Anda di halaman 1dari 10

Refrigerant

Refrigerant adalah zat yang mudah diubah


wujudnya dari gas menjadi cair, ataupun
sebaliknya.
Refrigeran adalah fluida kerja yang bersirkulasi
dalam siklus refrigerasi.
Refrigeran merupakan komponen terpenting siklus
refrigerasi karena refrigeran yang menimbulkan
efek pendinginan dan pemanasan pada mesin
refrigerasi.
ASHRAE (2005) mendefinisikan refrigeran sebagai
fluida
kerja
di
dalam
mesin
refrigerasi,
pengkondisian udara, dan sistem pompa kalor.
Refrigeran menyerap panas dari satu lokasi dan
membuangnya ke lokasi yang lain, biasanya
melalui mekanisme evaporasi dan kondensasi.

Persyaratan Bahan Pendingin


(Refrigerant) :
1. Tidak beracun, berwarna dan berbau
2. Bukan termasuk bahan yang mudah
terbakar.
3. Bukan penyebab korosif
4. Dapat bercampur dengan minyak
pelumas kompresor
5. Memiliki struktur kimia yang stabil
6. Memiliki titik didih yang rendah
7. Memiliki tekanan kondensasi yang
rendah

Refrigeran yang umum digunakan adalah yang termasuk ke


dalam keluarga chlorinated fluorocarbons (CFCs, disebut juga
Freons)
:
R-11
R-12
R-21
R-22
R-502

Click icon to add picture

Refrigeran
Inorganik

Penggunaan

Amonia (NH3)

Untuk
cold
storage,
pabrik
pendinginan bahan pangan

Air (H2O)

Pendinginan tipe ejektor

CO2

Sebagai karbondioksida padat atau es


kering dan hanya digunakan untuk
refrigerasi angkutan

Refrigeran 11
(CCL3F)

Pendinginan dengan sistem kompresor


sentrifugal untuk sistem AC berkapasitas
besar

Refrigeran 12
(CCL2F)

Pendinginan dengan sistem kompresor


piston untuk refrigerasi unit kecil
terutama water cooler atau kulkas

Refrigeran 22
(CHCLF2)

Pendinginan dengan sistem kompresor


piston untuk unit refrigerasi kapasitas
besar seperti pengemasan dan central
AC

Refrigeran 502

Untuk

bahan

pangan

beku

es,

dalam

Lapisan ozon yang terdapat di daerah stratosphere


berfungsi untuk menghalangi masuknya sinar
ultraviolet-B ke permukaan bumi (Calm, 2002).
Sinar
ultraviolet-B
ini
ditengarai
akan
menyebabkan masalah kesehatan bagi manusia
dan gangguan pada tumbuhan di permukaan bumi.
Setelah sebuah ekspedisi dari Inggris ke daerah
Antartika
mengindikasikan adanya
kerusakan
parah pada lapisan ozon (Farman dkk., 1985),
dunia segera mengambil langkah serius untuk
mencegah bertambah parahnya kerusakan lapisan
ozon.
Protokol
Montreal
tahun
1987
mengatur
penggunaan dan penghapusan berbagai zat yang
ditengarai menyebabkan kerusakan lapisan ozon;
refrigerant CFC termasuk salah satu diantaranya.
Protokol Montreal dan berbagai amandemennya
mengamanatkan penghapusan CFCs di negara

Pada lapisan stratosphere secara alamiah terjadi


proses pembentukan dan penghancuran molekul ozon
(O3) oleh sinar ultraviolet.
Keberadaan
atom
chlorine
(Cl)
menyebabkan
kesetimbangan reaksi tersebut terganggu. Kerusakan
lapisan ozon akibat chlorine (Cl) dijelaskan melalui
reaksi kimia berantai berikut:
O3 + UV
Cl + O3
ClO + O*
Cl + O3
ClO + O*

O* + O2
ClO + O2
Cl + O2
ClO + O2
Cl + O2

Mayoritas ilmuwan dunia meyakini bahwa pemanasan global


yang terjadi belakangan ini diakibatkan oleh gas-gas rumah
kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia (Oreskes, 2002).
Selain berkontribusi pada produksi CO2 melalui system
pembangkit energi untuk suplai listrik mesin refrigerasi,
teknologi refrigerasi juga berkontribusi langsung pada
pemanasan global melalui kebocoran dan buangan refrigeran
(yang bersifat gas rumah kaca) ke lingkungan.
Terkait dengan hal ini, Protokol Kyoto tahun 1997 tentang
perubahan iklim bumi telah mengatur penggunaan refrigerant
yang termasuk dalam gas rumah kaca, yakni HFCs (Hidro
Fluoro Carbons).
Gas-gas
yang
memiliki
potensi
efek
rumah
kaca
dikategorikan dalam zat GWP (Global Warming Potential),
sedangkan zat perusak lapisan ozon disebut sebagai ODS
(Ozon Depleting Substance).

Kebijakan kebijakan pemerintah tentang


energi adalah seperti berikut :
Di Bidang Energi
Inpres No.10/2005 tentang Penghematan Energi
Peraturan Menteri ESDM No.031/2005 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penghematan Energi
Penghapusan BPO (Bahan Perusak Ozon) dan GRK (Gas Rumah
Kaca)
Kepres RI No.23/1992 (Perlindungan Lapisan Ozon)
UU No.17/2004 (Pemanasan Global)

Peraturan terbaru :
Peraturan Menteri Perdagangan Replublik Indonesia No.
24/M-DAG/PER/6/2006 Tentang ketentuan impor bahan
perusak lapisan ozon
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No.
33/M-IND/PER/4/2007 Tentang larangan memproduksi
bahan perusak lapisan ozon serta memproduksi barang yang
menggunakan bahan perusak lapisan ozon
Terhitung mulai tanggal 1 juli 2008, Bahan Perusak Ozon
dilarang digunakan untuk mesin pengatur suhu udara (Air
Conditioning / AC) yang digunakan di dalam ruangan,
kendaraan bermotor, lemari es di dalam rumah tangga, dan
alat pemadam api

HC-12 diproduksi sebagai pengganti refrigerant CFC R12 yang merusak lapisan ozon dan dapat mengakibatkan
pemanasan global.
HC-134a diproduksi sebagai pengganti refrigerant HFC
R-134a yang dapat mengakibatkan pemanasan global.
HC-22 diproduksi sebagai pengganti refrigerant HCFC R22 yang merusak lapisan ozon.
HC-600 diproduksi sebagai pengganti refrigerant CFC R600 yang merusak lapisan ozon.

Anda mungkin juga menyukai