Anda di halaman 1dari 54

Imunohematologi

Dr. Sinsanta SpPK., M.Kes


Patologi Klinik FK Ukrida
Jakarta

VIRUS DENGUE
Modis, Ogata, Clements, et. al.,
2004

Virus RNA arbovirus


Positive Sens single stranded Viral
RNA of
~ 11Kb that encodes for 3 structural
proteins & 7 non structural
proteins.
Enveloped, spherical, diameter 4060 nm
Envelope : glycoprotein antigen
utama

MANIFESTASI INFEKSI VD
Respons Immune
Sel endothel vasculer
Liver, pulmo, jantung, ginjal
Sumsum tulang
Darah peripher
Plasma darah
Sistem koagulasi

Klasifikasi Derajat Penyakit


DD/
DBD
DD

Derajat

Gejala

DBD

DBD

II

Gejala DD + perdarahan
spontan

DBD

III

Gejala DD + kegagalan
sirkulasi (kulit dingin dan
lembab serta gelisah)

DBD

IV

Syok berat + tekanan darah


dan nadi tidak terukur

Demam dengan 2 atau lebih


tanda : sakit kepala, nyeri
retro-orbital,
mialgia,
artralgia
Gejala DD + uji bendung
positif

Laboratorium
Leukopenia
Trombositopenia
Kebocoran
plasma (-)
Trombositopenia
(<100.000/L)
Kebocoran
plasma (+)
Trombositopenia
(<100.000/L)
Kebocoran
plasma (+)
Trombositopenia
(<100.000/L)
Kebocoran
plasma (+)
Trombositopenia
(<100.000/L)
Kebocoran
plasma (+)

Serologi
Dengue
positif

* Kapan diperiksa laboratorium ?


* Apa saja yang harus diperiksa ?

Perlu dipahami:
Proses terjadinya demam berdarah dengue
Pola perubahan laboratoris pada demam dengue

Pemeriksaan Lab
Spesifik

Non spesifik

Isolasi virus

Hematologi:
Hb. Hematokrit. Trombosit, lekosit

Deteksi Ag

Faktor pembekuan:
fibrinogen, protrombin dll

Serologi

Kimiawi:
SGOT/SGPT. Albumin, natrium

DEN8

Lab tidak spesifik


Rumpel Leede (RL/tes torniket) manifestasi
perdarahan
Jumlah trombosit
Hematokrit/Hct
Jumlah lekosit
Hitung jenis (tergantung hari demam : netrofilia
limfositosis)
Limfosit plasma biru
Enzim hati ( fase akut : SGOT > SGPT)
Lab spesifik
Isolasi virus Dengue kultur
RNA virus Dengue RT-PCR
Pemeriksaan serologi ( ELISA, Rapid test/ICT)
Deteksi antibodi : IgM dan IgG antidengue
Deteksi antigen : NS1
Deteksi antibodi : IgA antidengue ??

TROMBOSIT
TROMBOSITOPENIA
Supresi haematophoetic sumsum tulang
Peripher :
1. Destruksi trombosit interaksi antibodi & antigen VD di
permukaan trombosit.
2. Kerusakan dinding endothel akibat VD Interaksi trombosit
dengan kolagen sub endotel agregasi dan lysis trombosit.
3. IL-6 IgM antiplatelet antibodies destruksi trombosit
4. Peningkatan kebutuhan

DYSFUNGSI TROMBOSIT
Degranulasi trombosit ADP (-)
1. Primer hypoagregasi
2. Sekunder tidak ada respons

LEUKOSIT
Jumlah normal lekositosis akhir serangan
lekopenia, netropenia, limpositosis dan atypical
limposit (+).
Jumlah limfosit pada DHF lebih besar 15 - 20%
dibandingkan DF (plasma biru)
Jumlah lekosit kembali normal 2 3 hari setelah
fase pemulihan.
Sutaryo (1991) Sensitivitas dan spesivisitas LPB
- pada hari ke 4 : 68 % dan 86 %
- pada hari ke 5 : 81 % dan 83 %

IgG ELISA
Menentukan fase akut pada infeksi
sekunder.
Infeksi Primer :
- IgG timbul pada hari ke 14
- bertahan seumur hidup dalam kadar
rendah
Infeksi Sekunder :
- IgG timbul pada hari ke 2 3
- disesuaikan dengan kadar HI >
1/1280

Contoh hasil interpretasi ELISA Dengue


(hasil Kuantitatif)
Rasio
IgM < 0,9

Hasil
negatif

Interpretasi
Tidak ada infeksi
dengue

IgM 0,9-1,1
IgM >1,1

equivocal
positif

Perlu tes ulang


Dugaan infeksi
baru dengue

IgG < 1,8

negatif

IgG 1,8-2,2

equivocal

Tidak ada infeksi


sekunder
Perlu tes ulang

IgG > 2,2

positif

Dugaan infeksi
sekunder aktif

IgG/IgM Ratio
Menentukan
infeksi
primer
atau
sekunder
Infeksi Primer : IgM/IgG OD ratio > 1,2
Infeksi Sekunder : IgM/IgG OD ratio <
1,2
Namun rasio
laboratorium

ini

bervariasi

antar

Respon Imun terhadap Infeksi Dengue

Interpretasi Hasil
IgM

IgG

Interpretasi

Tidak ada infeksi dengue atau infeksi


primer belum terjadi peningkatan antibodi
terhadap virus dengue

Infeksi primer akut dengue

Infeksi sekunder akut dengue, belum terjadi


peningkatan titer antibodi IgM atau infeksi
lama

Infeksi sekunder akut

Interpretasi Hasil DENCO

Pemeriksaan Imunoglobulin A (IgA)


marker berkembang dengan cepat
Pemilihan IgA
Penelitian IgA muncul hampir bersamaan dengan IgM
(infeksi primer) bahkan lebih cepat pada infeksi
sekunder dengue
Bertahan satu bulan setelah infeksi mengatasi
kendala diagnosis infeksi dengue terutama pada
negara endemis infeksi dengue seperti Indonesia
IgA positif infeksi akut dengue
infeksi dengue primer atau sekunder, pemeriksaan
IgA ini harus dikombinasikan dengan pemeriksaan
IgM/IgG

DETEKSI ANTIGEN (NS1)


Pada fase akut pada hari demam 1 9
Infeksi Primer : kadar tinggi
Infeksi Sekunder : kadar rendah
Sensitivitas diagnostik : 27,8 - 60%
Spesifisitas diagnostik : 100%
Hasil positif menandakan IVD
HASIL NEGATIF TIDAK MENYINGKIRKAN
IVD

PCR
Deteksi Antigen virus dengue atau
bagiannya (RNA)
Biasanya sangat sensitif dan spesific
Hanya positif pada infeksi akut ketika
virus hadir
(1-2 hari), biasanya sebelum pasien
datang
Mahal dan rumit membutuhkan peralatan
dan tempat serta tenaga terlatih
Workshop PETRI XIII / 2007

DEN20

Haemagglutination Inhibition Test / HI


Sebagai Gold Standard untuk deteksi dengue
Menghitung total level antibody
Kekurangan:
Biasanya memerlukan serum sepasang.
Serum harus ditreatmen khusus sebelum
diuji.
Pengenceran serum harus serial
Variasi titer HI pada setiap negara.
Subjektif
Tenaga terlatih
DEN21

Apa
Crossmatch?
> Mencocokan golongan darah
pasien dengan donor

Sistem Golongan Darah


(sekarang telah ditemukan 29 golongan darah)

SEJARAH
Ditemukan oleh Dr Yves

Lapierre dari Perancis


3 tahun R+D di DiaMed,
Switzerland
Pertama kali digunakan untuk
pemeriksaan rutin pada tahun
1988
Sekarang telah digunakan di >
100 negara di dunia

Prinsip Teknologi Gel


Material gel adalah Sephadex
Aglutinasi yang berukuran besar

akan berada pada permukaan


gel
Aglutinasi yang lebih kecil
ukurannya akan terperangkap di
dalam gel
Sel yang tidak beraglutinasi
akan langsung mengendap di
dasar

Crossmatch dengan DiaMed


gel test

Buat suspensi sel


Masukkan suspensi sel
Tambahkan serum/plasma
Inkubasi selama 15 menit
Putar dan baca

TANPA CUCI

Skor kekuatan reaksi

Reaksi positif kuat

Reaksi positif lemah

Reaksi negatif

Kegunaan Gel Technology


(untuk bank darah)

DiaMed gel tes dapat


digunakan untuk berbagai
reaksi imunohematologi,
antara lain:
ABO/Rh typing
Typing sistem gol. darah yg
lain
Skreening dan identifikasi
antibodi
Compatibility testing
termasuk crossmatching.

Problem pada Metode


Konvensional

Perlu banyak orang / tenaga pelaksana


Hasil tergantung pengalaman operator
Hasil reaksi tidak stabil
Pencucian kurang sempurna -> false (-)
Pengerjaan tidak sempurna, skor reaksi
dapat turun / negatif
Perlu mikroskop
Perlu menggunakan control cell untuk
cek reaksi negatif
Waktu lama

Kelebihan Metode Gel


Standard, semuanya terukur
Sederhana, mudah dan cepat
Hasil reaksi stabil -> disimpan /
foto copy / scan / foto
Tdk ada fase pencucian
Sampel hanya perlu sedikit
Pembacaan reaksi makroskopis
Masa kadaluarsa reagen panjang
Mengurangi limbah
Meningkatkan keamanan
laboratorium

Perbandingan metode tabung & gel


1. Buat suspensi sel (cuci
3X)
2. 1 tetes suspensi sel ke
tab
3. 2 tetes serum/plasma ke
tab
4. Putar 1000 RPM
5. Baca hasil Rx
6. Teteskan 2 tts BA 22%
7. Inkubasi 15 menit
8. Putar 1000 RPM
9. Baca hasil Rx
10. Cuci 3X
11. Teteskan 2 tts Coombs
ser
12. Putar 1000 RPM
13. Baca hasil Rx (makro/
mikroskopis)

1. Buat suspensi sel


(tanpa cuci)
2. Pipet suspensi sel ke
ID-card
3. Pipet serum/plasma ke
ID-card
4. Inkubasi 15 menit
5. Putar di ID-centrifuge
10 mnt
6. Baca hasil Rx
(makroskopis)

LISS/Coombs card

Baca hasil
crossmatch

No MAYOR

Interpretasi Hasil
Crossmatch
MINOR AC/DCT Kesimpulan

Darah keluar

Ganti darah donor

Ganti darah donor

Darah keluar bila minor lebih kecil atau


sama dengan AC/DCT

Lihat keterangan no 5

Konsul kepada dokter


penangung jawab

1. Cross match mayor, minor, dan AC = negatif


---- darah pasien kompatibel dengan darah donor
-- darah boleh dikeluarkan
2. Cross match mayor = positif, minor = negatif, AC =
negatif
-- periksa sekali lagi golongan darah os apakah sudah sama
dengan donor, apabila gol darah sudah sama:
-
artinya ada irregular antibody pada serum os
-- ganti darah donor, lakukan cross match lagi sampai didapat
hasil cross negatif pada mayor dan minor
-- apabila tidak ditemukan hasil cross match yang kompatibel
meskipun darah donor telah diganti maka harus dilakukan
skrining dan identifikasi antibodi pada serum os, dalam hal ini
sampel darah dikirim ke PMI
3.Cross match mayor = negatif, minor = positif, AC = negatif
--
artinya ada ireguler antibodi pada serum/ plasma donor
--
solusi : ganti dengan darah donor yang lain, lakukan
crossmatch lagi

4. Crossmatch mayor = negatif, minor = positif, AC = positif


--
Lakukan direct Coombs test pada os
--
Apabila DCT positif, hasil positif pada crossmatch Minor dan AC
berasal dari autoantibody
--
Apabila derajat positif pada minor sama atau lebih kecil
dibandingkan
derajat positif pada AC/DCT, darah
boleh dikeluarkan
--
Apabila derajat positif pada minor lebih besar dibandingkan derajat
positif
pada AC/DCT, darah tidak boleh dikeluarkan. Ganti
darah donor, lakukan
crossmatch lagi sampai ditemukan
positif pada minor sama atau lebih kecil dibandingkan AC/DCT
5. Mayor, minor, AC = positif:
-- periksa ulang golongan darah os maupun donor, baik dengan cell
grouping maupun back typing, pastikan tidak ada kesalahan gol darah
-- Lakukan DCT pada os, apabila positif, bandingkan derajat positif DCT
dengan minor, apabila derajat positif minor sama atau lebih rendah dari
DCT, maka positif pada minor dapat diabaikan, artinya positif tersebut
berasal dari autoantibody
-- Sedangkan positif pada mayor disebabkan oleh adanya irreguler
antibody pada serum os, ganti dengan donor baru sampai ditemukan hasil
mayor negatif

Imunofenotyping
Leukemia
Diagnosis ( pemeriksaan penunjang)
Hematologi lengkap (DC)
SADT
Pemeriksaan sitokimia (Peroksidase)
Pemeriksaan sumsum tulang
Imunofenotyping

M6

Wright stain

>30%
>50%

Erythroid
precursors

Blast
count

<50%

<30%
10-20%

Blast
count

MDS

M0

>20%

Acute leukemia

MPO -ve
Flow
cytometry

Cytochemistry stain
MPO +ve

M1

M2

M7

M3

M4

M5

B-ALL

T-ALL

Imunofenotyping
Teknik pemeriksaan ekspresi protein
sel.
Flow citometry
mendeteksi ciri2 yg spesifik dan
atau jarang
Dapat membedakan tanda
pemisahan
Dapat dikombinasi dgn pemilihan
secara fisik dan karakteristik

Cara pengukuran
1. Light scatter
Particle size
Surface intra cellular changes characteristics
2. Fluorescence detection: in multiple wavelength bands
Total Intensity
Maximum Intensity
Polarization
Lifetime
3. With Labeling reagents, provides information about:
Amount of: DNA, RNA, protein, surface molecules,
Environment within a cell or membrane

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai