Middle Pharyngeal
Turbinate Tonsil
Inferior
Turbinate
Vestibule
Anterior
Nares
Uvula Eustachian
Hard Palate Soft Palate Tube
Gambar 1.
Anatomi hidung dari lateral
Mulut
• Bagian bawah mulut dibentuk oleh lidah, alveolar
ridge, dan mandibula.
• Palatum durum dan palatum molle berada pada
permukaan atas
• orofaring berada pada bagian posterior.
Gambar 2.
Cavum Oris
Nasofaring
Orofaring
Gambar 3.
Anatomi pharynx
Laring
• Jika posisi kepala dan leher sudah tepat atau sekresi dan
benda asing sudah dibersihkan tetapi gagal memberikan
airway yang adekuat
• Beberapa tambahan jalan napas dapat membantu jika
tidak ada orang yang terampil dalam melakukan
intubasi.
• Oropharyngeal atau nasopharyngeal airway kadang-
kadang membantu untuk menyediakan airway yang
adekuat ketika posisi kepala yang tepat saja tidak cukup.
Gambar 8.
Posisi oropharingeal airway yang tepat
Gambar 9
Posisi nasopharingeal airway yang tepat
Indikasi Intubasi
Stylet
Suction
OPA
ETT
Laryngoscope
Spatel
Plester
Laryngoscop
Intubasi Orotrakea
Intubasi orotrakeal adalah teknik yang paling mudah
dipelajari dan paling sering digunakan untuk intubasi
darurat di ICU. Para pengajar menyatakan bahwa intubasi
orotrakeal yang sukses membutuhkan penyelarasan sumbu
oral, faring, dan laring dengan menempatkan pasien dalam
"sniffing position" di mana leher dilenturkan dan kepala
sedikit diekstensikan.
• Gagang laringoskop digenggam di tangan kiri
• Mulut pasien dibuka dengan tangan kanan menggunakan
handscoen.
• Bilah laringoskop disisipkan dari sisi kanan mulut,
didorong ke pangkal lidah, lalu digese ke arah kiri.
• Jika menggunakan bilah lurus, bilah didorong di bawah
epiglotis. Jika bilah melengkung yang digunakan, bilah
dimasukkan ke dalam vallecula.
• Setelah bilah pada posisinya, operator harus mengangkat
ke depan dalam sudut 45 derajat horizontal untuk
melihat pita suara
• Pipa ET kemudian dipegang di tangan kanan dan
disisipkan dari sudut kanan mulut sampai mencapai
glotis.
• Pipa ET dimasukan melalui pita suara sampai cuff tidak
terlihat
• Cuff kemudian dipompa dengan udara yang cukup untuk
mencegah kebocoran
A: Posisi laringoskop pada mulut.
B: Terlihat glotis.
C: Pipa endotrakea dimasukkan
ke dalam laring
Gambar 13
Intubasi videolaringoscop.
Kedalaman insersi pipa yang tepat secara klinis
dipastikan dengan:
• mengamati ekspansi simetris dari kedua dada
• auskultasi suara napas yang sama di kedua paru-paru.
Mengamankan Pipa