Anda di halaman 1dari 100

SASARAN

KESELAMATAN PASIEN
(SKP)
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
(SKP)
GAMBARAN UMUM
SKP syarat mayor dalam akreditasi KARS
Maksud dari SKP: mendorong perbaikan
spesifik dalam keselamatan pasien
SKP : menyoroti bagian-bagian yang
bermasalah dalam Yankes
Perbaikan Disain sistem yang baik:
Memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan
bermutu tinggi,
Difokuskan pada solusi-solusi sistem yang
menyeluruh.
ENAM SASARAN KESELAMATAN
PASIEN
Sasaran I :
Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran II :
Peningkatan komunikasi yang efektif
Sasaran III :
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
(high-alert)
Sasaran lV :
Kepastian tepat-lokasi, tepat- prosedur, tepat-pasien
operasi
Sasaran V :
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Sasaran VI :
Pengurangan risiko pasien jatuh
SASARAN I :
KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Standar SKP I
Rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk memperbaiki /
meningkatkan ketelitian identifikasi
pasien.
Salah
memberi
obat

Salah identifikasi Salah


tindakan
Pasien tak sembuh
Citra buruk
Tuntutan
Salah
Tranfusi

Salah
hasil KETELITIAN IDENTIFIKASI
lab/PA DISEMUA LINI PELAYANAN
Maksud dan Tujuan SKP I

Keliru mengidentifikasi pasien :


1. Terjadi hampir di semua aspek diagnosis dan
pengobatan
2. Dalam keadaan :
a. pasien masih dibius
b. pindah tempat tidur
c. pindah kamar
d. pindah lokasi di dalam rumah sakit
e. pasien memiliki cacat indra

Tujuan sasaran ini dua hal:


1. Mengidentifikasi dengan benar
2. Mencocokkan layanan dengan individu tersebut.
CARA IDENTIFIKASI PASIEN
Kebijakan dan/atau prosedur, dua cara
untuk mengidentifikasi pasien:
nama pasien
nomor rekam medis
tanggal lahir
gelang identitas pasien dengan
bar-code, dll
Dilarang identifikasi dg nomor kamar
pasien atau lokasi
Proses kolaboratif digunakan untuk
mengembangkan kebijakan dan/atau
prosedur agar dapat memastikan
semua kemungkinan situasi dapat
diidentifikasi contoh: pasien koma
tanpa identitas, pasien jiwa,
GELANG PASIEN

Biru: Laki Laki


Pink: Perempuan
Merah: Alergi
Kuning: Risiko Jatuh

8
SAAT PEMASANGAN GELANG
OLEH PETUGAS

Jelaskan manfaat gelang pasien


Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak,
melepas, menutupi gelang .dll
PETUGAS HARUS MELAKUKAN
IDENTIFIKASI PASIEN SAAT:
1. Pemberian obat
2. Pemberian darah / produk
darah
3. Pengambilan darah dan
spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis
4. Sebelum memberikan
pengobatan
5. Sebelum memberikan tindakan
Petugas PELAKU IDENTIFIKASI
Dokter
Perawat ( Rawat inap dan rawat jalan)
Petugas Admisi
Petugas Rekam Medis
Petugas Farmasi
Petugas Laboratorium
Petugas Rehab medik
Petugas Penunjang Medik
Petugas Radiologi/Radioterapi
Elemen Penilaian SKP.I.
1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua
identitas pasien, tidak boleh menggunakan
nomor kamar atau lokasi pasien
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian
obat, darah, atau produk darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil
darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian
pengobatan dan tindakan / prosedur
5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan
pelaksanaan identifikasi yang konsisten
pada semua situasi dan lokasi
SASARAN II :
PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Standar SKP.II.
Rumah sakit mengembangkan
pendekatan untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar para
pemberi layanan.
Maksud dan Tujuan SKP II
Komunikasi efektif akan mengurangi
kesalahan dan menghasilkan
peningkatan Keselamatan Pasien :
Komunikasi efektif
a. Tepat waktu
b. Akurat
c. Lengkap
d. Jelas
e. Dipahami oleh pihak-pihak terkait
Bentuk Komunikasi:
Elektronik
Lisan
tertulis
Penilaian :
Dengan Cara Penelusuran
Untuk Mencari Bukti Bukti
Penerapan Di Lapangan
Telusur :
Lima Elemen Penilaian
1. Pasien cari bukti bukti penerapan di
lapangan dari lima elemen penilaian
2. Wawancara: petugas terkait: dokter,
perawat rawat inap, OK cari bukti
bukti pemahaman dan pelaksanaan di
lapangan
3. Observasi: Gelang nama, saat penting
dimaksud
4. Dokumen: Kebijakan dan SOP
Ditelusuri >>>>>
Pasien : bukti penerapan pada pasien sampel
bisa di ambil beberapa tempat pelayanan
(IGD,RI,RJ,ICU,Lab dll) tanyakan pada pasien.

a. Lihat gelang pasien yang digunakan


b. Identifikasi menggunakan dua identitas
c. Apakah saat pemasangan gelang dijelaskan
manfaat nya
d. Apakah pasien ditanyai namanya oleh petugas:

1. Sebelum diberi obat, darah, atau produk darah.


2. Sebelum diambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis
3. Sebelum pemberian pengobatan dan tindakan /
prosedur
Ditelusuri ..
1. Dokumen: Kebijakan dan SOP dalam hal identifikasi
pasien:
menggunakan dua identitas
sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
Sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis
Sebelum pemberian pengobatan dan tindakan / prosedur
2. Wawancara petugas terkait: dokter, perawat, petugas
admisi, satpam cari bukti bukti : pengetahuan sikap
dan ketrampilan petugas terkait dalam hal identifikasi
pasien
3. Observasi: konsistensi pemakaian gelang nama oleh
pasien, penelusuran pada saat petugas sebelum
melakukan pekerjaan diatas
Komunikasi yang mudah terjadi
kesalahan
Terjadi pada saat:
Perintah diberikan secara
lisan
Perintah diberikan melalui
telpon
Saat pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis.
Perintah Lisan Lewat Telepon

1. Write back
2. Read Back
3. Repeat Back
(Reconfirm)
SBAR
A Communication Technique for Today's
Healthcare Professional
SBAR is a standardized way of communicating.
It promotes patient safety because it helps
individuals communicate with each other with a
shared set of expectations.
It improves efficiency and accuracy.
SBAR stands for:
Situation
Background
Assessment
Recommendation
SBAR
I INTRODUCTION INDIVIDU YANG TERLIBAT DALAM HAND OFF
MEMPERKENALKAN DIRI, PERAN DAN
TUGAS , PROFESI
S SITUATION KOMPLAIN, DIAGNOSIS, RENCANA
PERAWATAN DAN KEINGINAN DAN
KEBUTUHAN PASIEN
B BACKGROUND TANDA-TANDA VITAL, STATUS MENTAL ,
DAFTAR OBAT-OBATAN DAN HASIL LAB
A ASSESSMENT PENILAIAN SITUASI SAAT INI OLEH PROVIDER
R REKOMENDATION MENGIDENTIFIKASI HASIL LAB YG TERTUNDA
DAN APA YANG PERLU DILAKUKAN SELAMA
BEBERAPA JAM BERIKUTNYA DAN
REKOMENDASI LAIN UNTUK PERAWATAN
Q/A QUESTION N KESEMPATAN BAGI TANYA-JAWAB DALAM
ANSWER PROSES HANDOFF
PERSIAPAN PERAWAT SEBELUM
MEMBERIKAN LAPORAN KEPADA DOKTER

1. Visit dan periksa pasien


2. Diskusikan keadaan pasien dengan
perawat terkait
3. Review hasil pemeriksaan untuk
menetapkan dokter yg tepat yang akan
dilapori
4. Ketahui kapan pasien masuk dan
diagnosis waktu masuk
5. Baca catatan perkembangan terakhir
dari dokter dan perawat
SBAR : transferring important
patient information:
1. nurse-to-nurse (such as change
of shift report or patient transfer)
2. physician-to-physician
3. nurse - to -physician
4. staff education
Elemen Penilaian SKP.II.
1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui
telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan secara
lengkap oleh penerima perintah
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil
pemeriksaan dibacakan kembali secara lengkap
oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi
oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan
hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan
pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi
lisan atau melalui telepon secara konsisten
Telusur :
Empat Elemen Penilaian
1. Wawancara: petugas terkait: perawat
dan petugas lain cari bukti-bukti
penerapan menerima perintah lisan
dan lewat telepon bagaimana
pemahaman dan pelaksanaan oleh
petugas terkait di lapangan
2. Observasi: catatan RM
3. Dokumen: Kebijakan dan SOP , cek
konsistensi disemua unit
SASARAN III : PENINGKATAN
KEAMANAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH-ALERT)
SASARAN III : PENINGKATAN
KEAMANAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH-ALERT)
Standar SKP.III.
Rumah sakit
mengembangkan
suatu pendekatan
untuk memperbaiki
keamanan obat-
obat yang perlu
diwaspadai (high-
alert)
Maksud dan Tujuan SKP 3
Obat yg Perlu diwaspadai : obat yang
sering menyebabkan KTD atau kejadian
sentinel
Obat yg Perlu diwaspadai :
1. NORUM/ LASA.
2. Elektrolit konsentrat
Kesalahan bisa terjadi:
Secara tidak sengaja
Bila perawat tidak mendapatkan orientasi
dengan sebelum ditugaskan
Pada keadaan gawat darurat
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)

hidraALAzine hidrOXYzine
ceREBYx ceLEBRex
vinBLASTine vinCRIStine
chlorproPAMIDE chlorproMAZINE
glipiZIde glYBURIde
DAUNOrubicine dOXOrubicine

Tulis yang berbeda dengan huruf KAPITAL


Look Alike Sound Alike
Look alike
Elektrolit Konsentrat :
1. Kalium Klorida
2meq/Ml Atau Yang
Lebih Pekat
2. Kalium Fosfat,
Natrium Klorida
Lebih Pekat Dari
0.9%
3. Magnesium Sulfat
=50% Atau Lebih
Pekat
K Cl Concentrated
Concentrated potassium chloride has been identified
as a highrisk medication by organizations in
Australia, Canada, and the United Kingdom of Great
Britain and Northern Ireland (UK) (1).
In the US, 10 patient deaths from
misadministration of K Cl concentrated solution
were reported to the Joint Commission in just the first
two years of its sentinel event reporting programme:
19961997 (1).
In Canada, 23 incidents involving KCl mis-
administration occurred between 1993 and 1996
(2).
There are also reports of accidental death from the
inadvertent administration of concentrated saline
solution (3).
ELEKTROLIT KONSENTRATE
Cairan ini bisa mengakibatkan
KTD/sentinel event bila tak disiapkan dan
dikelola dengan baik
Terpenting :
Ketersediaan
Akses
Resep
Pemesanan
Persiapan
Distribusi
Label
Verifikasi
Administrasi dan pemantauan
Langkah langkah>>>
Cara untuk mengurangi atau mengeliminasi KTD:
Tingkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai
Pindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke
farmasi.
RS punya Kebijakan dan/atau prosedur
Daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data
yang ada di rumah sakit
identifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit
konsentrat, seperti di IGD atau kamar operasi
pemberian label secara benar pada elektrolit
penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi
akses untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja /
kurang hati-hati.
ELEKTROLIT KONSENTRATE

Standarisasi dosis, unit ukuran, dan


terminologi adalah elemen penting dari
penggunaan yang aman
Campuran larutan elektrolit harus
dihindari (misalnya : natrium klorida dengan
kalium klorida).
Upaya ini memerlukan perhatian khusus,
keahlian yang sesuai, antar-profesional
kolaborasi, proses verifikasi, dan fungsi
yang akan memastikan penggunaan yang
aman.
Elemen Penilaian SKP 3)
1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar
memuat proses identifikasi, menetapkan lokasi,
pemberian label, dan penyimpanan elektrolit
konsentrat.
2. Implementasi kebijakan dan prosedur
3. Elektrolit konsentrat tidak boleh disimpan di unit
pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara
klinis dan tindakan diambil untuk mencegah
pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut
sesuai kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di pada unit
pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan
disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).
Telusur : Empat Elemen Penilaian
1. Wawancara: petugas terkait: perawat dan inst
farmasi telusuri bukti bukti pelaksanaan
apakah ada proses identifikasi obat High-alert
, penetapan lokasi dan pemberian label dan
penyimpanan elektrolit konsentrat , cek
pengetahuan mereka tentang hal tsb
2. Observasi: cari daftar obat high-alert dan
elektrolit konsentrat
3. Dokumen:
1. Kebijakan dan SOP, cek kebijakan/SOP tentang
identifikasi obat High-alert , penetapan lokasi dan
pemberian label dan penyimpanan elektrolit
konsentrat
2. Cek konsistensi disemua unit
SASARAN IV :
KEPASTIAN TEPAT-LOKASI,
TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-
PASIEN OPERASI
SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI,
TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI

Standar SKP.IV.
Rumah sakit
mengembangkan
suatu pendekatan
untuk memastikan
tepat-lokasi,
tepat-prosedur,
dan tepat- pasien.
National Practitioner Data Bank; WSPE,
wrong-side/wrong site, wrong-procedure,
and wrong-patient adverse event
Maksud dan Tujuan SKP IV
Salah-lokasi, Salah-prosedur, Salah Pasien Pada
Operasi, Adalah Sesuatu Yang Mengkhawatirkan
Dan Tidak Jarang Terjadi Di Rumah Sakit Penyebabnya :
1. Komunikasi Yang Tidak Efektif/Tidak Adekuat Antara
Anggota Tim Bedah
2. Kurang/Tidak Melibatkan Pasien Di Dalam Penandaan
Lokasi (Site Marking)
3. Tidak Ada Prosedur Untuk Verifikasi Lokasi Operasi
4. Asesmen Pasien Yang Tidak Adekuat
5. Penelaahan Ulang Catatan Medis Tidak Adekuat
6. Budaya Yang Tidak Mendukung Komunikasi Terbuka
Antar Anggota Tim Bedah
7. Resep Yang Tidak Terbaca (Illegible Handwriting)
8. Pemakaian Singkatan
Penandaan Lokasi Operasi
1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk
sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari
kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang)
2. Perlu melibatkan pasien
3. Tak mudah luntur terkena air.
4. Mudah dikenali
5. Digunakan secara konsisten di RS
6. dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan
tindakan,
7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat
akan disayat
VERIFIKASI PRAOPERATIF :
1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar
2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil
pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dan
dipampang dg baik
3. Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau
implant 2 implant yg dibutuhkan
4. Tahap Time out :
1. Memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan
2. Dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai,
3. Melibatkan seluruh tim operasi
5. Pakai ceklis agar praktis
Elemen Penilaian SKP.IV.
1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapat
dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien
di dalam proses penandaan.
2. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan
tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat, dan fungsional.
3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur
time-out , tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan
pembedahan.
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung
keseragaman proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan
tindakan pengobatan gigi / dental yang dilaksanakan di luar kamar
operasi.
Yakinkan prosedur benar:

1. Inform concent
2. Penandaan sisi yang akan
dioperasi
3. Identifikasi pasien
4. Time out
5. Imaging : cek posisi minimal
dua orang

55
Leaflet di kamar operasi untuk mengingatkan dokter
TIME OUT
s
Sebelum Induksi Anestesi:
Apakah
1. Identifikasi pasien, prosedur, informed
concent sudah dicek ?
2. Sisi operasi sudah ditandai ?
3. Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ?
4. Pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ?
5. Allergi ?
6. Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau
aspirasi
7. Risiko kehilangandarah >= 500ml
Sebelum Insisi Kulit (Time-out):Apakah
.
1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)
2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan
lokasi incisi
3. Antibiotik propillaksis sdh diberikan dalam
60 menit sebelumnya
4. Antisipasi kejadian kritis:
1. Dr Bedah: apa langkah, berapa lama,
kemungkinan blood lost ?
2. Dr anestesi: apa ada patients spesific
corcern ?
3. Perawat : Sterilitas , instrumen ?
5. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ?
TIME OUT
Sebelum Pasien Meninggalkan
Kamar Operasi
1. Perawat melakukan konfirmasi secara verbal,
bersama dr dan anestesid
1. Nama prosedur,
2. Instrumen, gas verband, jarum lengkap
3. Speciment telah di beri label dengan PID tepat
4. Apa ada masalah peralatan yang harus
ditangani
2. Dokter kpd perawat dan anestesi, apa yang
harus diperhatikan dalam recovery dan
manajemen pasien
SASARAN V : PENGURANGAN
RISIKO INFEKSI TERKAIT
PELAYANAN KESEHATAN
Telusur : Empat Elemen Penilaian
SKP.IV.
1. Pasien cari bukti bukti penerapan di
lapangan dari Empat elemen penilaian (pasien
preoperasi dan pasien gigi)
2. Wawancara: petugas terkait: dokter, perawat
OK cari bukti bukti pemahaman dan
pelaksanaan di lapangan
3. Observasi: tanda operasi dilokasi operasi ?,
melbatkan pasien?, pelaksanaan time out,
4. Dokumen: Kebijakan dan SOP : ada check-list
pra operasi,
Telusuri..
Pasien : pasien preoperasi dan pasien gigi

1. Apakah ditanyai identitasnya serta dilihat


gelang namanya
2. Apakah informed consent sudah di jelaskan
oleh dokter yang akan mengoperasi dan
sudah di tanda tangani
3. Apakah ditandai lokasi operasi dengan
melibatkan pasien
4. Lihat tanda operasi, apakah mudah luntur ?
Telusuri ..
1. Wawancara petugas terkait: lokasi OK:
dokter, perawat OK cari bukti bukti
pemahaman dan pelaksanaan di lapangan
2. Observasi: tanda operasi dilokasi operasi ?,
apakah melibatkan pasien?, bukti bukti
konsistensi pelaksanaan time out ?
3. Dokumen: adakah Kebijakan dan SOP pra
operasi ?, ada check-list pra operasi?
SASARAN V : PENGURANGAN RISIKO
INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN

Standar SKP.V.
Rumah sakit mengembangkan
suatu pendekatan untuk
mengurangi risiko infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan.
Maksud dan Tujuan SKP.V.
PPI (Pencegahan dan pengendalian infeksi ):
tantangan terbesar dalam yan kes
peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang terkait
yan kes
keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional
pelayanan kesehatan.
Infeksi dijumpai dalam semua bentuk yan kes termasuk:
UTI,blood stream infections dan VAP
Pokok pokok eliminasi : cuci tangan (hand hygiene)
yang tepat pakai Pedoman hand hygiene dari WHO
Rumah sakit mempunyai proses kolaboratif untuk
mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang
menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene
yang sudah diterima secara umum untuk implementasi
petunjuk itu di rumah sakit.
WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care.World Health Organization 2009
Elemen Penilaian SKP.V.
1. Rumah sakit mengadopsi atau
mengadaptasi pedoman hand hygiene
terbaru yang diterbitkan dan sudah
diterima secara umum al dari WHO
Patient Safety
2. Rumah sakit menerapkan program
hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur
dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan
risiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan
75
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety
PEMILIHAN
HAND HYGINE SUPERSTAR
5
The Five componen of the WHO
multimodal hand hygine improvement
trategy
5The Five Moment Hand hygine in
health care

The Step wise approach

5
Penilaian :
Dengan Cara Penelusuran
Untuk Mencari Bukti Bukti
Penerapan Di Lapangan
Telusur : Tiga Elemen Penilaian
SKP.V.
1. Pasien cari bukti bukti penerapan di
lapangan: tanyakan apakah petugas
kesehatan cucitangan sebelum dan
sesudah menyentuh pasien
2. Wawancara: petugas terkait: dokter,
perawat OK cari bukti bukti pemahaman
dan pelaksanaan di lapangan
3. Observasi: sarana prasarana cuci tangan ,
saat petugas sebelum menyentuh pasien ,
dll
4. Dokumen: Kebijakan dan SPO
Telusuri
Pasien : pasien rawat inap, rawat jalan,
UGD
1. Apakah petugas cuci tangan
sebelum dan sesudah menyentuh
pasien ?
2. Apakah petugas cuci tangan
sebelum melakukan tindakan ?
3. Apakah petugas pernah
menjelaskan manfaat cuci tangan
Telusuri.
Wawancara telusur:
Petugas (random sampling):
dr.prwt,dlnya:
Supaya demonstrasikan cara cuci
tangan yang benar
Kapan saat harus cuci tangan
Mengapa harus cuci tangan ; lima
saat cuci tangan (the five moment for
hand hygiene)
Telusuri.
1. Observasi:
Cek sarana cuci tangan diberbagai tempat
pelayanan : nurse station, ruang rawat inap,
koridor, ruang ICU, ruang UGD, poliklinik
Cek leaflet di tempat tempat yang
direkomendasikan
Apakah petugas cuci tangan lima saat cuci
tangan
2. Dokumen:
Kebijakan dan SOP ; adakah Kebijakan dan
SOP cuci tangan yang mengacu pada WHO
Guidelines
SASARAN VI :
PENGURANGAN RISIKO
PASIEN JATUH
SASARAN VI :
PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH

Standar SKP.VI.
Rumah sakit
mengembangkan
suatu pendekatan
untuk mengurangi
risiko pasien dari
cedera karena
jatuh.
Morse, Janice M..Preventing Patient Falls. Establishing a Fall Intervention Program, 2 nd Ed. Springer Publishing
Company, New York. 2009.
Maksud dan Tujuan SKP VI.
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai
penyebab cedera pasien rawat inap.
Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko
pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh.
Evaluasi :
riwayat jatuh,
obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol
gaya jalan dan keseimbangan
serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh
pasien.
Program tersebut harus diterapkan di rumah
sakit.
Elemen Penilaian SKP.VI.
1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal
risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang
bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan dll.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko
jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen
dianggap berisiko jatuh
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik
keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan
dampak dari kejadian tidak diharapkan
4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk
mengarahkan pengurangan berkelanjutan risiko
pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit
Contoh Langkah Pencegahan Pasien
Risiko Jatuh
1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan
2. Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
3. Sediakan kursi roda yang terkunci di samping
tempat tidur pasien
4. Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari
hambatan dan terang
5. Pastikan lorong bebas hambatan
6. Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat
dalam jangkauan pasien
7. Pasang Bedside rel
8. Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur
Contoh Langkah Pencegahan Pasien
Risiko Jatuh
9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang
mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait
10. Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman,
dan segera laporkan untuk perbaikan
11. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat
di daerah diagnostik atau terapi
12. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat
tidur, posisi bedside rel dalam keadaan terpasang
13. Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota
keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh
14. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk
memberikan bantuan yang dibutuhkan dengan
Six Basic Sequential Steps In
The Establishment Of A Fall
Prevention Program

Morse, Janice M..Preventing Patient Falls. Establishing a Fall Intervention Program, 2 nd Ed. Springer Publishing
Company, New York. 2009.
Penilaian :
Dengan Cara Penelusuran
Untuk Mencari Bukti Bukti
Penerapan Di Lapangan
Telusur :
Empat Elemen Penilaian SKP.VI.
1. Pasien cari bukti bukti penerapan di lapangan:
Tanyakan apakah petugas kesehatan menanyakan
tentang hal hal yang terkait dengan risiko jatuh
2. Wawancara: petugas terkait: dokter, perawat cari
bukti bukti pemahaman dan pelaksanaan di lapangan
tentang risiko jatuh, tanda pasien dengan risiko jatuh di
RM,
3. Observasi: gelang pasien dengan risiko jatuh ?,
tersedia nurse call di tempat tidur pasien dengan risiko
jatuh ? , pengaman sisi tempat tidur?, tanda tanda
daerah licin ? Pengaman sisi tangga ?
4. Dokumen: Kebijakan dan SOP : asesmen risiko jatuh,
gelang pasien risiko jatuh, RM pelaksanaan
asesmen awal dan ulang pada pasien dengan risiko
jatuh
Telusuri..
Pasien : pasien rawat inap

1. Apakah petugas menanyakan tentang


risiko jatuh dan mencatatnya?
2. Apakah petugas memberi tahu dan
menjelaskan hal hal yang terkait
dengan risiko jatuh ?
3. Apakah diberitahu kalau membutuhkan
bantuan tidak boleh jalan sendiri
melainkan harus memanggil petugas
dengan bel ?
Telusuri
Wawancara telusur Petugas
(random sampling): perawat
Bagaimana melakukan asesmen
awal dan asesmen ulang pada
pasien dengan risiko jatuh ?
Apa langkah langkah yang dilakukan
pada pasien dengan risiko jatuh
yang harus dilakukan petugas pada
pasien dengan risiko jatuh ?
Telusuri
Dokumen:
1. Kebijakan dan SOP: Pasien risiko jatuh
termasuk pengurangan berkelanjutan risiko
pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit
2. Asesmen awal dan asesmen ulang pada
pasien dengan risiko jatuh
3. Kebijakan penulisan RM pasien risiko jatuh
4. Kebijakan monitoring pasien risiko jatuh
5. Kebijakan pengumpulan data- data pasien
risiko jatuh, pasien jatuh. sebelum dan
sesudah program
6. Kebijakan meminimalisasi risiko pasien jatuh
, risiko cacat, pengobatan medis ?
Nurses
cannot
reduce fall
rates
without
funding and
support.
Warning: baju begini bisa
menambah risiko jatuh pasien
Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai