Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR PENYEBAB

KORUPSI

1. FAKTOR POLITIK

Perilaku korup seperti penyuapan, politik


uang merupakan fenomena yang sering
terjadi. Terkait dengan hal itu Terrence Gomes
(2000) memberikan gambaran bahwa politik
uang (money politic) sebagai use of money and
material benefits in the pursuit of political
influence.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
FAKTOR PENYEBAB
KORUPSI

2. FAKTOR HUKUM

Faktor hukum ini bisa Tidak baiknya substansi hukum, mudah


lihat dari dua sisi, di ditemukan dalam aturan-aturan yang
satu sisi dari aspek diskriminatif dan tidak adil; rumusan
perundang-undangan yang tidak jelas-tegas (non lex certa)
dan sisi lain adalah sehingga multi tafsir; kontradiksi dan
overlapping dengan peraturan lain (baik
lemahnya penegakan
yang sederajat maupun yang lebih
hukum. tinggi).
Praktik penegakan hukum juga masih dililit
berbagai permasalahan yang menjauhkan hukum
dari tujuannya. Secara kasat mata, publik dapat
melihat banyak kasus yang menunjukan adanya
diskriminasi dalam proses penegakan hukum
termasuk putusan-putusan pengadilan.
FAKTOR PENYEBAB
KORUPSI

3. FAKTOR EKONOMI

Faktor ekonomi juga


merupakan penyebab
terjadinya korupsi. Hal itu
dapat dijelaskan dari
pendapatan atau gaji yang
tidak mencukupi kebutuhan.
FAKTOR PENYEBAB
KORUPSI

4. FAKTOR ORGANISASI
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang
luas, termasuk sistem pengorganisasian lingkungan
masyarakat. Organisasi yang menjadi korban korupsi atau di
mana korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya
korupsi karena membuka peluang atau kesempatan untuk
terjadinya korupsi

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Kompas 29/7/2004 di kota


Surabaya, Medan, Jakarta dan Makasar mengenai korupsi yang terjadi di tubuh
organisasi kepemerintahan (eksekutif) maupun legislatif disebutkan bahwa tidak
kurang dari 40% responden menilai bahwa tindakan korupsi dilingkungan
birokrasi kepemerintahan dan wakil rakyat di daerahnya semakin menjadi-jadi.
Hanya 20% responden saja yang berpendapat bahwa perilaku korupsi di
Pemerintah Daerah dan DPRD masing-masing sudah berkurang.
PENYEBAB KORUPSI DALAM
PERSPEKTIF TEORETIS

Cultural determinisme sering dipakai sebagai acuan ketika


mempelajari penyebab terjadinya korupsi.

Fiona Robertson-Snape (1999) bahwa penjelasan kultural


praktik korupsi di Indonesia dihubungkan dengan bukti-bukti
kebiasaan-kebiasaan kuno orang jawa.

Padahal bila dirunut prilaku korup pada dasarnya merupakan


sebuah fenomena sosiologis yang memiliki implikasi ekonomi
dan politik yang terkait dengan jabaran beberapa teori
TEORI PERILAKU KORUP

TEORI MEANS-ENDS SCHEME :


Robert Merton.
menyatakan bahwa korupsi
merupakan suatu perilaku manusia
yang diakibatkan oleh tekanan
sosial, sehingga menyebabkan
pelanggaran norma-norma.
TEORI PRILAKU KORUP

TEORI SOLIDARITAS SOSIAL

Teori lain yang menjabarkan terjadinya korupsi adalah


teori Solidaritas Sosial yang dikembangkan oleh Emile
Durkheim (1858-1917).

Teori ini memandang bahwa watak manusia


sebenarnya bersifat pasif dan dikendalikan oleh
masyarakatnya
TEORI PRILAKU KORUP

GONE THEORY

Teori yang juga membahas mengenai prilaku korupsi,


dengan baik di hadirkan oleh Jack Bologne (Bologne :
2006), yang dikenal dengan teori GONE.
Ilustrasi GONE Theory terkait dengan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kecurangan atau korupsi yang
meliputi Greeds (keserakahan), Opportunities
(kesempatan), Needs (kebutuhan) dan Exposure
(pengungkapan).
FAKTOR INTERNAL, MERUPAKAN FAKTOR
PENDORONG KORUPSI DARI DALAM
DIRI, YANG DAPAT DIRINCI MENJADI:

Aspek Perilaku Individu

Sifat tamak/rakus manusia.

Moral yang kurang kuat

Gaya hidup yang konsumtif.


FAKTOR INTERNAL, MERUPAKAN FAKTOR
PENDORONG KORUPSI DARI DALAM DIRI,
YANG DAPAT DIRINCI MENJADI:

Aspek Sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan perilaku
keluarga. Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan
keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan bagi
orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang
yang sudah menjadi traits pribadinya.

Lingkungan dalam hal ini malah memberikan dorongan


dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.
FAKTOR EKSTERNAL, PEMICU PERILAKU
KORUP YANG DISEBABKAN OLEH
FAKTOR DI LUAR
Aspek DIRI PELAKU.
sikap masyarakat terhadap
korupsi

Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk


terjadinya korupsi.
Masyarakat kurang menyadari bahwa korban
utama korupsi adalah masyarakat sendiri.
Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat
korupsi.
Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi
akan bisa dicegah dan diberantas bila
masyarakat ikut aktif dalam agenda pencegahan
dan pemberantasan.
FAKTOR EKSTERNAL, PEMICU PERILAKU
KORUP YANG DISEBABKAN OLEH
FAKTOR DI LUAR DIRI PELAKU.

Aspek ekonomi
Pendapatan tdk mencukupi
Memanfaatkan peluang

Aspek Politis
Instabilitas politik
Kepentingan politis, meraih dan mempertahankan
kekuasaan
FAKTOR EKSTERNAL, PEMICU PERILAKU
KORUP YANG DISEBABKAN OLEH
FAKTOR DI LUAR DIRI PELAKU.

Aspek Organisasi

Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan


Tidak adanya kultur organisasi yang benar
Kurang memadainya sistem akuntabilitas
yang benar
Kelemahan sistim pengendalian manajemen
Lemahnya pengawasan

Anda mungkin juga menyukai