Saluran Nafas
Sarang
pneumonia/ Afek
Peradangan
Primer
limfadenitis
Peradangan
regional
limfadenitis
regional
Kompleks primer ini akan mengalami salah satu efek sebagai berikut :
1. Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution ad intergum)
2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (sarang Ghon, Garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus)
3. menyebar dengan cara:
A. Perkontinuitatum
B. Penyebaran secara bronkogen
C. Penyebaran secara hematogen dan limfogen
Patogenesis TB Postprimer
1. Paparan
2. Infeksi
3. Sakit TB
4. Meninggal dunia
Paparan
Infeksi
Sakit TB
Meninggal Dunia
Manifestasi klinis
Gejala sistemik/umum:
Batuk-batuk selama lebih dari 2 minggu (dapat disertai
dengan darah)
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama,
malam hari, keringat malam.
Penurunan nafsu makan dan berat badan
Perasaan tidak enak (malaise), lemah
Manifestasi klinis
Gejala kusus:
bila terjadi sumbatan sebagian bronkus akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara wheezing,
suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura, dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, infeksi dan inflamasi pada tulang
Pada anak-anak dapat mengenai otak gejalanya adalah demam
tinggi, penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Diagnosis TB
Paru
Klasifikasi Pasien TB
Milier TB dianggap sebagai TB paru (karena adanya lesi pada jaringan paru)
Limfadenitis TB dirongga dada (hilus dan atau mediastinum) atau efusi pleura
tanpa terdapat gambaran radiologis yang mendukung TB pada paru, dinyatakan
sebagai TB ekstra paru.
Pasien yang menderita TB paru dan sekaligus juga menderita TB ekstra paru,
diklasifikasikan sebagai pasien TB paru.
1. Klasifikasi berdasarkan lokasi
anatomi dari penyakit
Tuberkulosis ekstra paru: Adalah TB yang terjadi pada
organ selain paru, misalnya: pleura, kelenjar limfe,
abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan
tulang.
1. Pasien baru TB: adalah pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TB
sebelumnya atau sudah pernah konsumsi OAT <1 bulan ( dari 28 dosis).
2. Pasien yang pernah diobati TB: pernah konsumsi OAT 1 bulan / lebih ( dari 28
dosis).
Pasien kambuh: pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh / pengobatan lengkap
dan saat ini didiagnosis TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis
Pasien yang diobati kembali setelah gagal: pasien TB yang pernah
diobati dan dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir.
Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up):
pernah diobati dan dinyatakan lost to follow up / putus berobat
Lain-lain: pasien TB yang pernah diobati tanpa diketahui hasil akirnya
Tahap Awal:
pengobatan intensf setiap hari selama 2 bulan (56hari), menurunkan jumlah kuman
dalam tubuh & meminimalisir kuman yang sudah resisten dari sebelum pengobatan
Tahap Lanjutan:
Tahap lanjutan untuk membunuh sisa sisa kuman dalam tubuh terutama
kuman persister, untuk kesembuhan dan mencegah kekambuhan
Obat anti TB (OAT)
OAT lini 1
Dosis dewasa
Untuk TB MDR
Jenis sediaan
KDT : disediakan dalam bentuk paket obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT).
Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obatdalam satu tablet.
Kombipak: paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid, Rifampisin,
Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk blister.
Panduan OAT Indonesia (WHO & ISTC)
Pasien baru:
Tetap di berikan obat lanjutan
Tes ulang pada bulan ke 5
Pasien pengobatan ulang:
Pasien terduga TB MDR
Uji kepekaan obat rujukan TB MDR
Tetap menyelesaikan OAT sampai bulan ke 5
Tes BTA pada bulan ke 5
1. Kehamilan
2. Ibu menyusui dan bayinya
3. Pasien TB pengguna kontrasepsi
4. Pasien TB dengan kelainan hati
5. Pasien TB dengan gangguan fungsi ginjal
Kehamilan
Batuk darah
Pneumotorak
Gagal nafas
Gagal jantung
Efusi pleura
Efek samping pengobatan TB pada anak