Pembimbing : dr. Marlenny WT Martoyo, Sp.A Pendahuluan Pemeriksaan laboratorium rutin dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi dokter dan apoteker dalam pengambilan keputusan klinik. Untuk mengambil keputusan klinik pada proses terapi mulai dari pemilihan obat, penggunaan obat hingga pemantauan efektivitas dan keamanan, apoteker memerlukan hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan tersebut dibutuhkan sebagai pertimbangan penggunaan obat, penentuan dosis, hingga pemantauan keamanan obat. Sebagai contoh, pada pertimbangan penggunaan dan penentuan dosis aminoglikosida yang bersifat nefrotoksik diperlukan data kadar aminoglikosida dalam darah dan serum kreatinin yang menggambarkan fungsi ginjal. Hematologi Penurunan nilai Hct merupakan indikator anemia (karena berbagai sebab), reaksi hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan hipertiroid. Penurunan Hct sebesar 30% menunjukkan pasien mengalami anemia sedang hingga parah. Peningkatan nilai Hct dapat terjadi pada eritrositosis, dehidrasi, kerusakan paru-paru kronik, polisitemia dan syok.
Penurunan nilai Hct merupakan indikator anemia (karena berbagai sebab),
reaksi hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan hipertiroid. Penurunan Hct sebesar 30% menunjukkan pasien mengalami anemia sedang hingga parah. Peningkatan nilai Hct dapat terjadi pada eritrositosis, dehidrasi, kerusakan Trombositosis berhubungan dengan Secara umum nilai Hb dan Hct digunakan kanker, splenektomi, polisitemia vera, untuk memantau derajat anemia, serta trauma, sirosis, myelogeneus, stres dan respon terhadap terapi anemia Jumlah arthritis reumatoid. sel darah merah menurun pada pasien Penyakit dapat dicurigai pada anak anemia leukemia, penurunan fungsi Trombositopenia : kongenital ginjal, talasemin, hemolisis dan lupus trombositopenia-absens radius (TAR) eritematosus yndrome, anemia fanconi, trombositopenia amegakariositik, leukimia, anemia aplasti, Neuroblastoma, Defisiensi nutrisi, Obat-obatan, HIV, DBD, purpura pasca transfusi, DIC, penyakit Penyebab leukopenia antara lain: Deskripsi: 1. Infeksi virus, hiperplenism, leukemia. Neutrofi l melawan infeksi bakteri dan 2. obat (antimetabolit, antibiotik, gangguan radang antikonvulsan, kemoterapi) Eosinofi l melawan gangguan alergi 3. Anemia aplastik/pernisiosa 4. Multipel dan infeksi parasit mieloma Basofi l melawan diskrasia darah dan Prosedur pewarnaan: Reaksi netral penyakit myeloproliferatif untuk netrofi l; Pewarnaan asam untuk Limfosit melawan infeksi virus dan eosinofi l; Pewarnaan basa untuk basofi l infeksi bakteri Monosit melawan infeksi yang hebat Peningkatan bilirubin yang disertai penyakit hati dapat terjadi pada gangguan hepatoseluler, penyakit sel parenkim, obstruksi saluran empedu atau hemolisis sel darah merah. Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dapat terjadi pada anemia hemolitik, trauma disertai dengan pembesaran hematoma dan infark pulmonal. Hiperkalsemia terutama terjadi akibat hiperparatiroidisme atau neoplasma (kanker). Penyebab lain meliputi paratiroid adenoma atau hiperplasia (terkait dengan hipofosfatemia), penyakit hodgkin, multiple mieloma, leukemia, penyakit addison, penyakit paget, respiratori asidosis, metastase tulang, imobilisasi dan terapi dengan diuretik tiazid. Penurunan konsentrasi klorida dalam serum dapat disebabkan oleh muntah, gastritis, diuresis yang agresif, luka bakar, kelelahan, infeksi akut.
Peningkatan konsentrasi klorida dalam
serum dapat terjadi karena dehidrasi, hiperventilasi, asidosis metabolik dan penyakit ginjal.
Hiponatremia dapat terjadi pada
kondisi hipovolemia (kekurangan cairan tubuh), euvolemia atau hipervolemia (kelebihan cairan tubuh). hipernatremia terutama terjadi pada pasien yang tidak dapat asupan cairan secara adekuat (seperti pada pasien yang hilang kesadaran dan bayi). Faktor yang mempengaruhi penurunan ekskresi kalium yaitu: gagal ginjal, kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis, penyakit Addison, diabetes yang tidak terkontrol dan transfusi sel darah merah.
Kondisi hipokalemia akan lebih berat
pada diare, muntah, luka bakar parah, diuretik, steroid, cisplatin, tikarsilin, stres yang kronik, penyakit hati dengan asites, Konsentrasi terapi kreatinin serum meningkat amfoterisin pada gangguan fungsi ginjal baik karena gangguan fungsi ginjal disebabkan oleh nefritis, penyumbatan saluran urin, penyakit otot atau dehidrasi akut. Konsentrasi kreatinin serum menurun akibat distropi otot, atropi, malnutrisi atau penurunan masa otot akibat penuaan. Urin Urinalisis Berat jenis Sedimen Berat jenis normal adalah 1,001-1,03 Implikasi klinik : * Cell cast : Menunjukkan acute tubular Warna necrosis. Warna merah coklat menunjukkan urin * White cell cast biasanya terjadi pada acute mengandung hemoglobin, myoglobin, pyelonephritis atau interstitial nephritis pigmen empedu, darah atau pewarna. * Red cell cast timbul pada glomerulonefritis Warna biru-hijau menunjukkan pasien akut mengkonsumsi bit, bakteri Pseudomonas, * RBC : Peningkatan nilai menunjukkan pigmen empedu, amitriptilin, glomerulonefritis, vaskulitis, obstruksi ginjal Warna hitam menunjukkan adanya, atau penyakit mikroemboli, atau proteinuria alkaptouria * WBC : peningkatan nilai menunjukkan Warna gelap menunjukkan porfi ria, penyakit ginjal dengan in amasi malignant melanoma (sangat jarang) * Bakteri : jumlah bakteri > 105/mL Urin yang berbusa mengandung protein menunjukkan adanya infeksi saluran kemih atau asam empedu * Kristal : meliputi kristal kalsium oksalat, Kuning kecoklatan menunjukkan primakuin, asam urat, amorf, triple fosfat. Adanya kristal sulfametoksazol, bilirubin, urobilin menunjukkan peningkatan asam urat dan asam amino Ph : ormal 5,0-7,5) Feces Abnormal : Normal : 1. Warna : hitam, merah, dempul, 1. Tidak ada darah, mukud, kuning, hijau. pus, daging yang tida 2. Encer ataupun sangat keras tercerna, bakteri perusak, 3. Melebihi banyak feces/hari. Pada virus, fungal, ataupun anak-anak diare biasanya disebabkan parasit. oleh rotavirus 2. Bentuk seperti tabung. 4. Terdapat darah menandakan 3. pH normal 7.0-7.5 adanya perdarahan pada usus, 4. Banyaknya feces/hari mukus, pus, daging yang tidak tercerna (pankreatitis), bakteri perusak, virus, ataupun parasit dan fungal.