Anda di halaman 1dari 23

ASMA

Maria Monasias N - 1610029012

Stase Ilmu Penyakit Dalam


SMF Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
Definisi
Penyakit heterogen yang ditandai dengan
inflamasi kronik saluran pernapasan yang
menyebabkan terjadinya hipereaktivitas
bronkus.
Mengakibatkan gejala episodik

1. Sesak
2. Mengi
3. Napas pendek
4. Rasa berat di dada
5. Batuk
Bervariasi dari waktu ke waktu, biasanya terjadi
di malam hari.
Patogenesis
hipereaktivitas saluran napas yang melibatkan
beberapa sel inflamasi terutama sel mast,
eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrofil dan sel
epitel

pelepasan mediator seperti histamin dan


leukotrien yang dapat mengaktivasi target
saluran napas

trias asma (batuk, mengi,


sesak napas)
Patofisiologi
Kriteria Diagnosis Asma
1. Riwayat gejala respirasi yang bervariasi
Gejala tipikal: mengi, sesak napas, chest
tightness, batuk
Pasien asma secara umum memiliki lebih dari satu
gejala di atas
Gejala tersebut terjadi bervariasi dari segi waktu dan
intensitas
Gejala tersebut lebih sering terjadi atau memburuk
pada malam hari atau saat beraktivitas
Gejala tersebut sering dicetuskan oleh latihan, tertawa,
alergen, dan udara dingin
Gejala tersebut terjadi dengan atau diperburuk dengan
infeksi virus
Kriteria Diagnosis Asma
2. Bukti Keterbatasan Aliran Udara Ekspirasi
Ratio FEV1/FVC menurun, normalnya 0,75-0,80 pada
orang dewasa dan 0,90 pada anak
Variasi fungsi paru lebih besar daripada orang sehat, ex:
FEV1 meningkat lebih dari 12% setelah mendapat
bronkodilator. Dinamakan bronchodilator reversibility
FEV1 meningkat lebih dari 12% setelah 4 minggu terapi
antiinflamasi

Pemeriksaan Fisik pada pasien asma sering normal,


namun yang juga sering ditemukan adalah
wheezing pada auskultasi, khususnya pada saat
ekspirasi paksa.
Assess asthma control
Recommended option for initial controller
treatment in adults and adolescents
STEPWISE APPROACH
STEP 1: SABA jika perlu tanpa controller
(diindikasikan jika gejala jarang, tidak ada terbangun
di malam hari karena asma, tidak ada eksaserbasi
dalam setahun terakhir, FEV1 normal)
STEP 2: kortikosteroid inhalasi dosis rendah + SABA
jika perlu
STEP 3: kortikosteroid inhalasi dosis rendah / LABA +
SABA jika perlu
STEP 4: kortikosteroid inhalasi dosis
rendah/formoterol
STEP 5: rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut dan
terapi tambahan ex: anti Ig E (omalizumab) untuk
asma alergi berat
Review Respons and Adjust Treatment
Pasien harus dievaluasi tiap 1 3 bulan setelah mulai pengobatan dan
tiap 3 12 bulan selanjutnya. Setelah eksaserbasi, evaluasi dilakukan
dalam 1 minggu.
Stepping up:
Sustained step-up (selama 2-3 bulan) (jika gejala atau eksaserbasi bertahan
dalam 2-3 bulan controller treatment, nilai: teknik pemakaian inhaler,
ketidakpatuhan pasien, faktor risiko ex merokok, gejala akibat kondisi komorbid
ex rhinitis alergi
Short-term step-up (selama 1-2 minggu) ex selama infeksi viral atau eksposur
alergen
Day-to-day adjustment oleh pasien untuk pasien yang diresepkan
beclometasone/formoterol atau budesonide/formoterol sebagai terapi
maintenance dan reliever
Stepping down (saat asma well-controlled):
Pertimbangkan stepping down saat asma terkontrol baik dan bertahan sampai 3
bulan
Pilih waktu yang tepat (tidak ada infeksi napas, pasien tidak sedang/akan
bepergian), tidak sedang hamil)
Dokumentasikan/arsipkan status pasien dan fungsi paru, action plan, monitoring
Step down dengan mengurangi dosis ICS sebanyak 25-50% dalam interval 2-3
bulan
Tatalaksana serangan akut di RS
Tatalaksana serangan asma di rumah
Tatalaksana Asma Eksaserbasi
Nilai keparahan eksaserbasi sambil memberikan SABA dan
oksigen. Nilai dispneu, RR, nadi, saturasi oksigen dan fungsi
paru (PEF).
Pertimbangkan penyebab lain dari sesak napas akut (ex: gagal
jantung, disfungsi jalan napas atas, inhalasi benda asing, emboli
pulmo)
Rencanakan transfer ke ruang intensif atau resusitasi bila ada
eksaserbasi berat, penurunan status mental, atau silent chest.
Berikan SABA inhalasi, ipratropium bromide inhalasi, oksigen,
dan kortikosteroid sistemik.
Mulai tatalaksana dengan dosis berulang SABA, kortikosteroid
oral, oksigen. Cek respons gejala dan saturasi dan ukur fungsi
paru setelah 1 jam. Titrasi oksigen untuk mempertahankan
saturasi 93-95% pada dewasa, 94-98% pada anak 6-12 tahun.
Untuk eksaserbasi berat, tambahkan ipratropium bromide dan
pertimbangkan berikan SABA via nebulizer.
PRIMARY CARE : Pasien dengan eksaserbasi asma akut
atau sub akut
NILAI KEADAAN PASIEN: Apakah asma? Faktor risiko untuk kematian terkait asma?
Keparahan eksaserbasi?
RINGAN atau SEDANG BERAT MENGANCAM JIWA
Bicara frase, memilih duduk Bicara kata-kata, duduk Somnolen, delirium,
daripada berbaring, tidak membungkuk, gelisah, RR > silent chest
gelisah, RR meningkat, otot 30/menit, otot bantu napas
bantu napas tidak digunakan, digunakan, nadi > 120 bpm,
nadi 100-120 bpm, saturasi saturasi < 90%, PEF <50%
90-95%, PEF > 50% prediksi prediksi
MULAI TERAPI TRANSFER KE ACUTE CARE
SABA: 4-10 puffs via MDI + spacer, memburu FACILITY
ulang tiap 20 menit selama 1 jam k Selagi menunggu: berikan SABA
Prednisolon: 1 mg/kg max 50 mg inhalasi, ipratropium bromide, O2,
Oksigen: target saturasi 93-95% kortikosteroid sistemik

LANJUTKAN TERAPI dengan SABA seperlunya, nilai respons memburuk


dalam 1 jam
memba
ASSESS FOR DISCHARGE ARRANGE FOR DISCHARGE
ik Reliever: dilanjutkan jika diperlukan
Gejala membaik, tidak butuh
SABA Controller: mulai, atau step up, cek teknik
PEF membaik >60-80% prediksi inhaler,
Saturasi >94% Prednisolon: lanjutkan, biasanya sampai 5-7
Sumber daya di rumah adekuat hari
FOLLOW UP Follow up: 2-7 hari
Reliever: dikurangi seperlunya
Controller: lanjutkan doses yang lebih tinggi untuk short term (1-2 minggu) atau long term (3
bulan)
Pencegahan
Menghindari allergen pencetus
Menghindari paparan asap rokok saat
hamil dan awal kehidupan
ASI Eksklusif

GINA 2015, Box


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai