Anda di halaman 1dari 13

STEPHANIE DWI HAPSARI P.

(145070200131001)
NI LUH PUTU AYU PRASISKA
(145070201131007)
A. IDENTITAS JURNAL
1. Judul jurnal:
Smartphone Preventive Health Care: Parental Use of an Immunization Reminder
System
(Smartphone Layanan Kesehatan: Penggunaan Sistem Pengingat Imunisasi Untuk
Orang Tua)
2. Peneliti
a) Jessica L. Peck, DNP, RN, MSN, CPNP-PC, CNE
Assitant Profesor of Nursing, University of Texas Medical Branch, Galveston,
Texas
b) Marietta Stanton, PhD, RN, BC, CNL, NEA-BC, CMAC, CCM
Proffesor of Nursing, University of Alabama, Tuscaloosa, Texas
c) George E. S. Reynolds, MD, FAAP
Pediatrician, Bay Area Pediatric Associates, Huston, Texas
3. Sumber:
Journal of Pediatric Health Care, Vol. 28,No. 1, rentang halaman 35-42,
tahun 2012
http://dx.doi.org/10.1016/j.pedhc.2012.09.005
B. IDENTIFIKASI MASALAH/TOPIK PENELITIAN
Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. adanya teori-teori
yang tidak ilmiah dan isu mengenai efek merugikan vaksin yang menyebar di
masyarakat menyebabkan banyak orang tua menolak atau menunda vaksinasi
anak-anak mereka.
Berbagai penelitian dengan beragam metode telah dilakukan untuk meningkatkan
tingkat vaksinasi, salah satunya adalah dengan menggunakan sistem pengingat
(reminder). Namun, sebagian besar sistem pengingat tersebut masih menggunakan
metode lama seperti melalui panggilan telepon, surat, SMS, atau kunjungan ke
rumah-rumah. Meskipun efektif, metode-metode tersebut memiliki kekurangan
seperti kesalahan nomor telepon, alamat rumah, dan informasi kontak lainnya yang
menyebabkan pemberitahuan tidak terkirim.
peneliti dalam jurnal ini ingin meneliti kelayakan penggunaan aplikasi pengingat
imunisasi Calls the Shots (CTS) pada smatphone. Aplikasi smartphone dipilih
karena tidak memerlukan informasi kontak seperti nomor telepon, hanya saja
aplikasi ini tidak dapat berjalan jika adanya kehilangan jaringan (offline). Dalam
aplikasi ini akan ada pemberitahuan mengenai jadwal imunisasi anak, selain itu
terdapat juga informasi mengenai risiko, keamanan, dan manfaat dari imunisasi.
C.METODE PENELITIAN
Tempat dan sampel:
Studi ini dilakukan di klinik perawatan pediatrik primer yang telah melakukan
praktik lebih dari 35 tahun di daerah pinggiran Houston, Texas. Rata-rata
pasien pada klinik tersebut sejumlah 100 orang. Orang tua dan anak-anak
berusia 18 tahun ke bawah direkrut. Orang tua dapat merekrut orang tua lain
melalui mulut ke mulut atau berbagai QR code.
Kriteria partisipan meliputi: orang tua atau wali anak berumur 18 tahun ke
bawah dan memiliki smartphone dengan sistem operasi androoid.
Prosedur Pengumpulan Data
Poster mengenai CTS dipajang/dipublikasikan di klinik selama 2
bulan. Poster tersebut berisi QR code yang dapat discan oleh orang
tua menggunakan smartphone-nya untuk mengakses informasi
penelitian ini, form informed consent, dan aplikasi CTS sendiri. Orang
tua juga dapat mengakses aplikasi tersebut melalui website:
www.familyhealthshield.com. Selain itu, ada kartu bisnis yang berisi
QR code dan link web yang diberikan kepada pasien ketika datang
ke klinik.
Sebelum men-download aplikasi, orang tua harus memberikan
informed consent melalui pernyataan elektronik pada smartphone-nya.
Ketika aplikasi didownload di smartphone, sebuah pesan informed
consent akan tampil di layar untuk dibaca oleh orang tua. Jika orang
tua menyetujui menggunakan aplikasi tersebut, mereka harus memilih
pernyataan By downloading this application I accept the term of use
and consent to participate in this study dan proses pen-download-an
aplikasi dimulai.
CONT
Ketika aplikasi telah didownload, orang tua dapat menggunakan
sistem pengingat dengan memasukan tanggal lahir anak dan memilih
jangka waktu pengingat untuk imunisasi yang akan datang (2, 4, atau
6 minggu sebelum waktu imunisasi). Dalam pengingat tersebut juga
terdapat link mengenai nomor telepon penyedia layanan kesehatan.
Pada pengingat menyediakan daftar jadwal imunisasi dan hyperlink
sumber informasi mengenai setiap vaksin (meliputi Vaccine Information
Sheet yang dipublikasikan oleh CDC). Orang tua juga memiliki pilihan
untuk menggunakan beberapa atau semua informasi di CTS atau
tidak menggunakannya sama sekali. Setelah menggunakan, akan
ada survei elektonik yang menanyakan pengalaman pasien dalam
menggunakan aplikasi tersebut.
D. ANALISIS HASIL JURNAL
Pada tanggal 1 April sampai 31 Mei 2012, kira-kira ada 2000
perjanjian yang dijadwalkan di klinik. Kebanyakan terdiri dari beberapa
anak dalam keluarga yang sama. Selama 2 bulan, laman web site
(www.familyhealthshield.com) diikunjungi oleh 262 orang baik melalui
web maupun browser mobile. Ke-262 orang ini mengeakses total
kumulatif 3223 laman pada website. Total 77 orang memindai QR code
untuk mengakses aplikasi CTS. Dari 77 orang tersebut, 45 orang
mendownload CTS ke smartphone android mereka. Dari 45 orang yang
mendownload dan menggunakan CTS, 6 orang menyelesaikan survei
(Figure 2). Rata-rata usia responden adalah 34-35 tahun, 67%
berpendidikan minimal sarjana.
Ke 6 orang tersebut bersedia memberikan penilaian pada aplikasi CTS yang
mereka download di Google Play Android Market. 3 pengguna memberi
aplikasi CTS 5 bintan. Komentarnya erupa Great organizational tool for busy
parents dan Gre at app. Very informative. Easy to use.
E. PEMBAHASAN/DISKUSI
Penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua tertarik
menggunakan bentuk teknologi baru untuk menerima komunikasi
dari penyedia mengenai vaksin. Namun, data yang ada tidak
cukup untuk menevaluasi kegunaan dan umpan balik postif
secara akurat. Aplikasi ini seharusnya diluncurkan di beberapa
platform mobile lain untuk manjangkau khalayak yang lebih luas.
Tenaga kesehatan pediatrik harus mencari cara inovatif untuk
mengkomunikasikan pada pasien dan keluarga untuk membantu
mereka memperoleh informasi dan memilih melakukan imunisasi.
F. MASUKAN UNTUK JURNAL
1) Kelebihan
Topik yang dipilih dalam jurnal ini cukup bagus mengingat banyak orang
tua yang sering kali lupa atau tidak mau melakukan imunisasi pada
anaknya. Dengan adanya aplikasi pada smartphone seperti CTS ini dapat
memberi informasi pada orang tua mengenai imunisasi dan jadwal
imunisasi anak mereka.
Dalam jurnal ini dijelaskan secara rinci literatur yang digunakan dan dasar-
dasar teoritis dalam melakukan penelitian pada aplikasi ini.
Dalam jurnal dijelaskan jumlah partisipan secara rinci mulai dari awal
hingga akhir survei.
Indikator tujuan yang ingin diteliti sudah dijelaskan dalam jurnal.
2) Kekurangan
Metode yang digunakan belum dijelaskan secara rinci.
Dalam hasil dan diskusi tidak dijelaskan hasil dari indikator yang ingin
diteliti.
Penggunaan Metode ini tidak bisa berjalan jika tidak ada jaringan (offline)
Kesimpulan dalam jurnal tidak dipisahkan dari diskusi sehingga
membingungkan pembaca.
G.APLIKASI HASIL PENELITIAN DALAM SETTING
PELAYANAN KEPERAWATAN DI INDONESIA
Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk
mencegah penyakit atau kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan
oleh wabah yang sering muncu. Pemerintah Indonesia sangat mendorong
pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka
kesakitan, kematian pada bayi, balita / anak-anak pra sekolah.
Di Indonesia imunisasi adalah program kesehatan yang diatur oleh
Departemen Kesehatan. Pemberian jadwal imunisasi di Indonesia masih
menggunakan pedoman penyelenggaraan imunisasi. Penerapan aplikasi
seperti ini belum ada di Indonesia. Jika aplikasi ini telah diluncurkan secara
internasional dan dapat digunakan pada berbagai jenis platform, aplikasi ini
dapat diterapkan di Indonesia. Perawat sebagai tenaga kesehatan dapat
memberikan edukasi mengenai aplikasi ini kepada orang tua agar
melakukan imunisasi pada anaknya. Perawat dapat mengajari orang tua
cara penggunaan aplikasi ini. Namun, jika aplikasi ini tidak kunjung
diluncurkan di Indonesia, perawat dan mahasiswa keperawatan dapat
melakukan penelitian untuk dapat membuat aplikasi serupa yang lebih
kompleks dan dapat diterima masyarakat Indonesia. Namun Indonesia
merupakan Negara yang berkembang, untuk menggunakan aplikasi
smartphone, kebanyakan dari orang tua belum memahami penggunaan
smartphone, keterbatasaan ekonomi untuk membeli smartphone menjadi
alasan masyarakat Indonesia belum dapat menggunakan aplikasi
smartphone untuk layanan kesehatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai