Anda di halaman 1dari 36

MANAGEMENT

AIRWAY
Oleh :
Malliya Agustin Jauhari
Konsulen : dr. Dwiana Sulistyanti, S.An, M.kes
DEFINISI
O Airway manajemen : Memastikan jalan napas tetap
terbuka dengan
O Tanpa Alat (TRIPLE MANUVER) :
- Head tilt
- Chin Lift
- Jaw Trust
O Dengan Alat : - OPA
- NPA
- LMA
- ETT
O Pembedahan : - Krikotirotomi
- Trakeostomi
Anatomi Jalan Napas
Saluran napas bagian atas terdiri
dari
1. Hidung
2. Mulut
3. Faring
4. Laring
5. Trakea
6. Bronkus

Epiglotis berfungsi :
1. Memisahkan orofaring &
laringofaring/hipofaring
2. Mencegah aspirasi
O Hipofaring penting untuk manajemen airway karena
sering mengalami sumbatan
O Batas hipofaring :
O Superior : epiglotis
O Posterior : vertebra cervikal
O Inferior : esofagus
O Anterior : laring
O Jika dilihat dengan laringoskop struktur pertama yang
tampak dibawah lidah adalah valekula
O Penyebab Sumbatan jalan napas :
1. lidah jatuh ke belakang
2. Benda asing : muntahan
3. Bronkospasme
Laring :
1. kerangka tulang
rawan yang dilapisi
ligamen dan otot
2. terdiri dari kartilago :
tiroid, krikoid,
epiglotis, sepasang
aritenoid, kornikulata,
dan koneiform pita
suara
O Saraf Kranial :
1. N. Trigeminus (V)
mukosa hidung, palatum
(V1), maksila(V2), Lidah &
mandibula (V3)
2. N. Glossopharingeus (XI)
Lidah,faring, palatum
molle & tonsil
3. N. Vagus (X) epiglotis &
pita suara
Pengelolaan Jalan Napas
O Pengeloaan jalan napas dalam anastesi umum terdiri :
1. Penilaian jalan napas
2. Persiapan & Peralatan
3. Posisi pasien
4. Preoksigenasi
5. Bagging dan masker ventilasi
6. Intubasi
7. Konfirmasi Penempatan ett
8. Manajemen intraoperatif
9. ekstubasi
Penilaian Jalan Napas
O Meliputi :
1. Buka mulut : 3 jari jarak gigi insisivus
2. Tes gigit bibir atas : gigi bawah dibawa kedepan gigi atas
estimate gerak temporomandibula joint
3. Mallampati score : mengukur lidah
1. Kelas 1 : Pillar faring,palatum durum,palatum molle,uvula (+)
2. Kelas 2 : Palatum durum,palatum molle, uvula (+)
3. Kelas 3 : palatum durum dan mole (+)
4. Kelas 4 : hanya palatum durum
4. Jarak Tyromental : jarak antara mentum dengan tiroid superior (3
jari)
5. Lingkar leher : > 27 cm di sugestif sulit intubasi
Klasifikasi Mallamapati
Airways Oral & Nasal
O OPA dewasa berukuran
1. kecil (80 mm/Guedel No.2) hijau
2. medium (90mm/Guedel No.3) kuning
3. besar (100mm/Guedel No.4) merah
O Panjang NPA lebih panjang 2-4 cm di bandingkan
OPA,diukur dari lubang hidung ke lubang telinga
resiko epitaksis pada pasien yang diberi antikoagulan
dan fraktur basis kranii
O Setiap pipa yang dimasukkan ke nasal harus diberi
lubrikan.
Persiapan & Peralatan
O Peralatan Anastesi :
1. Sumber Oksigen
2. Kemampuan BMV
3. Laringoskop
4. ETT
5. OPA & NPA
6. Suction
7. Oximetri
8. Stetoskop
9. Plester
10. Tekanan Darah & EKG Monitor
11. Akses Intravena
Model & Teknik Sungkup Muka

O Lingkaran face mask disesuaikan bentuk muka pasien


dan orifisium disambungkan melalui konektor
O Sungkup Muka : O Teknik Sungkup Muka :
1. Mengantarkan udara/gas 1. Pegang Sungkup dengan
anastesi dari alat resusitasi ke tangan kiri & tangan kanan
jalan napas untuk ventilasi
2. Ibu jari & jari telunjuk
2. Dibuat rapat agar tekanan
berada di badan sungkup
positif tidak bocor dan gas dan jari manis & tengah
masuk semua ke trakea menarik mandibula
3. Ukuran sesuai usia : 3. Jari kelingking disudut jaw
1. Bayi : 03 4. Posisi kepala Ekstensi
2. Anak : 02,01,1,2,3 Ventilasi tekanan normal 20 cm
3. Dewasa : 4,5
H2O untuk mencegah masuknya
udara ke lambung
4. Dibuat transparan agar udara
Mata harus diplester
eksiprasi, Muntahan/Bibir menghindari resiko abrasi kornea
terjepit terlihat
BMV
O Efektif bila :
1. Dinding dada naik
2. Tidak ada Udara yang keluar di sungkup

Sulit Ventilasi :
1. Obesitas
2. Deformitas Kraniofasial
3. Gigi Ompong
LMA
O Sungkup Laring / LMA :
1. Bergungsi untuk :
1. Mengantikan pemakaian face mask& ETT selama
anastesi
2. Memfasilitasi ventilasi dan pemasangan ETT pada
pasien sulit airway
3. Membantu ventilasi selama bronkoskopy fibrotic &
pemasangan bronkoskop
2. Ada 4 tipe :
1. LMA yang dapat dipakai ulang
2. LMA yang tidak dapat dipakai ulang
3. Proseal LMA ada lubang untuk memasukkan NGT &
ventilasi tekanan positif
4. Fastrach LMA intubasi jalan napas sulit
O LMA :
O pipa dengan lubang besar yang dibagian proksimal terhubung
dengan konektor 15 mm dan di distal terdapat balon
berbentuk elips yang dapat dikembang-kempiskan lewat pipa
O Cara pemasangan : balon dikempiskan dulu kemudian diberi
pelumas dan masukkan ke hipofaring
O Posisi yang ideal : balon berada di dasar lidah superior,sinus
piriforme lateral dan sfingter esophagus bagian atas di inferior.
O Kontra indikasi :
O Pasien dengan kelainan faring (abses)
O Sumbatan faring
O Lambung penuh ( kehamilan/hernia hiatal)
O Komplince paru rendah ( penyakit retriksi jalan
napas/memerlukan tek.inspirasi >30 cm H2O
ETT
ESOPHAGEAL TRACHEA COMBITUBE (ETC)

O ETC :
O Pipa kombinasi esofagus trakea yang terbuat dari
gabungan 2 pipa yang terhubung masing-masing dengan
konektor 15 mm di bagian proksimal
O Pipa biru yang lebih panjang ke esofagus ujung distalnya
ditutup sedangkan pipa yang transparan lebih pendek ke
trakea ujung distalnya terbuka
O Dimasukkan sampai 2 lingkaran hitam pada gigi atas dan
bawah
O Ada 2 balon yang harus digembungkan : 100 ml untuk
proksimal & 15 ml untuk distal
O Jarang digunakan
Endotrakeal Tube (ETT)
O Berfungsi untuk mengalirkan gas anastesi langsung ke dalam trakea &
kontrol ventilasi & oksigenasi
O ETT dewasa terdiri dari katup, balon petunjuk, pipa pengembang balon,
dan balon/cuff
O ETT anak : pipa tidak berbalon untuk meminimalkan resiko cedera karena
tekanan & post intubasi
O Ada 2 tipe balon ETT :
O Balon dengan tekanan tinggi volume rendah iskemia mukosa trakea
O Balon dengan tekanan rendah volume tinggi nyeri
tenggorokan,aspirasi & ekstubasi spontan
O Tekanan balon tergantung : volume pengembangan, diameter balon,
tekanan intratorak ( meningkat saat batuk), trakea & komplince balon,
difusi N2O dari mukosa trakea ke balon
O Pipa yang lentur, spiral, wire-reinforce ETT non kinking operasi kepala &
leher/posisi pasien tertelungkup
ETT
Laringoskop
Laringoskop
O Laringoskop :
O Instrumen untuk pemeriksaan laring & fasilitas intubasi
trakea
O Handle berisi batrai untuk cahaya bola lampu pada ujung
blade
O Blade mancitosh & miller ada yang bentuknya
melengkung & lurus
O Laringoskop khusus : untuk jalan napas yang sulit ada
laringoskop bullard & laringoskop wu memiliki
sumber cahaya fiberotic dan blade yang melengkung
dengan ujung panjang untuk membantu melihat muara
glotis pada pasien dengan lidah besar & muara glotis
anterior
LARINGOSKOP
FLEXIBLE FIBROTIC BRONCOSCOP (FOB)
O Digunakan pada :
O Pasien dengan tulang cervikal tidak stabil
O Pergerakan terbatas pada temporo mandibula joint
O Kelainan kongenital/ kelainan jalan napas
O Intubasi sadar
O Dibuat dari fiberglass yang mengalirkan cahaya dan gambar oleh refleksi
internal sorotan cahaya akan terjebak dalam fiber
O Pemasangan pipa berisi 2 bundel dari fiber : 10.000-15.000 fiber
O Satu bundel menyalurkan cahaya dari sumber cahaya yang terdapat diluar
alat/berada dalam handle yang memberikan gambaran resolusi tinggi.
O Manipulasi langsung untuk memasang pipa dilakukan dengan kawat
yangkaku
O Saluran aspirasi digunakan untuk suction, insuflasi
oksigen/penyemprotan anastesi lokal.
Pembedahan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai