Anda di halaman 1dari 96

MENGENAL

ELEKTROKARDIOGRAM

TAUFIK INDRAJAYA

DEPARTEMEN PENYAKIT DALAM


DIVISI KARDIOLOGI
FK UNSRI / RSMH PALEMBANG
Location of The Heart in The Thorax
Heart Valves
What does cardiovascular system do?
Orientation of Cardiac Muscle Fibers
1. Anastomosing muscular fibers of the heart.
2. Purkinjes fibers from the sheeps heart.
Coronary Artery System
The Conduction System of The Heart.
Electrophysiology of The Heart
The different waveforms for each of the specialized cells.
Apa itu Elektrokardiografi ?

Elektrokardiogram (EKG) merupakan


bagian dari kedokteran yang tidak bisa
digantikan.
Rutin dikerjakan, sederhana, tes yang
sangat berguna dan murah.
Akan mudah bila sering secara rutin
menginterpretasi EKG
Apa yang direkam ?
Potensial listrik yang merupakan jumlah
keseluruhan dari arus listrik yang
dihasilkan oleh setiap sel otot jantung.
Tahun 1903 Willem Einthoven dengan
menggunakan string galvanometer
menghasilkan beberapa konvensi
mengenai kelistrikan ini.
Bagaimana Merekam ?
Pasien dalam keadaan tenang / rileks.
Letakkan 12 lead dengan benar dan firm.
Limb lead
Lead I, II dan III
Augmented limb lead
aVR, aVL dan aVF
Precordial / Chest lead
V1 V6
Dimana Lokasi Merekam ?
Pertimbangkan aspek anatomi !
Ingat bahwa ke 12 lead tersebut akan
merekam secara sama persis dengan
kejadian / aktivatas listrik di dalam jantung
!!!
Posisi dan orientasi lead yang berbeda
akan memberikan hasil yang berbeda.
Mengelola Rekaman
Identitas pasien
Waktu --- sekuensial
Layak baca ??
Identitas dan waktu rekam
Ada tanda kalibrasi , 1 atau 2 mV dan
kecepatan (EKG non computer reading)
Gelombang P di lead aVR hampir selalu
negatif
Rekaman di V1-6 tidak boleh sama.
Cara Membaca EKG
Menentukan irama
Menentukan heart rate
Menentukan aksis
Menentukan Interval
Menentukan Irama Jantung
IRAMA SINUS bila :
1. Gelombang P berasal dari SA node,
P : Positif di II dan
Negatif di aVR.
2. Setiap gelombang P selalu diikuti kompleks
QRS dan gelombang T.
3. Bentuk gelombang P pada satu lead sama &
konstan
4. Interval P-P konstan
5. Interval PR normal 0,12 0,20 detik
6. Frekuensi Jantung (HR) 60 100 /menit
Menentukan Heart Rate
Menentukan Aksis
Aksis adalah arah net aktivitas listrik
Yang paling penting adalah aksis QRS
atau aksis depolarisasi ventrikel
Ada korelasi dengan anatomi jantung
Sering membingungkan
Menentukan Interval
Gel P :
Diukur mulai awal defleksi sampai kembali ke
baseline
Normal < 0,11 detik
PR interval :
Diukur mulai dari awal defleksi gel P sampai awal
defleksi QRS.
Normal 0,12 0,20 detik (3 5 kotak kecil)
QRS Interval :
Diukur mulai dari awal defleksi QRS sampai kembali
ke baseline
Normal < 0,10 detik (2 kotak kecil)
Segmen ST:
Diukur mulai dari kembalinya QRS ke
baseline sampai awal defleksi gel T
Normal 0,08 detik
QT Interval :
Diukur mulai dari awal QRS sampai gel akhir
T kembali ke baseline
Tergantung heart rate
Beberapa EKG yang harus diketahui
KRITERIA MI (acute / old)

1. Dapat didiagnosis hanya dengan adanya


gel Q, kecuali pada post-MI
2. IMA: biasanya elevasi ST dan depresi T.
Elevasi ST (subepicard injury) dan depresi
T (subendocar injury) saja tidak bisa untuk
diagnosis MI.
3. Penting untuk diingat: MI didiagnosis
hanya bila abnormalitas terjadi pada 2 atau
lebih lead.
Kriteria gel Q patologis:
Lebar 0,04 detik
Dalam 25% dari gel R
Kriteria Diagnosis MI

Lokasi Infark Lead


Anteroseptal Q/QS di V1-3
Anterior (localized) Q/QS di V2-4
Anterolateral Q/QS di I, aVL, V4-5
High Lateral Q/QS di I dan aVL
Extensive Anterior Q/QS di I, aVL, V1-6
Inferior (diafragmatik) Q/QS di II, III, aVF
Posterior R tall (or relatively tall) di
V1-3
Korelasi Gambaran EKG dengan
Anatomi A. Koroner
Letak EKG A. Koroner Cab A.
Infark Koroner
Anterior I, aVL dan Kiri, LM LAD, LCX
Ekstensif V1-6
Anteroseptal V1-3 Kiri LAD

Anterolateral I, aVL dan Kiri LCX


V4-6
Inferior II, III dan aVF 80% ka, 20% ki PDA
Posterior V1-2 (resiprok) Bervariasi ki LCX, PL
murni dan ka
Kasus 1

A 55 year old man with 4 hours of


"crushing" chest pain.
Acute inferior myocardial
infarction :
ST elevation in the inferior leads
II, III and aVF.
Reciprocal ST depression in the
anterior leads.
Kasus 2

A 63 year old woman with 10 hours of


chest pain and sweating.
Acute anterior myocardial infarction :
ST elevation in the anterior leads
V1 - 6, I and aVL.
Reciprocal ST depression in the
inferior leads.
Kasus 3

A 60 y woman with 3 h of chest pain.


Acute posterior myocardial infarction.
(Hyperacute) the mirror image of
acute injury in leads V1 - 3 (fully
evolved).
Tall R wave, tall upright T wave
in leads V1 -3.
Kasus 4

A 53 year old man with Ischaemic


Heart Disease.
Old inferior myocardial infarction :
a Q wave in lead III wider than 1
mm (1 small square) and
a Q wave in lead aVF wider than
0.5 mm and
a Q wave of any size in lead II
Kasus 5

A 79 year old man with 5 hours of chest


pain.
Acute myocardial infarction in the presence of
left bundle branch block.
Features suggesting acute MI :
ST changes in the same direction as the
QRS (as shown here).
ST elevation more than you'd expect from
LBBB alone (e.g. > 5 mm in leads V1 - 3).
Q waves in two consecutive lateral leads
(indicating anteroseptal MI).
KOMPLIKASI IMA

Angina pektoris tidak stabil rekuran


Aritmia
Gagal jantung kiri
Renjatan kardiogenik
Henti jantung
Mati mendadak
PENATALAKSANAA IMA
Tirah baring
Oksigen
EKG, pasang monitor EKG bila tersedia
Akses intravena
Nitrogliserin sublingual
Analgesik adekuat
Aspirin 160 mg atau 320 mg
TROMBOLISIS (TERAPI LITIK)

Indikasi :
Nyeri dada khas timbul tidak lebih dari 12
jam, EKG dengan elevasi segmen ST 1 mm
pada sandapan prekordial
Sakit dada dengan LBBB
Infark anterior dengan elevasi ST khas
Tidak terdapat kontraindikasi
TROMBOLISIS

Kontra-Indikasi :
CVD yang baru ( dalam 6 bulan )
Perdarahan gastrointestinal
Diatese hemoragik, atau dalam terapi warfarin
Pasca operasi (dalam 1 bulan)
Kehamilan, atau pasca persalinan baru
Trauma
Aneurisma atau diseksi aorta
Aneurisma ventrikel kiri dengan trombus
TROMBOLISIS

Hati-Hati pada :
Perdarahan menstruasi
Kolitis ulseratif
Hipertensi berat
Blok jantung
Retinopati diabetika
TROMBOLISIS

Cara Pemberian :
Berikan dulu Hidrokortison 100 mg iv dan
Chlorfeniramin Maleat 10 mg iv
Larutkan Streptokinase 1,5 juta Unit dalam
100 200 ml NaCl fisiologis atau Dextrose
5%
Berikan larutan Streptokinase dalam 1 jam
TROMBOLISIS

Komplikasi :
Perdarahan ( 7 10 % )
Reaksi alergi
Emboli sistemik
Perdarahan serebrovaskuler
PENATALAKSANAAN TERHADAP
KOMPLIKASI IMA
Angina Pektoris Tidak Stabil :
Drip Heparin beberapa hari sampai nyeri
berkurang
Reperfusi angioplasti koroner / operasi
Bradiaritmia :
SA 0,25 1 mg iv diulang 3 5 menit.
Maksimal 2,5 mg
Pacu jantung temporer
PENATALAKSANAAN TERHADAP
KOMPLIKASI IMA
Takiaritmia :
AF : digoksin, verapamil, diltiazem,
amiodaron, rhytmonorm
VT : lidocain 1 1,5 mg / Kg iv;
amiodaron 150 mg bolus dalam 10 menit
VF : kardioversi listrik. Pada keadaan
sulit, dapat ditambah epinephrin, lidocain
atau amiodaron
PENATALAKSANAAN TERHADAP
KOMPLIKASI IMA

Gagal Jantung :
Seperti gagal jantung lainnya, hati-hati digoksin,
kecuali bila disertai AF
Diuretika, veno- atau arteridolator, dobutamin
atau kombinasi dopamin
Renjatan Kardiogenik :
Vasodilator, dopamin
Pompa intra-aortik (IABP)
Reperfusi : angioplasti per kutan/bedah pintas
CARDIAC ARREST
Termasuk :
Ventricle Fibrillation
Asystole

Etiologi dan Faktor Risiko :


Coronary Heart Disease
Valvular Heart Disease
Myopathy
Conduction Abnormalities
Pulmonary Embolism
Cerebro-Vascular Disease
Ventricular Fibrillation
-Confirm Pulselessness Defibrillate 200
Joule sampai 360 joule CPR, iv Access,
Intubation Epinephrine 0,5 1 mg iv.
- Defibrillate 360 Joule Lidocaine 1
mg / kg BB iv bolus
- Defibrillate 360 joule Repeat Lidocain
- Defibrillate 360 joule ----- repeat as
required
Asystole

Confirm Pulselessness IV access,


Endotracheal Intubation Epinephrine
0,5 1 mg iv, repeat at 5 minute as needed
Atropine 1 mg iv Temporary
Pacing CPR ----- repeat epinephrine
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai