Anda di halaman 1dari 23

KOMPARTEMENT CAIRAN

TUBUH
Kelompok 3 :
M . Halim Satria
Fitriani
Mozadian Pratiwi
Okla Elfitri
Raesa Tartilla
Cairan tubuh merupakan faktor
penting dalam berbagai proses
fisiologis didalam tubuh. Dapat
dikatakan, kemampuan kita untuk
bertahan hidup sangat tergantung
dari cairan yang terdapat dalam
tubuh kita.
Kompartemen Cairan Intrasel

Cairan intrasel adalah cairan yang


berada dalam sel yang merupakan
jumlah cairan terbanyak, kira-kira
70% dari jumlah total air dalam
tubuh. Volume cairan intrasel tidak
dapat diukur akan tetapi dapat
dihitung dengan mengurangi volume
CES dari volume air tubuh total
Kompartemen Cairan Ekstrasel

Cairan ekstraselular adalah cairan


yang terdapat di luar sel. Cairan ini
membentuk 30 persen dari cairan
dalam tubuh (kira-kira 12 liter). Air
ini merupakan medium, di tengah-
tengah dimana sel hidup. Sel
menerima garam, makanan serta
oksigen dan melepaskan semua hasil
buangannya ke dalam cairan itu
juga.
Cairan ekstraselular dibagi menjadi :

1. Cairan Interstitial
Cairan yang berada diantara sel
jaringan. Volume cairan ingterstisial
tidak dapat diukur langsung karena
sukar untuk mendapatkan sampel cairan
itu dan zat yang berbaur dalam cairan
interstisial juga berbaur dengan plasma,
dapat dihitung dengan mengurangkan
volume plasma dari volume CES cairan.
2. Cairan Intravaskular Plasma
Merupakan cairan yang terkandung
dalam pembuluh darah (contohnya
volume plasma), yang berisi darah
pembawa oksigen masuk kedalam
jaringan dan karbon dioksida keluar
dari jaringan. Rata-rata volume darah
orang dewasa sekitar 5-6 liter dimana
3 liternya merupakan plasma,
sisanya terdiri dari sel darah merah,
sel darah putih dan platelet
3. Cairan Limfe
Cairan yang berada dalam pembuluh
limfe, beredar di seluruh tubuh
mengangkut partikel protein,
selanjutnya masuk kedalam
pembuluh darah.
4. Cairan transeluler
Cairan yang berada di tempat-
tempat khusus, misalnya cairan
otak,cairan sendi, cairan dalam bola
mata, rongga pleura, dan
peritoneum.
Proses pergerakan cairan
Osmosis dan Tekanan Osmotik

Bila suatu membrane yang terletak diantara


dua ruangan yang berisi cairan bersifat
permeable terhadap air tetapi tidak terhadap
bahan-bahan tertentu,maka membrane ini
disebut bersifat semi permeabel.Bila
konsentrasi bahan tersebut lebih besar pada
salah satu sisi membrane dibandingkan
dengan sisi membrane lainnya,maka air akan
melewati membran menuju kesisi yang
mempunyai konsentrasi yang lebih
besar.Keadaan ini disebut osmosis.
Difusi

Materi padat, partikel berpindah dari


konsentrasi tinggi kerendah. Faktor
yang mempengaruhi laju difusi adalah:
peningkatan perbedaan konsentrasi
substansi
peningkatan permeabilitas
peningkatan luas permukaan difusi
berat molekul substansi
jarak yang ditempuh untuk difusi.
Filtrasi

Perpindahan air dan substansi yang


dapat larut secara bersama sebagai
respon karena tekanan cairan.
Jumlah cairan yang keluar sebanding
dengan besar perbedaan tekanan,
luas permukaan membran dan
permeabilitas membran.
Transport Aktif

Memerlukan lebih banyak ATP karena


untuk menggerakan berbagai materi
guna menembus membrane sel.
Contohnya pompa Na untuk keluar
dari sel dan kalium masuk ke
sel.
Keseimbangan Osmotik Cairan
Ekstrasel Dan Intrasel

Bila tekanan osmotic pada salah satu sisi membrane sel


meningkat,misalnya dengan memasukan sel kedalam air,maka
pada kedua sisi membrane tidak terjadi keseimbangan
osmotic. Bila sel dimasukan kedalam larutan yang mempunyai
osmolalitas yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan
osmolalitas cairan intrasel maka akan segera terjadi osmosis
air kedalam sel,sehingga sel akan membengkak dan cairan
intrasel akan mengalami pengenceran sampai osmolalitasnya
sama dengan caiaran diluar sel dan proses osmosis akan
berhenti. Sebaliknya bila sel dimasukan kedalam larutan yang
mempunyai osmolalitas yang jauh lebih tinggi dari cairan
intrasel maka air akan keluar dari sel melalui proses osmosis,
memekatkan cairan intrasel dan mengencerkan cairan
ekstrasel. Hal ini menyebabkan sel akan mengkerut, sampai
konsentrasi ekstrasel dan intrasel menjadi seimbang.
Karakteristik urin
Terdiri atas 95 % air yang mengandungat terlarut sebagai berikut :
Zat buangan nitrogen protein :meliputi urea dari,asam urat dari
asam katabolisme asam nukleat,dan kreatinin dari proses
penyarinagn kreatinin fosfat dalam jaringan otot.
Asam hipurat (atom kristal): produk sampingan pencernaan
sayuran dan buah-buahan.
Badan keton (atom karbon): dihasilkan dalam metabolisme lemak
adalah konstituen.
Elektrolit: meliputi ion natrium, klor, kalium, ammonium, sulfat,
fosfat, kalsium, dan magnesium.
Hormon(catabolic hormone):ada secara normal dalam urine.
Berbagai jenis taoksin atau kimia asing,pigmen,vitamin atau
enzim secara normal ditemukan dalam jumlah kecil.
Konstituen abnormal : meliputi albumin,glukosa,sel darah
merah,sejumlah besar badan keton. Zat kapur yang terbentuk
dan mengeras dalam tubulus akan menjadi batu ginjal
(neprotilisasi)
Sifat Fisik urin :
Warna: kuning pucat,kuning pekat jika kental.urine
segar biasanya jernih dan menjadi keruh jika
didiamkan.
Bau: urine memiliki bau yang khas,berbauk amoniak
jika didiamkan,bervariasai sesuai dengan makanan
yang dimakan.pada diabetes yang tidak
terkontro,aseton akan mrnghasilkan bau manis pada
urine.
Asiditas (keadaan asam) atau alkalinitas (keadaan
alkali): ph urine bervariasi antara 4,8-7.5 dan biasanya
6.0 tergantung pada diet.makanan protein tinggi akan
meningkatkan asiditas,sedangkan diet sayuran akan
meningkatkan alkalinisitas.
Berat jenis urine : berkisar antara 1.001-1.035
tergantung pada konsentrasi urine.
Sistem urin berfungsi sebagai berikut:

Menyaring zat-zat sampah metabolisme dari


darah
Mengontrol volume darah, yaitu dengan
mengeluarkan kelebihan air yang dihasilkan
sel-sel tubuh.Mempertahankan jumlah air
dalam darah penting untuk memelihara
tekanan darah agar gerakan gas, dan
pengeluaran zat sampah padat tetap normal.
Memelihara keseimbangan konsentrasi
garam-garam tertentu. Garam-garam ini
harus ada dalam konsentrasi tertentu untuk
kelangsungan kegiatan sel.
Proses Pembentukan Urine

Proses pembentukan urin terjadi di


dalam organ ginjal melalui beberapa
tahapan atau proses sampai akhirnya
urine dapat diekskresikan melalui
saluran ekskresi .
Proses pembentukan urin terdiri dari
3 fase :
1. Tahap Filtrasi (Penyaringan)

Proses ini terjadi di glomerulus. Cairan


yang tersaring ditampung oleh simpai
Bowman. Cairan tersebut tersusun oleh
urea, glukosa, air, ion-ion anorganik seperti
natrium kalium, kalsium, dan klor. Darah
dan protein tetap tinggal di dalam kapiler
darah karena tidak dapat menembus pori
pori glomerulus.Cairan yang tertampung di
simpai Bowman disebut urine primer.
Selama 24 jam darah yang tersaring dapat
encapai 170 liter.
2. Reabsorbsi/Penyerapan Kembali

Proses ini terjadi di tubulus kontortus


proksimal. Proses yang terjadi adalah
penyerapan kembali zat-zat yang masih
dapat diperlukan oleh tubuh. Zat yang
diserap kembali adalah glukosa, air,
asam amino dan ion-ion anorganik.
Sedangkan urea hanya sedikit diserap
kembali. Cairan yang dihasilkan dari
proses reabsorbsi disebut urine sekunder.
3. Tahap Augumentasi (Pengumpulan)

Proses ini terjadi di tubulus kontortus distal dan


juga di saluran pengumpul. Pada bagian ini
terjadi pengumpulan cairan dari proses
sebelumnya. Di bagian ini juga masih terjadi
penyerapan ion natrium,klor serta urea. Cairan
yang dihasilkan sudah berupa urine
sesungguhnya, yang kemudian disalurkan
kerongga ginjal.
Urine yang sudah terbentuk dan terkumpul di
rongga ginjal dibuang keluar tubuh melalui
ureter,kandung kemih dan uretra. Proses
pengeluaran urine disebabkan oleh adanya
tekanan di dalam kandung kemih. Tekanan pada
kandung kemih selain disebabkan oleh pengaruh
saraf juga adanya kontraksi otot perut dan organ-
Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan
Cairan

Usia
Aktivitas
Iklim
Diet
Stress
Penyakit
Tindakan medis
Pengobatan
Pembedahan

Anda mungkin juga menyukai