Di
Balai Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Disnaakertrans
Provinsi DKI Jakarta 2013
By
Pak D
Materi pelatihan
1. Kebijakan Disnakertrans dan Peaturan
Peundang undangan yang berkaitan dengan
Hiperkes & Keselamatan Kerja
2. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan
Kerja
3. Promosi Kesehtan Kerja dan Vibrasi
4. Iklim kerja panas dan penerangan di tempat
kerja
5. Faktor kimia & Biologi di tempat kerja
6. Toksikologi Industri
7. Prinsip dasar & Filosofi Kesehatan Kerja
8. Radiasi Mengion & tidak mengion
9. Ergonomi & Fisiologi Kerja
10. Giji kerja & produktivitas
11. Psikologi Industri
12. Teori dasar kecelakan kerja dan APD
13. Sanitasi Industri & Pengelolaan Limbah
14. Kesehatan kerja
15. Pengenalan Alat laboratorium hiperkes &
Kecelakaan Kerja
17. Jamsostek
18. Rehabilitasi medis di Tempat kerja
19. Survelens & epidemiologi Hiperkes
dan Keselamatan Kerja
20. Penyakit akibat kerja & sistem
Pelaporan
21. Tugas & fungsi Paramedis
Perusahaan
Keselamatan Kerja
1. Setiap hari seorang pekerja Bekerja rata rata 6 s/d 8
jam , yg berarti kira kira 1/3 usia kehidupan sehari
harinya di pengaruhi oleh faktor lingkungan kerja
2. Hal tersebut diatas dapat menimbulkan resiko
timbulnya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat
akibat kerja
3. Upaya pencegahan kecelakaan kerja maupun
penyakit akibat kerja merupakan cara terbaik,
karena kecelakaan kerja maupun penyakit akibat
kerja merupakan suatu bencana dan kerugian
1. Undang Keselamatan kerja
undang
NOMOR 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
Menimbang :
a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas
keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional;
Undang undang Keselamatan
kerja
Menurut Sifat:
- Mdh meledak : TNT, Carbon Disulfide
- Mdh terbakar : Benzene
- Korosif : Asam, basa kuat
- Toksik : DDT
- Oksidator : As Perchlorat
- Radio aktif : Uranium
Ergonomis
ERGON = KERJA
NOMOS = ATURAN/NORMA
ERGONOMI :
- PENDEKATAN MULTI/INTERDISIPLIN
- ALAT, CARA DAN LINGKUNGAN KERJA
- KEMAMPUAN, KEBOLEHAN, BATASAN
- PRODUKTIVITAS, KEUNTUNGAN,
- KESEJAHTERAAN
ERGONOMI ADALAH PERATURAN,
HUKUM, ILMU YANG PENERAPANNYA
BERUSAHA UNTUK MENYERASIKAN
PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN
TERHADAP ORANG ATAU SEBALIKNYA.
- Tidur 65 kal
- Duduk istirahat 77
- Berdiri tenang 100
- Mengetik cepat 140
- Menyeterika ( berat setrika 2,5 kg) 144
- Menyapu lantai (38x/mnt ) 169
- Membuat sepatu 180
- Jalan perlahan ( 3,9 km/jam) 200
- Pekerjaan kayu,logam,pengecatan
dlm industri 240
- Jalan agak cepat ( 5,6 km/jam) 300
- Jalan turun tangga 364
- Pekerjaan tukang batu 400
- Menggergaji kayu 480
- Jalan naik tangga 1.100
Sumber : Sherman HC. Chemistry of Food and Nutrition, New York, Macmillan
* Cuplikan sebagian dari keseluruhan tabel
STATUS GIZI TENAGA KERJA
1. PENYEDIAAN AIR
2. TEMPAT KERJA
3. SANITASI MAKANAN
1. JUMLAH WC (KAKUS)
2. SYARAT WC (KAKUS)
Tidak berbau, tdk ada kotoran terlihat, tdk ada vektor, dibersihkan min 2-3x sehari
KECELAKAAN KERJA
HARI TUA
KEMATIAN
SAKIT
KEHILANGAN PEKERJAAN/PENGHASILAN
(PHK)
JAMINAN KECELAKAAN KERJA
JKK
1. BIAYA PENGANGKUTAN
3. BIAYA REHABILITASI
d. SANTUNAN KEMATIAN
Rehabilitasi medis
PELAYANAN MEDIS
REHABILITASI
KURATIF
PREVENTIF
PROMOSI
Dasar Hukum
UU no 14 /93 tentang Penyelenggaraan program
Jamsostek
UU no 4 /97 psl 14 tentang Kesempatan kerja bagi
penyandang cacat
PP no 43/98 psl 28 tentang Kewajiban
memperkerjakan penyandang cacat
Permen 03/96 psl 2 tentang Dilarang PHK selama TK
berhalangan kerja karene sakit
Penyakit akibatKerja
UU Kesehatan No. 3 thn 1992
Sakit : Setiap gangguan keshatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan.
Penyakit akibat kerja : ( Kepres RI no. 22 1993 ) :
Penyakit yang disebabkan karena pekerjaan atau
lingkungan kerja = Penyakit yang timbul karena
hubungan kerja.
Kecelakaan Kerja : Kecelakaan yang terjadi berhubungan
kerja termasuk penyakit yg timbul karena hubungan
kerja
Penyakit akibat kerja : ILO 1996
Penyakit yang diderita sebagai kibat
pemajanan terhadap faktor faktor yang
timbul dari kegiatan pekerjaan.
Maksud :
mengetahui secara kualitatif
tentang faktor
faktor bahaya lingkungan
kerja/potensi bahaya dalam suatu
industri yg berpengaruh buruk
terhadap kesehatan tenaga kerja
Penilaian
Maksud : mengetahui secara kuantitatif
tingkat bahaya dari suatu faktor
bahaya lingkungan yang Pengukuran
Pengambilan sampel Analisa
laboratorium Hasil yg diperoleh
dibandingkan standar/NAB yg telah
ditetapkan
Pengendalian
Sebagai penerapan metode
teknis tertentu untuk
menurunkan tingkat faktor
bahaya lingkungan sampai
batas yang masih dapat
ditolerir.
Ada 3 macam cara
pengendalian :
1. Pengendalian teknis
2. Pengendalian
administratif
3. Alat Pelindung Diri
Mauliate