2
1. Tipe Terstruktur
Lahan terbatas yang dilengkapi dengan infrastruktur yang
spesifik untuk kawasan tersebut. Kelebihan tipe ini adalah
dalam citra yang ditumbuhkan mampu menembus pasar
internasional.
Lokasi pada umumnya terpisah dari masyarakat lokal
sehingga dampak negatif yang ditimbulkan diharapkan
terkontrol dan pencemaran sosial budaya akan terdeteksi
sejak dini.
Lahan tidak terlalu besar dan masih dalam tingkat
kemampuan perencanaan yang integratif dan terkoordinir
sehinga diharapkan menjadi agen untuk mendapatkan dana
internasional sebagai unsur utama menangkap jasa dari
hotel-hotel berbintang.
3
2. Tipe Terbuka
Tipe ini ditandai dengan karakter tumbuh dan menyatunya
kawasan dengan struktur kehidupan, baik ruang maupun
pola masyarakat lokal. Distribusi pendapatan yan didapat
dari wisatawan dapat langsung dinikmati oleh penduduk
lokal, akan tetapi dampak negatifnya cepat menjalar
menjadi satu ke dalam penduduk lokal sehingga sulit
dikendalikan.
4
Faktor kelangkaan adalah sifat dari atraksi
wisata yang tidak bias dijumpai atau langka di
tempat lain.
Faktor kealamiahan adalah sifat atraksi wisata
yang belum pernah mengalami perubahan akibat
campur tangan manusia.
Keunikan, yakni sifat atraksi wisata yang
memiliki keunggulan komparatif disbanding
objek wisata lain.
Faktor pemberdayaan masyarakat yang mampu
menghimbau agar masyarakat ikut serta dan
diberdayakan dalam pengelolaan objek wisata di
daerahnya.
5
Dalam Pemasaran, Pariwisata Memiliki
Unsur-unsur Utama Yang Terdiri 3 Bagian :
6
Membangun desa lebih cepat dilakukan dengan
membangun ekonominya. Namun ekonomi
pedesaan bukan hanya pertanian, banyak yang
lain, diantaranya wisata perdesaan. Urusan
pertanian sudah puluhan tahun dikerjakan
dengan cukup berhasil oleh Kementerian
Pertanian dan Dinas-dinas Tanaman Pangan di
setiap provinsi dan kabupaten. Namun urusan
wisata pedesaan agaknya belum mendapat
banyak perhatian
7
Menteri BUMN menugaskan beberapa BUMN untuk
mendirikan Balai Ekonomi Desa (Balkondes) dengan
target 100 Balkondes di 10 destinasi wisata
nasional pada tahun 2017/2018. Balkondes
mengelola pelatihan bagi warga desa untuk
membuat kerajinan sesuai dengan potensi alam
desa tersebut. Balkondes juga ditargetkan untuk
membantu penduduk yang bersedia membangun
rumah inap (homestay) untuk disewakan kepada
turis. Nantinya Balkondes diharapkan bekerja sama
dengan badan usaha milik desa (BUMDes)
membantu pendanaan dan promosi desa wisata
dan kegiatan ekonomi lainnya.
8
Tren Dunia Pembangunan Desa Wisata seperti yang
tengah dijalankan oleh Kementerian BUMN sebagai
bagian dari kegiatan CSR (Corporate social
responsibility). Hal tersebut sungguh cocok dengan
tren yang terjadi di mana-mana. Wisatawan kini
banyak yang sudah bosan dengan pelayanan hotel
berbintang. Mereka lebih menyukai suasana yang
alami, sederhana, apa adanya. Mereka ingin
menikmati suasana kehidupan di pedesaan yang
tidak serumit di perkotaan. Mereka juga senang
kalau bisa memberikan sumbangan yang berguna
untuk penduduk desa, apakah berupa materi,
tenaga, informasi atau gagasan.
9
Kementerian ini menargetkan 4.000 desa wisata
akan terbangun selama 2015-2019. Saat ini konon
telah terbentuk 150 desa wisata. Yang dilakukan
Kementerian Desa adalah mendorong desa-desa
untuk membangun desa wisata melalui
pembentukan BUMDes. BUMDes ini diharapkan
menghasilkan penerimaan desa sekaligus
menggerakkan perekonomian penduduk desa.
10
Dengan dana desa yang semakin besar per
desanya, tahun ini Rp 46 triliun dan tahun 2017
menjadi Rp 60 triliun untuk 75 ribu desa, maka
setiap BUMDes dapat membiayai pengembangan
desa wisata dengan mengalokasikan beberapa
ratus juta rupiah per tahun. Jika semua dana
desa dipakai untuk membangun infrastruktur,
yang setiap tahun perlu perawatan, maka
dikhawatirkan dana desa tidak akan dinikmati
oleh seluruh penduduk desa. Bahkan orang kota
lah yang mungkin akan mendapat keuntungan
dari infrastruktur pedesaan yang semakin baik.
11
Jumlah desa yang akan dikembangkan masih
sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah
desa yang ada di tanah air, namun desa-desa
wisata yang dibangun oleh BUMN dan
Kementerian Desa dapat menjadi percontohan
bagi desa-desa wisata yang dibangun oleh
pemerintah daerah atau pemerintah desa dan
masyarakat desa sendiri. Beberapa daerah
sudah mencanangkan pembangunan desa
wisata, seperti Provinsi Bali, yang setiap tahun
membentuk belasan desa wisata untuk
menambah jumlah wisatawan mancanegara.
12
Sudah saatnya provinsi/kabupaten lain juga
proaktif membangun desa wisata. Adanya
beberapa instansi yang sedang dan akan
membangun desa wisata menuntut adanya
keterpaduan dan sinergisitas yang efektif.
Pemerintah Provinsi mensinergikan
kebijakan dan program pembangunan
instansi-instansi pusat untuk mendukung
pembangunan desa wisata di daerahnya.
Pemerintah kabupaten membina dan
mendampingi pemerintah desa beserta
BUMdesnya mengoperasikan desa wisata.
13
Menjadi desa wisata tak harus
memiliki alam yang indah, budaya
yang unik juga sangat prospektif
dijual menjadi obyek wisata. Desa
Panglipuran di Bali misalnya,
kebersihan lingkungan dan budaya asli
yang dijaga warganya menjadi obyek
wisata kondang di seantero dunia.
14
Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Bantul,
Yogyakarta.
16
Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kab.
Gunungkidul, Yogyakarta.
17
Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kab.
Gunungkidul, Yogyakarta.
Desa Bleberan, Playen, Gunungkidul meraih juara I Lomba Desa
Wisata tahun 2015 tingkat DIY. Wisata air terjun Sri Gethuk
dikelola oleh BUMDesa Sejahtera Desa Bleberan menjadi
Wisata Desa terbaik karena kemampuannya mengelola aset
alam dengan ramah lingkungan. Kebersihan, keamanan,
keaslian, dan fasilitas umum seperti MCK, tempat kuliner,
tempat parkir, souvenir, serta tempat jajanan ditata dan
dikelola dengan rapi menyesuaikan alam. Pengelolanya juga
ramah terhadap pendatang.
Potensi alam berhasil dikelola menjadi ruang rekreasi publik
yang nyaman dan aman. Pengunjung mencapai 200 orang lebih
setiap harinya dan melonjak pada hari raya. Omset total
mencapai 1,2 Mlyar rupiah dan pendapatan bersih dilaporkan
342 juta rupiah (pada tahun 2013). BUMDesa Sejahtera
sekarang sudah mengembangkan dua unit usaha baru, yakni
pengelolaan air bersih dan unit usaha simpan pinjam.
.
18
Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong,
Kab. Gunungkidul, Yogyakarta.
19
Desa Serang, Purbalingga,
Jawa Tengah
20
Sekian
&
Terima Kasih
21