Anda di halaman 1dari 21

Hepatitis A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2012
Latar belakang
Kemajuan di bidang biologi molekuler telah
membantu pengenalan dan pengertian
patogenesis dari tujuh virus penyebab
hepatitis sebagai manifestasi penyakti
utama.
Virus hepatotropik yang menyebabkan
hepatitis terdiri dari A, B, C, D, E, F, G, dan
TT.
Infeksi virus hepatitis A merupakan penyebab
terbanyak penyakit hepatitis dan bersifat
endemik di seluruh dunia, terutama di
negara-negara berkembang dengan standar
higiene dan sanitasi yang buruk.
Epidemiologi
Angka kejadian yang paling tinggi adalah
golongan usia 5 14 tahun, sedangkan orang
dewasa umumnya tertular dari anak. Sekitar
1/3 bagian dari kasus hepatitis A yang
dilaporkan adalah golongan umur kurang dari
15 tahun.
Di Indonesia hepatitis A masih merupakan
masalah kesehatan seperti pada negara
berkembang umumnya, dimana sebagian
besar rakyat Indonesia kesadaran tentang
higiene dan sanitasi untuk daerah padat
penduduk masih kurang.
Etiologi

Hepatitis A adalah suatu peradangan akut


pada jaringan hati oleh virus hepatitis A (HAV)
dengan penularan terutama secara fekal-oral.
Virus Hepatitis A (HAV) termasuk famili
Picornaviridae yang masuk dalam genus
Heparnavirus. HAV tidak mempunyai amplop,
berdiameter 27 nm dan terdiri dari RNA.
Virus ini lebih stabil dibandingkan picornavirus
lainnya, tahan panas pada 600C selama 1 jam
dan tahan terhadap asam, eter, dan cairan
empedu (Zulkarnain et.al, 2000).
Hanya satu serotipe HAVyang diketahui
Patofisiologi

Dosis infeksi VHA belum diketahui secara pasti namun


kemungkinan jumlahnya 10-100 partikel virus yang
dibutuhkan untuk menimbulkan infeksi pada host.
Penularan VHA pada biasanya terjadi melalui kontak
oral fekal akibat kontak erat antara individu dan
sumber air dan makanan yang tercemar VHA.
Virus hepatitis A yang tahan asam dapat melalui
lambung l sampai di usus halus,
bereplikasi di hepar bereplikasi dalam sitoplasma.
Selanjutnya protein virus memasuki vesikel hati dan
melalui kanalikulis biliaris dikeluarkan di usus
bersama empedu.
Seluruh hepar terlibat nekrosis, paling mencolok pada
daerah sentrilobuler, dan bertambah selularitas, yang
adalah dominan pada daerah porta
Manifestasi Klinis
1.Hepatitis Asimptomatik
Subklinik atau tidak nyata (inapparent).
Adanya kelainan fungsi hati, yaitu peningkatan
aminotransferase serum, dan bisa juga didapatkan Ig
M anti HAV yang positif tanpa ada gejala.
2. Hepatitis Simtomatik
Masa inkubasi
Masa inkubasi adalah waktu antara terpapar oleh
virus, dengan peningkatan nilai aminotransferase
yang 28 hari (4 minggu).
Masa prodromal ( pra-ikterus ).
Keluhan panas, mual, muntah, anoreksia, nyeri perut.
Berlangsung 4-7 hari
Dapat ditemukan hepatomegali.
Manifestasi Klinis
Masa ikterik
Stadium ini berlangsung selama 3-6 minggu
Ikterus tampak pada kulit dan sklera.
Urin berwarna gelap.
Kadar bilirubin mencapai puncak.
Klinis mulai berkurang.
Stadium ini berlangsung selama 3-6 minggu
Masa penyembuhan
Pada stadium ini ikterus mereda, warna urine
dan tinja menjadi normal lagi.
Penyembuhan secara klinis dan biokimia
biasanya dalam 6 bulan
Sebagian besar sembuh total.
Diagnosis
1. Anamnesis
keluhan lesu, lelah, anoreksia, nausea, muntah, perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas abdomen, demam (biasanya < 39
C), merasa dingin, sakit kepala, pruritus, pewarnaan kuning
terutama pada mata, tinja pucat, dan urine berwarna gelap. Perlu
ditanyakan riwayat kontak dengan pasien hepatitis sebelumnya
dan riwayat pemakaian obat-obatan
2. Pemeriksaan Fisik
keadaan umum pasien sebagian besar tampak sakit ringan, suhu
badan tidak tinggi, mata ikterik. Bisa ditemukan nyeri tekan di
kuadran kanan atas, hepatomegali, splenomegali, kulit ikterus, dan
perdarahan kulit.
3. Laboratorium
SGPT, SGOT
Bilirubin
Darah lengkap : leukopenia, limfositosis relatif.
Albumin, Protrombin time
Serologi : Anti HAV
Diagnosis Banding

penyebab hepatitis bervariasi menurut


umur
ikterus fisiologis, penyakit hemolitik dan
sepsis pada neonatus .
atresia biliaris dan kista duktus koledokus
Karotenemia
sindrom hemolitik uremi
Obat-obatan hepatotoksik.
Wilson disease
Komplikasi

Hepatitis fulminan
Hepatitis kolestatik / prolonged hepatitis
Hepatitis relaps
Penatalaksanaan

self limiting disease


Prinsip umum tatalaksana
hepatitis virus adalah diagnosis
dini, terapi suportif dan
pemantauan, deteksi dini
komplikasi, mencegah
penyebaran, memberikan terapi
antivirus terhadap anak dengan
hepatitis kronik ( sesuai indikasi )
Tatalaksana
Preventif Umum
Perbaikan higiene makanan
minuman
Perbaikan higiene sanitasi
lingkungan pribadi
Isolasi pasien
Tatalaksana
Preventif Khusus
1. Imunisasi Pasif
Normal human immune globulin (NHIG)
setiap mililiternya mengandung 100 IU
anti HAV. NHIG diberikan sebagai upaya
pencegahan setelah kontak (kontak
serumah, kontak seksual, saat epidemi)
atau upaya profilaksis pasca paparan.
Diberikan pula sebagai upaya
profilaksis pra paparan atau sebelum
kontak (pengunjung dari daerah non
endemis ke daerah endemis).
Tabel 1. Rekomendasi Profilaksis Post exposure Terhadap HAV

SAAT PAPARAN USIA REKOMENDASI

< 2 tahun IG
2 minggu
2 tahun IG dan vaksin

< 2 tahun IG
> 2 minggu
2 tahun Vaksin
Tabel 2. Profilaksis Pre exposure Terhadap Pengunjung Dari
Daerah Non Endemik

UMUR LAMA PAJANAN REKOMENDASI KETERANGAN


< 3 bulan IG 0,02 mL/BB 1 kali
< 2 tahun 3 5 bulan IG 0,06 mL/BB 1 kali
Jangka panjang IG 0,06 mL/BB 1 kali
< 3 bulan Vaksin / IG 0,02 mL/BB Dosis & skedul
3 5 bulan Vaksin / IG 0,06 mL/BB vaksin Hepatitis A
2 tahun
sesuai petunjuk
Jangka panjang Vaksin imunisasi aktif

Catatan :
1 mL NHIG mengandung 100 IU anti
NHIG diberikan IM dalam. Pada anak yang lebih besar atau orang dewasa tidak lebih dari 5
mL, anak kecil dan bayi diberi dosis lebih kecil ( 3 mL )
Tatalaksana
2. Imunisasi Aktif
Bertujuan untuk melindungi anak terhadap
infeksi dan terhadap kemungkinan
timbulnya komplikasi HAV (fulminant,
relapsing dan prolong hepatitis) dan
komplikasi gastrointestinal yang berat.
Pada penderita penyakit hati kronik (PHK),
imunisasi hepatitis A memberikan proteksi
terhadap timbulnya hepatitis yang berat
atau fulminan
Tatalaksana
2. Imunisasi aktif
Sasaran imunisasi adalah kelompok resiko
tinggi dan anak merupakan prioritas pertama
Sasaran:
Sasaran utama kelompok resiko tinggi adalah
anak dan idealnya diberikan pada usia 2
tahun.
Sasaran kedua adalah kelompok resiko tinggi
selain anak, termasuk penderita PHK.
Sasaran lainnya adalah kelompok rentan
yaitu kelompok sosio ekonomi tinggi dengan
dengan tingkat seroprevalens yang rendah.
Tatalaksana
2. Imunisasi aktif
Dosis, jadwal dan imunogenitas vaksin
Vaksin HAV =vaksin inaktivasi.
Sebelum diberikan, vaksin dikocok terlebih
dahulu sehingga tercampur dengan baik
Vaksin diberikan secara intramuscular
Pada anak usia 2 18 tahun, vaksin diberikan
dengan dosis 0,5 mL, 2 kali yaitu pada bulan
ke 0 dengan ulangan (booster) pada bulan
ke 6 sampai 18 sesudah penyuntikan
pertama. Bila imunisasi Hepatitis A diberikan
tidak penuh, dosis berikutnya langsung
diberikan daripada mengulangi pemberian
dari awal.
Tatalaksana
Kebijakan kuratif
Kebijakan kuratif adalah kebijakan
tatalaksana setelah seseorang
dinyatakan terkena HVA.
Tujuan utamanya adalah memantau
perjalanan penyakit dan
mengantipasi timbulnya komplikasi.
Tatalaksana
Tatalaksana kuratif :
Tidak ada terapi medikamentosa khusus bagi
penderita HAV, pencegahan adalah cara yang
paling efektif
Pemeriksaan kadar aminotransferase dan
bilirubin terkonjugasi untuk memantau
aktivitas penyakit dan kemungkinan
timbulnya hepatitis fulminan.
pembatasan aktivitas terutama yang bersifat
kompetitif selama kadar aminotransferase
masih > 3x batas normal
terapi suportif
hepatitis kolestatis=kolestiramin atau agen
koleretik seperti asam ursodeoksilat atau
fenobarbital untuk mengurangi rasa gatal
Prognosis

Prognosis baik, sembuh secara klinis


dan laboratoris dalam 4 6 bulan.
Mortalitas sangat rendah,tergantung
usia serta komplikasi fulminan yang
terjadi.

Anda mungkin juga menyukai