BCG
Polio
Difteri
Tetanus
Pertusis
Hep. B
Campak
Pemeriksaan Fisis
Status Present
K.U : Sakit Berat/Gizi Buruk /Composmentis
BB : 10 kg
PB : 90 cm
Tanda Vital
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Suhu : 38,20C
Nadi : 116 x/menit
Pernapasan : 38 x/menit
Pemeriksaan Fisis
Pucat (-) Telinga : Othorea (-)
Status Cyanosis (-) Mata : Cekung (-), anemis
generalis Tonus : Normal (+)
Ikterus (-) Hidung : Rhinorea (-)
Turgor : Baik Bibir : Kering (-)
Busung (-) Lidah : Kotor (-)
Kepala : Kesan Normal Sel. Mulut : Stomatitis (-)
Muka : Simetris kiri dan kanan Leher : Kaku kuduk (-)
Rambut : Hitam halus, tidak Kulit : Tidak ada kelainan
mudah dicabut Tenggorok : Hiperemis (-)
Ubun ubun besar: Menutup (+) Tonsil : T1/T1 Hiperemis (-)
Abdomen Thorax Jantung
Inspeksi : Alat kelamin : Inspeksi : Inspeksi:
Perut distended, ikut - Dalam batas normal Simetris kiri dan kanan Ictus cordis tidak tampak
gerak napas Anggota gerak : Retraksi dinding dada (-) Palpasi :
Massa tumor (-) - Dalam batas normal Perkusi: Ictus cordis tidak teraba
Sonor kiri dan kanan Perkusi :
Palpasi : Tasbeh (-)
Auskultasi Batas kiri :
Limpa : tidak teraba Col. Vertebralis : Skoliosis (-)
Bunyi Pernapasan : Linea midclavicularis sinistra
Hati : tidak teraba KPR : +/+ kesan normal
bronkovesikuler Batas kanan :
Nyeri tekan (+) APR : +/+ kesan normal Bunyi tambahan: Rh +/+ Wh Linea parasternalis dextra
Perkusi : -/- Batas atas : ICS III sinistra
- Hipertymphani (+) Auskultasi :
Auskultasi Bunyi Jantung I dan II regular, bising
- BU N (+) jantung (-)
Followup
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
14/12/20 S : Pasien MRS dengan keluhan demam 4 hari Terapi Ugd
16 saat masuk RS. Demam naik turun, dan meningkat - IVFD Asering... 26 tpm
pada malam hari. Kejang (_), menggiggil (-). Sakit - Ondansetron 1 amp/iv
kepala (-), batuk berlendir (+), sesak (-), flu (-). - Ibuprofen syr 3 x 1 c
Mual (-), muntah (-), sakit perut (-), namun - Cfixime 2 x c
terdapat kembung (+). Nafsu makan berkurang,
anak kuat minum.
BAB : encer (+), ampas (+), lendir (+), darah (+), 15/12/20 S: demam (-), sakit kepala (-). Batuk (+), lendir (+), - IVFD asering 26 tpm
frekuensi 1 kali 16 sesak (-), flu (-). Mual (-), muntah (-), sakit perut - Kemisitin 3 x 300 mg (ST)
(+), perit kembung (+). Nafsu makan membaik, - Dexametasone 2x2,5 mg
BAK : Lancar anak kuat minum. - Cefixime 2 x2 mg
O : KU: lemas - Puyer batuk 3 x1
BAB : Agak lunak frek. 1 kalo di pagi hari CTM 1/3 tab
TD: 90/60 mmHg Sulfonat 1/3 tab
BAK : Lancar Tremenza 1/3 tab
N : 100 x/m
Aspar K 100 mg
P : 32 x/m O: KU: lemah
- Ibuprofen 3 x1 syrp
S : 38.C TD: 90/60 mmHg P : 32 x/m
A : D. Typhoid +Hiperpireksia N : 120 x/m S : 36,6 C
BP
Paru :Rh +/+ Wh-/-
P : LED
BP Broncovesicular
Meteorismus (+)
Nyeri tekan (+)
A : BP + D. Tifoid
16/12.20 S: demam (-), sakit kepala (-). Batuk (+), lendir - IVFD asering 26 tpm
16 (+), sesak (-), flu (-). Mual (+), muntah (-), - Inj Ceftriaxone 2 x 300 mg
sakit perut (+), perit kembung (+). Nafsu - Inj Metronidazole 3 x 100
makan kurang, anak kuat minum. mg
- Transamin 2 x amp
BAB : encer (+) ampas (+) lendir (+) darah (+). - Zamel syrp
frek 3 kali - Puyer batuk 3 x1
CTM 1/3 tab
BAK : Lancar
Sulfonat 1/3 tab
O: KU: lemas Tremenza 1/3 tab
Aspar K 100 mg
TD: 90/60 mmHg P : 29 x/m - Zinc 1 x 20 mg
N : 108 x/m S : 36,7C 17/12/2016 S: demam (-), sakit kepala (-). Pucat (+) Batuk (+), - IVFD asering 26 tpm
lendir
Rawat(+),RPI,
sesakKontrol
(-), flu (-),
DR,sakit pada husi dan nyeri
ADT, - Inj Ceftriaxone 2 x 300 mg
Anemis (+) menelan (+). Mual (-), muntah
dan Fesces, konsul gizi. Awasi (-), sakit perut (-), - Inj Metronidazole 3 x 100 mg
perit kembung (-). Nafsu makan kurang, anak kuat - Zamel syrp
ketat / 3 jam
Paru : Rh +/+ minum. - Puyer batuk 3 x1
Gizi : CTM 1/3 tab
Meteorismus, Melena (+) BAB : belum hari ini Sulfonat 1/3 tab
- : Lancar
Edukasi gizi ibu/ayah Tremenza 1/3 tab
Gizi buruk (-3 SD) (-2 SD) BAK Aspar K 100 mg
- Nasi padat
- Zinc 1 x 20 mg
A: BP + D. Tifoid -
O: KU: Puding protein 3 x
lemas
- VIT A 1x1 6000 IU Rawat RPI
TD:
- 90/70
AsammmHg P : mg
Folat 400 27 x/m
1x1
Anemia Diet sesuai gizi
N : 109 x/m S : 36,6C
Gizi buruk
Anemis (+)
P : Terapi lanjut dan konsul gizi
Paru : Rh +/+
Meteorismus
Wasting muscle
A: BP + D. Tifoid
Anemia
Gizi buruk
P : Terapi lanjut
18/12/2016 S: demam (-), sakit kepala (-). Batuk (+), - IVFD asering 26 tpm
lendir (+), sesak (-), flu (-),Mual (-), - Inj Ceftriaxone 2 x 300
muntah (-), sakit perut (-), perut mg
kembung (+). Nafsu makan kurang, - Inj Metronidazole 3 x
anak kuat minum. 100 mg
- Zamel syrp
BAB : belum BAB - Puyer batuk 3 x1
BAK : Lancar CTM 1/3 tab
Sulfonat 1/3 tab
O: KU: lemas Tremenza 1/3 tab
Aspar K 100 mg
TD: 90/60 mmHg P : 28 x/m - Zinc 1 x 20 mg
N : 105 x/m S : 36,6C
Paru : Rh +/+
Meteorismus (+)
Wasting muscle
A: BP + D. Tifoid
Gizi buruk
P : Terapi lanjut
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Pemeriksaan Hasil
Hasil
Pemeriksaan
Radiologi
RESUME
Pasien anak perempuan usia 2 tahun 9 bulan dengan keluhan
hiperpirexia (+) hari keempat, meningkat malam hari, batuk
berdahak (+), nausea (-), vomitus (-), meteorismus (+). Nafsu makan
kurang, anak kuat minum. BAB encer(+), lendir (+), ampas (+), darah
(+) frekuensi 1 kali. BAK lancar. Status gizi buruk, suhu 38,2 c, nadi
116 x/m, pernapasan 38 x/m, tekanan darah 90/60, bunyi pernapasan
brnchovesicular, Rh +/+, meteorismus (+), nyeri tekan pada perut
(+), muscle wasting (+). Pemeriksaan laboratorium widal S. Typhi O
1/160, S. Paratyphi AO 1/320, LED 51 mm/jam, pemeriksaan feces
lendir (+), darah (+), leukosit (+), eritrosit (+). Pemeriksaan radiologi
Diskusi
Berdasarkan hasil anamnesis pemeriksaan fisik serta pemeriksaan lab
dan radiologi yaitu hiperpirexia (+) hari keempat, meningkat malam
hari, batuk berdahak (+), nausea (-), vomitus (-), meteorismus (+).
Nafsu makan kurang, anak kuat minum. BAB encer(+), lendir (+),
ampas (+), darah (+) frekuensi 1 kali. BAK lancar. Status gizi buruk,
suhu 38,2 c, nadi 116 x/m, pernapasan 38 x/m, tekanan darah 90/60,
bunyi pernapasan brnchovesicular, Rh +/+, meteorismus (+), nyeri
tekan pada perut (+), muscle wasting (+). Pemeriksaan laboratorium
widal S. Typhi O 1/160, S. Paratyphi AO 1/320, LED 51 mm/jam,
pemeriksaan feces lendir (+), darah (+), leukosit (+), eritrosit (+).
Pemeriksaan radiologi foto thorax AP : bronchopneumonia, foto BNO 3
posisi : meteorismus. Pasien NK di diagnosa demam tifoid,
bronchopneumonia, dan gizi buruk (marasmus).
Demam Tifoid
Diagnosis
Anamnesis
Demam naik secara bertahap tiap hari, mencapai suhu tertinggi pada akhir
minggu pertama, minggu kedua demam terus menerus tinggi
Anak sering mengigau (delirium), malaise, letargi, anoreksia, nyeri
kepala, nyeri perut, diare atau konstipasi, muntah, perut kembung
Pada demam tifoid berat dapat dijumpai penurunan kesadaran, kejang
dan ikterus
Pemeriksaan fisis
Kesadaran menurun, deliriu, sebagian besar anak mempunyai lidah tifoid yaitu
bagian tengan kotor dan tepi hiperemis, meteorismus, hepatomegali lebihs
ering dijumpai daripada splenomegali. Kadang-kadang terdengar ronki pada
pemeriksaan paru.
Pemeriksaan Penunjang
DR, Widal, Mikrobilogi
Bronkopneumonia dan Gizi Buruk
Bronkopneumonia atau pneumonia lobularis merupakan bagian dari
pneumonia, yang merupakan suatu infeksi saluran pernafasan bagian
bawah yang mengenai parenkim paru ditandai dengan gambaran difus
merata pada kedua paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat
meluas hingga daerah perifer paru, disertai dengan peningkatan corakan
peribronkial
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan gejala
1. Defek anatomi bawaan
2. Difisit neurologis
3. GERD
4. Gizi Buruk
5. Aspirasi
6. Imunisasi tidak lengkap
7. Riwayat keluarga
8. Polusi udara
Malutrisi
Malnutrisi dapat akibat dari masukan
makanan yang tidak sesuai atau tidak
cukup atau dapat akibat dari penyerapan
makaan yang tidak cukup.
2. Tatalaksana khusus
Bronkopneumonia dan Gizi Buruk
GIZI BURUK
1. Pemberian nutrisi melalui oral atau enteral merupakan pilihan utama. Untuk
nutrisi parenteral jangka pendek (kurang dari 14 hari) dapat digunakan akses
perifer, sedangkan untuk jangka panjang harus menggunakan akses sentral.
2. Pada pemberian makan melalui oral bentuk makanan disesuaikan dengan usia
dan kemampuan oromotor pasien, misalnya
0-6 bulan ASI dan/formula
6 bulan-1 tahun ASI dan/atau formula di-tambah makanan pendamping
1-2 tahun makanan keluarga ditambah ASI dan/atau susu sapi segar,
2 tahun makanan keluarga.
3. Jenis sediaan makanan untuk enteral disesuaikan dengan fungsi
gastrointestinal.
Bronkopneumonia dan Gizi Buruk
1. Pasien dengan saturasi oksigen < 92% pada saat bernapas dengan
udara kamar harus diberikan terapi oksigen dengan kanul nasal, head
box, atau sungkup untuk mempertahankan saturasi oksigen >92%
2. Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan
intravena dan dilakukan balans cairan ketat
3. Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga kenyamanan
pasien dan mengontrol batuk
4. Nebulisasi dengan 2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan untuk
memperbaiki mucocilliary clearance
5. Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus diobservasi setidaknya
setiap 4 jam sekali, termasuk pemeriksaan saturasi oksigen