Anda di halaman 1dari 68

PRESENTASI KASUS

STROKE NON HEMORAGIK

Pembimbing: dr. Sholihul M, Sp. S (K)


Disusun oleh: Talitha NR 1510221012 FK
UPN
IDENTITAS
Nama : Tn. M
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Guru Agama
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Suku bangsa : Indonesia
Tanggal masuk : 13 Agustus 2016
Dirawat yang ke- : 1 (pertama)
Tanggal pemeriksaan : 13 Agustus 2016
Anamnesis
(Autoanamnesis)
13/8/2016
Keluhan utama:
Kelemahan pada anggota gerak bagian
kanan sejak 1 hari SMRS
Keluhan tambahan:
bicara pelo, mulut mencong ke
kanan
Riwayat Penyakit
Sekarang
1 hari SMRS, os mengalami kelemahan
pada anggota gerak bagian kanan yang
timbul secara mendadak saat mengajar
ngaji pada sore hari.
keluhan disertai bicara pelo dan bibir
miring ke kanan
Setelah serangan, pasien masih dapat
berjalan meskipun berjalan dengan
pincang dan masih dapat mengimami
shalat magrib di masjid meskipun dengan
suara pelo
mual, muntah, nyeri kepala, kejang, pingsan,
kesulitan menelan, riwayat demam
sebelumnya dan trauma kepala disangkal.
BAB & BAK tidak ada keluhan
Pasien merasa keadaan tidak membaik
sehingga pasien dibawa berobat ke
puskesmas. Pasien diberikan obat untuk
menurunkan tekanan darahnya yaitu captopril
dan dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto.
Pasien tidak merokok dan tidak pernah
berolahraga
Hal seperti ini baru sekali dialami pasien
Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetesmellitus : 5 tahun lalu tidak terkontrol
(metformin dan glibenklamid)
Hipertensi : baru diketahuinya sejak 3
bulan lalu
Sakit jantung : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit hipertensi, DM, dan penyakit jantung.

RIWAYATKELAHIRAN/ PERTUMBUHAN/
PERKEMBANGAN:
Normal
Pemeriksaan Fisik (Status
Internus)
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Gizi : cukup
Tanda-tanda vital
TD kanan = kiri: 170/90 mmHg, posisi berbaring
Nadi kanan = kiri : 90x/menit, reguler, isi cukup
Pernapasan : 18x/menit
Suhu : 36.00C
Limfonodi : tidak teraba pembesaran
Jantung/Paru : dalam batas normal
Hepar/Lien : tidak teraba pembesaran
Ekstrimitas: akral hangat, edema tidak ada
Status psikiatris : baik
STATUS PSIKIATRI

Tingkah laku :Wajar


Perasaan hati :Tenang
Orientasi :baik
Jalan pikiran :baik
Daya ingat :baik
Status Neurologis
Kesadaran:
compos mentis, (E4M6V5) GCS 15
Sikap tubuh : berbaring
Cara berjalan : tidak dapat dinilai
Gerakan abnormal : tidak ada
Kepala
Bentuk : normocephal
Simetris : simetris
Pulsasi : teraba
Nyeri tekan : tidak ada
Leher
Sikap : normal
Gerakan : bebas
Vertebrae : dbn
Nyeri tekan : tidak ada
Gejala rangsang meningeal
Kanan Kiri
Kaku kuduk (-)
Laseque (-) (-)
Kernig (-) (-)
Brudzinsky I (-)
Brudzinsky II (-) (-)
Nervus Kranialis
N.I ( Olfaktorius)
Daya penghidu : Normosmia Normosmia

N II (Opticus)
Ketajaman penglihatan :Baik Baik
Pengenalan warna : Baik Baik
Lapang pandang :Sama dengan pemeriksa
Funduscopy :Tidak dilakukan
N III,IV,VI
(Oculamotorius,Trochlearis,Abducens)

Ptosis : (-) (-)


Strabismus : (-) (-)
Nistagmus : (-) (-)
Exophtalmus : (-) (-)
Enophtalmus : (-) (-)
Gerakan bola mata:
Lateral : (+) (+)
Medial : (+) (+)
Atas lateral : (+) (+)
Atas medial (+) (+)
Bawah lateral : (+) (+)
Bawah medial: (+) (+)
Atas : (+) (+)
Bawah : (+) (+)
Pupil

Ukuran pupil : 3 mm 3mm


Bentuk pupil : bulat bulat
Isokor/anisokor: isokor
Posisi : sentral sentral
Rf cahaya langsung: (+) (+)
Rf cahaya tdk langsung: (+) (+)
Rf akomodasi/konvergensi: (+) (+)
N V (Trigeminus)

Menggigit : (+)
Membuka mulut : Simetris
Sensibilitas Atas : (+) (+)
Tengah : (+) (+)
Bawah : (+) (+)
Rf cornea : (+) (+)
Rf bersin : Tidak dilakukan
N. VII (Facialis)
Pasif
Kerutan kulit dahi : simetris
Kedipan mata : simetris
Lipatan nasolabial : mendatar/normal
Sudut mulut : turun/normal
Aktif
Mengerutkan dahi : simetris
Mengerutkan alis : simetris
Menutup mata : simetris, menutup sempurna
Meringis : tertinggal/normal
Menggembungkan pipi : pipi kanan tak dapat
mengembung/bisa dilakukan
Gerakan bersiul : tidak bisa dilakukan
Daya pengecapan lidah 2/3 depan : tidak dilakukan
Hiperlakrimasi : tidak ada
Lidah kering : tidak ada
N.VIII (Vestibulocochlearis)

Mendengarkan suara gesekan jari tangan : (+) (+)


Mendengar detik arloji : (+) (+)
Tes Schawabach : tidak dilakukan
Tes Rinne : tidak dilakukan
Tes Weber : tidak dilakukan
N.IX. (Glossopharyngeus)
Arcus pharynx : simetris
Posisi uvula : di tengah
Daya pengecapan lidah 1/3 belakang : tidak
dilakukan
Refleks muntah : tidak dilakukan

N.X. (Vagus)
Denyut nadi : teraba, reguler
Arcus pharynx : simetris
Menelan : tidak ada kelainan
N.XI. (Accesorius)
Memalingkan kepala : normal
Sikap bahu : simetris
Mengangkat bahu : dapat dilakukan

N.XII. (Hypoglossus)
Menjulurkan lidah: deviasi ke kanan
Kekuatan lidah : berkurang
Atrofi lidah : tidak ada
Artikulasi : disartria
Tremor lidah : tidak ada
Motorik
Gerakan Tonus

Terbatas Bebas Normotonus Normotonus


Terbatas Bebas Normotonus Normotonus

Kekuatan Trofi

3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 Eutrof Eutrof
4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 Eutrofi Eutrofi
Refleks fisiologis
Refleks tendon:
Kanan Kiri
Refleks biceps (+) (+) normal
Refleks triceps (+) (+) normal
Refleks patella (+) (+) normal
Refleks (+) (+) normal
achilles

Refleks periosteum : tidak dilakukan


Refleks permukaan :
Dinding perut : tidak dilakukan
Cremaster : tidak dilakukan
Sfingter ani : tidak dilakukan
Refleks patologis

Kanan Kiri

Hoffman Tromer (-) (-)

Babinski (-) (-)

Chaddock (-) (-)

Oppenheim (-) (-)

Gordon (-) (-)

Schaefer (-) (-)

Klonus paha (-) (-)

Klonus kaki (-) (-)


Sensibilitas
Eksteroseptif

Kanan Kiri
Nyeri (+) (+)
Suhu Tidak dilakukan
Taktil (+) (+)

Propioseptif

Kanan Kiri
Posisi (+) (+)
Vibrasi Tidak dilakukan
Tekanan (+) (+)
dalam
KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN
Test Roomberg : tidak dilakukan
Test Tandem : tidak dilakukan
Test Fukuda : tidak dilakukan
Disdiadokokenesis : tidak dilakukan
Rebound phenomenon : tidak
dilakukan
Dismetri : tidak dilakukan
Test tunjuk hidung : tidak dilakukan
Test telunjuk-telunjuk : tidak dilakukan
Test tumit-lutut : tidak dilakukan
Fungsi otonom
Miksi
Inkontinensia : tidak ada kelainan
Retensi : tidak ada kelainan
Anuria : tidak ada kelainan
Defekasi
Inkontinensia : tidak ada kelainan
Retensi : tidak ada kelainan
Fungsi luhur
Fungsi bahasa : baik
Fungsi orientasi: baik
Fungsi memori: baik
Fungsi emosi : baik
Fungsi kognisi : baik
Laboratorium (13/08/2016)
EKG

Interpretasi : sinus rhytm, 75 x/menit, Normo aksis,


Gelombang P lebar 0,12 s tinggi 0,3 mV, PR interval 0,16
s, QRS kompleks 0,04 s
Kesan : dalam batas normal
Rontgen thoraks

aorta
kalsifkasi
corakan
bronkovaskul
ar kedua
paru kasar,
tak tampak
infltrat di
kedua lapang
paru
CT-Scan
Lesi hipodens di kapsula
interna kiri dan basal
ganglia kanan kiri
Sulci perifer, sistem
sisterna dan fissura Sylvii
tidak melebar
Ventrikel lateralis kanan
kiri, ventrikel III dan IV
normal
Tak tampak distorsi midline
maupun tanda desak ruang
Tulang-tulang intak
Kesan : infark lakunar
multipel di kapsula
interna kiri dan basal
ganglia kanan kiri.
Resume
Tn. M, 50 tahun datang dengan kelemahan pada
anggota gerak kanan sejak 1 hari SMRS. Keluhan ini
muncul secara tiba tiba saat pasien mengajar pada
sore hari. Pasien merasa tangan dan kaki kanan lebih
berat dibandingkan tangan dan kaki kiri, namun masih
mampu berjalan.
Keluhan disertai bicara pelo dan mulut miring ke kanan.
Pasien menyangkal adanya mual, muntah, nyeri kepala,
kejang, pingsan, kesulitan menelan, riwayat demam
sebelumnya dan trauma kepala. BAB & BAK tidak ada
keluhan
Memiliki riwayat DM tipe II sejak 5 tahun dan hipertensi
yang baru ia ketahui sejak 3 bulan yang lalu. tidak
pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
Pasien tidak merokok dan tidak pernah berolahraga
Status internus:
KU/Kes : tampak sakit sedang, CM, GCS
15
TD ka = ki : 170/90 mmHg
Nadi ka = ki : 90x/menit
Napas : 18x/menit
Suhu : 36.0oC
Status psikiatri : baik
Status neurologis:

Nervi kranialis :
N.VII (Facialis) : paresis N.VII dextra
(sentral)
N.XII (Hypoglossus) : paresis N.XII
dextra (sentral)
Motorik:
Gerakan ekstrimitas superior dan
inferior dextra terbatas
Kekuatan : hemiparese dextra
3 3 3 3 3 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5 5 5

Refleks fisiologis: (+) / (+) N


Tanda rangsang meningeal : (-)
Refleks patologis : (-)
Sensibilitas : Baik
Fungsi Otonom : Tidak ada
kelainan
Fungsi Luhur : Baik
Pemeriksaan penunjang:
Hematokrit : 37 g/dL ()
CT-Scan: infark lakunar multipel di
kapsula interna kiri dan basal ganglia
kanan kiri
Penilaian Skor Stroke
Algoritme Stroke Gajah Mada
Penurunan kesadaran (-)
Nyeri kepala (-)
Refleks Babinski (-)
Kesan: Stroke iskemik akut
atau stroke infark
Siriraj Stroke Score (SSS)
Kesadaran : compos mentis : 0x2.5 : 0
Muntah : tidak : 0x2 : 0
Nyeri kepala : tidak : 0x2 : 0
Tekanan darah : diastolik 90x10% : 9
Ateroma : Ada : 1x-3 : -3
Konstanta : -12
Total : -6
Kesan: Stroke non hemoragik
Diagnosis
Diagnosis klinis :
Hemiparese dextra tipe UMN
Parese N.VII dextra tipe sentral
Parese N. XII dextra tipe sentral
Diagnosis topik :
o hemisfer cerebri sinistra
Diagnosis etiologi:
stroke non hemoragik
Diagnosis Sekunder :
o Hipertensi Stage II
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum: (5B)
Breathing: Jaga jalan napas agar tetap terbuka,
pasang O2 2-4 lt/mnt
Blood: Pertahankan tekanan darah, jaga
keseimbangan elektrolit, pantau kadar gula
darah
Brain: Pantau tanda-tanda peningkatan
intrakranial
Bladder: Pasang kateter, ukur urine output per
24 jam
Bowel: kebutuhan cairan dan kalori seimbang,
IVFD NaCL 0,9% 20 tpm
Medikamentosa:
Vitamin B complex 5000 1 amp/24 jam (drip)
Citicolin 2 x 1000 mg/24 jam (iv)
Omeprazole 1 x 40 mg/24 jam (iv)
Asam asetilsalisilat 1 x 80 mg/24 jam (po)
Amlodipine 1 x 10 mg/24 jam (po)
Non-medikamentosa:
Bed rest
Fisioterapi
Diet rendah garam dan rendah lemak
Memantau tekanan darah, gula darah dan kadar
kolesterol
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad
malam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad cosmeticum : dubia ad bonam
Follow Up
15/8/2016
S : tangan dan kaki kanan masih
terasa lemas, bicara masih pelo
O : Keadaan Umum = Tampak Sakit
Sedang
Kesadaran = CM (GCS =
E4M6V5)
TD = 130/80
5555 mmHgRR = 18
x/menit 3333
4444 5555
N = 92 x/menit T = 36,4C
Motorik :
Lab : terlampir
A : Dx. Klinis : Hemiparese dextra
tipe UMN
Parese N.VII dextra tipe sentral
Parese N. XII dextra tipe sentral
Aspart 3 x 10 IU/8 jam
Dx. Topis : Hemisfer cerebri
(sc)
sinistra
Glargine 1 x 12 IU/24
Dx. Etiologis : Stroke Non jam (sc)
Hemoragik As. Asetilsalisilat 1x80mg/24
Dx. Sekunder:Hipertensi, jam (po)
15/8/2016
16/8/2016
S : tangan dan kaki kanan masih terasa
lemas, bicara masih pelo
O : Keadaan Umum = Tampak Sakit Sedang
Kesadaran = CM (GCS = E4M6V5)
TD = 130/80 mmHgRR = 18 x/menit
N = 92 x/menit T = 36,4C
5555
Motorik : 3333
A : Dx. Klinis 4444
: Hemiparese
5555 dextra tipe UMN
Parese N.VII dextra tipe sentral
Parese N. XII dextra tipe sentral
Dx. Topis : Hemisfer cerebri sinistra
Dx. Etiologis : Stroke Non Hemoragik
Dx. Sekunder:Hipertensi, Dislipidemia,
DM
P : : IVFD NaCl 0,9% 500 cc 20 tpm
Aspart 3 x 10 IU/8 jam
Vitamin B Complex 5000 1 amp/24 (sc)jam
(drip)
Glargine 1 x 12 IU/24
Citicoline 2x1000 mg/24 jam (iv) jam (sc)
Omeprazole 1x40 mg/24 jam (ivAs. Asetilsalisilat 1x80mg/24
jam (po)
18/8/201
6
S : tangan kanan masih terasa lemas
O : Keadaan Umum = Tampak Sakit
Sedang
Kesadaran = CM (GCS = E4M6V5)
TD = 150/100 mmHg RR = 19
x/menit 5555
4444
N = 80 x/menit T = 36,6C
5555 5555

Motorik :
A : Dx. Klinis : Hemiparese dextra tipe UMN
Parese N.VII dextra tipe sentral
Parese N. XII dextra tipe sentral
Dx. Topis : Hemisfer cerebri sinistra
Dx. Etiologis : Stroke Non Hemoragik
Aspart 3 x 10 IU/8 jam
Dx. Sekunder:Hipertensi, Dislipidemia,
(sc)
DM
Glargine 1 x 12 IU/24
P : : IVFD NaCl 0,9% 500 cc 20jam
tpm(sc)
Vitamin B Complex 5000 1 amp/24As. jamAsetilsalisilat 1x80mg/24
(drip) jam (po)
Citicoline 2x1000 mg/24 jam (iv)Amlodipine 1x10 mg/24
ANALISIS KASUS
Diagnosis Klinis : Hemiparese dextra tipe UMN
Parese N.VII dextra tipe sentral
Parese N. XII dextra tipe sentral
DiagnosisTopis : Hemisfer cerebri sinistra
Diagnosis Etiologis : Stroke Non Hemoragik
Diagnosis Sekunder:Hipertensi, Dislipidemia,
DM tipe II
Diagnosis pada pasien ini
ditegakkan berdasarkan:
Anamnesis
Pemeriksaan fisik (internus dan
neurologis)
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Rontgen thorax
EKG
CT-Scan kepala
Anamnesis
Anamnesis Definisi Stroke (WHO) dan Pembagian
Laki-laki, 50 tahun Gangguan fungsional otak yang
Tangan dan kaki kanan lemas (sejak 1 terjadi mendadak dengan gejala fokal
hari SMRS, timbul mendadak), maupun global > 24 jam, dapat
dirasakan saat mengajar ngaji sore menimbulkan kematian,dan
hari. Tidak ditemukan adanya nyeri disebabkan oleh gangguan peredaran
kepala, kejang, muntah, dan darah otak.
penurunan kesadaran. Gejala Stroke Non Hemorargik: onset
Keluhan disertai Mulut mencong ke mendadak, saat sedang istirahat, ada
kanan dan bicara pelo peringatan/warning, nyeri kepala ,
Keluhan ini pertama kalinya kejang (-), muntah (-), penurunan
dirasakan oleh pasien . kesadaran
Riwayat penyakit Diabetes Melitus 5 Faktor risiko: hipertensi, penyakit
tahun lalu, Hipertensi (tidak jantung, DM, merokok, riwayat
terkontrol) keluarga, kolesterol , asam urat ,
usia
Pasien mempunyai faktor resiko untuk terjadinya stroke
Yang dapat diubah:
Hipertensi, mempercepat arteriosklerosis sehingga
mudah terjadi oklusi atau emboli pada pembuluh
darah besar.
Diabetes Mellitus

Yang tidak dapat diubah:


Jenis kelamin laki-laki
Usia 50 tahun
Pemeriksaan fisik
Anamnesis Pemeriksaan fsik Kesan

Tangan dan kaki kiri Motorik : Gerakan tangan dan kaki kanan Hemiparese
lemas terbatas.
Kekuatan:
3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 dextra
4 4 4 4 4 5 5 5 5 5

Normoton Normoton
Tonus: us us
Normotonus Normotonus
Eutrof Eutrof
Trofi: Eutrofi Eutrofi

Mulut mencong ke kanan N.VII (Facialis): Paresis N. VII


Lipatan nasolabialis kananmendatar,
sudut mulut asimetris, kanan lebih
dextra (sentral)
rendah, pada saat meringis pipi sisi
kanan tertinggal
Bicara pelo N.XII (Hypoglossus): Paresis N.XII
Lidah berdeviasi ke kanan, kekuatan
lidah berkurang, dan disartria
dextra (sentral)

Refleks fisiologis (+) /(+)N KELUMPUHAN


Atrofi otot (-)
UMN
Lengan dan tungkai kanan lemah
mendadak. Pada pemeriksaan kekuatan
motorik pada tangan kanan didapat nilai
nya 3, dimana tidak mampu melawan
tahanan ringan tetapi dapat melawan
gravitasi. Pada kekuatan motorik kaki kanan
didapatkan nilainya 4, dimana tidak mampu
menahan tahanan yang kuat tapi dapat
menahan tahanan ringan. Pada keadaan ini
didapatkan adanya hemiparese dextra.
Tipe lesi UMN didapat dari pemeriksaan
adanya reflek fsiologis yang
meningkat, tidak ada atrof otot,
meskipun pada reflek patologis negatif.
Keadaan hiperefleksia ini terjadi karena
impuls inhibisi dari susunan piramidal dan
ekstrapiramidal untuk lengkung refleks tidak
dapat disampaikan ke motorneuron medula
spinalis.
Sifat Kelumpuhan
Mulut pasien kanan lebih rendah, hal ini
didukung oleh pemeriksaan neurologis saraf
kranialis ketujuh, dimana pada keadaan
pasif terlihat lipatan nasolabialis dan sudut
mulut yang asimetris dan terlihat bagian
kanan lebih jatuh dibandingkan kiri.
Pada keadaan aktif seperti meringis terlihat
mulut pasien tertarik ke kiri dan sisi kanan
tertinggal. Keadaan ini menunjukkan adanya
kelemahan dari muskulus orbikularis
oris dextra yang dipersarafi oleh nervus
facialis ( NVII )
Tipe sentral dari parese nervus kranialis didapat karena
kelemahan muskulus orbikularis oris dextra tidak diikuti
dengan kelemahan dari muskulus orbikularis okuli dan
muskulus frontalis. Karena nervus fasialis yang
mempersarafi muskulus orbikularis okuli mendapatkan
inervasi okuli secara bilateral
Selain itu pula pasien merasa bicara pelo
serta kesulitan mengucapkan kata-kata
dengan baik. Hal ini di dukung oleh
pemeriksaan neurologis saraf cranial ke
duabelas, dimana terdapat deviasi kekanan
saat menjulurkan lidah dan artikulasi tidak
jelas.
Keadaan ini menunjukkan terdapat
kelumpuhan unilateral, lidah akan
menyimpang ke sisi yang lumpuh apabila
lidah dikeluarkan. Karena lidah berperanan
dalam mekanisme menelan dan artikulasi
yang dipersarafi oleh nervus hipoglosus.
Pemeriksaan penunjang
Penurunan hematokrit menandakan kondisi
viskositas darah, dimana viskositas darah
mempengaruhi aliran darah ke otak. Aliran
darah ke otak yang tidak lancar
menyebabkan hipoksia otak yang dapat
berakhir terjadinya iskemik
Ditemukan glukosa darah pasien tinggi baik
glukosa darah puasa dan 2 jam PP
Didapatkan kolesterol total dan LDL yang
tinggi
Pemeriksaan CT-scan menjadikan diagnosa
stroke iskemik menjadi lebih tegak dengan
ditemukannya lesi hipodens pada hemisfer
cerebri sinistra. Hal ini cocok dengan klinis
yang ditemukan dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
Setelah dilakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik (status internus
dan neurologis), dan pemeriksaan
penunjang; dilakukan penilaian skor
stroke berdasarkan:
Algoritme Gajah Mada :stroke iskemik
akut atau stroke infark
Siriraj Stroke Score : total -6: stroke non
hemoragik
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum 5B (breathing, blood,
brain, bladder, bowel).
Pemberian oksigen bertujuan untuk untuk
mencegah terjadinya hipoksia otak
IVFD NaCl 0,9% 500 cc 20 tpm untuk
memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit,
serta untuk memasukkan obat melalui vena
Neurotropik Vitamin B complex (B1, B6, B12)
5000 1 amp/24 jam (drip) membantu regenerasi
sel-sel neuron sehingga mempercepat pemulihan
fungsi sel
Neuroprotektif Citicoline 2 x 1000 mg/24 jam
(iv) untuk mencegah kerusakan sel saraf
lebih lanjut sekaligus mengembalikan fungsi
sel saraf yang mengalami iskemik.
memperbaiki membran sel dengan cara
menambah sintesa phospatidylcholine,
menghambat terbentuknya radikal bebas
dan juga menaikkan sintesis asetilkolin suatu
neurotransmitter untuk fungsi kognitif.
Omeprazole1 x 20 mg/24 jam (iv) untuk
mencegah terjadinya stress ulcer
Obat anti hipertensi untuk menurunkan
tekanan darah, Amlodipine 1 x 10 mg/24
jam (po)
Obat anti agregasi trombosit untuk
menghindari terjadinya trombus lebih lanjut
sehingga diharapkan dapat memperbaiki
perfusi ke otak, Asam asetilsalisilat 1 x 80
mg/24 jam (po)
Simvastatin obat antilipidemik derivat asam
mevinat untuk menurunkan kolesterol dalam
darah 1x10 mg/24 jam (po)
Fisioterapi untuk memperbaiki fungsi
motorik dan mencegah kontraktur
sendi. Diet rendah garam dan rendah
lemak untuk mencegah meningkatnya
tekanan darah dan mencegah
terjadinya perburukan
hiperkolesterolemia.
Prognosis
ad vitam pada kasus ini ad bonam, hal ini dipengaruhi
oleh keadaan pasien pada saat datang yang masih
dalam keadaan umum yang baik
ad fungsionam dubia ad bonam dikarenakan sangat
tergantung dari ketelatenan pasien dalam menjalani
fisioterapi
ad sanationam dubia ad malam dikarenakan adanya
faktor resiko hipertensi, DM tipe II dan
hiperkolesterolemia yang butuh kesadaran dan
perhatian dari pasien untuk mengontrolnya
ad cometicum adalah dubia ad bonam karena melihat
perkembangan pada mulut dimana hanya sedikit yang
masih terlihat tertarik ke kiri dan dilihat dari hasil follow
up suara pelo pasien berkurang .
Hari Perawatan
ke -10

Lidah masih
deviasi ke
kanan
Kerutan dahi
simetris
Lipat nasolabial
simetris
Sudut mulut
terlihat
simetris
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai