Anda di halaman 1dari 34

Tutorial Klinik

NKB-KMK + Asfiksia Neonatorum


+ Ikterus Neonatorum
Joko Santoso

Pembimbing:
dr. Hendra, Sp. A
Identitas
Nama : By. Ny. B
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 6 hari
Anak ke :5

Orang tua:
Ayah : Tn. S (39 thn, swasta)
Ibu : Ny. B (36 thn, IRT)
Anamnesis
Bayi dengan berat lahir rendah 1400 gram, tunggal,
persalinan SC atas indikasi eklamsia. Usia kehamilan 32
minggu.
Setelah usia kehamilannya menginjak 6 bulan, ibu sering
merasakan sakit kepala. Beberapa minggu kemudian ibu
merasa kepalanya semakin sakit, hingga akhirnya ibu
kejang-kejang, kejang sebanyak 1 kali dengan durasi kurang
dari 5 menit, kemudian ibu tidak sadarkan diri dan langsung
di bawa ke Puskesmas. Di Puskesmas didapatkan tekanan
darah ibu naik hingga sistolnya mencapai 200 mmHg.
Ini adalah kehamilan kelima ibu. Anak pertama dan ketiga
lahir dengan spontan pervaginam dan cukup bulan, saat ini
keadaannya sehat. Ibu keguguran pada kehamilan kedua
dan keempat, dimana kehamilan kedua hanya berumur 9
minggu dan kehamilan ketiga berumur 11 minggu. Ibu tidak
tahu apa penyebab kegugurannya.
Resume persalinan
Usia kehamilan : 32 minggu
Letak bayi :-
Ketuban pecah :-
Warna air ketuban : Jernih
Jenis pesalinan : SC
Apgar Score : 6/8
Pemeriksaan Bayi
Berat badan lahir : 1400 gram
Panjang badan lahir : 42 cm
Lingkar kepala : 25 cm
Lingkar dada : 21 cm
Panjang lengan : 11 cm
Jarak kepala symphysis : 25 cm
Symphysis kaki : 17 cm
Anus : (+)
Cacat : (-)
Pemeriksaan Fisik
Kesan umum : Refleks isap lemah,
Menangis kuat, Gerak aktif (+)
Tanda Vital
Frekuensi nadi : 136 x/menit, kuat angkat,
reguler
Frekuensi napas : 32 x/menit
Temperatur : 36,6o C per axila
Antropometri
Berat badan : 1400 gram
Panjang Badan : 42 cm
Pemeriksaan Fisik
Kulit
Warna kekuningan pada kepala, leher, dada, perut dan paha. Dan berwarna kemerahan pada
ekstremitas, Permukaan kulit mengelupas, Vena terlihat jarang-jarang. Lanugo terlihat menipis
Kepala
Ubun ubun teraba dan tidak cekung, Tidak terdapat penonjolan fontanel, Tidak ada tanda trauma
kelahiran, Tidak ada kelainan kongenital
Wajah
Simetris, Tidak ada kelainan wajah yang khas
Mata
Pupil tampak bulat, Kornea tidak keruh, Tidak didapatkan trauma
Telinga
Bentuk pinna melingkar penuh, lunak, sudah bisa rekoil, Sekret (-)
Hidung
Pernapasan cuping hidung (-), Sekret (-)
Mulut
Sianosis (-)
Pucat (-), Bibir simetris, Langit langit utuh
Leher
Leher pendek, pergerakan baik, Tidak ada pembesaran KGB, Tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid
Pemeriksaan Fisik
Dada
Tidak ada retraksi, Terlihat costa yang menonjol
Payudara
Areola berbintil, benjolan 1-2 mm, Tidak tampak membesar dan tidak ada sekresi
air susu, Tidak ada tanda peradangan
Paru
Frekuensi nafas 42x/menit
Kardiovaskular
Frekuensi denyut jantung 136x/menit
Abdomen
Dinding perut datar, kembung (-)
Genitalia eksterna
Labia minor sedikit lebih besar dari labia mayor.
Anus
Terdapat anus
Tulang Belakang dan Ekstremitas
Tidak ada kelainan tulang belakang, Gerakan ekstremitas aktif
Darah Lengkap
Leukosit 5.680
Hb 16,0
MCV 113,1
MCH 41,8
MCHC 37,0
Hct 43,3%
Trombosit 103.000

Bilirubin Total 14,2


Bilirubin Direct 0,3
Bilirubin Indirect 13,9
Albumin 3,4
Diagnosis Kerja
Neonatus Kurang Bulan + Kecil Masa Kehamilan
+ Asfiksia Neonatorum + Hiperbilirubinemia
Penatalaksanaan
Inkubator
Pemasangan Singel Nasal Prong
Pemasangan OGT
Injeksi Neo K 1mg IM
IVFD KaEn 4 A 115 cc/hari
Inj. Ampicillin 2 x 50 mg
Inj. Gentamicin 1 x 7 mg
ASI 12 x 5 cc/hr
Fototerapi
Tinjauan Pustaka
BBLR
Kelompok bayi yang lahir dengan BB <2500 g
terlepas dari usia kehamilan , baik prematur
atau cukup bulan.
Klasifikasi BBLR
BBLR prematur
KMK
Kombinasi prematur+KMK
Masalah
Ketidakstabilan suhu
Kesulitan pernapasan
Kelaianan GI tract dan nutrisi
Imaturitas hati
Imaturitas ginjal
Imaturitas imunologis
Imaturitas neurologis
Kelainan neurologis
Kelainan kardiovaskular
Kelaianan hematologis
Penatalaksanaan
O2 dg nasal prongs dg kecepatan 0,5 lpm
Mencegah hipotermi inkubator atau
perawatan kulit ke kulit
Cairan melalui IV 60 cc/kgBB/hari pada hari
pertama
ASI melalui OGT 2-4 cc setiap 1-2 jam jika
dapat diterima dapat ditingkatkan 1-2 cc per
minum setiap hari
Periksa GDS/6 jam hingga pemberian minum
enteral dimulai terutama jika apnu, letargi
atau kejang
Bila ada tanda bahaya atau tanda infeksi berat
mulai pemberian antibiotik ampicillin
dan gentamicin.
Jika bayi mengalami episode apnu lebih dari
sekali dan/atau sampai membutuhkan
resusitasi berikan sitrat kafein atau aminofilin.
Ikterus Neonatorum
Gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada
kulit dan mukosa karena adanya deposisi produk
akhir katabolisme heme yaitu bilirubin.
Klasifikasi
1. Ikterus fisiologis
Ikterus fisiologis memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Timbul pada hari kedua-ketiga.
b. Kadar bilirubin indirek (larut dalam lemak) tidak melewati
12 mg/dL pada neonatus cukup bulan dan 10mg/dL pada
kurang bulan.
c. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5
mg/dL per hari.
d. Kadar bilirubin direk (larut dalam air) kurang dari 1mg/dL.
e. Gejala ikterus akan hilang pada sepuluh hari pertama
kehidupan.
f. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan
patologis tertentu.
2. Ikterus patologis
Ikterus patologis memiliki karakteristik seperti berikut:
a. Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama kehidupan.
b. Ikterus dengan kadar bilirubin melebihi 12mg/dL pada
neonatus cukup bulan dan 10mg/dL pada neonates lahir
kurang bulan/premature.
c. Ikterus dengan peningkatan bilirubun lebih dari 5mg/dL
per hari.
d. Ikterus yang menetap sesudah 2 minggu pertama.
e. Ikterus yang mempunyai hubungan dengan proses
hemolitik, infeksi atau keadaan patologis lain yang telah
diketahui.
f. Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg/dL.
Derajat ikterus berdasarkan Kramer.

Derajat ikterus Perkiraan kadar bilirubin

Daerah ikterus

Kepala dan leher


I 5,0 mg%

Sampai badan atas (di atas umbilikus)


II 9,0 mg%

Sampai badan bawah (di bawah umbilikus) hingga tungkai atas (di atas
III lutut) 11,4 mg/dl

Sampai lengan, tungkai bawah lutut


IV 12,4 mg/dl

Sampai telapak tangan dan kaki


V 16,0 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang
Coombs direk
Bilirubin
Golongan darah ABO dan rhesus
Serum albumin
DL, retikulosit
G6PD
Urialisis
DD
Breastfeeding jaundice
Breastmilk jaundice
Sepsis
Inkompabilitas ABO dan penyakit Rhesus
Hepatitis B
Hemolisis
Pembahasan
Pemeriksaan Fisik
Teori Kasus
Bila dibandingkan dengan bayi prematur Antropometri
dan sesuai masa kehamilan (SMK), bayi Berat badan lahir : 1400 gram
dengan IUGR memiliki berat yang lebih Panjang badan lahir : 42 cm
rendah dan biasanya memiliki kepala yang Lingkar kepala: 25 cm
secara disproporsional lebih besar Lingkar dada : 21 cm
dibandingkan ukuran tubuhnya; kedua Panjang lengan : 11 cm
kelompok ini sama-sama memiliki sedikit Jarak kepala symphysis : 25 cm
lemak subkutaneus. Symphysis kaki : 17 cm
Berbagai tanda fisik berguna dalam Anus : (+)
mengestimasi usia kehamilan, dengan Cacat : (-)
Ballard Scoring disebutkan memiliki
keakuratan 2 minggu. Didapatkan ikterik pada kepala, leher,
dada, perut dan paha. Ekstremitas
Secara klinis ikterus dapat dideteksi dari berwarna kemerahan.
warna kulit yaitu pemucatan kulit dengan
cara menekan kulit dengan jari, ketika Ballard Score 21 32 minggu
bilirubin melebihi 5 mg/dL(85
mikromol/L). Ikterus dimulai dari wajah,
kemudian menyebar ke abdomen dan
kemudian ke ekstremitas.
Penatalaksanaan

Teori Kasus
Pada saat lahir diperlukan penanganan yang tepat - Inkubator
dalam memastikan jalan nafas bebas, menginisiasi - Pemasangan Singel Nasal Prong
- Pemasangan OGT
nafas, perawatan terhadap mata, dan pemberian
- Injeksi Neo K 1mg IM
vitamin K yang sama seperti dilakukan pada bayi
- IVFD KaEn 4 A 115 cc/hari
normal. Penatalaksanaan khusus diperlukan untuk - Inj. Ampicillin 2 x 50 mg
mempertahankan patensi jalan nafas, dan menghindari - Inj. Gentamicin 1 x 7 mg
terjadinya aspirasi isi lambung. Penatalaksanaan - ASI 12 x 5 cc/hr
tambahan meliputi : - Fototerapi
(1) kontrol suhu dan monitoring denyut jantung dan
pernapasan; hal ini bisa dilakukan dengan inkubator
dan mempertahankan suhu tubuh bayi di kisaran 36,5-
370C dan kelembaban 40-60%
(2) Beri oksigen melalui pipa nasal atau nasal prongs
dengan kecepatan 0,5 lpm jika terdapat salah satu
tanda hipoksemia (sianosis sentral, merintih saat
bernapas, kesulitan minum karena distress
pernapasan, chest indrawing, mengangguk-anggukan
kepala).
Penatalaksanaan (Lanjutan)

Teori Kasus
(3) Pemberian susu dimulai dengan 2-4 mL setiap 1-2 jam
melalui OGT. Beberapa BBLSR yang aktif dapat minum
dengan cangkir dan sendok atau pipet steril. Gunakan hanya
ASI jika mungkin. Jika volume 2-4 mL dapat diterima tanpa
muntah, distensi perut atau retensi lambung lebih dari setengah
yang diminum, volume dapat ditingkatkan sebanyak 1-2 mL
per minum setiap hari.
(4) Jika terdapat salah satu tanda bahaya (tidak bisa menyusu,
kejang, mengantuk atau tidak sadar, frekuensi napas <20
x/menit, apnu atau napas berhenti selama >15 detik, fekuensi
napas >60 x/m, merintih, chest indrawing, sianosis sentral)
atau tanda lain infeksi bakteri berat (ibu demam sebelum atau
selama persalinan, ketuban pecah >18 jam sebelum persalinan,
cairan amnion berbau busuk, ikterus berat, distensi perut berat)
mulailah pemberian antibiotik berupa ampisilin (penisilin) dan
gentamisin.
(5) Untuk hiperbilirubinemia dilakukan fototerapi bila:
Ikterus pada hari ke-1
Ikterus berat, meliputi telapak tangan dan kaki
Ikterus pada bayi kurang bulan

Anda mungkin juga menyukai