5) karena PAo > PBo
a) PA = 0.5 x 45.16 = 22.58 mmHg
PB = 0.5 x 16.20 = 8.10 mmHg
b) Pt = PA + PB = 22.58 + 8.10 = 30.68
mmHg
c) PA = XA. Pt
22.58 = XA . 30.68
XA = (22.58/30.68) = 0.736 > 0.5
11/28/16

31

Beberapa istilah dalam kelarutan

Cairan yang dapat tercampur seluruhnya


dinamakan miscible.
Jika terdapat kesetimbangan dinamik antara
solut yang tidak terlarut dengan larutan, maka
larutan dikatakan saturated (jenuh)
Konsentrasi solut dalam larutan jenuh
dinamakan solubility (kelarutan) solut
tersebut.
Larutan yang mengandung lebih sedikit solut
daripada yang dapat dikandung pada saat
kesetimbangan dinamakan larutan
unsaturated (tak jenuh).

11/28/16

32

Latihan 1.
1. At 25 C, the vapor pressures of pure benzene
(C6H6) and pure toluene (C7H8) are 95.1 and 28.4
mmHg, respectively. A solution is prepared that
has equal mole fractions of C7H8 and C6H6.
Determine the vapor pressures of C7H8 and C6H6
and the total vapor pressure above this solution.
Consider the solution to be ideal.
2.What is the composition, expressed as mole
fractions, of the vapor in equilibrium with the
benzenetoluene solution of Example 1.

11/28/16

33

Jenis-jenis larutan

Larutan dapat diklasifikasikan :


Berdasarkan fase zat terlarut dan
pelarutnya.
Berdasarkan kemampuannya
menghantarkan listrik
Berdasarkan kemampuannya menghantarkan
listrik, larutan dapat dibedakan sebagai
larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
Larutan elektrolit mengandung zat elektrolit
sehingga dapat menghantarkan listrik,
sementara larutan non-elektrolit tidak dapat
menghantarkan listrik

11/28/16

34

Larutan Non Elektrolit

Sifat koligatif larutan adalah sifat fisika larutan


yang tidak tergantung pada macamnya zat
terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan
oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat
terlarut).
Sifat Non-koligatif termasuk: bau, warna,
massa jenis, viskositas, toksisitas, reaktivitas,
dsb.
Sifat koligatif meliputi:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmotik

11/28/16

35

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan


oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu
sendiri.
Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit
tidak sama dengan jumlah partikel dalam
larutan elektrolit, walaupun konsentrasi
keduanya sama.
Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai
menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non
elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.
Dengan demikian sifat koligatif larutan
dibedakan atas sifat koligatif larutan non
elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.

11/28/16

36

Sifat koligatif larutan non elektrolit


1. Penurunan tekanan uap

Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan


tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya
pada suhu tertentu.
Penambahan suatu zat ke dalam zat cair
menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini
disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi
bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan
penguapan berkurang.
Menurut RAOULT:

p = p . xB
o

(1)

dimana:
p = tekanan uap jenuh larutan
po = tekanan uap jenuh pelarut murni
xB = fraksi mol pelarut

11/28/16

37

Penurunan Tekanan Uap


Tek uap campuran turun
dengan adanya komponen
lain
Tek uap larutan < tek uap
pelarut murni (terdapat zat
terlarut : non volatil)

Hukum Raoult
Plarutan= X pelarut .Popelarut

Kurva Tekanan Uap larutan


11/28/16

38

Tekanan uap ideal,


larutan dua-componen dari senyawa volatile

11/28/16

39

Karena XA + XB = 1, maka persamaan (1) di atas


dapat diperluas menjadi:
P = Po (1 - XA)
P = P o - P o . XA
Po - P = P o . X A
sehingga:

P = po . X A

(2)

dimana:
P

= penurunan tekanan uap jenuh pelarut


po = tekanan uap pelarut murni
XA = fraksi mol zat terlarut
atau
11/28/16

p0 p
xA
0
p

(3)
40

Contoh
Tekanan uap etanol pada 20 oC adalah 44,5 mmHg. Jika
15 g senyawa A yang tidak menguap dilarutkan dalam 500
g etanol, tekanan uapnya adalah 43,52 mmHg. Hitung
bobot molekul senyawa A
Penyelesaian
Karena larutan encer, maka berlaku hukum Raoult
(44,50 43,52) mmHg
x2 = ---------------------------------- = 0,022
0
44,50 mmHg
p
m2/M2
0
p
x2 = --------------------------(m1/M1) + (m2/M2)
m1
500 g
---- = ---------------- = 10,87 mol
11/28/16 M
46 g mol-1
1

xA

41

15/M2
0,022 = ------------------10,87 + 15/M2
(0,022)(10,87) + (0,022)(15/M2) = (15/M2)
15x0,978
M2 = ---------------- = 61,34 g mol-1
0,239

2. Penurunan Titik Beku


Persamaan penurunan titik beku :
Tf = m . Kf
Tf = W / Mr . 1000 / p . Kf.
11/28/16

1
42

dimana:
Tf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut
Jika pelarutnya air, p = 1 atm, maka titik beku larutan:

Tf = (O - Tf) oC

Bila suatu zat terlarut yang tidak menguap dilarutkan


dalam suatu pelarut, titik beku pelarut berkurang.
11/28/16

43

Penurunan Tf ditentukan sebagai :

T f

RT f2 ln x2

lbr

..3

Hpeleburan adalah panas peleburan molar dari pelarut


x2 = fraksi mol zat terlarut
Tf = titik beku sebenarnya
Untuk larutan sangat encer dan bersifat ideal Tf = Kf m

Kf
11/28/16

MRT

lbr 1000

.. 4
M = bobot molekul pelarut
m = molalitas zat terlarut

44

Contoh
Jika panas peleburan air adalah 333,86 J g-1 pada 0 oC
(pada titik bekunya), hitung konstanta titik beku molal
Penyelesaian
Gunakan persamaan ..(4)

Kf

MRT 2

lbr 1000

T = 0 + 273 = 273 oK
Hlbr = 333,86 x 18 J mol-1
(18 g mol-1)(8,314 J K-1 mol-1)(273 K)2
Kf = ------------------------------------------------------(333,86 x 18 J mol-1)(1000)
11/28/16
= 1,856 K mol-1

45

3. Kenaikan Titik Didih


Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan
titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut
murni.
Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih
dinyatakan dengan:
Tb = m . Kb
.. 1
dimana:
Tb = kenaikan titik didih (oC)
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
sehingga :
Tb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb .2

11/28/16

46

Kenaikan Tb : plot dari vapor pressures vs temperatur


dari solvent ( kurva atas), larutan dari zat terlarut non
volatil pada solvent sama (kurva bawah).

11/28/16

47

Jika suatu zat terlarut ditambahkan ke dalam suatu


pelarut, titik didihnya meningkat (tidak terlalu besar)

Tb

2
b

RT ln x
uap

Untuk larutan encer :


maka

Tb = titik didih normal


Tb

Kb

= Kb m

MRTb2

1000 uap

Dengan asumsi
Hanya pelarut yang ditransformasikan ke dalam bentuk
padat atau diubah jadi uap
Larutan encer, sehingga hukum Raoult dapat
diterapkan
11/28/16
48

Kesimpulan

Pada P tetap, Tb & Tf suatu larutan


encer berbanding lurus dengan
kemolalan zat terlarut (konsentrasi)
Pada larutan encer, semua zat
terlarut yang tidak mengion (non
elektrolit) dalam pelarut yang sama,
dengan molal yang sama,
mempunyai Tb atau Tf yang sama
pada P sama

11/28/16

49

Kb dan Kf dapat diperoleh dari :


1. Penurunan data termodinamika

2. Eksperimen

11/28/16

50

11/28/16

51

Latihan 2 :
1.Tekanan uap eter (Mr = 74), 442 mmHg pada
293 K. Jika 3 g senyawa A dilarutkan ke dalam
50 g eter ini pada suhu ini, tekanan uap
menjadi 426 mmHg. Hitung massa molekul
relatif, Mr senyawa A
2. The vapor pressure of pure water at 20.0 C is
17.5 mmHg. What is the vapor pressure at 20.0
C above a solution that has 0.250 mol sucrose
(C12H22O11) and 75.0 g urea [CO(NH2)2]
dissolved per kilogram of water?

11/28/16

52

4.Tekanan Osmotik

Suatu membran semipermiabel memiliki pori


mikroskopis yang dapat dilalui molekul solven
yang kecil tetapi tidak dapat dilalui molekul
solut yang lebih besar.
Selama osmosis, terjadi aliran molekul solven
melalui membran semipermiabel, dari tempat
dengan konsentrasi rendah menuju tempat
dengan konsentrasi lebih tinggi.
Tekanan yang diperlukan untuk mencegah
terjadinya osmosis dinamakan osmotic pressure
(p) (tekanan osmotik) dari suatu larutan.

p = (nRT/V) = (n/V)RT = M RT
11/28/16

53

Tekanan Osmosis merupakan sifat


koligatif yang bertambah dengan
naiknya konsentrasi

Tek.osmotik = Molaritas x R x T
R = konst. gas (0.0821 L atm mol-1 C-1)
T = temperatur dalam oK.
Pers. yang lebih exact

Tek.osmotik = i x Molaritas x RxT


i = van't Hoff factor

11/28/16

54

Tekanan Osmosis, adalah tekanan eksternal yang harus


digunakan untuk menghentikan aliran pelarut murni ke
dalam larutan melalui suatu membran semipermeabel

plaru tan
ln
0
p
(1)
1
V1
RT

Dalam larutan ideal

RTx2

V1

ln x1

(2)

Larutan encer ideal :


11/28/16

V1
= volume molar pelarut
p larutan = tekanan uap pelarut dalam
larutan
p01
= tekanan uap pelarut murni
x1
= fraksi mol pelarut

RTx2

V1

(3)

CRT C = molaritas zat


terlarut
55

Pada 1885, Vant Hoff menyimpulkan


bahwa ada hubungan antara sifat
larutan dan sifat gas :
PV = nRT
(untuk gas)
V = n2 RT (untuk larutan)

= tekanan osmotik, atm


V = volume, L
n = mol zat terlarut
R = tetapan gas = 0.082 L atm/K mol
T = suhu, K
11/28/16

56

Contoh

Suatu larutan dari 6 g PVC dalam 1 L dioksan


mempunyai tekanan osmostik 0.86 mmHg
pada 15C. Hitung massa molekul relatif
polimer tersebut!
Jawab :

11/28/16

57

Latihan 3
What is the freezing point of an aqueous
sucrose solution that has 25.0 g C12H22O11 per
100.0 g H2O?
2. Sorbitol is a sweet substance found in fruits
and berries and sometimes used as a sugar
substitute. An aqueous solution containing
1.00 g sorbitol in 100.0 g water is found to
have a freezing point of 0.102 C. Elemental
analysis indicates that sorbitol consists of
39.56% C, 7.75% H, and 52.70% O by mass.
What are the : (a) molar mass
(b)
molecular formula of sorbitol?
1.

11/28/16

58

3. An aqueous solution is prepared by dissolving


1.50 g of hemocyanin, a protein obtained
from crabs, in 0.250 L of water. The solution
has an osmotic pressure of 0.00342 atm at
277 K.
(a) What is the molar mass of hemocyanin?
(b) What should the freezing point of the
solution be?

11/28/16

59

Sifat Koligatif Larutan Elektrolit

Larutan elektrolit di dalam pelarutnya


mempunyai kemampuan untuk mengion.
Akibatnya larutan elektrolit mempunyai jumlah
partikel yang lebih banyak daripada larutan non
elektrolit pada konsentrasi yang sama
Ukuran dari kemampuan untuk mengion adalah
derajat ionisasi, yang dinyatakan sebagai:
a = jumlah mol zat yang terionisasi / jumlah
mol zat mula-mula
Untuk larutan elektrolit kuat, derajat ionisasinya
mendekati 1, sedang elektrolit lemah, harganya
berada di antara 0 dan 1 (0 < a < 1).

11/28/16

60

Atas dasar kemampuan ini, maka untuk larutan


elektrolit, perumusan sifat koligatifnya sbb :
1. Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai:
Tb = m . Kb [1 + a(n-1)] = W/Mr .1000/p .Kb [1+ a(n-1)]

n = jumlah ion dari larutan elektrolitnya.


2. Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai:
Tf = m . Kf [1 + a(n-1)] = W/Mr . 1000/p . Kf [1+ a(n-1)]

3. Tekanan Osmotik dinyatakan sebagai:


p = C R T [1+ a(n-1)]

11/28/16

61

Sifat-Sifat Molal Parsial


Secara matematik, sifat molal parsial
didefinisikan sebagai berikut:
Ji secara fisik adalah

JJ
kenaikan besaran
...(1)


JJi
termodinamik J yang
i
nni
i TT, P, P, n, nj j

diamati bila satu mol


senyawa i ditambahkan
ke dalam sistem yang
besar, sehingga
Ji = sifat molal parsial dari
komposisinya konstan
komponen i
11/28/16

62

Pada temperatur dan tekanan konstan,


persamaan (1) dapat ditulis:

dJ
JJi dn
dJ
i dni i

...(2)

ii

Jika diintegrasi, didapatkan

JJ
J
n
J
ni i
ii

11/28/16

...(3)

63

Ada tiga sifat termodinamik molal parsial utama


yaitu:
Volume molar parsial dari komponenkomponen dalam larutan
Entalpi molal parsial (disebut juga panas
diferensial)
Energi bebas molal parsial (disebut
potensial kimia)
Dalam larutan ideal, sifat molal parsial suatu
komponen = sifat molal senyawa murni
11/28/16

64

AKTIVITAS
AKTIVITAS&&
KOEFISIEN
KOEFISIENAKTIVITAS
AKTIVITAS
1. Aktivitas (disebut juga fugasitas relatif)
Adalah perbandingan fugasitas (fi )pada
keadaan tertentu, terhadap fugasitas (foi ) dalam
keadaan standar pada temperatur konstan

fi
ai o
fi
...(1)
11/28/16

Aktivitas secara langsung


memberikan perbedaan potensial
kimia dari keadaan yang dipilih
dan keadaan standar yaitu;
65

- o = RT ln (fifoi) = RT ln ai
2. Koefisien Aktivitas
Didefinisikan sebagai
ai
i = --(3a)
xi

ai
i = --mi

(2)

(3b)

xi = fraksi mol komponen i


mi = molalitas komponen i

Pers. (3a) berlaku jika hukum Roult dapat diterapkan


Pers. (3b) berlaku bila hukum Henry dapat diterapkan

11/28/16

66

Koefisien aktivitas mengukur penyimpangan suatu


larutan dari perilaku ideal
Pada larutan ideal, = 1, maka pers. 3a dan 3b :

ai = xi
ai = m i

...(4a)
(4b)

Untuk gas, fugasitas dan aktivitas sama pada keadaan


standar

ai = f i

..(5)

Aktivitas untuk gas ideal angkanya sama dengan tekanan

ai = f i = p i

(6)

Aktivitas zat padat dan zat cair murni = 1 pada P =1 atm


11/28/16

67

Pelarut umumnya adalah komponen dalam suatu larutan


yang mempunyai fraksi mol lebih tinggi atau konsentrasi
lebih besar
Untuk pelarut, keadaan standar adalah zat murni
pada temperatur dan tekanan yang sama seperti
larutan, yakni

fi(x1 = 1) = f1
= fo i
Jadi aktivitas komponen
murni selalu = 1
11/28/16

(keadaan standar)
...(7)

fi
fi
foi
ai = ---- = ---- = ---- = 1
foi
foi foi

68

Pada kondisi ini aktivitas tiap komponen dalam


suatu larutan akan selalu kurang dari aktivitas
komponen murni
Harga koefisien aktivitas;
> 1 untuk komponen-komponen yang
mempunyai simpangan positif dari hukum
Raoult
< 1 untuk larutan yang mempunyai
simpangan negatif dari hk Raoult
Untuk pelarut dalam larutan ideal,
i = 1 dan a1 = x1
11/28/16

69

Keaktifan Elektrolit
Dinyatakan sebagai keaktifan kation dan
anion
Merupakan hasil kali molalitas (m) dan
koefisien keaktifan ()
Berlaku untuk elektrolit yang terdisosiasi
sempurna
Contoh : senyawa M O
x y

Keaktifan MxOy adalah

a M xO y a M aO
11/28/16

M+ = kation
+ = jumlah kation
O- = anion
- = jumlah anion
70

a M xOy m

aO y m

aM x m

dimana


11/28/16

71

Kekuatan Ion
Digunakan untuk menyatakan konsentrasi
elektrolit dengan memperhatikan muatan
ion
Elektrolit dengan ion bermuatan ganda
mempunyai efek lebih besar terhadap
koefisien keaktifan dibandingkan elektrolit
1
dengan
I muatan
mi z i2 tunggal
2

1
m1 z12 m2 z 22 ...
2

(G.N. Lewis)
11/28/16

72

Teory Debye - Huckel


Koefisien keaktifan elektrolit bergantung
pada konsentrasinya
Pada pengenceran tak terhingga
distribusi ion dianggap acak sempurna
koefisien keaktifan elektrolit = 1
Menurut Debye Huckel
1
2
log i Az i I 2

1 2N A m pel

A
2,303
V

4 0kT
2

Dalam pelarut air pada suhu 25oC,


A = 0,0509 kg1/2mol-1/2
11/28/16

73

Koefisien keaktifan rata rata


dinyatakan sebagai

log 0,509 z z I
dengan asumsi +z+ = -z

Teori Debye Huckel hanya berlaku untuk


larutan elektrolit dengan konsentrasi
sangat rendah

11/28/16

74

Anda mungkin juga menyukai

  • Sni 7504 2011
    Sni 7504 2011
    Dokumen13 halaman
    Sni 7504 2011
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Kesetimbangan Fasa UR
    Kesetimbangan Fasa UR
    Dokumen64 halaman
    Kesetimbangan Fasa UR
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Laporan Juni Irwanda Universitas Riau PDF
    Laporan Juni Irwanda Universitas Riau PDF
    Dokumen117 halaman
    Laporan Juni Irwanda Universitas Riau PDF
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen24 halaman
    Bab Ii
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Lampiran D
    Lampiran D
    Dokumen5 halaman
    Lampiran D
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen2 halaman
    Abs Trak
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen4 halaman
    Bab Ii
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen24 halaman
    Bab Ii
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Modul Vi.1
    Modul Vi.1
    Dokumen17 halaman
    Modul Vi.1
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Kuliah Mesin Listrik Dasar
    Kuliah Mesin Listrik Dasar
    Dokumen40 halaman
    Kuliah Mesin Listrik Dasar
    Apet Satusembilansembilan Jie
    Belum ada peringkat
  • Bab I Laporan 2 HCN
    Bab I Laporan 2 HCN
    Dokumen6 halaman
    Bab I Laporan 2 HCN
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Definisi Asam Basa Arrheniu1
    Definisi Asam Basa Arrheniu1
    Dokumen22 halaman
    Definisi Asam Basa Arrheniu1
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Reaktor Kelompok 4
    Reaktor Kelompok 4
    Dokumen13 halaman
    Reaktor Kelompok 4
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • 2-Motor Bakar-1
    2-Motor Bakar-1
    Dokumen24 halaman
    2-Motor Bakar-1
    npveriwanto
    Belum ada peringkat
  • Motor Listrik
    Motor Listrik
    Dokumen26 halaman
    Motor Listrik
    ARIFIANSYAH SAPUTRA
    100% (30)
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen22 halaman
    Chapter II
    Hidayati Putri
    Belum ada peringkat
  • Kimia Permukaan
    Kimia Permukaan
    Dokumen8 halaman
    Kimia Permukaan
    Trisuciati Syahwardini
    0% (1)
  • Kimia Koloid
    Kimia Koloid
    Dokumen61 halaman
    Kimia Koloid
    ibnu satria
    Belum ada peringkat
  • Energi Gibbs 2013
    Energi Gibbs 2013
    Dokumen54 halaman
    Energi Gibbs 2013
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • 06 Bab 5
    06 Bab 5
    Dokumen32 halaman
    06 Bab 5
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Definisi Asam Basa Arrhenius
    Definisi Asam Basa Arrhenius
    Dokumen14 halaman
    Definisi Asam Basa Arrhenius
    Gusti Ayoe Nurjanah
    Belum ada peringkat
  • Kimia Permukaan
    Kimia Permukaan
    Dokumen26 halaman
    Kimia Permukaan
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Energi Gibbs 2013
    Energi Gibbs 2013
    Dokumen54 halaman
    Energi Gibbs 2013
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Suroso
    Suroso
    Dokumen11 halaman
    Suroso
    Irfan De Syuutha
    Belum ada peringkat
  • Bab 12 Memulai Sebuah Usaha Baru
    Bab 12 Memulai Sebuah Usaha Baru
    Dokumen23 halaman
    Bab 12 Memulai Sebuah Usaha Baru
    Ihsan Outsiders
    Belum ada peringkat
  • Reaktor Kelompok 4
    Reaktor Kelompok 4
    Dokumen13 halaman
    Reaktor Kelompok 4
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Kesetimb - Ki.s1 Ini
    Kesetimb - Ki.s1 Ini
    Dokumen84 halaman
    Kesetimb - Ki.s1 Ini
    Riski Adi Mulia
    Belum ada peringkat
  • Pektin
    Pektin
    Dokumen5 halaman
    Pektin
    cendrakasihendah
    Belum ada peringkat