Anda di halaman 1dari 32

KOPLING FLUIDA DAN

TORQUE CONVERTER
Disusun Oleh:
Septo Widiyatmoko (15504241041)
Kiki Okta Dwi Utama (15504241042)
Dedy Wicaksono (15504241043)
Kopling
Pengertian secara umum :
Kopling merupakan seperangkat sistem atau seperangkat
mekanisme yang fungsinya adalah untuk memutus dan
menyambung tenaga yang berasal dari sumber tenaga itu
menuju ke beban yang akan dituju . Mekanisme penggeraknya
bisa bermacam-macam yaitu dari murni tenaga mekanik ( misal
rol kabel, tuas pendorong/penarik ) dan ada juga yang
menggunakan hidrolik serta selenoid agar tenaga yang
dibutuhkan untuk melakukan kerja kopling lebih ringan
Pengertian kopling dalam dunia otomotif :
Dalam dunia otomotif kususnya engine yang digunakan pada
kendaraan itu sangat membutuhkan control dalam penerusan momen
dari mesin , bila tidak maka roda akan slalu berputar atau mesin bisa
mati . Untuk itu kopling dalam dunia otomotif bertujuan untuk
mengontrol momen yang dihasilkan mesin menuju ke transmisi yang
pada akhirnya akan menuju ke roda . Kopling juga berguna untuk
membuat perpindahan gigi percepatan transmisi menjadi halus
dengan momen kejut dari mesin bisa diminimalisir
Fungsi kopling :
bahwa sudah dijelaskan diatas bahwa fungsi kopling kususnya
didunia otomotif yaitu untuk memutus dan menghubungkan momen
kerja mesin dari poros engkol menuju poros input shaf . Selain itu juga
berfungsi untuk menghaluskan perpindahan gigi percepatan pada
transmisi
Macam-macam kopling :

1. Friction Clutch

Friction clutch adalah tipe kopling yang paling umum


dipahami oleh banyak orang. Kopling inimenghubungkan dua
poros dengan menggunakan plat yang memiliki koefisien gesek
tertentu.
2. Kopling Sentrifugal
Kopling ini menggunakan gaya sentrifugal untuk dapat
secara otomatis meng-engage kopling pada saat putaran mesin
naik mencapai nilai tertentu.
3. Cone Clutch
Sesuai dengan namanya, kopling jenis ini
berbentuk cone pada bagian geseknya. Tipe ini masih termasuk
dalam jenis friction clutch.
Kopling Basah dan Kering

Kopling basah berarti kopling tersebut terendam di dalam oli


pelumas yang berfungsi sebagai pendingin, menjaga kebersihan di permukaan
kopling, menghasilkan performa yang halus, serta lebih tahan lama. Kopling
jenis ini sangat umum digunakan pada sepeda-sepeda motor.
Sedangkan kopling kering sesuai dengan namanya kopling ini tidak
terendam di dalam oli, sehingga daya transmisi powernya yang dihasilkan
lebih tinggi, dan debu dari gesekan antar plat koplingnya tidak akan
mengotori oli mesin.
6. Kopling Hidrolik (Fluid Coupling)

Kopling jenis ini tidak menggunakan bidang gesek seperti kopling


pada umumnya. Kopling ini menggunakan sistem hidrodinamik. Poros
penggerak terhubung dengan pompa hidrolik, sedangkan poros yang
digerakkan terhubung dengan motor hidrolik. Pompa dan motor hidrolik
tersebut menggunakan media kerja oli hidrolik tertentu yang mampu bekerja
di tekanan dan temperatur tinggi. Sistem kopling ini digunakan pada sistem
transmisi otomatis mobil.
Syarat kopling
1. Kopling harus secara halus melakukan penerusan (
memutus dan menyambung ) momen dari mesin ke
input shaf trasmisi
2. Tidak mudah slip
3. Balance atau seimbang
4. Tahan terhadap panas dan gesekan
5. Kuat dan tahan terhadap putaran tinggi
Pengertian dan fungsi Torque
Converter
Torque converter adalah suatu komponen power train yang bekerjanya
secara hidrolis. Prinsip kerja dari torque converter adalah merubah
tenaga mekanis dari engine menjadi energi kinetis (oil flow) dan
merubahnya lagi menjadi tenaga mekanis pada shaft outputnya.

Fungsi torque converter adalah sebagai berikut:


Sebagai kopling otomatis (automatic clutch) untuk meneruskan
engine torque ke input transmisi.
Meningkatkan (multiflies) torque yang dibangkitkan oleh engine.
Meredam getaran puntir (torsional vibration) dari engine dan drive
train.
Meratakan (smoothes) putaran engine
PRINSIP PEMINDAHAN TENAGA
Bila kita memasang dua buah kipas angin A dan B berhadapan satu sama lain,
kemudian kipas angin A dihidupkan, maka kipas angin B akan ikut berputar dengan
arah yang sama. Ini terjadi karena aliran udara dari kipas angin A membentur daun
(vane) kipas angin B dan selanjutnya kipas angin B akan terbawa berputar. Dengan
kata lain, terjadi pemindahan tenaga dari kipas angin A ke kipas angin B melalui angin
sebagai perantara. Torque converter bekerja dengan cara yang sama, pompa impeller
memainkan peranan kipas A dan turbine runner sebagai kipas B. perantaranya adalah
fluida (ATF).
PRINSIP PEMBESARAN MOMEN

Pada kedua kipas yang diceritakan sebelumnya ditambahkan air duct, udara
yang mengalir ke kipas B akan dikembalikan ke kipas A dari belakang melaui
air duct. Ini akan menyebabkan energi yang tertinggal di udara setelah
melalui kipas B akan membantu putaran kipas A. Dalam torque converter,
stator berfungsi sebagai air duct.
1. PUMP IMPELLER
Pump impeller disatukan dengan converter case dan converter case
dihubungkan ke poros engkol melalui drive plate, ini berarti pump impeller
akan berputar saat poros engkol berputar. Pump impeler berfungsi untuk
melemparkan fluida (ATF) ke turbine runner agar turbine runner ikut
berputar. Pump impeller terdiri dari vane dan guide ring. Guide ring berfungsi
untuk membentuk celah yang memperlancar aliran minyak.
2. TURBINE RUNNER
Turbine runner dihubungkan dengan over drive input shaft transmisi, ini
berarti turbine runner berfungsi untuk menerima lemparan fluida dari pump
impeller dan memutarkan over drive input shaft transmisi. Turbine runner
terdiri dari vane dan guide ring. Arah vane pada turbine runner berlawanan
dengan vane pump impeler.
3. STATOR
Stator ditempatkan di tengah-tengah antara pump impeller dan turbine
runner. Dipasang pada poros stator yang diikatkan pada transmission case
melalui one way clutch. Stator berfungsi mengarahkan fluida dari turbine
runner agar menabrak bagian belakang vane pump impeller, sehingga
memberikan tambahan tenaga pada pump impeller. One way clutch
memungkinkan stator hanya berputar searah dengan poros engkol. Oleh
karena itu, stator akan berputar atau terkunci tergantung dari arah dorongan
minyak pada vane stator.
CARA KERJA ONE WAY CLUTCH
Outer Race Berputar Searah Putaran Poros Engkol

Saat outer race berputar searah putaran poros engkol, ia akan mendorong
bagian atas sprag. Karena panjang l1 lebih pendek dari l , maka outer race
berputar.
Outer Race Berputar Berlawanan Arah Putaran Poros Engkol

Bila outer race berputar berlawanan arah putaran poros engkol, sprag tidak
dapat miring karena panjang l2 lebih panjang dari l. Akibatnya sprag berfungsi
sebagai baji yang mengunci outer race dan mencegahnya berputar. Retainer
spring dipasang untuk menjaga posisi sprag sedikit menghadap ke atas pada
arah hampir mengunci outer race.
FUNGSI ONE WAY CLUTCH

SAAT PUTARAN MESIN RENDAH


Saat perbedaan putaran antara pump impeller dan turbine runner besar,
fluida akan menghantam bagian depan vane stator, menyebabkan stator
berputar dengan arah berlawanan dengan putaran pump impeller. Karena
stator terkunci oleh one way clutch, ia tidak berputar tetapi vane-nya
menyebabkan arah aliran minyak diubah agar membentur bagian belakang
vane pump impeller
SAAT PUTARAN MESIN TINGGI
Saat perbedaan putaran antara pump impeller dan turbine runner kecil, fluida
akan menghantam bagian belakang vane stator, maka vane stator akan
menghalangi alian minyak. menyebabkan stator berputar dengan arah
berlawanan dengan putaran pump impeller. Karena stator terkunci oleh one
way clutch, ia tidak berputar tetapi vane-nya menyebabkan arah aliran
minyak diubah agar membentur bagian belakang vane pump impeller
2. CARA KERJA
Lock up clutch bekerja berdasarkan aliran fluida yang mengalir ke torque
converter (converter pressure).

Tidak Berhubungan
Pada saat kendaraan berjalan dengan kecepatan rendah, converter pressure
mengalir ke bagian depan lock-up clutch sehingga lock-up clutch tidak
bekerja.
MEKANISME LOCK-UP CLUTCH
Pada kenyataannya torque converter tidak dapat memindahkan
100 % tenaga mesin ke transmisi, jadi terdapat kerugian energi.
Oleh karena itu, digunakan mekanisme lock-up clutch yang
menghubungkan langsung pump impeller dengan turbine
runner, sehingga hampir 100% tenaga yang dibangkitkan oleh
mesin diteruskan ke transmisi.

1. KONSTRUKSI
Lock-up clutch dipasang pada turbine runner hub. Damper
spring berfungsi untuk mencegah terjadinya kejutan pada saat
lock up clutch bekerja. Bahan gesek (friction material) yang
terdapat pada lock up piston terbuat dari bahan yang sama
seperti yang digunakan pada brake dan clutch disc.
Berhubungan
Pada saat kendaraan berjalan dengan kecepatan sedang sampai tinggi, converter
pressure mengalir ke bagian belakang lock-up clutch sehingga lock-up clutch
tertekan ke arah converter case. Hal ini mengakibatkan lock up clutch bekerja.
Sirkulasi oli (ATF) pada Torque Converter

Karter / Bak Oli Pompa Oli Valve Body Pump Impeller Turbine
Runner Stator Oil Cooler Karter / Bak Oli

STALL / Posisi Diam : Oli mengalir spiral


mengelilingi Converter dengan aliran vortex yang cepat.
Ketika turbin pada posisi diam, Oli memasuki
pusat converter menuju impeller dan terlempar ke sisi
luar converter karena gaya sentrifugal. Oli menabrak
bilah turbin yang melengkung dan oleh sebab turbin
diam maka oli kembali ke pusat converter dengan aliran
berlawanan arah perputaran mesin. Oli
menekan stator yang terkunci oleh kopling searah (one-
way clutch). Bilah lengkung dari stator mengarahkan oli
kembali ke sisi belakang impeller untuk membantu
putaran mesin. Aliran ini menghasilkan pelipatan
tenaga puntir (torsi/torque), di mana pelipatan
maksimal terjadi saat posisi diam (stall).
Akselerasi : Aliran Oli bergerak spiral mengelilingi Converter.

Begitu turbin mulai bergerak, kekuatan aliran oli dari turbin ke stator mulai
menurun karena turbin mulai terimbas oleh gaya sentrifugal saat aliran oli
menuju stator. Pelipatan tenaga puntir (torsi/torque) tertinggi
saat stall (kira-kira 2.2:1) dan menurun seiring putaran turbin meningkat.
Ketika putaran turbin melambat relatif terhadap impeller disebabkan baik
oleh peningkatan beban mesin atau oleh peningkatan rpm mesin, maka
pelipatan tenaga puntir (torsi/torque) semakin meningkat.
Lock-up

Lock-up converter digunakan pada ECT (Electronically Controlled


Transmission) untuk menurunkan konsumsi BBM sewaktu cruising. ECT
memiliki konstruksi serupa dengan konvensional kecuali Lock-up
clutch yang terhubung ke turbin melalui pegas damper yang menyerap
getaran putaran (torsional vibration) dari mesin ketika kopling mengunci
(engage).
Lock-up Release

Pada posisi Release (lepas Lock-up), tekanan Torque Converter dari Valve
Body diarahkan antara Lock-Up Clutch dan Housing untuk menahan
kopling menjauh dari Housing. Oli selanjutnya mengalir mengitari Plat
sehingga terjadi operasi Torque Converter secara konvensional.
Lock-up Applied

Ketika PCM/TCM/TCU (Transmission Control


Module/Unit) memerintahkan solenoid untuk
menutup ventilasi pada Valve Body yang
menuju Torque Converter, dan melakukan
tekanan lock-up untuk menahan plat kopling
terhadap housing. Pada kondisi ini putaran 1:1
tercapai dan tidak ada pelipatan tenaga puntir
(torque) dapat terjadi.
Kelebihan dari torque converter:
Dalam perawatanya torque converter dibilang
sangatlah mudah, hanya memperhatikan kondisi oli
yang terutama.
Konstruksinya juga lebih simpel.
Biaya perawatan lebih murah.
Memberikan akselerasi lebih spontan dari pada CVT.

Kekurangan dari torque converter:


Tidak memiliki engine brake saat deselerasi.
Perpindahan giginya terbilang masih kasar ketimbang
CVT.
Lebih boros BBM tertama saat kondisi macet atau stop
and go.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai