1.SIKLUS SEBENARNYA:
Tata
nama:
Torak (piston)
Silinder
Busi/Injektor
Langkah (stroke)
Diameter (bore)
Perbandingan kompresi:
Volume total VL VS VT
langkah:
Langkah isap:
TMA-TMB:
0o 180o
Langkah tekan: TMB-TMA: 180o 360o
Langkah kerja: TMA-TMB: 360o 540o
Diagram
Langkah
buang:
540o 720o
Indikator
Motor 4 TMB-TMA:
Langkah:
Siklus ini merupakan siklus Mekanik
(gerakan), bukan siklus Termodinamika
(massa tidak tetap).
Parameter prestasi
Asumsi:
Fluida kerja adalah udara dengan jumlah tetap dan gas ideal.
Proses pembakaran diasumsikan sebagai perpindahan panas
dari sumber luar.
Tidak ada langkah (terutama langkah isap dan langkah buang).
Seluruh proses adalah terbalikkan dalam.
Untuk analisis udara standar dingin, k, cp dan cv adalah konstan
pada temperatur udara lingkungan.
Jenis-jenis Siklus Udara Standar:
Siklus Otto (volume konstan), 1876
Siklus Diesel (tekanan konstan), 1893
Siklus Dual/Gabungan (tekanan terbatas)
Q12 = 0,
Q34 =
Bila dianggap siklus udara standar dingin (k, cp dan cv konstan) lihat
Sub-Bab 6.7:
Untuk kompresi:
Untuk ekspansi:
V1
T2
T1
V2
k 1
V3
T4
T3
V4
k 1
r k 1
1
r k 1
mep
Wsiklus
V1 V2
Wsiklus
Wsiklus
W
/m
siklus
1
1
V
v1 1
V1 1 2 V1 1
r
r
V1
p1V1
m
( R / M )T1
nilai h dan u dari Tabel A-22. Untuk itu, diperlukan nilai-nilai T yang
dapat dicari sebagai berikut:
Untuk T1 dan r tertentu, maka:
V 2 v r1
v r 2 v r1
V1
p2 p1
T2 V1
T1 V2
atau,
p
p2 p1 r 2
pr 1
T3
V3
T 2 rc T 2
V2
r
V4
V V
V V
4 2 1 2
;
V3
V2 V3
V2 V3
rc
Sehingga :
V4 r
v r 3
V 3 rc
v r 4 v r3
T
T
2
1
k 1
k -1
T4 diperoleh dari:
T 4 V 3
T3 V 4
k 1
rc
k 1
r r
k 1
sebenarnya.
1p-2v):
1-2: Proses tekan (isentropik):
Q12 = 0,
W12 = m (u2 u1)
2-3: Proses pemasukan panas (isokhorik): W23
= 0, Q23 = m (u3 u2)
3-4: Proses pemasukan panas (isobarik): W34 =
p3 (v4 v3), Q34 = m (h4 h3)
4-5: Proses ekspansi (isentropik):
Q45 = 0,
W45 = m (u4 u5)
5-1: Proses pembuangan panas (isokhorik): W51
= 0, Q51 = m (u1 m5)
Efisiensi:
W t / m W c / m (h3 h4 ) (h2 h1 )
Q in / m
(h3 h2 )
Perbandingan kerja balik (back work ratio),
W c / m h2 h1
bwr
W t / m h3 h4
p1
Irreversibilitas
Kerugian
ts
isentropik kompresor:
W cs / m h2 s h1
cs
W c / m
h2 h1
Perbaikan-perbaikan Siklus Brayton Sederhana:
Daya yang dihasilkan lebih tinggi karena kurva isobarik yang divergen.
PLTGU di Industri
TURBIN GAS
Rotor Turbin
Thrust Reversal:
SIKLUS GAS
LAINNYA
SIKLUS ERICSSON (2T 2p)
Siklus yang menggunakan pendingin antara dan pemanas ulang
Tugas 8