a. Hipertensi ringan
Bila tekanan darah baik sistolik maupun diastolik
meningkat kurang dari 10% di atas persentil ke-95.
b. Hipertensi sedang
Bila tekanan darah baik sistolik maupun diastolik
meningkat antara 10-20% di atas persentil ke-95.
c. Hipertensi berat
Bila tekanan darah baik sistolik maupun diastolik
meningkat antara 20-50% di atas persentil ke-95.
d. Krisis hipertensi
Bila tekanan darah diastolik meningkat lebih dari
50% di atas persentil ke-95.
ETIOLOGI
a. Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah hipertensi yang
penyebabnya tidak dapat dijelaskan atau tidak
diketahui penyakit dasarnya.
Faktor Risiko: faktor keturunan, masukan garam,
stres fisik dan psikologis, dan kegemukan.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang
terjadi akibat adanya penyakit lain yang
mendasari.
Gangguan fungsi ginjal (SNA, uropati obstruktif,
sindrom uremik hemolitik, tumor ginjal,
pielonefritis, dan gagal ginjal akut),
Gangguan sistem kardiovaskular (koartasio aorta,
insufisiensi aorta, dan vaskulitis)
Gangguan sistem saraf (trauma, peningkatan
tekanan intrakranial, dan sindrom Guillain-Barre),
Gangguan sistem endokrin (hiperkortisol,
disfungsi kelenjar adrenal, hiperparatiroid, dan
hipertiroid),
Obat-obatan (kontrasepsi oral, steroid, obat-
obatan stimulan, dan siklosporin)
PATOGENESIS
1. Hipervolume
2. Gangguan Sistem Renin Angiotensin dan
Aldosteron (SRAA)
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
Tabel 2.2 Anamnesis pada pasien anak dengan hipertensi3
Komplikasi hipertensi dalam anggota keluarga: stroke, infark miokard, dan gagal ginjal Penyakit ginjal keturunan
Riwayat penyakit ginjal/tumor dalam keluarga, riwayat pemakaian kateter pada masa neonates Kelainan renovaskular
Sakit kepala, pusing, epistaksis, dan gangguan penglihatan Gejala tidak khas, dapat menunjukkan derajat
berat hipertensi
Sakit perut/pinggang, disuria, enuresis hematuria, panas lama Penyakit parenkim ginjal
Palpitasi, sering berkeringat, muka kemerahan, berat badan turun, poliuria, polidipsia, serangan Feokromositoma
sakit kepala
Teraba massa oleh orang tua dalam rongga abdomen, demam, nyeri perut, hematuria Tumor ginjal
Kortikosteroid, pemakaian obat tetes hidung (golongan simpatomimetik) Hipertensi karena obat
Tabel 2.3 Tanda kelainan yang perlu diperhatikan pada pasien anak dengan hipertensi3
Webb neck, dasar rambut rendah, jarak papilla mammae melebar Sindrom Turner
Darah lengkap
Elektrolit serum
Katekolamin plasma
Non Farmaologis
Pengurangan asupan garam dalam makanan sehari-
hari.
Jumlah garam yang dianjurkan adalah 0,5-1
mEq/kgbb/hari atau kira-kira 2 gram NaCl/hari
untuk anak dengan berat badan 20-40 kg.
Farmakologis
Obat antihipertensi pada anak diberikan bila
tekanan darah berada 10 mmHg di atas persentil
ke-95 untuk umur dan jenis kelamin anak tersebut.
a) Tekanan diastolik 90-100 mmHg diberikan
diuretik (furosemid)
b) Tekanan diastolik 100-120 mmHg diberikan
furosemid ditambah kaptopril 0,3 mg/kg/kali (2-3
kali sehari)
KRISIS HIPERTENSI
Lini pertama:
Nifedipin oral 0,1 mg/kgbb/kali, dinaikkan 0,1
mg/kgbb/kali (dosis maksimal 10 mg/kali) setiap 5
menit pada 15 menit pertama, kemudian setiap 15
menit pada 1 jam pertama, selanjutnya setiap 20
menit sampai tercapai tekanan darah yang stabil.
Furosemid diberikan dengan dosis 1 mg/kgbb/kali, 2
kali sehari. Bila tekanan darah tidak turun, berikan
kaptopril 0,3 mg/kgbb/kali, 2-3 kali perhari.
Lini kedua:
Klonidin drip 0,002 mg/kgbb/8 jam ditambah
dengan 100 ml dekstrosa 5%. Tetesan awal 12
mikrodrip/menit.
Furosemid 1 mg/kgbb/kali 2 kali sehari.
KOMPLIKASI
Hipertensi ensefalopati,
Gagal ginjal akut,
Gagal jantung kongestif,
Kelainan serebrovaskular,
Retinopati hipertensif
PROGNOSIS