Anda di halaman 1dari 28

Fase Farmakokinetik pada

Farmakologi
(Nasib Obat Dalam Tubuh)
Risti Ristianingsih Badu (14513099)
Mulyani Zahra Paramata(14513178)
Zahida Nisfira Raeka (14513188)
Pengertian Farmakokinetik
Farmakokinetik merupakan salah satu cabang ilmu dari
Farmakologi
Farmakokinetik adalah studi mengenai penyerapan
dan distribusi obat, perubahan kimiawi obat dalam
tubuh, dan studi sarana penyimpanan obat di dalam
tubuh dan penghapusnnya
Farmakokinetik dapat didefinisikan sebagai setiap
proses yang dilakukan obat di dalam tubuh (Nasib obat
di dalam tubuh)
Fase Farmakokinetik
Fase dalam
Farmakokinetik

Fase eliminasi
Fase Invasi
(evasi)

Tahap Absorbsi Tahap Metabolisme

Tahap Distribusi Tahap Eksresi


Tahap Absorbsi
Absorbsi merupakan proses masuknya obat dari tempat
pemberian (saluran cerna, kulitm paru, otot, dll) kedalam
darah.
Absorbsi Nikotin

Absorpsi nikotin tergantung pada pH


Suasana asam
terionkan absorpsinya lemah
Suasana basa
Tak terionkan absorpsinya baik
Pada pH fisiologis (7,4), ~31% nikotin tak
terionkan
Faktor yang mempengaruhi absorbsi

Aliran darah Luas Waktu kontak


Kecepatan
ke tempat permukaan permukaan
absorbsi
absorbsi absorbsi absorbsi

Kombinasi
Nyeri dan Makanan Faktor bentuk
dengan obat
stress tinggi lemak obat
lain
Pada level seluler, obat diabsorbsi melalui beberapa
metode yakni

Transport Pasif Transport Aktif

Pinositosis
Metode Absorbsi Transport Pasif

Transport pasif tidak memerlukan energi, sebab hanya


dengan proses difusi obat dapat berpindah dari daerah
dengan kadar konsentrasi tinggi ke daerah dengan
konsentrasi rendah.

Absorbsi obat melalui saluran cerna pada umumnya terjadi


secara difusi pasif karena itu absorbsi mudah terjadi bila obat
dalam bentuk non-ion dan mudah larut dalam lemak
Metode Absorbsi Transpor Aktif

Transport aktif membutuhkan energi untukmenggerakan obat


dari daerah dengan konsentrasi obat rendah ke daerah dengan
konsentrasi tinggi. Absorpsi aktif membutuhkan karier(pembawa)
untuk bergerak melawan perbedaan konsentrasi.
Metode Pinositosis

Pinositosis merupakan salah satu jenis endositosis di mana sel


"meneguk" tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil.
Karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam
tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak
bersifat spesifik dalam substansi yang ditranspornya
Tahap Distribusi
Distribusiobatyang telah diabsorbsi tergantung dari beberapa
faktor antara lain :

Aliran Darah Permeabilitas Kapiler

Ikatan Protein
Tahap Metabolisme

Metabolisme/biotransformasi obat adalah proses tubuh


merubah komposisi obat sehingga menjadi lebih larut
air untuk dapat dibuang keluar tubuh. Obat dapat
dimetabolisme melalui beberapa cara:
Menjadi metabolit inaktif kemudian diekskresikan;

Menjadi metabolit aktif, memiliki kerja farmakologi


tersendiri dfan bisa dimetabolisme lanjutan.
Tujuan metabolisme obat
mengubah obat yang nonpolar (larut lemak) menjadi polar
(larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal atau empedu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme:


Kondisi Khusus

Pengaruh Gen

Pengaruh Lingkungan

Usia
Tahap Ekskresi
Ekskresi merupakan perpindahan obat dari sirkulasi
sistemik menuju ke organ ekskresi.
Organ ekskresi juga bermacam-macam contohnya
yang paling umum adalah ginjal, kemudian paru-paru,
saliva, keringat, air susu, empedu, dll.
Pada jalur ekskresi melalui ginjal, metabolit-metabolit
obat diekskresikan melalui urine melalui mekanisme
filtrasi glomerulus, sekresi tubular aktif, dan reabsorpsi
tubular.
Ekskresi obat artinya eliminasi/pembuangan obat dari
tubuh. Sebagian besar obat dibuang dari tubuh oleh ginjal
dan melalui urin. Obat jugadapat dibuang melalui paru-
paru, eksokrin (keringat, ludah, payudara), kulit dan
taraktusintestinal.
Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Obat
diekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh maupun bentuk
metabolitnya.
Proses eksresi terbagi menjadi tiga yakni

Filtrasi Glomerulus Reabsorbsi Tubulus

Sekresi Tubulus
Filtrasi glomerulus

Faktor yang mempengaruhi:


o Laju filtrasi

o Ukuran partikel ikatan protein plasma

o Kelarutan umumnya zat lipofil atau hidrofil tidak


mempengaruhi karena kelarutan di dalam filtrasi glomerulus
sama.
Reabsorbsi Tubulus

Melibatkan difusi pasif. Faktor yang mempengaruhi :

o pH urin

o Pka

o Kelarutan obat

o Obat basa lemah lebih mudah dieksresikan pada pH urin yang

lebih asam. Obat asam lemah lebih mudah dieksresikan pada pH

urin yang basa, jika ingin lebih dieksresikan, pH urin harus lebih

besar daripada pKa.


Sekresi tubulus
o Melibatkan transpor aktif
o Eksresi tergantung dari mekanisme transpor masing-masing
bahan dapat terjadi kompetisi bahan obat dengan
mekanisme yang sama.
o Contoh: penisilin vs befenezid (obat asam urat)
Evaluasi dampak anti-bodi anti-nikotin terhadap
persebaran nikotin pada otak tikus dan manusia
berdasarkan fisiologi dan model farmakokinetik

Dasar fisiologi dan model fermakokinetik diaplikasikan untuk


menyelidiki efek dari anti-nikotin anti-bodi pada disposisi
nikotin dalam otak tikus dan manusia
Nikotin merupakan senyawa adiktif utama yang ditemukan
dalam produk tembakau. Hal ini telah terbukti dengan
terlihatnya perilaku melalui stimulasi otak mesolimbic
dopamine neurons
Efek yang dihasilkan dari kadar nikotin yaitu bisa menjadi
penurunan jumlah yang signifikan bagi yang ingin berhenti
karena kambuh akibat efek dari nikotin.
Data farmakokinetik manusia dan tikus diperoleh dari
literatur dan diterapkan untuk dua mekanistik, multi-
kompartemen nikotin dan model cotinine PBPK
(Physiologically based pharmacokinetic) yang dibuat dalam
aplikasi SimBiologi Matlab. Model desain terinspirasi oleh
karya-karya sebelumnya yang digunakan untuk
memprediksi nikotin dan kotini farmakokinetik dan
farmakodinamik pada tikus dan manusia.
Pada pendekatan model kontruksi, pada awalnya ditentukan bahwa
model sederhana yang terdiri dari darah, otak dan komartemen hati
akan cukup untuk mensimulasikan metabolisme nikotin dan
mengevaluasi efek anti-bodi anti-nikotin pada distribusi sistematik
nikotin.
Kalibrasi dari laju aliran darah pada tikus mengakibatkan pecahnya
aliran darah yang menunjukkan situasi fisiologi tidak mungkin
dimana alirah darah ke jaringan lebih besar dari uotput jantung. Laju
aliran darah pada manusia ditentukan dengan menghitung cardiac
output dan kemudian menyeimbangkan dengan nilai terhadap
semua tingkat aliran darah yang tersisa dikompartemen jaringan.
Langkah kalibrasi ini mengakibatkan otak yang tidak
fisiologis mewakili jaringan steady state untuk rasio
konsentrasi darah melainkan mewakili transportasi nikotion
keseluruhan ke otak ketika dipasangkan dengan parameter
retensi jaringan. Adanya konsentrasi nikotin pada otak yang
dikonversi dari massa unit nikotin per jaringan massa untuk
unit mol nikotin per jaringan volume dengan menggunakan
nilai kerapatan jaringan otak rata-rata 1,04 g/L.
Kalibrasi parameter model PBPK dibuat menggunakan 3
langkah.

1. mengkalibrasi kecepatan metabolisme nikotin,


kecepatan aliran darah manusia, dan koefisien partisi
manusia
2. mengambil hasil kalibrasi pada langkah awal dan
mengkalibrasikannya dengan aliran darah otak,
koefisien partisi, dan parameter lainnya.
3. data kalibrasi pada langkah kedua tersebut
dikalibrasikan pada langkah ketiga, yakni dengan
konsentrasi antibodi dengan jarak tertentu.
Tujuan penelitian
untuk memprediksi khasiat vaksin manusia melalui
metode silico tanpa perlu biaya mahal percobaan
klinis. Prediksi ini menggunakan beberapa metode
yakni ; Analisis sensitivitas dan ; Analisa dampak
antibodi maksimum pada manusia.
Prediksi tetap dalam satu standar deviasi dari setiap titik
data dengan pengecualian dari dua nilai konsentrasi kotinin
pada 2 dan 3 jam yang tampaknya diasingkan. Kalibrasi
dengan memperkirakan rata-rata nikotin pada setiap rokok
(0,4 mg-1,2 mg), namun ada perbedaan yang cukup besar
antara prediksi model dengan data yang ada yakni 2,5 mg.
Prediksi yang menggunakan tikus dalam model BPKP ini
adalah suatu cara prediksi yang baik untuk seluruh darah
dan konsentrasi nikotin pada otak tikus dengan adanya anti-
nikotin antibodi
Penyelidikan faktor antibodi spesifik yang berkontribusi
terhadap efikasi vaksin nikotin pada manusia memberikan
hasil yang menunjukkan bahwa status merokok tampaknya
memiliki dampak yang cukup besar pada akses nikotin ke
otak.
Dalam penelitian ini, dua model berdasarkan
farmakokinetik dan fisiologis untuk menyelidiki efek dari
antibodi anti-nikotin pada disposisi nikotin di otak tikus dan
manusia telah berhasil
Kesimpulan
Farmakokinetik adalah studi mengenai penyerapan dan
distribusi obat, perubahan kimiawi obat dalam tubuh, dan
studi sarana penyimpanan obat didalam tubuh dan
penghapusnya.
Fase farmakokinetik

- Invasi (Absorbsi dan distribusi)

- Eliminasi/Evasi (Metabolisme dan ekskresi)

Menurut Jurnal Evaluasi dampak antibodi anti-nikotin


terhadap persebaran nikotin pada otak tikus dan manusia
berdasarkan fisiologi dan model farmakokinetik, fisiologi
dari tikus dan manusia memiliki kesamaan.
13513
Ika Bayu : Pengertian Pka
Bagaimana kondisi tikus saat percobaan?
Aliran darah terhadap distribusi
Adanya vaksin buat apa?

Anda mungkin juga menyukai