Anda di halaman 1dari 64

GEOPOLITIK & STRATEGIS

INDONESIA
Setiap jengkal wilayah Indonesia adalah darah dan airmata pejuang
kemerdekaan Indonesia. Oleh karenanya, tidak akan terjadi lagi
pemisahan wilayah, baik daratan maupun perairan yang ada dalam
lingkup nusantara ini. Sesuai dengan amanat para pendiri bangsa
ini, kita wajib mempertahankan keutuhannya.
Indonesia dikaruniai kurang lebih 18.110 buah pulau - dengan
berbagai kekayaan alam di dalamnya - yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke. Adalah kenikmatan yang sangat besar untuk
disyukuri oleh masyarakat Indonesia, seperti yang tersurat dalam
naskah pembukaan UUD 1945 alinea ke-3;
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan yang luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
6.1 WILAYAH SEBAGAI RUANG HIDUP

6.1.1. Wilayah Indonesia


Wilayah didefinisikan sebagai ruang yang
merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait padanya, yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan pada aspek
administratif dan atau aspek fungsional
Wilayah adalah sebuah daerah yang dikuasai
atau menjadi teritorial dari sebuah kedaulatan.
Pada masa lampau, seringkali sebuah wilayah
dikelilingi oleh batas-batas kondisi fisik alam,
misalnya sungai, gunung, atau laut. Sedangkan
setelah masa kolonialisme, batas-batas
tersebut dibuat oleh negara yang menduduki
daerah tersebut, dan berikutnya dengan
adanya negara bangsa, istilah yang lebih
umum digunakan adalah batas nasional
Adapun ruang mengandung pengertian sebagai
wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan
ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan mahluk lainnya hidup dan melakukan
kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.
Ruang itu terbatas dan jumlahnya relatif tetap.
Sedangkan aktivitas manusia dan pesatnya
perkembangan penduduk memerlukan ketersediaan
ruang untuk beraktivitas senantiasa berkembang setiap
hari. Hal ini mengakibatkan kebutuhan akan ruang
semakin tinggi.
Indonesia termasuk negara yang memiliki keragaman
ruang yang sempurna, yaitu ruang udara, darat dan air.
Dengan memiliki ruang yang beragam ini, maka
Indonesia secara otomatis juga memiliki kekayaan alam
yang besar, yang berada di udara, di dalam perairan
(laut, sungai, dan danau), serta di dalam daratan
(tanah).
Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia yang terletak di sepanjang garis
khatulistiwa, memungkinkan memiliki keragaman
hewan dan tumbuhan dengan komposisi tanah yang
sangat subur.
Indonesia yang terletak di benua Asia bagian Tenggara
(Asia Tenggara) pada koordinat 6LU - 1108'LS dan
dari 95'BT - 14145'BT, melintang di antara benua
Asia dan Australia/Oseania serta antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia (terbentang sepanjang
3.977 mil). Karena letaknya yang berada di antara dua
benua, dan dua samudra, ia disebut juga sebagai
Nusantara (Kepulauan Antara). Indonesia adalah negara
kepulauan terbesar di dunia, dengan jumlah pulau
sebanyak 18.110 buah pulau besar dan kecil, 6000
pulau di antaranya tidak berpenghuni, menyebar di
sekitar khatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis.
Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km dan luas perairannya
3.257.483 km. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di
mana setengah populasi Indonesia hidup. Indonesia terdiri dari 5
pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km, Sumatra dengan
luas 473.606 km, Kalimantan dengan luas 539.460 km, Sulawesi
dengan luas 189.216 km, dan Papua dengan luas 421.981 km.
Batas wilayah Indonesia searah penjuru mata angin, yaitu:

Utara: Negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut China Selatan


Selatan: Negara Australia, Timor Leste, dan Samudera Hindia
Barat: Samudera Hindia
Timur: Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudera Pasifik
Beberapa contoh kasus perbatasan yang berakhir pada
lepasnya sebagian wilayah NKRI. Pulau Sipadan dan Ligitan
dari wilayah Republik Indonesia setelah dibawa ke
Mahkamah Internasional akan mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa.
Perselisihan antara Indonesia dan Malaysia mengenai
sengketa pulau Ambalat, yang menyebabkan ketegangan
diplomatik, militer serta sosial masyarakat dalam bentuk
demonstrasi, dan lainnya menjadi kasus berikutnya.
Selanjutnya kasus Aceh dan Papua yang saat ini belum
selesai secara tuntas. Bisa jadi kasus-kasus serupa akan
terus terjadi, jika pemerintah tidak mengantisipasi sejak
dini.
Konsep penguasaan wilayah geografis harus
menyatu dengan sistem politik yang dianut
oleh Indonesia, sehingga penjagaan terhadap
sejengkal wilayah NKRI juga sama bobotnya
dengan kedaulatan negara ini.
Konsep Geopolitik digunakan untuk
memperkaya wawasan dan kesadaran akan
arti penting wilayah NKRI sebagai ruang hidup
seluruh rakyat Indonesia.
6.1.2. PENGERTIAN GEOPOLITIK

Geopolitik secara etimologi berasal dari kata


geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang
menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari
kata polis yang berarti kesatuan masyarakat
yang berdiri sendiri atau negara; dan teia yang
berarti urusan (politik) bermakna kepentingan
umum warga negara suatu bangsa (Sunarso,
2006: 195).
TEORI-TEORI MENGENAI GEOPOLITIK
1. Teori Geopolitik Frederich Ratzel
Frederich Ratzel (18441904) berpendapat bahwa
negara itu seperti organisme yang hidup. Negera identik
dengan ruangan yang ditempati oleh sekelompok
masyarakat (bangsa) pertumbuhan negara mirip
dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan
ruang hidup (lebensraum) yang cukup agar dapat
tumbuh dengan subur. Semakin luas ruang hidup maka
negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju. Oleh
karena itu, jika negara ingin tetap hidup dan
berkembang butuh ekspansi (perluasan wilayah sebagai
ruang hidup). Teori ini dikenal seabgai teori organisme
atau teori biologis.
2. TEORI GEOPOLITIK RUDOLF KJELLEN (18641922)

Berbeda dengan Ratzel yang menyatakan negara seperti


organisme, maka ia menyatakan dengan tegas bahwa
negara adalah suatu organisme, bukan hanya mirip.
Negara adalah satuan dan sistem politik yang menyeluruh
yang meliputi bidang geopolitik, ekonomi politik, demo
politik, sosial politik, dan krato politik. Negara sebagai
organisme yang hidup dan intelektual harus mampu
mempertahankan dan mengembangkan dirinya dengan
melakukan ekspansi. Paham ekspansionisme
dikembangkan. Batas negara bersifat sementara karena
bisa diperluas. Strategi yang dilakukan adalah membangun
kekuatan darat yang dilanjutkan kekuatan laut.
3. TEORI GEOPOLITIK KARL HAUSHOFER

Karl Haushofer (18961946) melanjutkan


pandangan Ratzel dan Kjellen terutama
pandangan tentang lebensraum dan paham
ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu
wilayah negara semakin banyak sehingga tidak
sebanding lagi dengan luas wilayah, maka negara
tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya
sebagai ruang hidup (lebensraum) bagi warga
negara. Untuk mencapai maksud tersebut,
negara harus mengusahakan antara lain :
Autarki, yaitu cita-cita untuk memenuhi kebutuhan
sendiri tanpa bergantung pada negara lain. Hal ini
dimungkinkan apabila wilayah negara cukup luas
sehingga mampu memenuhi kebutuhan itu. Untuk
itu politik ekspansi dijalankan.
Berdasarkan asumsi demikian, Karl Haushofer
membagi dunia menjadi beberapa wilayah (region)
yang hanya dikuasai oleh bangsa-bangsa yang
dikatakan unggul, seperti Amerika Serikat,
Jerman, Rusia, Inggris, dan Jepang. Dari pendapat
ini lahirlah:
Wilayah-wilayah yang dikuasai (pan-regional), yaitu :
Pan Amerika sebagai perserikatan wilayah dengan
Amerika Serikat sebagai pemimpinnya.
Pan Asia Timur, mencakup bagian timur Benua Asia,
Australia, dan wilayah kepulauan di mana Jepang
sebagai penguasa.
Pan Rusia India, yang mencakup wilayah Asia Barat, Eropa
Timur, dan Rusia yang dikuasai Rusia.
Pan Eropa Afrika, mencakup Eropa Barat tidak termasuk
Inggris dan Rusia dikuasai oleh Jerman.
4. TEORI GEOPOLITIK HALFORD MACKINDER

Halford Mackinder (18611947) mempunyai konsepsi


geopolitik yang lebih strategik, yaitu dengan
penguasaan daerah-daerah jantung dunia, sehingga
pendapatnya dikenal dengan teori Daerah Jantung.
Barang siapa menguasai daerah jantung (Eropa Timur
dan Rusia) maka ia akan menguasai pulau dunia
(Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada akhirnya akan
menguasai dunia. Untuk menguasai dunia dengan
menguasai daerah jantung dibutuhkan kekuatan darat
yang besar sebagai prasyaratnya. Berdasarkan hal ini
muncullah konsep Wawasan Benua atau konsep
kekuatan di darat.
5. TEORI GEOPOLITIK ALFRED THAYER MAHAN

Alfred Thayer Mahan (18401914)


mengembangkan lebih lanjut konsepsi geopolitik
dengan memperhatikan perlunya memanfaatkan
serta mempertahankan sumber daya laut,
termasuk akses laut. Sehingga tidak hanya
pembangunan armada laut saja yang diperlukan,
namun lebih luas juga membangun kekuatan
maritim. Berdasarkan hal tersebut, muncul konsep
Wawasan Bahari atau konsep kekuatan di laut.
Barang siapa menguasai lautan akan menguasai
kekayaan dunia.
6. TEORI GEOPOLITIK GUILIO DOUHET, WILLIAM MITCHEL,
SAVERSKY, DAN JFC FULLER

Guilio Douhet (18691930) dan William Mitchel (1878


1939) mempunyai pendapat lain dibandingkan dengan para
pendahulunya. Keduanya melihat kekuatan dirgantara lebih
berperan dalam memenangkan peperangan melawan
musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa
membangun armada atau angkatan udara lebih
menguntungkan sebab angkatan udara memungkinkan
beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan lainnya. Di
samping itu, angkatan udara dapat menghancurkan musuh
di kandangnya musuh itu sendiri atau di garis belakang
medan peperangan. Berdasarkan hal ini maka muncullah
konsepsi Wawasan Dirgantara atau konsep kekuatan di
udara.
7. TEORI GEOPOLITIK NICHOLAS J. SPIJKMAN

Nicholas J. Spijkman (18791936) terkenal dengan


teori Daerah Batas. Dalam teorinya, ia membagi
dunia dalam empat wilayah atau area :
Pivot Area, mencakup wilayah daerah jantung.
Offshore Continent Land, mencakup wilayah pantai
benua Eropa Asia
Oceanic Belt, mencakup wilayah pulau di luar Eropa
Asia, Afrika Selatan.
New World, mencakup wilayah Amerika.
6.1.3.PAHAM GEOPOLITIK BANGSA INDONESIA

Lihat pidato Soekarno


Berdasarkan pidato tersebut, wilayah Indonesia adalah
satu kesatuan dari Sabang sampai Merauke, yang
terletak antara dua samudera dan dua benua. Kesatuan
antara bangsa Indonesia dengan wilayah tanah air
itulah yang membentuk semangat dan wawasan
kebangsaan, yaitu sebagai bangsa yang bersatu. Rasa
kebangsaan Indonesia dibentuk oleh adanya kesatuan
nasib, jiwa untuk bersatu dan kehendak untuk bersatu
serta adanya kesatuan wilayah yang sebelumnya,
bernama Nusantara, dan bangsa Indonesia tidak ada
semangat untuk mempeluas wilayah sebagai ruang
hidup (lebensraum)
Upaya membangun kesadaran bersatunya bangsa
dalam satu wilayah adalah dengan konsepsi
Wawasan Nusantara. Konsepsi Wawasan
Nusantara dibangun atas geopolitik bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki pandangan
sendiri mengenai wilayah yang dikaitkan dengan
politik/kekuasaan. Wawasan Nusantara sebagai
wawasan nasional dibentuk dan dijiwai oleh
paham kekuasaan dan geopolitik bangsa
Indonesia.
WAWASAN NUSANTARA

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan


sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Hakikat dari Wawasan Nusantara adalah kesatuan bangsa
dan keutuhan wilayah Indonesia. Cara pandang bangsa
Indonesia tersebut mencakup:
1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Politik
Bahwa keutuhan wilayah Nasional dengan segala isi dan
kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang
hidup, dan kesatuan mitra seluruh bangsa, serta menjadi modal
dan milik bersama bangsa.
Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan
berbicara dalam berbagai bahasa daerah, memeluk, dan
meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat
dalam arti yang seluas-luasnya.
Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus
merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan
setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam
mencapai cita-cita bangsa.
Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta
ideologi bangsa dan negara, yang melandasi,
membimbing dan mengarahkan bangsa menuju
tujuannya.
Bahwa seluruh kepulauan Nusantara merupakan
kesatuan hukum, dalam arti bahwa hanya ada satu
hukum yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
2.Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu
Kesatuan Ekonomi
Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial
maupun efektif adalah modal dan milik bersama
bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari
harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan
seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan
ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah-daerah
dalam mengembangkan ekonominya.
3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Sosial Budaya
Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu; perikehidupan
bangsa harus merupakan kehidupan yang serasi dengan
terdapatnya tingkat kemajuan masyarkat yang sama, merata
dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang
sesuai dengan kemajuan bangsa.
Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu,
sedangkan corak ragam budaya yang ada menggambarkan
kekayaan budaya yang menjadi modal dan landasan
pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasil-
hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.
4.Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai
Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan
Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada
hakikatnya merupakan ancaman bagi seluruh
bangsa dan negara.
Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang sama di dalam pembelaan negara.
Wawasan Nusantara mengajarkan perlunya
kesatuan sistem politik, sistem ekonomi, sistem
sosial, sistem budaya, dan sistem pertahanan-
keamanan dalam lingkup negara nasional
Indonesia. Atas dasar itu dapat disimpulkan,
sumber alam gas di Aceh bukan hanya miliki
penduduk Aceh, tetapi milik seluruh bangsa
Indonesia. Sebaliknya, kemiskinan di Nusa
Tenggara Timur harus dipandang sebagai
kemiskinan bangsa Indonesia.
Namun interpretasi Wawasan Nusantara harus
disertai catatan bahwa konsep kesatuan
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam
memerlukan harmoni antara kepentingan
pusat dan daerah serta antardaerah
BATAS WILAYAH NKRI

Berdasarkan UU No. 6/1996 tentang Perairan


Indonesia, Indonesia merupakan negara
kepulauan. Dalam negara kepulauan diterima
asas bahwa segala perairan di sekitar, di
antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau
atau bagian pulau-pulau yang termasuk
daratan, dengan tidak memperhitungkan luas
atau lebarnya merupakan bagian integral dari
wilayah daratan Negara RI.
Kedaulatan Negara RI di perairan Indonesia
meliputi laut teritorial, perairan kepulauan, dan
perairan pedalaman serta ruang udara di atas laut
teritorial, perairan kepulauan, dan perairan
pedalaman, serta dasar laut dan tanah di
bawahnya termasuk sumber kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya.
Berdasarkan hak ini, maka wilayah negara
Kesatuan Republik Indonesia meliputi tanah
(daratan) dan air (lautan) serta udara di atasnya.
WILAYAH DARATAN

Wilayah daratan adalah daerah di permukaan bumi


dalam batas-batas tertentu dan di dalam tanah
permukaan bumi.
Untuk menentukan batas wilayah daratan biasanya
dilakukan dengan negara-negara yang berbatasan
darat. Batas-batas dapat dibuat dengan sengaja atau
dapat pula ditandai dengan benda-benda alam, seperti
gunung, hutan, dan sungai.
Indonesia memiliki wilayah daratan yang
berbatasan dengan Malaysia (Serawak dan Sabah),
Papua Nugini, dan Timor Leste.
WILAYAH PERAIRAN

Wilayah Perairan Indonesia meliputi laut teritorial Indonesia,


perairan kepulauan, dan perairan pedalaman.
Laut Teritorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 (dua belas)
mil laut yang diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia.
Perairan kepulauan Indonesia adalah semua perairan yang
terletak pada sisi dalam garis pangkal lurus kepulauan tanpa
memperhatikan kedalaman atau jaraknya dari pantai.
Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang
terletak pada sisi darat dari garis air rendah dari pantai-pantai
Indonesia, termasuk ke dalamnya semua bagian dari perairan yang
terletak pada sisi darat dari suatu garis penutup.
Penentuan batas perairan khususnya yang berbatasan dengan
negara tetangga dilakukan dengan perjanjian bilateral. Contoh;
Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dengan Filipina.
WILAYAH UDARA

Wilayah udara adalah wilayah yang berada di


atas wilayah daratan dan lautan (perairan) negara
itu.
Dalam menentukan seberapa jauh kedaulatan
negara terhadap wilayah udara di atasnya,
terdapat banyak aliran atau teori.
Batas udara wilayah Indonesia ditentukan oleh
garis tegak lurus 90o yang ditarik dari batas
wilayah daratan dan perairan.
UNSUR DASAR WAWASAN NUSANTARA

Wadah (contour)
Wadah sebagai ruang kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara meliputi seluruh
wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba
nusantara dengan kekayaan alam dan
penduduk serta aneka ragam budaya.
- supra struktur politik-wadah kenegaraan
- infrastruktur politik-wadah kemasyarakatan
Isi (content
Isi adalah keinginan bersama yang berkembang
di masyarakat sebagai bentuk aspirasi bangsa
dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat
dalam Pembukaan UUD 1945, mencakup :
a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan
bersama dan perwujudannya, pencapaian cita-cita
dan tujuan nasional
b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan
yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.
Tata Laku (conduct)
Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan
isi yang terdiri dari tata laku batiniah dan lahiriah. Tata
laku batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan
mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia. Adapun
tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan,
dan perilaku dari bangsa Indonesia, yang keduanya
akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian
bangsa Indonesia berdasarkan kekeluargaan dan
kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta
terhadap bangsa dan tanah airnya sehingga
menimbulkan nasionalisme yang tinggi dalam semua
aspek kehidupan nasional
TUJUAN DAN MANFAAT WAWASAN NUSANTARA

Tujuan ke dalam, yaitu menjamin perwujudan


persatuan dan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional, yaitu politik, sosial budaya,
dan pertahanan keamanan.
Tujuan ke luar, yaitu terjaminnya kepentingan
nasional dalam dunia yang serba berubah, dan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial serta mengembangkan suatu
kerjasama dan saling menghormati.
MANFAAT WANUS
Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di
forum internasional. Hal ini dibuktikan dengan
penerimaan asas negara kepulauan berdasarkan
Konvensi Hukum Laut 1982. Indonesia sebagai
negara kepulauan diakui oleh dunia internasional.
Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia.
Berdasarkan Ordonansi 1939, wilayah teritorial
Indonesia hanya seluas 2 juta km2. Dengan
adanya konsepsi Wawasan Nusantara maka luas
wilayah Indonesia menjadi 5 juta km2 sebagai
satu kesatuan wilayah.
Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup
memberikan potensi sumber daya yang besar bagi
peningkatan kesejahteraan. Sumber daya tersebut
terutama sumber minyak yang ditemukan di wilayah
teritorial dan landas kontinen Indonesia.
Penerapan Wawasan Nusantara menghasilkan cara
pandang tentang keutuhan wilayah nusantara yang
perlu dipertahankan oleh bangsa Indonesia.
Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana
integrasi nasional. Misalnya tercermin dalam semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.
BEBERAPA MASALAH WANUS
Persoalan garis batas/wilayah Indonesia dengan negara
lain yaitu batas darat, laut, dan udara. Persoalan
penarikan garis batas dapat menimbulkan konflik
dengan negara lain, oleh karena negara akan saling
klaim mengenai pemilikan suatu wilayah.
Masuknya pihak luar ke dalam wilayah yuridiksi
Indonesia yang tidak terkendali dan terawasi. Misalnya,
masuknya nelayan asing ke wilayah perairan Indonesia,
kasus perompakan di laut, keluarnya nelayan Indonesia
ke wilayah negara tetangga dan melintasnya pesawat
perang negara lain di wilayah udara Indonesia.
Adanya kerawanan-kerawanan di pulau-pulau
terluar Indonesia. Pulau-pulau ini potensial
untuk dimanfaatkan sebagai daerah pencarian
ikan secara ilegal, tempat/transit kejahatan
lintas negara, daerah pendudukan asing,
keterbatasan komunikasi dan transportasi,
serta rawan kemiskinan dan ketidakadilan. Ada
12 pulau yang diidentifikasi sebagai pulau
terluar di Indonesia (Tempo, 2005) yaitu
sebagai berikut:
Pulau Rondo, ujung pailng barat Indonesia berbatasan dengan India
dan Thailand,
Pulau Sekatung, ujung utara berbatasan dengan Vietnam,
Pulau Nipa, berbatasan dengan Singapura,
Pulau Berhala, berbatasan dengan Malaysia,
Pulau Marore, berbatasan dengan Filipina,
Pulau Miangas, berbatasan dengan Filipina,
Pulau Marampit, berbatasan dengan Filipina,
Pulau Batek, berbatasan dengan Timor Leste,
Pulau Dana, berbatasan dengan Australia,
Pulau Fani, berbatasan dengan Republik Palau, ujung utara Papua,
Pulau Fanildo, berbatasan dengan Republik Palau,
Pulau Bras, berbatasan dengan Republik Palau.
Sentimen kedaerahan yang suatu saat
berkembang dan dapat melemahkan
pembangunan berwawasan nusantara. Misal,
suatu daerah tertutup bagi pendatang,
penolakan warga transmigran oleh penduduk
lokal, pejabat publik daerah haruslah putra
daerah yang bersangkutan, dan lain-lain
OTONOMI DAERAH
Pengertian Otonomi Daerah
Pendekatan pembangunan yang sentralistik selama Orde Baru yang
berkuasa selama 32 tahun ternyata telah banyak menimbulkan
kesenjangan yang menimbulkan rasa ketidakadilan. Kesenjangan tersebut
antara lain kesenjangan pendapatan antar daerah yang besar, kesenjangan
investasi antar daerah, pendapatan daerah yang dikuasai pemerintah
pusat, kesenjangan regional, dan kebijakan investasi yang terpusat. Untuk
mengatasi hal tersebut , maka otonomi daerah merupakan salah satu
alternatif untuk memberdayakan setiap daerah dalam memanfaatkan
sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) untuk
kesejahteraan rakyat.
Otonomi secara sempit diartikan sebagai mandiri, sedangkan dalam arti
luas adalah berdaya. Jadi otonomi daerah yang dimaksud di sini adalah
pemberian kewenangan pemerintahan kepada pemerintah daerah untuk
secara mandiri atau berdaya membuat keputusan mengenai kepentingan
daerahnya sendiri
Sedangkan desentralisasi menurut M. Turner dan D. Hulme adalah
transfer/pemindahan kewenangan untuk menyelenggarakan
beberapa pelayanan kepada masyarakat dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah. Sementara desentralisasi menurut
Shahid Javid Burki dan kawan-kawan adalah proses pemindahan
kekuasaan politik, fiskal, dan administratif kepada unit dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah
Jadi, otonomi daerah dapat diartikan pelimpahan kewenangan dan
tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
Otonomi daerah adalah suatu instrumen politik dan instrumen
administrasi/manajemen yang digunakan utnuk mengoptimalkan
sumber daya lokal, sehingga dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya
untuk kemajuan masyarakat di daerah, terutama menghadapi
tantangan global, mendorong pemberdayaan masyarakat,
menumbuhkan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
dan mengembangkan demokrasi
LATAR BELAKANG OTONOMI DAERAH
Krisis ekonomi dan politik yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 telah
memporak-porandakan hampir seluruh sendi-sendi ekonomi dan politik
negeri ini yang telah dibangun cukup lama. Lebih jauh lagi, krisis ekonomi
dan politik, yang berlanjut menjadi multikrisis, telah mengakibatkan
semakin rendahnya tingkat kemampuan dan kapasitas negara dalam
menjamin kesinambungan pembangunan. Krisis tersebut salah satunya
diakibatkan oleh sistem manajemen negara dan pemerintahan yang
sentralistik
Sebagai respons dari krisis tersebut, pada masa reformasi dicanangkan
suatu kebijakan restrukturisasi sistem pemerintahan yang cukup penting
yaitu melaksanakan otonomi daerah dan pengaturan perimbangan
keuangan antarpusat dan daerah. Kebijakan otonomi daerah, yang tidak
dapat dilepaskan dari upaya politik pemerintah pusat untuk merespon
tuntutan kemerdekaan atau negara federal dari beberapa wilayah, yang
memiliki aset sumber daya alam melimpah, namun tidak mendapatkan
haknya secara proporsional pada masa pemerintahan Orde Baru
ALASAN MENDESAK KEBUTUHAN OTDA
Kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini sangat
terpusat di Jakarta (Jakarta centris). Sementara itu,
pembangunan di beberapa wilayah lain dilalaikan. Hal ini
bisa terlihat bahwa hampir 60% lebih perputaran uang
berada di Jakarta, sedangkan 40% di luar Jakarta.
Pembagian kekayaan dirasakan tidak adil dan tidak merata.
Daerah-daerah yang memiliki sumber kekayaan alam
melimpah berupa minyak, hasil tambang, dan hasil hutan,
seperti Aceh, Riau, Papua, Kalimantan, dan Sulawesi
ternyata tidak menerima perolehan dana yang layak dari
Pemerintah Pusat, dibandingkan dengan daerah yang relatif
tidak memiliki banyak sumber daya alam
Kesenjangan sosial (dalam makna seluas-luasnya) antara
satu daerah dengan daerah lain sangat terasa.
TUJUAN DAN PRINSIP OTONOMI DAERAH
Dilihat dari segi politik, penyelenggaraan otonomi
dimaksudkan untuk mencegah penumpukan kekuasaan di
pusat dan membangun masyarakat yang demokratis, untuk
menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan, dan melatih
diri dalam menggunakan hak-hak demokrasi.
Dilihat dari segi pemerintahan, penyelenggaraan otonomi
daerah adalah untuk mencapai pemerintahan yang efisien.
Dilihat dari segi sosial budaya, penyelenggaraan otonomi
daerah diperlukan agar perhatian lebih fokus kepada
daerah.
Dilihat dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar
masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan
ekonomi di daerah masing-masing.
PENGERTIAN DAERAH OTONOM

Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat


hukum yang mempunyai batas daerah tertentu,
yang berwenang mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Daerah otonom
selanjutnya disebut dengan daerah
LANDASAN HUKUM OTDA (PASAL 18 UUD 1945)
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan derah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan
kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.
Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Peerwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan
umum.
Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah
provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.
Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah
Pusat.
Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam
undang-undang.
DAERAH OTONOM
Menurut Undang-undang No. 32 Tahun 2004 (direvisi
menjadi 12 tahun 2008) tentang Pemerintahan Daerah,
daerah yang bersifat otonom atau daerah otonom,
meliputi 3 daerah, yaitu daerah provinsi, daerah
kabupaten, dan kota.
Selain asas desentralisasi, daerah otonom dalam hal ini
daerah provinsi menganut pula asas dekonsentrasi.
Asas dekonsentrasi adalah asas yang menyatakan
adanya pelimpahan wewenang pemerintahan oleh
Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah
dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia didasarkan pada
otonomi yang nyata, luas, dan bertanggung jawab
Otonomi yang nyata adalah kekuasaan daerah untuk
menyelenggarakan kewenangan pemerintahan di bidang
tertentu yang secara nyata ada diperlukan serta tumbuh,
hidup, dan berkembang di daerah
Otonomi yang luas adalah keleluasaan daerah untuk
menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup
kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali
kewenangan pada bidang-bidang tertentu yang masih
ditangani dan terpusat oleh pemerintah pusat di Jakarta.
Pemerintah pusat hanya menangani enam urusan saja:
politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter
dan fiskal nasional, dan agama.
Otonomi yang bertanggung jawab adalah perwujudan
pertanggungjawaban sebagai konsekuensi pemberian
hak dan kewenangan kepada Daerah dalam wujud
tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh Daerah
dalam mencapai tujuan pemberian otonomi, berupa
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat
yang semakin baik, pengembangan kehidupan
demokrasi, keadilan, dan pemerataan, serta
pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan
Daerah serta antardaerah dalam rangka menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
KAITAN OTONOMI DAERAH DENGAN WAWASAN
NUSANTARA
Otonomi daerah memberikan keleluasaan pada daerah
untuk mengelola dan mendapatkan potensi sumber-
sumber daya alamnya sesuai dengan proporsi daya
dukung yang dimiliki oleh daerahnya. Sedangkan
Wawasan Nusantara menghendaki adanya persatuan
bangsa dan keutuhan wilayah nasional.
Otonomi dan desentralisasi adalah cara atau strategi
yang dipilih agar penyelenggaraan Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini bisa menciptakan pembangunan
yang berkeadilan dan merata di seluruh wilayah tanah
air.
PEMERINTAHAN DAERAH
UU Pemda pada prinsipnya telah melakukan perubahan yang mendasar pada
penyelenggaraan pemerintah daerah dengan mengutamakan pelaksanaan asas-
asas desentralisasi. Hal-hal yang mendasar dalam UU Pemda adalah mendorong
untuk memberdayakan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas,
meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi DPRD,
serta mekanisme pemilihan Kepala Daerah yang lebih demokratis
Otonomi Daerah
Otonomi daerah, menurut Pasal 1 angka 5 UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (UU Pemda): Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Rumusan di
atas dimaksudkan untuk memberikan pembedaan antara asas otonomi dan tugas
pembantuan (medebewind), dalam menjalankan pemerintahan daerah. Pasal 1 ayat
9 UU Pemda merumuskan tugas pembantuan sebagai: Penugasan dari Pemerintah
kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota
dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu.
Philipus M. Hadjon: otonomi daerah hakikatnya berasal dari unsur kebebasan (bukan kemerdekaan: independence, onafhankelijkheid otonomi merupakan subsistem dari n

Harsono menulis bahwa pada medebewind, penyerahan yang


dilakukan tidak penuh, artinya penyerahan hanya mengenai caranya
menjalankan saja, sedangkan prinsip-prinsipnya (asas-asasnya)
ditetapkan pemerintah pusat sendiri
Philipus M. Hadjon: otonomi daerah hakikatnya berasal dari unsur
kebebasan (bukan kemerdekaan: independence, onafhankelijkheid
otonomi merupakan subsistem dari negara kesatuan).
Sebagai konsekuensi dari dipilihnya asas otonomi (daerah) dalam
penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Pusat melaksanakan
desentralisasi kewenangan. Desentralisasi menurut rumusan Pasal
1 ayat (7) UU Pemda adalah Penyerahan wewenang pemerintahan
oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Wewenang tersebut dibagi atas wewenang yang sifatnya wajib yang
ditentukan secara limitatif meliputi: 16 jenis urusan dan wewenang
yang bersifat pilihan. Urusan pemerintahan yang bersifat pilihan,
dirumuskan sebagai urusan pemerintahan yang secara nyata ada
dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan, yang
disesuaikan dengan kondisi kekhasan, yang potensi unggulan
daerah
Otonomi Khusus
Momentum reformasi Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia (MPR-RI) mengamanatkan suatu koreksi terhadap
berbegai penyimpangan pelaksanaan ideologi Pancasila dan
ketentuan UUD 1945. Wujud nyata dari amanat MPR-RI tersebut
adalah pengaturan dan pembentukan otonomi khusus, sebagaimana
termuat dalam Ketetapan MPR-RI No. IV/MPR/1999 pada Bab IV
huruf G mengenai Pembangunan Daerah dalam angka 2 antara lain
memuat kebijakan otonomi khusus bagi Aceh dan Irian Jaya
Daerah Istimewa Aceh :
1. Mempertahankan integrasi bangsa di dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
menghargai kesetaraan dan keseragaman sosial
budaya masyarakat Aceh, melalui penetapan Daerah
Istimewa Aceh sebagai daerah otonomi khusus yang
diatur dengan undang-undang;
2. Menyelesaikan kasus Aceh secara berkeadilan dan
bermartabat dengan melakukan pengurusan dan
pengadilan yang jujur bagi pelanggar hak asasi
manusia, baik selama pemberlakuan Daerah Operasi
Militer maupun pasca pemberlakuan Daerah Militer
Irian Jaya :
1. Mempertahankan integrasi bangsa di dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan tetap menghargai kesetaraan dan
keseragaman sosial budaya masyarakat Irian Jaya melalui penetapan
otonomi khusus yang diatur dengan undang-undang;
2. Menyelesaikan kasus pelanggaran hak asasi manusia di Irian Jaya melalui
proses pengadilan yang jujur dan bermartabat.

Menurut Pasal 18B UUD 1945:


1. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah
yang bersifat khusus dan atau bersifat istimewa yang diatur dengan
undang-undang.
2. Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang.
PEMILIHAN KEPALA DAERAH
Dasar konstitusional, pemilihan kepda merujuk pada hasil
perubahan kedua UUD 1945 pada pasal 18 ayat (4) menyatakan,
Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala
Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dipilih secara demokratis.
Undang-undang memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah secara demokratis dapat dilakukan melalui dua
cara: pertama, pemilihan oleh DPRD, kedua, pemilihan secara
langsung oleh rakyat.
Berkaitan dengan keberadaan Pasal 18 ayat (4) UUD 1945, Philipus
M. Hadjon mengatakan bahwa: Prinsip demokrasi yang terkandung
dalam Pasal 18 (ayat 3 dan 4) menyangkut pemilihan anggota DPRD
dan Kepala Daerah secara langsung... Dengan demikian dalam
sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, pemilihan umum tidak
hanya untuk memilih wakil rakyat (DPR, DPD, DPRD) tetapi juga
untuk Kepala Pemerintahan.
Mahkamah Konstitusi mengatakan: Rumusan dipilih secara demokratis
dalam ketentuan pilkada juga mempertimbangkan pelaksanaan pemilihan
kepala daerah di daerah-daerah yang bersifat khusus dan istimewa
sebagaimana dimaksudkan Pasal 18B ayat (1) UUD 1945 .... Tetapi hal ini
tidak dapat diartikan bahwa pilkada secara langsung menjadi satu-satunya
cara untuk memaknai frasa dipilih secara demokratis yang dimuat dalam
Pasal 18 ayat (4) UUD 1945
Dalam menjabarkan maksud dipilih secara demokratis dalam Pasal 18
ayat (4) UUD 1945 pembuat undang-undang telah memilih cara pilkada
secara langsung
Pemilihan Kepala Daerah secara langsung sangat mendukung iklim
otonomi daerah. Harapan bahwa Kepala Daerah yang terpilih adalah putra
daerah yang sangat memahami dan dikenal luas oleh warga masyarakat di
daerahnya menjadi dasar yang sangat kuat bahwa pelaksanaan otonomi
daerah dengan pemilihan kepala daerah secara langsung dapat berjalan
dengan sinergis

Anda mungkin juga menyukai