Anda di halaman 1dari 4

Metoda pemeriksaan audiometri nada murni hantaran udara pada

tenaga kerja

1 Istilah dan definisi

1.1. Hantaran Udara

Pemberian nada murni ke liang telinga luar kemudian nada tersebut melalui
telinga tengah menuju telinga bagian dalam.

1.2. Tingkat Ambang Dengar

intensitas suara terendah yang masih dapat didengar

1.3. Audiometri

pemeriksaan untuk ambang dengar nada murni perseorangan yang


pemberian sinyal, frekuensi dan tingkatan dikendalikan secara manual oleh
orang yang melaksanakan pemeriksaan

1.4. Audiogram

kertas yang berisi informasi hasil audiometri

1.5. Audiometer Nada Murni

alat yang digunakan untuk memeriksa sensitivitas pendengaran, terutama


derajat pendengaran untuk nada murni sesuai frekuensi

1.6. Otoscope

alat yang digunakan untuk memeriksa telinga terutama gendang telinga

1.7. Booth

ruang periksa kedap suara

1.8. Earphone

alat yang dipasang pada telinga untuk mendengarkan sinyal suara

2 Simbol dan singkatan

Hz : hertz
dB : desibel

1 dari 5
3 Persyaratan umum

3.1 Lubang telinga

Lubang telinga harus diperiksa untuk menghindari adanya sumbatan oleh kapas
atau benda asing lainnya dan untuk mengetahui keadaan gendang telinga.

3.2 Penempatan earphone

Earphone ditempatkan ditengah-tengah telinga, orang yang diperiksa nyaman


dengan penempatannya dan dibawah earphone bebas dari rambut panjang, kaca
mata, alat bantu dengar dan peralatan lainnya.

3.3 Instruksi

Instruksi harus jelas dan dapat dimengerti oleh orang yang diperiksa. Subjek harus
diberitahu bahwa merokok ataupun mengunyah permen karet tidak dibolehkan.
1. Jelaskan tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui suara terendah yang dapat
didengar.
2. Jelaskan untuk merespon kapanpun suara terdengar meskipun sangat rendah.
3. Jelaskan untuk merespon dengan jelas secepatnya suara terdengar.
4. Jelaskan bahwa setiap telinga diperiksa secara terpisah.
5. Jelaskan untuk memberikan respon berupa mengangkat tangan, jempol ataupun
menekan dan melepaskan tombol respon pada alat.

4 Metoda Pemeriksaan

4.1 Prinsip

Pemeriksaan dilakukan secara perseorangan dengan cara memberikan sinyal


suara pada telinga kanan dan kiri dan mengukur intensitas suara terendah yang masih
dapat didengar.

4.2 Peralatan

a. Audiometer nada murni


b. Earphones
c. Otoscope
d. Booth
e. Sound Level Meter

4.3 Bahan

a. Kertas audiogram
b. Spidol warna merah dan biru
c. Kertas untuk menulis data orang yang diperiksa
d. Alat tulis

2 dari 5
4.4 Prosedur Kerja

4.4.1 Persiapan alat dan ruang pemeriksaan

a. Pastikan audiometer set dalam keadaan baik dan terkalibrasi.


b. Persiapkan ruang periksa, ukur dengan Sound Level Meter, bila dilakukan
dengan menggunakan booth suara sekitar yang terdengar tidak melebihi 10
dB, atau bila dilakukan di ruangan biasa maka suara sekitar yang terdengar
tidak melebihi 40 dB.

4.4.2 Persiapan subjek

a. Subjek yang akan diperiksa harus bebas dari paparan bising (belum terpapar
atau belum masuk ruang bising) minimal 16 jam sebelum dilakukan
pemeriksaan untuk menghindari adanya TTS (Temporary Threshold Shift).
b. Lakukan pemeriksaan lubang telinga dengan otoscope untuk melihat adanya
sumbatan (contoh : serumen, kapas) dan untuk mengetahui keadaan gendang
telinga (perforasi/robek). Bila ada sumbatan, harus dibersihkan terlebih dahulu.
c. Subjek tidak sedang menderita penyakit telinga.

4.4.3 Pemeriksaan audiometri ambang dengar nada murni hantaran udara

a. Instruksi harus jelas dan dapat dimengerti oleh subjek.


b. Jelaskan tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui suara terendah
yang dapat didengar.
c. Jelaskan untuk merespon kapanpun suara terdengar meskipun sangat
rendah.
d. Jelaskan untuk merespon dengan jelas secepatnya suara terdengar berupa
mengangkat tangan, jempol ataupun menekan dan melepaskan tombol
respon pada alat.
e. Jelaskan bahwa setiap telinga diperiksa secara terpisah.
f. Tempatkan earphone ditengah-tengah telinga, subjek nyaman dengan
penempatannya dan dibawah earphone bebas dari rambut panjang, kaca
mata, alat bantu dengar dan peralatan lainnya. Earphone merah pada
telinga kanan dan biru pada telinga kiri.
g. Lakukan pemeriksaan pada telinga yang baik terlebih dahulu.
h. Pemeriksaan dilakukan pada frekuensi 500, 1000, 2000, 3000, 4000 dan
6000 Hz.
i. Berikan rangsangan selama 1-2 detik.
j. Pemeriksaan dimulai pada frekuensi 1000 Hz dengan intensitas 50 dB, bila
subjek mendengar, maka dia akan merespon.
k. Turunkan intensitas suara secara bertahap setiap 10 dB sampai subjek
tidak merespon.
l. Setelah subjek tidak merespon, naikkan intensitas suara sebanyak 5 dB
sampai subjek merespon minimum sebanyak 2 (dua) kali dari 3 (tiga) kali

3 dari 5
rangsangan yang diberikan. Catat intensitasnya sebagai ambang dengar
subjek.
m. Untuk frekuensi berikutnya, mulailah dengan intensitas 15 dB lebih rendah
dari ambang dengar pada frekuensi 1000 Hz. (contoh : ambang dengar
pada frekuensi 1000 Hz adalah 40 dB, maka pada frekuensi 2000 Hz mulai
dengan intensitas 25 dB)
n. Pemeriksaan dilanjutkan ke frekuensi 2000 sampai dengan 6000 Hz,
dengan prosedur yang sama pada frekuensi 1000 Hz.
o. Ulangi pemeriksaan pada frekuensi 1000 Hz lalu lanjutkan pemeriksaan
pada frekuensi 500 Hz.
p. Catat hasil pada formulir audiogram (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Audiogram

4 dari 5

Anda mungkin juga menyukai