Anda di halaman 1dari 27

KEJANG DEMAM

Wahyu Puspita Irjayanti


200. 311. 040
Definisi dan Batasan

KEJANG DEMAM (KD)


Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal lebih dari 380 celcius) yang disebabkan oleh
suatu proses ekstrakranium, dan tidak terbukti adanya
penyebab tertentu.1,2
Consensus Statement on Febrile Seizures (1980), kejang
demam bayi atau anak (antara usia 3 bulan- 5 tahun),
berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti
adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu.1
Epidemiologi

KD salah satu kelainan neurologis paling sering pada


bayi dan anak.
Penelitian 2,2 5 % anak pernah mengalami kejang
demam sebelum mereka mencapai usia 5 tahun.3
Lumbantobing S.M KD pertama (83,6%) kurun usia
1 bulan-2 tahun.3
Kira-kira 80%-90% kejang demam sederhana.
Hanya + 20% kejang demam kompleks.2
Etiologi

Etiologi KD belum diketahui dengan pasti.


Selain itu, juga memegang peranan :
Faktor suhu, infeksi dan umur
FAKTOR SUHU
Hipotesis scr genetika ambang kejang pada anak
berbeda-beda dan akan turun pada saat terjadinya
kenaikkan suhu tubuh2
Sehingga kejang tidak selalu timbul pada suhu yang
tinggi, kadang-kadang suhu yang tidak begitu tinggi dapat
juga menyebabkan kejang.1
11% anak kejang suhu <37,90C, sekitar 14-40%
380C -38,90C, dan 40-56% 390C-39,90C.2
FAKTOR INFEKSI
Demam ok infeksi yang umum pada anak tonsilitis,
infeksi saluran pernafasan (38-40%), otitis media (15-
23%), dan gastroenteritis akut (7-9%).1,2
Anak sering sekali mendapat infeksi ini timbul
demam + ambang kejang yang rendah = maka anak
tersebut akan mudah mendapatkan kejang
FAKTOR USIA
mungkin ada kaitannya dengan tingkat kematangan
otak dibidang anatomi, fisiologi dan biokimiawi otak.3
Faktor Resiko

Tingginya temperatur untuk terjadinya kejang demam


Riwayat KD pada orang tua atau saudara kandung
Perkembangan terlambat
Problem pada masa neonatus
Bila seorang anak mempunyai dua atau lebih faktor resiko
tersebut di atas resiko untuk terjadinya KD 30%.1,2
Patofisiologi

DEMAM kenaikan suhu 10C ~ kenaikkan metabolisme


basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat
20%.
Kenaikan suhu tubuh perubahan keseimbangan dari
membran sel neuron terjadi difusi ion kalium dan
natrium melalui membran sel lepasnya muatan listrik
yang sedemikian besarnya sehingga dapat meluas ke
seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya
KEJANG.4
Tiap anak ambang kejang yang berbeda
Anak dg ambang kejang rendah, kejang dapat terjadi
walau suhu masih 380C, sedangkan pada anak dg
ambang kejang tinggi, kejang dapat baru terjadi saat
suhu mencapai 400C atau lebih.
Dapat disimpulkan terulangnya KD lebih sering terjadi
pada ambang kejang yang rendah sehingga dalam
penanggulangannya perlu diperhatikan pada suhu berapa
penderita kejang.4
KD yang berlangsung > 15 mnt kebutuhan oksigen
dan energi untuk kontraksi otot skelet meningkat
terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat yang
disebabkan metabolisme aneorobik, hipotensi arterial
disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh
makin meningkat metabolisme otak meningkat.4
KERUSAKAN NEURON OTAK
Gangguan peredaran darah hipoksia meninggikan
permeabilitas kapiler edema otak yang mengakibatkan
kerusakan sel neuron otak. 4
Klasifikasi
Kesepakatan UKK Neurologi IDAI

KEJANG DEMAM SEDERHANA KEJANG DEMAM KOMPLEK


Simple Febrile Seizure Complex Febrile Seizure
Bersifat umum (bangkitan Bersifat fokal atau parsial
kejang tonik klonik), tanpa satu sisi, atau kejang
gerakan fokal. umum didahului kejang
Berlangsung singkat parsial.
(< 15 menit) Berlangsung lama (> 15
Tunggal (hanya sekali/ tidak menit)
berulang dalam 24 jam) Multipel (>2 kali kejang
dalam 24 jam)
Manifestasi Klinik
ANAMNESIS
Jenis kejang, lama kejang, suhu sebelum atau saat
kejang, frekuensi dan interval terjadinya kejang jika
lebih dari 2 kali, keadaan pasca kejang, dan
kemungkinan adanya penyebab kejang di luar SSP
serta riwayat kejang terdahulu.
Tanyakan riwayat terjadinya demam, lamanya demam
dan penyebab demam.
Tanyakan pula riwayat kelahiran, perkembangan anak,
dan riwayat kejang demam dalam keluarga serta
epilepsi dalam keluarga serta kemungkinan trauma
sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Penyebab utama dari demam harus ditemukan.
Penyebab lain akibat kelainan intrakranial seperti
ensefalitis atau meningitis harus disingkirkan.2,6
Nilai kesadaran, suhu, TRM, tanda peningkatan TIK,
dan tanda infeksi di luar SSP
Pemeriksaan Nervi Kranialis
Umumnya tidak dijumpai adanya kelumpuhan nervi
kranialis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan lab : sesuai indikasi mencari
penyebab demam5
Pemeriksaan pencitraan (CT-scan atau MRI kepala)
Dapat diindikasikan jk riwayat trauma kepala
Elektroensefalografi (EEG)
Kurang mempunyai nilai prognostik. 2,6
Pungsi lumbal5
Untuk menegakkan/ menyingkirkan kemungkinan
meningitis.
Bayi < 12 bulan harus dilakukan pungsi lumbal karena
gejala meningitis sering tidak jelas.
Bayi diantara umur 12-18 bulan dianjurkan untuk
melakukan pungsi lumbal kecuali pasti bukan
meningitis.
Bayi > 18 bulan umumnya gejala meningitis sudah
terlihat dengan jelas. Bila pasti bukan meningitis
pungsi lumbal tidak dianjurkan.
Diagnosis Banding

Harus diketahui apakah penyebab terjadinya kejang


demam berasal intra atau ekstra kranial
Kelainan dalam otak biasanya karena infeksi misalnya
meningitis atau ensefalitis serta abses otak.2,4,6
Penatalaksanaan

Ada 3 hal yang perlu dikerjakan, yaitu2,3 :


(1) pengobatan fase akut
(2) mencari dan mengobati penyebab
(3) pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang
demam.
Pengobatan fase akut

Bila kejang menetap 3 5 menit, berikan :


Diazepam IV dosis 0,2-0,5 mg/kgbb/kali dengan dosis
maksimal 20 mg. Bila kejang berhenti sebelum diazepam
habis, hentikan penyuntikan.
Bila diazepam IV tidak tersedia atau pemberiannya sulit,
dapat digunakan diazepam intrarektal 5 mg (BB<10kg)
atau 10 mg (BB>10 kg).
Bila kejang tidak berhenti dapat diulang selang 5-10 menit
dengan maksimum pemberian 2 kali berturut-turut.
Jika kejang masih berlanjut, berikan fenitoin dengan dosis
awal 15-20 mg/kgbb/per drip (IV) perlahan-lahan 1
mg/kgbb/menit atau selama 20 menit yang diencerkan
dengan NaCl 0,9% 1 : 1 karena fenitoin bersifat basa dan
dapat menyebabkan iritasi vena.
Jika kejang telah teratasi dengan fenitoin, lanjutkan
fenitoin dosis pemeliharaan dengan dosis 5-
7mg/kgbb/hari, 12-24 jam setelah dosis awal.
Jika kejang berlanjut, berikan fenobarbital IM dosis 10 -
20 mg/kgbb dan dosis pemeliharaan 5 7 mg/kgbb 12
jam kemudian.
Namun, jika kejang masih belum teratasi, sebaiknya
pasien segera dialihkan ke ruang rawat intensif.
Mencari dan mengobati penyebab

Pemeriksaan LCS dilakukan untuk menyingkirkan


kemungkinan meningitis, selain itu perlu juga
pemeriksaan laboratorium lainnya untuk menegakkan
penyebab terjadinya demam.
Pengobatan profilaksis

PROFILAKSIS INTERMITEN
Pada saat anak mengalami demam mencegah KD
Antipiretik
Untuk mencegah demam meningkat.Paracetamol 10-
15mg/kgbb/kali atau Ibuprofen 10mg/kgbb/kali
Antikonvulsan
Diazepam secara oral dengan dosis 0,3-0,5mg/kgbb/hari
dibagi dalam 3 dosis saat pasien demam atau dapat pula
diberikan secara intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5 mg
(BB<10kg) dan 10 mg (BB>10kg)
Efek samping diazepam adalah ataksia, mengantuk dan
hipotonia serta depresi pernafasan.
PROFILAKSIS TERUS-MENERUS/ JANGKA PANJANG
Untuk mencegah berulangnya kejang demam berat yang
dapat menyebabkan kerusakan otak
Fenobarbital 4-5 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis.
Pemakaian setiap hari dapat menimbulkan gangguan
perilaku berupa iritabel, hiperaktif, pemarah, agresif dan
kesulitan belajar. Efek samping ini dapat dikurangi
dengan menurunkan dosis.
Asam valproat dengan dosis 15-40 mg/kgbb/hari dibagi
dalam 2 dosis.
Pemakaian pada anak < 2 tahun dapat menyebabkan
gangguan fungsi hati.
Profilaksis terus-menerus ~ Consensus statement on febrile
seizure yaitu bila ada > 2 kriteria :
Sebelum kejang demam yang pertama sudah ada
kelainan neurologis atau perkembangan (misalnya
serebral palsi atau mikrosefal)
Kejang demam lebih dari 15 menit, fokal, atau diikuti
kelainan neurologis sementara atau menetap
Ada riwayat kejang tanpa demam pada orang tua atau
saudara kandung.
Bila kejang demam terjadi pada bayi berumur <12 bulan
atau terjadi kejang multipel dalam satu episode demam.
Prognosis

Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat,


prognosisnya baik dan tidak menyebabkan kematian.
Frekuensi berulangnya kejang berkisar antara 25-50%,
umumnya terjadi pada 6 bulan pertama.
Sebagian besar kejang demam adalah benigna
berlangsung singkat dan tidak menyebabkan gejala
kerusakan sel-sel otak setelahnya.
Sekian,
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai