Anda di halaman 1dari 29

CASE REPORT SESSION

NYERI KEPALA

Arum Wijayati (4151171504)


Dila Layalia (4151171505)
Millatina Chikita (4151171506)

Pembimbing:
dr. Budhi Suwarma, Sp.S
KETERANGAN UMUM
 Nama : Ny. Siti Rosidah
 Kawin : Menikah
 Umur : 37 tahun
 Agama : Islam
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : asrama pusdik kav
padalarang
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Anamnesa
Keluhan Utama: Nyeri kepala
 Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala di

bagian kanan dirasakan memberat sejak 1 hari


SMRS. Nyeri kepala dirasakan berdenyut dan terus
menerus sehingga aktifitas pasien terganggu. Keluhan
timbul sehabis bekerja. Keluhan ini pertama kali
dialami oleh pasien, keluhan sudah dirasakan sejak 3
bulan. Keluhan tidak disertai muntah, mual ada. Jika
melihat cahaya pasien menghindar.
 Keluhan nyeri kepala tidak dipengaruhi oleh
mengunyah, menelan, dan berbicara.Keluhan tidak
disertai dengan telinga berdenging, gangguan
bicara. Riwayat trauma dan infeksi sebelumnya
tidak ada.
 Pasien tidak memiliki riwayat darah tinggi. Menurut
keterangan pasien, pasien sering mengkonsusmsi
makanan berlemak, masakan bersantan dan pasien
juga jarang melakukan olahraga. Di keluarga tidak
ada yang mengalami hal serupa.
A. Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran : Compos mentis
 Tensi : 100/80 mmHg
 Nadi : 80x/menit
 Pernafasan : 20x/menit
 Suhu : 36,5°C
 Turgor : Kembali cepat
 Gizi : Normal
 Kepala : Normocephal
 Conjunctiva : Anemis -/-
 Sklera : Ikterik -/-
 Leher : Normal
 Thorax : Simetris
 Jantung : BJ I dan II murni reguler
 Paru-paru : VBS kanan=kiri. Ronchi -/-, wheezing -/-
 Abdomen : Normal
 Genital : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2detik
B. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. Penampilan
 Kepala : Normochepal
 Columna vertebra : Tidak ada kelainan

2. Rangsang Meningen / Iritasi Radiks


 Kaku Kuduk :-
 Test Brudzinsky I : -

 Test Brudzinsky II : -

 Test Brudzinsky III : -

 Test Laseque : >700 kanan/kiri


 Test Kernig : >1350 kanan/kiri
3. Saraf Otak
 N. I : Penciuman : Normosomia

 N. II : Ketajaman Penglihatan : Dbn


Fundus Oculi : Tidak diperiksa

 N. III/IV/V : Ptosis : Tidak ada


: Pupil : pupil bulat, isokor
: Refleks Cahaya (D/I) : +/+ , +/+
: Refleks Konvergensi : +/+
: Posisi Mata : Simetris
: Gerakan Bola Mata : Normal
: Nystagmus :-
 N. V : Sensorik : Normal
Oftalmikus : Normal/Normal
Maksilaris : Normal/Normal
Mandibularis : Normal/Normal
Motorik : Normal

 N. VII : Gerakan Wajah :Normal/Normal


Plicanasolabialis : Simetris
Angkat alis mata : Simetris
Memejamkan mata : Kuat simetris
Rasa kecap 2/3 bagian muka lidah : tidak dilakukan
N. VIII : Pendengaran : Tidak ada kelainan
Keseimbangan : Tidak dilakukan

N. IX/X : Suara : Normal


Menelan : Normal
Gerakan palatum & uvula : Simetris
Refleks muntah : Tidak dilakukan
Rasa kecap 1/3 bag. Belakang lidah :Tidak dilakukan

N. XI : Angkat Bahu : +/+


Menengok ke kanan-kiri : +/+

N. XII : Gerakan Lidah : Normal


Atrofi :-
Fasikulasi/tremor :-
4. Motorik
Atro Fasik
Kekuatan Tonus
fi ulasi

Anggota 5/5 Normal - -


badan atas
Anggota 5/5 Normal - -
badan bawah

Batang Tubuh : Tidak ada kelainan


Gerakan Involunter : Tidak ada
Cara berjalan/gait : Sulit dinilai
Lain-lain :-
5. Sensorik

Permukaan Dalam
Anggota badan Nomal/Normal Normal/Normal
atas
Batang tubuh Normal Normal
Anggota badan Normal/Normal Normal/Normal
bawah
6. Koordinasi

 Cara Bicara : Normal


 Tremor :-
 Tes Telunjuk Hidung: Normal
 Test Tumit Lutut : Tidak dilakukan
 Tes Roomberg : Tidak dilakukan
A. Refleks Fisiologis C. Refleks Patologis

Anggota Badan Atas Hoffman Tromner : -/-


Biceps : +/+ Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Triceps :+/+ Oppenheim : -/-
Radial : +/+ Gordon : -/-
Dinding Perut Epigastrik :+ Schaeffer : -/-
Hipogastrik Rossolimo : -/-
:+ Mendel Betherew : -/-
Mesogastrik
:+ D. Refleks Primitif
Kremaster
: Tidak dilakukan
Glabella :-
Mencucut mulut :-
Anggota badan bawah: Plamo mental :-
Patella : +/+
Achilles : +/+ 8. Fungsi Otonom

B. Klonus BAB dan BAK tidak terganggu

Patella : -/-
Achilles : -/-
9. Pemeriksaan Fungsi Luhur

 Hubungan Psikis
 Afasia : Motorik :-
 Sensorik :-
 Ingatan : Jangan pendek : Normal
 Jangka panjang : Normal
 Kemampuan berhitung : Normal
Resume
 Wanita, 37 th, datang dengan keluhan nyeri kepala di
bagian kanan dirasakan memberat sejak 1 hari SMRS.
Nyeri kepala dirasakan berdenyut dan terus menerus
sehingga aktifitas pasien terganggu. Keluhan timbul
sehabis bekerja. Keluhan ini pertama kali dialami oleh
pasien, keluhan sudah dirasakan sejak 3 bulan. Keluhan
tidak disertai muntah, mual ada. Jika melihat cahaya
pasien menghindar.
 Pasien tidak memiliki riwayat darah tinggi. Menurut
keterangan pasien, pasien sering mengkonsusmsi
makanan berlemak, masakan bersantan dan pasien
juga jarang melakukan olahraga. Di keluarga tidak ada
yang mengalami hal serupa.
PEMERIKSAAN FISIK
 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda Vital: Tensi : 100/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 C
 Status Interne dalam batas normal

 Status Neurologikus
 Rangsang Meningen :-
 Saraf Otak : Normal
 Motorik : Normal
 Sensorik : Normal/ Normal
 Reflek Fisiologis : +/+
 Reflek Patologis : -/-
 Koordinasi : Normal
 Vegetatif : Normal
 Fungsi Luhur : Normal
 DIAGNOSA
 KLINIK : Migren tanpa Aura
 LOKASI :-
 ETIOLOGI : Idiopatik
 FAKTOR RISIKO :-

 DIAGNOSA DIFFERENSIAL
1. Migren Tanpa Aura
2. Tension Type Headache (TTH)
 PROGNOSA
 Ad Vitam : ad bonam
 Ad Fungsionam : ad bonam

 USUL PEMRIKSAAN PENUNJANG


 Pemeriksaan laboratorium:

Darah rutin lengkap (Hb, Hmt, L, T , HJL), Elektrolit, Gula


Darah Sewaktu, Kolesterol total, LDL, HDL, Trigliserida,
Asam urat.
 CT-scan kepala
 USUL TERAPI

A. Abortive : merupakan terapi untuk mengehntikan nyeri


 non spesifik : untuk serangan ringan sedang respon baik terhadap OAINS

- Asetaminofen: PCT 500-1000 mg, tiap 6-8 jam


- NSAID oral: Ibuprofen 400-800mg tiap 6 jam (max4 gr/ hari)
 spesifik : kalau tidak respon dengan obat abortif non selektif

a golongan triptan : sumatriptan 50 mg (2x1 )


b. golongan ergot : ergotamin 1-2 mg (po)
 Antiemetik

- Domperidone: 20 mg/hari
- Metodopramide: 10-20 mg/hari
B. Preventif
- Antidepresan: golongan trisiklik: Amitriptilin 50-150 mg/hari
- anti HT beta blocker propanolol 20 mg (3x1)
 GLASGOW COMA  INDEX BARTHEL
SCALE 95
15
Definisi Nyeri Kepala
 Nyeri kepala adalah rasa nyeri pada daerah atas
kepala memanjang dari orbita sampai ke daerah
belakang kepala (diatas garis orbitomeatal). Nyeri
kepala umumnya diklasifikasikan sebagai nyeri kepala
primer dan nyeri kepala sekunder, kemudian dibagi
menjadi beberapa jenis nyeri kepala tertentu.
 Migrain sendiri merupakan salah satu jenis nyeri kepala
primer. Migrain ditandai dengan nyeri kepala yang
umumnya unilateral dengan sifat nyeri yang berdenyut,
dan lokasi nyeri umumnya di daerah frontotemporal.
Klasifikasi Nyeri Kepala
Menurut International Headache Society (IHS) tahun 2013 dalam wujud ICHD-3 (The
International Classification of Headache Disorders 3rd edition)
1. Nyeri kepala primer
Nyeri kepala primer merupakan nyeri kepala yang tidak diasosiasikan dengan
patologi atau kelainan lain yang menyebabkannya. Nyeri kepala ini masih dibagi
berdasarkan profil gejalanya menjadi :
 Migrain
 Nyeri kepala tipe tegang
 Trigeminal autonomic cephalgia
- Nyeri kepala tipe cluster
- Paroxysmal hemicranias
2. Nyeri Kepala Sekunder
Nyeri kepala sekunder merupakan nyeri kepala yang dikarenakan penyakit
lain sehingga terdapat peningkatan tekanan intrakranial atau nyeri kepala
yang jelas terdapat kelainan anatomi maupun struktur.
 Nyeri kepala karena trauma pada kepala dan / atau leher
 Nyeri kepala karena gangguan vaskular pada kranial atau servikal
 Nyeri kepala karena gangguan non vaskular pada intrakranial
 Nyeri kepala karena suatu substansi atau withdrawal
 Nyeri kepala karena infeksi
 Nyeri kepala karena gangguan homeostasis
 Nyeri kepala atau nyeri wajah karena gangguan pada kranial, leher,
mata, telinga, hidung, rongga sinus, gigi, mulut, atau struktur wajah atau
kranial lainnya
 Nyeri kepala karena gangguan psikiatri
3. Nyeri kepala dengan neuropati kranial, nyeri wajah lain dan nyeri kepala
lainnya (Painful cranial neuropathies, other facial pains and other headaches)
Klasifikasi Migrain
 Migrain tanpa aura:
Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72 jam. Karakteristik nyeri kepala
unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik yang
rutin dan diikuti dengan mual dan atau fotofobia dan fonofobia
 Kriteria diagnostik:
A. Sekurang – kurangnya terjadi lima serangan memenuhi yang memenuhi kriteria B – D.
B. Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (tidak diobati atau tidak berhasil
diobati).
C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut:
1. Lokasi unilateral
2. Kualitas berdenyut
3. Intensitas nyeri sedang atau berat Keadaan bertambah berat oleh aktivitas fisik atau
penderita menghindari aktifitas fisik rutin (seperti berjalan atau naik tangga)
D. Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini:
1. Mual dan atau muntah,
2. Fotofobia dan fonofobia
E. Tidak berkaitan dengan diagnostik lain
 Migrain dengan aura:
Serangan berulang, bertahan dalam menit, sepenuhnya unilateral secara reversibel baik itu
visual, sensorik atau gejala sistem saraf pusat lainnya yang biasanya berkembang secara
bertahap dan diikuti dengan nyeri kepala dan terkait gejala migrain.
 Kriteria diagnostik:
A. Sekurang – kurangnya terjadi dua serangan memenuhi yang memenuhi kriteria B – D.
B. Disertai satu atau lebih gejala aura secara reversibel:
1. Visual
2. Sensoris
3. Bicara dan / atau bahasa
4. Motorik
5. Batang otak
6. Retina
C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara empat karakteristik berikut:
1. Minimal satu gejala aura muncul secara bertahap ≥5menit, dan / atau dua atau lebih
gejala terjadi
2. Setiap gejala aura berlangsung 5 – 60 menit
3. Minimal satu gejala aura terjadi secara unilateral
4. Disertai aura, atau diikuti selama 60 menit
D. Tidak berkaitan dengan diagnostik lain
Epidemiologi
 World Health Organization (WHO)
mengungkapkan bahwa migraine merupakan salah
satu kondisi nyeri kepala yang paling sering di
seluruh dunia, Migren terjadi hampir pada 30 juta
penduduk Amerika Serikat dan 75 % diantaranya
adalah wanita.
 Migren dapat terjadi pada semua usia tetapi
biasanya muncul pada usia 10 – 40 tahun dan
angka kejadiannya menurun setelah usia 50 tahun.
 Migren tanpa aura lebih sering diabndingkan
migren yang disertai aura dengan persentasi 9 : 1.
Patofisiologi
1. Teori Vaskular
Gangguan vasospasme → pembuluh darah otak berkonstriksi → hipoperfusi otak dimulai
pada korteks visual dan menyebar ke depan. Penyebaran frontal berlanjutan dan menyebabkan fase
nyeri kepala dimulai.

2. Teori Neurovascular-Neurokimia (Trigeminovascular)


Adanya vasodilatasi akibat aktivitas NOS dan produksi NO → merangsang ujung saraf
trigeminus pada pembuluh darah sehingga melepaskan CGRP (calcitonin gene related) & berikatan pada
reseptornya di sel mast meningens merangsang pengeluaran mediator inflamasi → menimbulkan
inflamasi neuron dan pada arteri serebral, otot polos → ↑ aliran darah.
Selain itu, CGRP akan bekerja pada post junctional site second order neuron yang bertindak
sebagai transmisi impuls nyeri. Teori sistem saraf simpatis, aktifasi sistem ini akan mengaktifkan lokus
sereleus → ↑ kadar epinefrin. Selain itu, sistem ini juga mengaktifkan nukleus dorsal rafe sehingga
terjadi ↑ kadar serotonin.
↑ kadar epinefrin dan serotonin → konstriksi pembuluh darah → penurunan aliran darah
di otak & merangsang serabut saraf trigeminovaskular. Jika aliran darah berkurang maka dapat terjadi
aura. Apabila terjadi penurunan kadar serotonin maka akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah
intrakranial dan ekstrakranial yang akan menyebabkan nyeri kepala pada migren.

3. Teori Cortical Spreading Depresion


nilai ambang saraf menurun → mudah terjadi eksitasi neuron lalu berlaku short-lasting wave
depolarization oleh pottasium-liberating depression (penurunan pelepasan kalium) → periode depresi
neuron yang memanjang. Selanjutnya, akan terjadi penyebaran depresi yang akan menekan aktivitas
neuron ketika melewati korteks serebri.
Penatalaksaan
- Penatalaksaan umum: Hindar faktor pencetus
- Penatalaksaan khusus:

1. pengobatan simptomatik: Dianjurkan pada


waktu serangan migren
2. pengobatan abortif: Harus diberikan sedini
mungkin, tetapi sebaiknya saat timbul nyeri kepala
3. pengobatan pencegahan: Pengobatan
pencegahan diberikan bila terdapat lebih dari 2
kali serangan dalam sebulan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai