Anda di halaman 1dari 21

Kebudayaan tidak diperoleh manusia sebagai

warisan atau generatif (biologis), namun hanya


mungkin diperoleh dengan belajar dari
masyarakat. Tanpa masyarakat manusia akan
mengalami kesulitan dalam membentuk
budaya. Sebaliknya, tanpa budaya manusia
tidak dapat mempertahankan kehidupannya.
Al-Qur’an memandang kebudayaan sebagai
suatu proses dan meletakkan kebudayaan
sebagai eksistensi hidup manusia. Ia tidak
mungkin lepas dari nilai-nilai kemanusiaan, tapi
bisa jadi lepas dari nilai-nilai ketuhanan.
Dalam perkembangannya perlu
bimbingan wahyu dan aturan-aturan
yang mengikat agar tidak terperangkap
oleh ambisi yang bersumber dari nafsu.
Dalam proses pelaksanaannya
hubungan kebudayaan dengan
peradaban sangat erat. Peradaban
adalah salah satu perwujudan dari
kebudayaan yang mempunyai nilai
tinggi, indah dan harmonis yang
mencerminkan tingkat kebudayaan
masyarakat. Hasil perkembangan
kebudayaan yang di landasi oleh nlai-
nilai ketuhanan di sebut dengan
kebudayaan islam.
Misi utama Nabi Muhammad SAW diangkat
sebagai Rasul memberikan bimbingan
kepada umat manusia agar dalam
mengembangkan kebudayaannya tidak
melepaskan diri dari nilai-nilai ketuhanan.
Sebagaimana sabdanya yang berarti
‘sesungguhnya aku di utus ALLAH Untuk
menyempurnakan akhlak’. . Dalam
mengawali tugas kerasulannya , Nabi
meletakkan dasar-dasar kebudayaan islam
yang kemudian berkembang menjadi
peradaban islam.
kebudayaan islam bukan kebudayaan
yang di ciptakan oleh orang islam atau
masyarakat islam, tetapi kebudayaan yang
bersumber dari ajaran islam atau
kebudayaan yang bersifat islami, artinya
Artinya suatu kebudayaan yang muncul di
luar masyarakat islam atau di ciptakan oleh
orang luar islam, tetapi apabila di lihat dari
kacamata islam sesuai dengan pesan dan
nilai-nilai islam, maka ia dapat di katakan
sebagai kebudayaan islam.
Sebagaimana paparan di atas bahwa
kebudayaan islam merupakan kebudayaan
yang sesuai dengan nilai-nilai atau norma-
norma islam, maka prinsip-prinsip
kebudayaan dalam islam merujuk pada
sumber ajaran islam yaitu:
 menghormati akal.
 memotivasi untuk menuntut dan
mengembangkan ilmu.
 Menghindari taklid buta.
 tidak membuat pengrusakkan.
Zaman pemerintahan Abbasiyah pertama itu
merupakan zaman yang paling sesuai
sebagai kebangkitan kebudayaan. Di zaman
tersebut, tamadun Islam telah mulai mantap
setelah selesainya gerakan peluasan dan
penakulukkan yang menjadi keistimewaan
zaman pemerintahan Bani Umaiyah.
Kebangkitan Ilmiah di zaman tersebut dibagi
menjadi tiga lapangan yakni Kegiatan
Menyusun Buku Ilmiah, Mengatur Ilmu Islam,
Terjemahan dari bahasa asing.
 Kegiatan Menyusun Buku Ilmiah
Ada 3 tingkatan yang dilakukan dalam
menulis buku, yaitu:
 Tingkat Pertama ialah mencatat ide atau
percakapan di suatu halaman kertas yang
berasingan atau dua rangkap, asli dan
salinannya.
 Tingkat kedua yaitu pembukaan ide-ide
yang serupa atau hadis Rasul dalam satu
buku. Di sini hukum-hukum fiqh dijadikan
satu.
 Tingkat Ketiga yaitu tingkat penyusunan.
Semua yang telah di catat diatur dalam
bentuk subbab.
 Mengatur Ilmu Islam
Ilmu- Ilmu Islam adalah ilmu yang
muncul ditengah suasana hidup keIslaman
berkaitan dengan agama dan bahasa Al-
Quran.
Berikut ini adalah sebagian ilmu Islam
yang telah mengalami perubahan dan
perkembangan di zaman pemerintahan
Abbasiyah pertama yaitu :
 Kelahiran Ilmu Tafsir dan Pemisahannya
dari Hadits
 Ilmu Fiqh dan Mazhab-Mazhabnya
 Nahu dan aliran-alirannya
 Sejarah dan Kelahirannya
 Terjemahan dari bahasa asing
Sesungguhnya kebangkitan pikiran di
kalangan kaum Muslimin di zaman Abbasiyah
pertama secara terang bergantung kepada
kegiatan yang luas di bidang terjemahan dari
bahasa Sansekerta, Suriani dan Yunani.
Pada masa Daulah Abbasiyah banyak
pennyebab berkembangnya bermacam corak
kebudayaan yang berasal dari beberapa
bangsa seperti Warganya terdiri dari berbagai
unsur bangsa, pergaulan yang intim dan kawin
campuran, dan lain lain. Terjadilah perkawinan
antara beberapa unsur kebudayaan, dan dari
perkawinan ini lahirlah kebudayaan baru yang
mempusakai beberapa sifat dari unsur-unsur asli.
Demikianlah dalam masa daulah abbasiyah,
berkembang empat unsur kebudayaan yang
mempengaruhi kehidupan akal,yaitu:
kebudayaan persia, kebudayaan hindia,
kebudayaan yunani, dan kebudayaan arab.
 Kebudayaan Persia
Adapun yang menyebabkan kebudayaan
persia menjadi salah satu unsur dari kebudayaan
islam, yaitu:
 Pembendaharaan Kata
Pada waktu islam telah mencapai temandun, maka
banyaklah kata-kata dan istilah bahasa Persia yang
dialihkan ke dalan bahasa arab karena mereka
memiliki pembendaharaan kata yang kaya.
 Ilmu pengetahuan
Sejak lama bangsa persia telah mempunyao
bermacam cabang ilmu pengetahuan.
 Para sarjana
Para sarjana islam dalam zaman ini, kebanyakan
bukan orang Arab, dan turunan unsur Parsilah yang
pegang peranan penting dalam dunia ilmu.
 Kebudayaan Hindia
 Sejak zaman jahiliyah telah ada hubungan dagang
antara arabia dengan hindia. Kaum muslimin mulai
memikirkan india, setelah mereka menguasai irak
dan. Yang menyebabkan kebudayaan India
menjadi salah satu unsur penting dari tubuh
kebudayaan islam, yaitu:
› Kehadiran orang turunan India dalm jumlah besar ke
dalam dunia ilmu pengetahuan.
› Penyalinan buku-buku pengetahuan dari bahasa Hindi ke
dalam bahasa Arab.
› Hubungan dagang antara Arab Muslim dengan orang
India.
› Pengaruh beberapa ajaran Hindu kepada orang-orang
Islam, seperti ajaran mengenai ilahiyat,tanasukhul
arwah,dan lain-lain.
› Arabisasi banyak kata-kata dan istilah-istilah bahasa India.
› Pengambilan berbagai hikmah dan filsafah dari alam
pikiran India.
› Pemakaian permainan syathranji (catur) oleh Muslim
Arab.
 Kebudayaan Yunani
Dalam masa Daulah Abbasiyah, kitab-kitab
dalam bahasa Yunani banyak sekali disalin
ke dalam bahasa Arab, hal mana membuka
jalan masuknya pengaruh kebudayaan
Yunani ke dalam kebudayaan Islam.
 Kebudayaan Arab
Masuknya kebudayaan Arab ke dalam
kebudayaan Islam, terjadi dengan dua jalan
utama:
- Jalan Agama : Islam mengharuskan
mempelajari Qur’an, hadis, fiqh, yang
semuanya dalam bahasa Arab.
- Jalan Bahasa: Jazirah Arabia adalah
sumbernya bahasa Arab, bahasa terkaya
di antara rumpun bahasa-bahasa Samy,
dan tempat lahirnya Islam. Orang-orang
arab membawa bahasanya ke mana
mereka pergi. Nabi Muhammad turunan
Arab, Qur’an dalam bahasa Arab, dan
para juru dakwah Islam Angkatan Pertama
adalah orang Arab
 Pengaruh Islam di Bidang Bahasa
Bersamaan naiknya Islam menjadi agama
dominan kepulauan nusantara, terjadi
sinkretisasi atas bahasa yang digunakan Islam.
Sinkretisasi terjadi misalnya dalam struktur
penanggalan Çaka.
 Pengaruh Islam di Bidang Pendidikan
Pengaruh Islam di Bidang Pendidikan
Salah satu wujud pengaruh Islam yang lebih
sistemik secara budaya adalah pesantren.
Asal katanya pesantren kemungkinan shastri
(dari bahasa Sanskerta) yang berarti orang-
orang yang tahu kitab suci agama Hindu.
Setelah Islam masuk, kurikulum dan proses
pendidikan pesantren diambilalih Islam.
 Pengaruh Islam di Bidang Arsitektur dan
Kesenian
Masjid adalah tempat ibadah umat Islam.
Masjid-masjid awal yang dibangun pasca penetrasi
Islam ke nusantara cukup berbeda dengan yang
berkembang di Timur Tengah. Salah satunya tidak
terdapatnya kubah di puncak bangunan. Kubah
digantikan semacam meru, susunan limas tiga atau
lima tingkat, serupa dengan arsitektur Hindu.
 Pengaruh Islam dalam Sistem Pemerintahan
Dalam pemerintahan, sebelum Islam masuk
Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang
bercorak Hindu ataupun Budha. Tetapi setelah
Islam masuk, maka kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu/Budha mengalami keruntuhannya
dan digantikan peranannya oleh kerajaan-
kerajaan yang bercorak Islam seperti Samudra
Pasai, Demak, Malaka dan sebagainya.
 Pengaruh Islam dalam Aksara dan Seni Sastra
Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka
berpengaruh terhadap bidang aksara atau
tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan
Arab, bahkan berkembang tulisan Arab Melayu
atau biasanya dikenal dengan istilah Arab gundul
 Pengaruh di bidang Agama
Pengaruh ini dapat dilihat dengan banyakny
pemeluk agama islam diIndonesia. Oleh
sebab itu Indonesia disebut negara
bermayoritas agama Islam.
 Pengaruh Budaya, Adat Istiadat dan Seni
Kebiasaan yang banyak berkembang dari
budaya Islam dapat berupa ucapan salam,
acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain.
Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni
musik seperti kasidah, rebana, marawis,
barzanji dan shalawat.
Kebudayaan islam , sebagai kebudayaan
yang paling tinggi mencapai puncak
perkembangannya pada abad keempat dan
kelima hijriah dan berlangsung selama sekitar
seribu tahun, masuk dalam gugusan berbagai
kebudayaan yang usianya tidak lebih dari
senam ribu tahun. Suatu masa yang sangat
pendek bila dibandingkan dengan
perjalanan dunia ini, yang mungkin usianya
lebih dari enam ratus ribu tahun atau satu
juga tiga ratus ribu tahun.
Terdapat berbagai macam factor yang
membuat kebudayaan islam mengalami
keruntuhan. Walaupun, kapan terjadinya
keruntuhan ini tidak dapat dipastikan
dengan jelas, namun banyak ahli
mengatakan kebudayaan Islam
mengalami keruntuhan akhir pada abad
kesembilan hijriah. kelima belas masehi.
Berikut adalah beberapa factor yang
menyebabkan kebudayaan Islam
mengalami keruntuhan :
 Kelemahan di bidang politik
 Faktor Ekonomi
 Munculnya unsur turki
 Ditemukannya Mesiu (Senjata)
 Ditemukannya percetakan

Anda mungkin juga menyukai