Sindroma GuillainBarre
STASE KEPANITRAAN KLINIK
SARAF
PROGRAM STUDI DOKTER
FKK UMJ
RSIJ CEMPAKA PUTIH 2012
Mariany melati
2008730023
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
SGB sering sekali berhubungan dengan infeksi
akut non spesifik. Insidensi kasus SGB yang
berkaitan dengan infeksi ini sekitar antara 56% 80%, yaitu 1 sampai 4 minggu sebelum gejala
neurologi timbul seperti infeksi saluran
pernafasan
atasBerhubungan
atau infeksi gastrointestinal.
Infeksi
Akut yang
dengan SGB
Infeksi
Definite
Virus
CMV
EBV
Probable
HIV
Possible
Influenza, Measles
Varicella- Zoster
Mumps, Rubella
Vaccinia/Smallpox
Coxsackie, Echo
Hepatitis,
Bakteri
Campylobacter
Typhoid
Borreila B, Paratyphoid
Jejeni
Brucellosis, Chlamydia
Mycoplasma
Legionella, Listeria
Pneumonia
Patofisiologi
Kerusakan saraf yang terjadi pada sindroma ini adalah melalui mekanisme imunlogi.
FISIOLOGI
Guillain-Barr Syndrome
Gambar 2. Lokasi serangan saraf perifer GBS dalam sistem saraf perifer.
a) ganglia akar punggung bisa menjadi target dari respon antibodi pada MFS.
b) Node dari Ravier adalah target respon imun di AMAN.
c) Schwann sel myelin protein permukaan dapat menjadi target mengikat antibodi di
AIDP.
d) neuromuskular junction (tidak diketahui terlibat dengan GBS).
(Gambar dari Ho et al, 1998. Copyright 1998 oleh Ulasan Tahunan, Inc Izin tertunda.)
GEJALA KLINIS
Kelemahan
Kelemahan yang ascending dan
simetris secara natural. Anggota
tubuh bagian bawah biasanya
terkena duluan sebelum tungkai
atas.Otot-otot proksimal
mungkin terlibat lebih awal.
Keterlibatan saraf kranial
Wajah droop (bisa menampakkan
palsy Bell), Diplopias, Dysarthria,
Disfagia, Ophthalmoplegia, serta
gangguan pada pupil.
Perubahan Sensorik
Kehilangan sensori cenderung
minimal dan variabel.
Kebanyakan pasien mengeluh
parestesia, mati rasa, Kehilangan
getaran, proprioseptis, sentuhan,
dan nyeri distal dapat hadir.
GEJALA KLINIS
Nyeri
Perubahan otonom
Pernapasan
KLASIFIKASI
Klasifikasi
Sindroma GuillainBarre diklasifikasikan sebagai berikut:
Gambar 3.
Immunopathology dari
AIDP. Sebuah
Immunostaining)
Gambar 5.
Immunopathology
subtipe AMAN GBS.
A) Sebuah immunostaining
dari C3D pada node Ranvier.
B) akar simpul Ventral dari
Ranvier diperpanjang
bersama dengan makrofag.
C) Periaxonal ruang dengan
makrofag dalam proses
memperluas sekitar akson.
D) Gambaran AMAN patologi
melibatkan antibodi,
komplemen, dan invasi
makrofag.
Patologi
Sindroma GuillainBarre
Pemeriksaan Fisik
Peningkatan protein
Pemeriksaan elektrodiagnostik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran
elektrodiagnostik yang
mendukung diagnose
adalah perlambatan
konduksi saraf bahkan
blok pada 80% kasus.
Biasanya kecepatan
hantar kurang 60% dari
normal.
Pada pemeriksaan EMG minggu pertama dapat dilihat
adanya keterlambatan atau bahkan blok dalam
penghantaran impuls , gelombang F yang memanjang dan
latensi distal yang memanjang. Bila pemeriksaan dilakukan
pada minggu ke 2, akan terlihat adanya penurunan
potensial aksi (CMAP) dari beberapa otot, dan menurunnya
kecepatan konduksi saraf motorik.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa banding
Terapi
Plasmafaresis
Pengobatan imunosupresan:
Imunoglobulin IV (IVIg)
Pengobatan dengan gamma globulin intervena lebih
menguntungkan dibandingkan plasmaparesis karena efek
samping/komplikasi lebih ringan.
Dosis maintenance 0.4 gr/kg BB/hari selama 3 hari
dilanjutkan dengan dosis maintenance 0.4 gr/kg BB/hari
tiap 15 hari sampai sembuh.
Obat sitotoksik
Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah:
6 merkaptopurin (6-MP)
azathioprine
cyclophosphamid
Efek samping dari obat-obat ini adalah: alopecia, muntah,
mual dan sakit kepala. 4,6,8
Komplikasi
Prognosis
Pada umumnya, sekitar 3% sampai 5% pasien
tidak dapat bertahan dengan penyakitnya,
tetapi pada sebagian kecil penderita dapat
bertahan dengan gejala sisa.
95% terjadi penyembuhan tanpa gejala sisa
dalam waktu 3 bulan bila dengan keadaan
antara lain pada pemeriksaan NCV-EMG relatif
normal, mendapat terapi plasmaparesis dalam
4 minggu mulai saat onset, progresifitas
penyakit lambat dan pendek, dan terjadi pada
penderita berusia 30-60 tahun.