Anda di halaman 1dari 24

Kromatografi gas juga merupakan jenis

kromatografi yang paling tua dan sudah


digunakan sejak tahun 1800-an. Penggunaan
kromatografi gas juga cukup luas terutama
dalam industri minyak dan gas, hingga
farmasi.
DEFINISI Kromatografi gas-cair
(KGC)

Kromatografi gas-
JENIS padat (KGP)

Fase gerak
KROMATOGRAFI GAS
Ruang suntik
sampel
KOMPONEN
Kolom

Detektor

Komputer
MEKANISME
KERJA
Kromatografi gas merupakan metode
yang dinamis untuk pemisahan dan
deteksi senyawa-senyawa yang
mudah menguap dalam suatu
campuran. Kromatografi gas
merupakan suatu cara kromatografi di
mana sampel diuap dan diinjeksikan
ke dalam kolom. Sampel kemudian
dibawa melalui kolom oleh gas
pembawa yang bersifat inert. Di
dalam kolom sendiri telah ada fase
diam.
Kromatografi gas-cair (KGC) Kromatografi gas-padat (KGP)
Fase diam yang digunakan adalah cairan Pada KGP ini, digunakan fase diam
yang diikatkan pada suatu pendukung padatan(kadang-kadang polimerik).
sehingga solut akan terlarut dalam fase diam. Mekanisme sorpsi-nyaadalah
Mekanisme sorpsi-nya adalah partisi. adsorpsi. Prinsip pemisahan
Sampel diuapkan dan dilewatkan melalui komponen sampel adalah
kolom, terbawa dalam aliran gas lembam perbedaan fisik adsorpsi oleh fase
seperti helium atau nitrogen. Waktu tinggal diam. KGP lebih efektif untuk
dalam kolom tergantung pada koefisien pemisahan komponen-komponen
partisi spesies terlarut, yang memungkinkan dengan massa relative (Mr) rendah.
pemisahan yang efisien dari campuran. Zat
terlarut yang meninggalkan kolom pada
waktu tertentu dapat dideteksi oleh
bermacam teknik yang menghasilkan
kromatogram gas dengan puncak yang sesuai
dengan setiap spesies terlarut dalam
campuran
Fase gerak pada KG juga disebut dengan
gas pembawa. Gas ini terdapat pada suatu
tanki bertekanan sangat tinggi (150 atm).
Gas pembawa bertujuan untuk membawa
solut ke kolom, karenanya gas pembawa
tidak berpengaruh pada selektifitas.
Persyaratan ideal gas pembawa adalah
harus bersifat inert, murni, murah, dan
mudah diperoleh, Pemilihan gas pembawa
tergantung pada jenis detektor yang
digunakan, dan sistem pendukung gas
pembawa harus menyediakan molecular
sieves sebagai bahan untuk menghilangkan
air dan impurities yang lain
Kolom pada KG merupakan tempat terjadinya
proses pemisahan karena di dalamnya terdapat
fase diam. Lazimnya tampak luar suatu kolom
adalah tabung berbentuk kumparan, akan tetapi
terdapat pula kolom yang berbentuk lurus atau
bengkok seperti huruf V/W. Tabung ini terbuat
dari bermacam-macam bahan seperti tembaga,
teflon, stainless steel, aluminium, dan gelas.

Kolom kemas Kolom kapiler

Jenis kolom ini terbuat dari Jenis kolom ini terdapat


gelas atau logam yang tahan rongga pada bagian dalam
karat atau dari tembaga dan yang menyerupai pipa. Fase
aluminium. Efisiensi kolom diam melekat mengelilingi
akan meningkat dengan dinding dalam kolom. Fase
semakin bertambah halusnya diam yang digunakan dapat
partikel fase diam. bersifat non polar, polar, atau
semi polar.
Fungsi ruang suntik adalah untuk mengantarkan
sampel ke dalam aliran gas pembawa. Penyuntikan
sampel dapat dilakukan secara manual atau secara
otomatis (yang dapat menyesuaikan jumlah
sampel). Sampel yang akan dikromatografi
dimasukkan ke dalam ruang suntik melalui gerbang
suntik yang biasanya berupa lubang yang ditutupi
septum atau pemisah karet. Ruang suntik harus
dipanaskan tersendiri (terpisah dari kolom) dan
biasanya 10-15oC lebih tinggi daripada suhu kolom
maksimum. Jadi seluruh sampel akan menguap
segera setelah sampel disuntikkan.
Detektor pada kromatografi adalah suatu sensor
elektronik yang berfungsi mengubah sinyal gas pembawa
dan komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal
elektronik atau dengan kata lain mengubah sifat-sifat
molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik untuk
kemudian diteruskan ke recorder atau pencatat menjadi
gambar/ kromatogram. Sinyal elektronik detektor akan
sangat berguna untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif
terhadap komponen-komponen yang terpisah di antara fase
diam dan fase gerak.
Komputer dilengkapi dengan perangkat lunak
untuk digitalisasi signal detektor dan mempunyai
beberapa fungsi, antara lain:
Memfasilitasi setting parameter instrumen seperti
aliran fase gas, suhu oven, dan pemrograman suhu,
serta penyuntikan sampel secara otomatis
Menampilkan kromatogram dan informasi lain
dengan menggunakan grafik berwarna
Merekam data kalibrasi, retensi, serta
perhitungan-perhitungan dengan statistik
Dasar kerja partisi/adsorbsi

Prinsip Kerja Kromatografi Gas Fase gerak gas (helium, nitrogen, dan
lain-lain)
Fase diam padatan (silika, alumina,
grafit) dan bahan polimer berpori/ cairan
Cara kerja dari kromatografi gas adalah gas pembawa lewat melalui satu sisi detector
kemudian memasuki kolom. Di dekat kolom ada suatu alat di mana sampel-sampel bisa
dimasukkan ke dalam gas pembawa ( tempat injeksi). Sampel-sampel tersebut dapat
berupa gas atau cairan yang volatil (mudah menguap). Lubang injeksi dipanaskan agar
sampel teruapkan dengan cepat. Aliran gas selanjutnya menemui kolom,kolom berisi
suatu padatan halus dengan luas permukaan yang besar dan relatif inert. Sebelum diisi
ke dalam kolom, padatan tersebut diimpregnasi dengan cairan yang diinginkan yang
berperan sebagai fasa diam atau stasioner sesungguhnya, cairan ini harus stabil dan non
volatil pada temperatur kolom dan harus sesuai dengan pemisahan tertentu. Setelah
muncul dari kolom itu, aliran gas lewat melalui sisi lain detector.Maka elusi zat terlarut
dari kolom mengatur ketidakseimbangan antara dua sisi detector yang direkam secara
elektrik.
Judul Penentuan Tingkat Jejak Pengotor Genotoksik
pada Zat Obat Molekul Kecil Menggunakan
Kromatografi Gas Headspace Konvensional
dengan Pengencer Cairan Ionik Kontemporer
dan Deteksi Penangkapan Elektron

Jurnal Journal of Chromatography A

Penulis Tien D. Hoa, Peter M. Yehla, Nik P. Chetwyna,


Jin Wanga, Jared L. Andersonb, Qiqing Zhonga

Tahun 2014
Jurnal yang akan ditelaah adalah jurnal yang berkaitan
dengan analisis kandungan senyawa pengotor genotoksik
dalam zat obat dengan metode kromatografi gas. Pemilihan
metode kromatografi gas dipilih karena selain mempersingkat
waktu analisis suatu senyawa dalam sampel juga memiliki
tingkat kepekaan dan ketajaman pemisahan yang besar.
Sehubungan dengan tingkat kepekaannya yang tinggi, maka
metode ini cocok digunakan untuk menganalisis senyawa
pengotor genotoksik pada sub-ppm atau tingkat kadar yang
lebih rendah.
Genotoksik adalah sifat yang dimiliki oleh senyawa kimia tertentu
yang dapat merusak informasi genetik dalam sel dan
menyebabkan mutase sel dan lebih lanjut dapat menyebabkan
kanker.

Senyawa-senyawa genotoksik dapat berasal dari zat obat,


eksipien, degradasi senyawa, triabolit, serta API (Activity
Pharmaceutical Ingredients). Beberapa senyawa ini dapat
menimbulkan kerusakan pada DNA, diantaranya dapat
diakibatkan oleh terjadinya ikatan kovalen suatu agen toksik pada
DNA
Semua reagen dan bahan kimia yang dibutuhkan untuk melarutkan sampel senyawa
genotoksik dan diluen larutan ionik disiapkan. Senyawa-senyawa tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut.
Sampel genotoksik (GTI) dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
alkil / aril halida dan nitroaromatik

Larutan standar dibuat dengan melarutkan 10 mg g-1 dari


kedua analit yang ditetapkan dalam larutan ionik (IL) terpilih.
Dari larutan standar ini, serangkaian standar tambahan
disiapkan dengan cara mengencerkan dengan IL yang sama.
Standar kerja disiapkan dengan memilah volume tertentu dari
larutan standar ke botol sprei 10 mL dan menggunakan IL
yang dipilih untuk selanjutnya mengencerkan sampel hingga
mencapai total volume 500L. Metode preparasi sampel yang
sama dilakukan untuk studi pemulihan relatif, 50 mg (10%, b /
v) zat obat juga ditambahkan ke dalam larutan.
Pemisahan kromatografi dicapai pada kolom kapiler VF-624ms
(ketebalan film 30 m x 0,32 mm). Oven HS dioperasikan pada suhu
sampling yang optimal, yang ditentukan melalui optimasi. Jalur loop
dan transfer sampel dioperasikan pada suhu 230C dan 240C.
Waktu ekuilibrasi adalah 10 menit. Injektor GC dipertahankan pada
suhu 250C dengan rasio split 1: 1. Suhu tinggi dari loop sampel dan
jalur transfer dipilih untuk membuat metode yang berlaku untuk
alkil / aril halogen dan nitroaromatik. Suhu ini dapat diturunkan
berdasarkan analisa spesifik. Helium digunakan sebagai gas
pembawa pada aliran konstan 1 mL/menit. ECD dioperasikan pada
suhu 300C dengan nitrogen pada kecepatan 30 mL/menit. Suhu
pemisahan yang digunakan untuk alkil / aril halida adalah sebagai
berikut: suhu awal adalah 100C diikuti oleh ramp 10C/menit
sampai 150C (ditahan 10 menit); maka suhu dirombak menjadi
280C pada laju 10C/menit (tahan 2 menit). Program suhu yang
digunakan dalam pemisahan nitroaromatik dan pemilihan ILs
sebagai pengencer adalah sebagai berikut: suhu awal 150C (ditahan
10 menit); maka suhu dirombak menjadi 280C pada laju 20C/menit
(tahan 15 menit).
Pemilihan diluen IL dimaksudkan untuk lebih
mengoptimalkan tingkat analisis jejak pengotor genotoksik
yang dapat diuapkan. Digunakannya diluen IL pada analisis ini
karena senya-senyawa yang akan dianalisis memiliki titik
didih di atas 100C sementara untuk diluen-diluen
konvensional tidak dapat digunakan untuk analisis senyawa
dengan titik didih sampel di atas 100C. Diluen IL memiliki
stabilitas termal yang tinggi dan volatilitas yang rendah, diluen
IL yang jika terkena suhu oven HS yang tinggi secara
signifikan akan meningkatkan puncak latar belakan pada
kromatografi.
Aril/alkil halida adalah kelas molekul yang sangat banyak
digunakan dalam sintesis farmasi. Karena aktivitas
mutagenik/karsinogeniknya, tingkat perlu dikontrol dengan
hati-hati melalui sintesis dan terutama pada zat obat yang
terisolasi. ECD adalah detektor kuat dan sangat sensitif
untuk senyawa halogenasi. Pendekatan yang dilakukan pada
jurnal ini ialah menguraikan penggunaan metode HS-GC-
ECD yang sensitif dengan diluen IL untuk menghitung
beberapa spesies alkil/aril halida yang umum..
Senyawa nitroaromatik adalah kelas molekul lain yang
menunjukkan aktivitas genotoksik dan memerlukan kontrol
dalam proses sintetis dan zat obat aktif. Senyawa ini terdiri
dari substituen penarik elektron yang membuat mereka dapat
di amati untuk deteksi penangkapan elektron. Strategi serupa
untuk menggunakan HS-GC-ECD dengan [NTf2-] yang
mengandung ILs digunakan untuk analisis.
Analisis tingkat jejak dua kelas GTI dengan tekanan tinggi, yaitu alkil
/ aril halida dan nitroaromatik, telah berhasil dicapai dengan
memanfaatkan IL sebagai pengencer kontemporer untuk HS-GC /
ECD tanpa memerlukan derivasi analit. Pendekatan baru untuk
menggunakan HS-GC untuk analisis GTI dengan tekanan tinggi
adalah alternatif yang sederhana, akurat, dan hemat biaya untuk
metodologi LC-MS saat ini, dan menawarkan keuntungan utama
untuk kemudahan transfer metode dari laboratorium ke laboratorium
dan / atau dari penelitian ke kelompok kontrol kualitas seperti sistem
data kromatografi konvensional yang divalidasi dan instrumen GC
dapat digunakan. Volatilitas rendah dan stabilitas termal yang tinggi
dari IL memungkinkan senyawa ini digunakan pada suhu oven HS
tinggi dengan latar belakang kromatografi minimum.

Anda mungkin juga menyukai